PEMIDANAAN KORPORASI
DALAM RANGKA PENGEMBALIAN ASET
O
L
E
H
SURYA JAYA
3. Doctrine Of Delegation :
Menurut doctrin ini, untuk membebankan tanggungjawab
kepada korporasi atas perbuatan yang dilakukan oleh
pegawai, pengurus didasarkan pada pendelegasian
kewenangan. Berdasarkan pendelegasian tersebut, maka
perbuatan yang dilakukan oleh pegawai dialihkan /
diatributkan kepada korporasi .
4. Doctrine Of Identification
Untuk membebankan tanggungjawab kepada korporasi
maka kesalahan dan perbuatan pidana yang dilakukan
oleh orang yang berada pada kedudukan tertinggi dalam
pengambilan keputusan dianggap mewakili kekuasaan
atau otoritas korporasi, atau merupakan “directing mind”
dari korporasi, adalah merupakan lingkup tanggungjawab
atasan/korporasi. Ini berarti, mens rea dan actus reus
yang dilakukan oleh “directing mind “ diatributkan pada
korporasi. Dengan kata lain kesalahan pengurus,
pengendali adalah sebagai atribut atau diidentifikasi
sebagai kesalahan korporasi . Menurut Muladi kehendak
dari kekuasaan direksi/maneger korporasi yang
mempunyai otoritas tertinggi dianggap mewakili
kehendak/kekuasan korporasi.
5. Doctrine Of Aggregation
Menurut doctrine ini, korporasi bertanggungjawab atas
kesalahan karyawan atau sejumlah pegawai dan secara
kumulatif memenuhi persyaratan delik. Artinya
pemenuhan unsur delik (actor reus dan mens rea ) tidak
bersifat individual. Dengan kata aggregasi atau kombinasi
kesalahan dari sejumlah orang, diatributkan pada
korporasi sehingga korporasi dibebani pertangungjawaban
pidana. Semua perbuatan dan kesalahan dari sekelompok
orang yang berhubungan signifikan dengan korporasi
dianggap dilakukan oleh satu orang saja.
1. Terdakwa 1
Nama : PT/CV/Yayasan
NPWP :
Izin Usaha :
Nama :
Tempat/Tanggal Lahir :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kebangsaan :
Agama :
Pekerjaan :
Pendidikan :
MODEL DAKWAAN / PENUNTUTAN
KORPORASI DALAM PRAKTEK
Saran :
1. Pengaturan sanksi pidana bagi korporasi dalam
beberapa UU harus disempurnakan.
2. Untuk mengefektifkan pidana denda sebaiknya ( ius
kontituendum ) dilakukan penyitaan terhadap harta
kekayaan terpidana tidak sekadar mengedepankan
pidana subsidair pengganti denda.
3. Untuk mengefektipkan denda tidak harus digantungkan
pada pidana subsidairmelainkan upaya aparat hukum
untuk melakukan penyitaan harta kekayaan
terdakwa/terpidana.
---------------------SJ-----------------------