Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TENTANG

INTEGRASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DAN


PENDIDIKAN GLOBAL PEMBELAJARAN DALAM IPS

DISUSUN OLEH
1. MUTIA ALKHALIFI
2. REZA MILASTA

WIDYASWARA INDONESIA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan
karunia-Nya terhadap penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah tentang Integrasi Pendidikan Multikultural Dan Pendidikan Global
Pembelajaran Dalam Ips. Tujuan disusunnya makalah ini guna melengkapi
tugas agar dapat menambah wawasan pembaca dan mahasiswa terutama
seorang calon pendidik generasi yang akan datang.

Tersusunnya makalah ini tentu tidak hanya hasil pemikiran kami saja,
melainkan ada juga hasil pemikiran beberapa orang hebat. Maka dari itu kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih perlu masukan
ataupun kritikan. Maka dari itu kami sangat memerlukan saran dan kritik yang
dapat menambah wawasan kami sehingga kami dapat menyusun makalah lebih
baik lagi untuk kedepannya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar belakang................................................................................. 1
B. Rumusan masalah............................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3

A. Pengertian Integrasi......................................................................... 3
B. Pengertian Pendidikan Multikultural .............................................. 3
C. Model Integrasi Multikultural DalamPendidikan ........................... 5
D. Pengertian Pendidikan Global......................................................... 6
E. Tujuan Pendidikan Global............................................................... 7
F. Kajian-kajian tentang pendidikan global ........................................ 7

BAB III PENUTUP .................................................................................... 11

A. Kesimpulan ..................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk baik secara etnis,


budaya, dan agama. Etnis yang ada di Indonesia tersebar secara geografis
dalam ribuan pulau¬-pulau . Setiap etnis memiliki budayanya tersendiri yang
berbeda dengan etnis yang lain yang telah ada di negeri ini dan mentradisi
sejak lama, bahkan sejak Indonesia belum dikenal. Kemajemukan masyarakat
Indonesia paling tidak dapat dilihat dari dua cirinya yang unik, pertama
secara horizontal, ia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial
berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, adat, serta perbedaan
kedaerahan, dan kedua secara vertikal ditandai oleh adanya perbedaan-
perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam
(Nasikun, 2004:34).

Keragaman tersebut tentu dapat merupakan sebagai sebuah kekuatan,


namun tak jarang justru menjadi sebuah ancaman. Sejak bangsa ini
diproklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta, lebih-lebih pada periode
Reformasi (sejak 1999 hingga sekarang) gejala itu telah tampak dengan kasat
mata. Ia bisa berupa konflik etnik, konflik agama, atau identitas lainnya yang
sering dipopulerkan dengan istilah konflik SARA (Suku, Agama, Ras dan
antar Golongan).

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meredakan berbagai konflik


tersebut, mulai dengan pendekatan refresif oleh “penguasa” sampai dengan
musyawarah antar etnik dan lintas agama, namun belum juga tampak gejala
berakhir, walaupun beberapa kasus mampu ditangani seperti GAM di Aceh
melalui Perjanjian Helsinki, Konflik Poso dan juga Peristiwa Sampit. Tentu
ini merupakan sebuah “PR” bagi kita semua, khusus kaum intelektual kampus
dan tentu juga pemerintah sebagai lembaga resmi yang sangat bertanggung
jawab atas kedamaian negeri ini.

1
B. Rumusan masalah

1. Defenisi integrasi
2. Pengertian pendidikan multicultural
3. Pengertian pendidikan global

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian integrasi


2. Mengetahui pengertian pendidikan multicultural
3. Mengetahui pengertian pendidikan global

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Integrasi
Integrasi berasal dari bahasa inggris yaitu integrasion yang memiliki
arti pembaruan hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Sedangkan jika
dipandang dari segi politis, integrasi merupakan proses menyatukan berbagai
kelompok sosial, aliran dan kekuatan – kekuatan lainnya dari seluruh wilayah
tanah air untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sehat,
dinamis, berkeadilan, sosial dan demokratis berdasarkan pancasila dan UUD
1945.
Sedangkan menurut Horton (1996), integrasi adalah proses
pengembangan masyarakat yang mana segenap kelompok ras dan etnik
mampu berperan secara bersama – sama dalam kehidupan budaya dan
ekonomi.

B. Pengertian Pendidikan Multikultural


1. Pendidikan Multikultural
James Banks dikenal sebagai perintis pendidikan multikultural.
Banks yakin bahwa sebagian dari pendidikan lebih mengarah pada
mengajari bagaimana berpikir daripada apa yang dipikirkan. Ia
menjelaskan bahwa siswa harus diajari memahami semua enis
pengetahuan aktif mendiskusikan kontruksi pengetahuan (knowledge
construction) dan interpretasi yang berbda-beda (Banks,1993). Siswa
yang baik adalah siswa yang selalu mempelajari semua pengetahuan dan
turut serta secara aktif dalam membicarakan konstruksi pengetahuan.
Siswa juga perlu disadarkan bahwa didalam pengetahuan yang diterima
itu terdapa beraneka ragam interpretasi yang sangat ditentukan oleh
kepentingan masing-masing, mungkin saja interpretasi itu nampak
bertentangan sesuai dengan sudut pandang pandangnya.Siswa harus
dibiasakan menerimaperbedaan.
Banks (2002) dalam Amirin (2012:2) menyatakan, “pendidikan
multikultural merupakan suatu bidang studi dan disiplin terpadu yang

3
tujuan utamanya adalah untuk menciptakan kesempatan pendidikan yang
sama bagi peserta didik dari kelompok rasial, etnik, kelas sosial, budaya
yang berbeda”. Pendidikan multikultural adalah ide, gerakan
pembaharuan pendidikan dan proses pendidikan yang tujuan utamanya
adalah untuk mengubah struktur lembaga pendidikan supaya siswa, baik
pria maupun wanita, siswa berkebutuhan khusus, dan siswa yang
merupakan anggota dari kelompok ras, etnis, dan kultur yang bermacam-
macam itu akan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai prestasi
akademis di sekolah.
Tilaar (2004:40) menjelaskan pendidikan multikultural adalah
pendidikan untuk meningkatkan penghargaan terhadap keragaman etnik
dan budaya masyarakat dimana nilai demokrasi, humanisme, dan
pluralism terkandung didalamnya. Selanjutnya menurut Yaqin (2005:5)
menjelaskan bahwa pendidikan multikulturalisme menawarkan satu
alternatif melalui penerapan strategi dan konsep pendidikan yang berbasis
pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat, khususnya yang
ada pada siswa, seperti keragaman etnis, agama, gender, status sosial, dan
bahasa.Strategi pendidikan ini tidak hanya bertujuan agar siswa mudah
memahami pelajaran tetapi juga meningkatkan kedasaran mereka untuk
selalu berperilaku toleransi, humanis, pluralis, dan demokratis.
Apapun definisi yang para pakar pendidikan kemukakan, bahwa
kenyataan bangsa Indonesia terdiri banyak etnik, dengan keragaman
budaya, agama, ras dan bahasa. Indonesia memiliki falsafah berbeda
suku, etnik, bahasa, agama dan budaya, tapi memiliki satu tujuan, yakni
terwujudnya bangsa Indonesia yang kuat, kokoh, memiliki identitas yang
kuat, sehingga tercapai sebagai bangsa yang maju, adil, makmur dan
sejahtera. Dengan demikian, pendidikan multikultural dapat diartikan
sebagai sebuah proses pendidikan yang memberi peluang sama pada
seluruh anak bangsa tanpa membedakan perlakuan karena perbedaan
etnik, budaya, dan agama, yang memberikan penghargaan terhadap
keragaman, dan yang memberikan hak-hak sama bagi etnik minoritas,
dalam upaya memperkuat persatuan dan kesatuan, identitas nasional

4
dan citra bangsa di mata internasional.
Pendidikan multikultural sekaligus juga untuk melatih
dan membangun karakter siswa agar mampu bersikap demokratis,
humanis dan pluralis dalam lingkungan mereka, dengan kata lain,
dapat digambarkan melalui sebuah pribahasa “sambil menyelam minum
air”.Artinya selain siswa diharapkan dapat dengan mudah memahami,
menguasai, dan mempunyai kompetensi yang baik terhadap mata
pelajaran yang diajarkan guru, siswa juga diharapkan mampu untuk
selalu bersikap dan menerapkan nilai-nilai demokratis, humanistik dan
pluralistik di sekolah atau di luar sekolah.
Hal ini senada dengan pernyataan Banks (2005) bahwa tujuan
dari pendidikan keberagaman adalah mengakui adanya kesempatan yang
sama bagi peserta didik dari berbagai golongan untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan di sekolah. Dengan terbentuknya kesempatan yang sama
untuk belajar di sekolah maka akan terbentuk kelompok-kelompok yang
berasal dari berbagai multi etnis dengan karakteristik masing-masing.
Di pertegas oleh Suryana & Rusdiana (2015) tujuan utama pendidikan
multikultural adalah mengubah pendekatan pelajaran dan pembelajaran
ke arah memberikan peluangyang sama pada setiap anak.Suryana
&Rusdiana(2015) menambahkan bahwa siswaditanamkanpemikiran
lateral, keanekaragaman, dan menghargai keunikan sehingga ada
perubahan sikap, perilaku, dan nilai-nilai khususnya civitas akademika
sekolah.

C. Model Integrasi Multikultural DalamPendidikan


1. Model Integrasi Fogarty
Menurut Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam
merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut
adalah:
1) fragmented (penggalan),
2) connected (keterhubungan),
3) nested (sarang),

5
4) sequenced (urutan / rangkaian),
5) shared (bagian),
6) webbed (jaring labalaba),
7) threaded(galur/benang),
8) integrated (keterpadua),
9) immersed (celupan/terbenam), dan
10) networked (jaringan).
Mengacuh pada sepuluh model yang sudah diutarakan di atas
maka, model yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini adalah
model integrated (keterpaduan). Di mana akan melihat dan mengkaji
sistem pendidikan yang diterapkan serta bagaimana guru
mengintegrasikan pendidikan multikultural dalam pembelajaran IPS
untuk membentuk karakter siswa

D. Pengertian Pendidikan Global


Pendidikan adalah suatu kegiatan yang biasanya dilakukan oleh satu
generasi ke generasi berikutnya baik melalui pengajaran maupun penelitian
yang berlangsung secara terus menerus. Menurut W.J.S. Poerwa darma
winta(1985:702) menjelaskan secara linguistik ,sebagai kata benda,
pendidikan berarti proses perubahan sikap dan timgkah laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melelui upaya
pengajaran dan latihan.
Menurut Sapriya (2017 , p. 120-138), bahwa pendidikan global
merupakan upaya untuk menanamkan suatu pandangan tentang dunia kepada
para siswa dengan memfokuskan bahwa terdapat saling keterkaitan antar
budaya, umat manusia dan kondisi planet bumi. Pada umumnya, tujuan setiap
pendidikan sama yaitu mendorong siswa berpikir kritis, namun dalam
pendidikan global fokus subtansinya berasal dari hal-hal yang mendunia
bercirikan pluralisme, interdependensi dan perubahan.
Pendidikan global merupakan suatu cara ataupun jalan untuk
menyampaikan kepada peserta didik bahwa di dunia ini memiliki banyak
perbedaan-perbedaan yang saling ketergantuingan satu sama lain yang tidak

6
dapat dipisahkan antara satu sama lain. Dari beberapa ulasan-ulasan di atas
dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan global adalah jalan yang di
tempuh untuk menanamkan pandangan tentang dunia yang memiliki banyak
perbedaan yang saling ketergantungan satu sama lain yang tidak dapat
dipisahkan.

E. Tujuan Pendidikan Global


Tujuan pendidikan global adalah mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap yang diperlukan untuk hidup secara efektif dalam dunia
yang sumber daya alamnya semakin menipis dan ditandai oleh
keberagaman etnis, budaya yang saling berkaitan. Pendidikan global juga
bertujuan untuk membantu peserta dan calon pendidik menghadapi era
globalisasi yang semakin meluas di dunia.
Mempelajari pendidikan global dapat mendorong peserta didik berpikir
kritis namun juga dapat berpikir lebih maju terhadap era globalisasi yang
semakin menjamur di dunia dan tidak dapat dihindari lagi karena dunia
semakin berkembang setiap waktu. Kita bisa menarik kesimpulan bahwa
mempelajari pendidikan global sangat penting apalagi bagi seorang calon
pendidik bagi generasi yang akan datang.

F. Kajian-kajian tentang pendidikan global


Willard M. Knip mengemukakan bahwa isi pendidikan global
dirumuskan dari realitas sejarah dan kondisi saat ini yang menggambarkan
dunia sebagai masyarakat global. Unsur kajian yang dianggap esensial
dan mendasar bagi pendidikan global yaitu kajian tentang nilai manusia,
kajian tentang sistem global, kajian tentang masalah-masalah dan isu-isu
global, kajian tentang sejarah hubungan dan saling ketergantungan antar
orang, budaya dan bangsa.
1. Kajian Tentang Nilai Manusia
Nilai-nilai yang dianut oleh banyak orang biasanya
menggambarkan bagaimana sikap, keyakinan dan perilakunya yang
bersumber dari pengalamannya. Nilai-nilai yang kita miliki bagaimana

7
cara kita memandang dunia dan bagaimana niali-nilai itu mempengaruhi
kita dan bagaimana kita menerapkannya dalam aktivitas kita sehari-hari.
Disamping nilai-nilai yang kita anut terkadang ada yang bersifat
aneh namun hal-hal yang paling penting ialah kebersamaan dalam
kelompok etnis nasional dan agama. Dalam diri kita terdapat banyak
nilai-nilai yang dapat mencerminkan bagaimana sikap, keyakinan dan
perilaku kita yang kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari
sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.
Terkadang nilai yang kita miliki berlebihan atau melampaui batas
kita yang dianggap universaldan menentukan kita sebagai
manusia.Dalam pendidikan global kita tertarik dalam nilai universal
yang melampaui identitas kelompok dan perbedaan nilai-nilai yang
menentukan keanggotaan kelompok dan memberikan konstribusi
terhadap pandangan dunia dan perspektif kita yang unik.
a. Nilai Universal
Pada tahun 1948 PBB berhasil menetapkan The Universal
Declaration of Human Right yang menegaskan bahwa manusia
berhak atas hidup (life), kebebasan (liberty), pemilikan (property),
kesamaan (equality), keadilan (justice), kebebasan beragama
(freedom of religion), kebebasan berbicara (free of speech), majelis
perdamaian dan perlindungan.
Nilai-nilai unuversal berasal dari berbagai ragam budaya
dan tradisi di dunia. Meskipun terdapat beragam perbedaan semua
bangsa di dunia telah mendukung nilai-nilai yang sama tanpa
mempedulikan aktu letak geografis. Nilai-nilai ini merupakan
suatu kakuatan umtuk melindungi umat manusia di dunia.
b. Perbedaan Nilai Manusia
Dalam pendidikan global mencerminkan juga mengajarkan
kepada siswa mengenal dan memahami keragaman masyarakat
dunia. Berbagai ragam perbedaan di dunia baik dari segi
kebudayaan, agama, perilaku dan jenis. Dari berbagai perbedaan
itulah pendidikan global mengajarkan bahwa kita harus bisa

8
membantu para siswa memandang kualitas kemanusiaan yang
berbeda dari dirinya.
2. Kajian Tentang Sistem Global
Karena kita berada di dalam lingkungan sistem interaksi global,
maka kita merasaka ketergantungan global. Itu tentunya memiliki
karakteristik, komponen, peluang interaksi, serta aturan main dan
pengaruhnya.salah satu konponen yang menjadi perhatian saat ini adalah
pendidikan global. Dalam hal ini memberikan pengertian kepada siswa
terhadap ketergantungan itu, maka materi pembelajarannya harus
diakitkan dengan pendidikan global dibidang ekonomi, politik, ekologi
dan teknologi sejalan dengan tempat dilingkungan mana mereka hidup.
a. Sistem ekonomi
Secara tidak sadar perilaku ekonomi yang kita lakukan
sehari-hari sudah cukup menjadi contoh adanya saling
kertergantungan.Ekonomi global merupakan sistem yang sangat
kompleks yang memiliki saling ketergantungan jauh lebih dari
sekedar hubungan konsumen dan produsen pada ilayah yang
berbeda. Pendidikan global akan membantu para siswa memandang
dirinya sendiri sebagai pelaku ekonomi dalam ekonomi global ini.
b. Sistem Politik Global
Peristiwa dunia saat ini sangat menunjukkan adanya
ketergantungan dalam bidang politik. Pemilihan umum sampai
sidang MPR di Indonesia dan kemungkinan-kemungkinan
perubahan struktur kekuasaan mendapat perhatian yang intensif
bagi seluruh dunia karena implikasi-implikasi akan mempengaruhi
keamanan Asia dan keseimbangan kekuatan antar negara- negara-
negara adikuasa.
Di dalam sistem ekologi bumi yang kompleks lapisan hidup
yang tipis mengelilingi bumi sangat mudah dipengaruhi dan
terancam oleh aktifitas hidup manusia.Dalam senua spesies
yang membangun kehidupa ini, manusialah peran paling
penting dan paling kritis dalam sistem ekologi karena manusia

9
memiliki kemampuan untuk mengelola,mengurus maupun
merusak. Pendidikan global akan membantu siswa merasa bahwa
dirinya bagian dari bumi dan mampu melestarikannya.
c. Sistem Teknologi
Pendidikan global akan memberikan kesempatan bagi para
siswa untuk melakukan ekplorasi teknologi, dengan dapat
mengetahui kecepatan transformasi dunia terhadap masyarakat
global,melakukan eksplorasi cabang- cabang transpormasi pada
masyarakat dan budaya dunia, mengembangkan keterampilan agar
dapat menaklukkan dunia.
3. Kajian Tentang Masalah dan Isu-isu global
Adapun ciri isu –isu dan masalah-masalah global,yaitu :
 Ruanglingkupnya bersifat transnasional.
 Isu-isu dan masalah-masalah hanya dapat di selesaikan melalui
tindakan multilateral.
 Konplik itu ada pada ciri pertama dan kedua.
 Masalah dan Isu-isu itu mempunyai sifat terus menerus,berkembang
menjadi masalah dan isu yang berkelanjutan.
 Isu dan masalah ini terkait hal yang lain.

4. Kajian Sejarah Hubungan Antarbangsa dan Saling Ketergantungan


Semua unsur yang ada dalam setiap dimensi merupakan bagian
penting dari displin ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, ekonomi, sosiologi,
antropologi, geografi, politik dan lain- lain. Untuk kepentingan
pengajaran di persekolahan semuabagian ini dapat diintegrasikan dalam
mata pelajaran IPS sehingga tuntunan untuk proses belajar mengajar akan
betul-betul bersifat global tuntunan kurikulum maupun kondisi di masa
depan akan tercapai sesuai harapan

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian pernyataan yang telah di tuliskan kita bisa menarik
kesimpulan bahwa pendidikan global merupakan suatu metode yang sangat
penting bagi seorang calon pendidik karena pendidikan global dapat
menanamkan rasa kesadaran terhadap peserta didik bahwasanya dunia ini
memiliki banyak perbedaan- perbedaan yang saling berketergantungan yang
erat antara satu samalain.

B. Saran
Dengan tersusunnya makalah ini kami selaku penulis berharap makalah
ini dapat memberikan manfaat dan dapat menambah wawasan setiap orang
yang membacanya.

11
Achmad Fedyani Saifuddin. 1986. Konflik dan Integrasi: Perbedaan Faham
dalam Agama Islam. Jakarta: Rajawali.

Badan Litbang Pusat Kurikulum, Depdiknas, 2007.

Banks, J.A. 1987. Teaching Strategies for Ethnic Studies. USA: Allyn and Bacon
Inc.

Banks, J.A. 1993. “Multikultural Educatian: Historical Development, Dimentions


and Practrice”. In Review of Research in Education, vol. 19, edited by L.
Darling-

Hammond. Washington, D.C.: American Educational Research Association. (E-


Book), diakses tanggal 15 Maret 2012).

Nasution, Toni & Maulana Arafat Lubis, Konsep Dasar IPS, Yogyakarta :
Samudra Biru, 2018

Sapriyadi, Pendidikan IPS, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2017.

Tatang, Ilmu Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia, 2012.

12

Anda mungkin juga menyukai