Materi E BAB 3 (Fungsi Dan Peran Manusia)
Materi E BAB 3 (Fungsi Dan Peran Manusia)
Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah makhluk paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis, Binatang,
dan lain-lainnya. Dengan tidak mengurangi keimanan kita ,pendapat-pendapat lain sepatutnya
kita jadikan pula sebagai pembanding sehingga umat islam bias memilih, mana di antara
pendapat itu yang sesuai dengan jalan pikirannya.
a. Erbe Sentanu
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dikatakan bahwa manusia
adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
b. I Wayan Watra
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia
adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya
dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
a. Al-insaan berarti suka, senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering lupa.
d. Bani adam berarti anak-anak Adam karena berasal dari keturunan nabi Adam.
Allah selaku pencipta alam semesta dan manusia telah memberikan informasi lewat wahyu Al-
quran dan realita yang tampak pada diri manusia. Informasi itu diberi- Nya melalui ayat-ayat
tersebar tidak bertumpuk pada satu ayat atau satu surat.
Tujuan penciptaan manusia adalah untuk penyembahan Allah. Pengertian penyembahan kepada
Allah tidak boleh diartikan secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek ritual yang
tercermin salam solat saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia pada hukum Allah dalam
menjalankan kehidupan di muka bumi, baik ibadah ritual yang menyangkut hubungan vertical
(manusia dengan Tuhan) maupun ibadah sosial yang menyangkut horizontal ( manusia dengan
alam semesta dan manusia). Allah menciptakan manusia untuk mengenal-Nya. Jika kita
mengenal Allah kita akan ikhas beribadah kepada-Nya, karena Allah tidak membutuhkan
sedikitpun pada manusia termasuk pada ritual-ritual penyembahannya. Dalam hal ini Allah
berfirman:
Penyembahan yang sempurna dari seseorang manusia akan menjadikan dirinya sebagai khalifah
Allah di muka bumi dalam mengelola kehidupan alam semesta. Keseimbangan alam dapat
terjaga dengan hukum-hukum alam yang kokoh. Keseimbangan pada kehidupan manusia tidak
sekedar akan menghancurkan bagian-bagian alam semesta yang lain, inilah tujuan penciptaan
manusia di tengah-tengah alam.
Fungsi dan peranan manusia berpedoman kepada QS Al Baqarah ayat 30-36, maka peran yang
dilakukan adalah sebagai pelaku ajaran Allah dan sekaligus pelopor dalam membudayakan
ajaran Allah. Untuk menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran
Allah, seseorang dituntut memulai dari diri dan keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan Allah,
diantaranya adalah :
1. Belajar
Belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah
yaitu Al Qur’an.
2. Mengajarkan ilmu
Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah maka wajib untuk mengajarkannya kepada
manusia lain.Yang dimaksud dengan ilmu Allah adalah Al Quran. Allah berfirman dalam
QS Al-Baqarah ayat 31-39
3. Membudayakan ilmu
Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan
dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah
dicontohkan oleh Nabi SAW yang tercantum dalam QS Al-Mukmin ayat 35.
Di dalam Al Qur’an disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada manusia, yaitu :
1. Menjadi abdi Allah. Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi kepada Allah
dan tidak mau mengabdi kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi kepada nafsu dan
syahwat. Yang dimaksud dengan abdi adalah makhluk yang mau melaksanakan apapun perintah
Allah meski terdapat resiko besar di dalam perintah Allah. Abdi juga tidak akan pernah
membangkang terhadap Allah. Hal ini tercantum dalam QS Az Dzariyat : 56“Dan tidak Aku
ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”
2. Menjadi saksi Allah. Sebelum lahir ke dunia ini, manusia bersaksi kepada Allah bahwa hanya
Dialah Tuhannya.Yang demikian dilakukan agar mereka tidak ingkar di hari akhir nanti.
Sehingga manusia sesuai fitrahnya adalah beriman kepada Allah tapi orang tuanya yang
menjadikan manusia sebagai Nasrani atau beragama selain Islam. Hal ini tercantum dalam QS Al
A’raf : 17
3. “Dan (ingatlah), keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):”Bukankah Aku ini Tuhanmu?”. Mereka
menjawab:”Betul (Engkau Tuhan Kami),kami menjadi saksi”.(Kami lakukan yang demikian itu)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:”Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-
orang yang lengah terhadap ini(keesaan Tuhan)”
Agar manusia bisa menjalankan kekhalifahannya dengan baik, Allah telah mengajarkan
kepadanya kebenaran dalam segala ciptaan-Nya dan melalui pemahaman serta penguasaan
terhadap hukum-hukum yang terkandung dalam ciptaan-Nya, manusia bisa menyusun konsep-
konsep serta melakukan rekayasa membentuk wujud baru dalam alam kebudayaan. Dua peran
yang di pegang manusia di muka bumi. Sebagai khalifah dan ‘abd merupakan perpaduan tugas
dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika hidup, yang sarat dengan kreatifitas dan amaliah
yang selalu berpihak pada nilai-nilai kebenaran. Oleh karena itu hidup seorang muslim akan di
penuhi dengan amaliah, kerja keras yang tiada henti, sebab bekerja bagi seorang muslim adalah
membentuk satu amal shaleh. Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan sebagai
makhluk Allah, bukanlah dua hal yang bertentangan melainkan suatu kesatuan yang padu dan
tidak terpisahkan. Kekhalifaan adalah ralisasi dari pengabdiannya kepada Allah yang
menciptakannya.Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang
menyebabkan derajat manusia meluncur jatuh ke tingkat yang paling rendah. Dengan demikian,
manusia sebagai khalifah Allah merupakan satu kesatuan yang menyampurnakan nilai
kemanusiaan yang memiliki kebebasan berkreasi dan sekaligus menghadapkannya pada tuntutan
kodrat yang menempatkan posisinya pada keterbatasan.
DAFTAR PUSTAKA
http://studyinglathif.blogspot.com/p/blog-page_54.html