Anda di halaman 1dari 11

Sejarah Pancasila dan Sejarah Bangsa

Tiap kelompok merumuskan perkembangan Pancasila pada setiap periode yaitu orde
lama, orde baru, dan reformasi. Kemudian silakan merumuskan peristiwa-peristiwa
penting yang terjadi pada tiap periode tersebut. Tugas dapat diperguat dengan
tabel/gambar atau media lain untuk memperkaya penjelasan. Pada setiap akhir
periode, setiap anggota kelompok harus menuliskan argumentasi pribadinya
terhadap kondisi pada periode itu minimal satu paragraf.
Tugas diketik, disimpan PDF dan dilampirkan.

Methania Risvi 18129280

Perkembangan Pancasila Periode Reformasi

Tantangan dalam Penerapan Pancasila di Era Reformasi yang Wajib


Diketahui
Puti Yasmin - detikEdu
Kamis, 26 Agu 2021 16:15 WIB

Jakarta - Dasar negara Indonesia adalah Pancasila yang wajib diterapkan


dalam setiap masa. Namun, ternyata ada beberapa tantangan dalam
penerapan Pancasila di era reformasi.

Pancasila sendiri pertama kali disahkan pada 18 Agustus 1945 dan


diterapkan sebagai dasar negara di setiap era. Mulai di masa awal
kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan masa reformasi sampai sekarang.

Walaupun begitu, ternyata penerapan Pancasila pernah mengalami pasang


surut. Bahkan, ada upaya mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa dengan ideologi lain.
Masa reformasi sendiri berlangsung dari tahun 1998 hingga saat ini.
Penerapannya ditandai dengan kebebasan berbicara, berorganisasi, hingga
berekspresi di kehidupan masyarakat.

Bagaimana Pancasila pada Era Reformasi?


Dikutip dari buku 'Super Complete SMP' oleh Tim Guru Inspiratif, penerapan
Pancasila tidak lagi dihadapkan pada ancaman pemberontakan-
pemberontakan yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain. Namun,
ternyata Pancasila belum difungsikan secara maksimal.

Diketahui, banyak masyarakat yang hafal butir-butir Pancasila, tetapi belum


memahami makna sesungguhnya. Adapun, tantangan dalam penerapan
Pancasila di era reformasi adalah menurunnya rasa persatuan dan kesatuan
di antara sesama warga bangsa.

Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan ditandai dengan konflik antar


daerah, dan tawuran antar pelajar. Selain itu, tindakan kekerasan yang
dijadikan sebagai alat untuk menyelesaikan permasalahan.

Padahal, adanya penerapan Pancasila pada masa reformasi sebagai dasar


negara diharapkan mampu memberikan kehidupan yang lebih baik, sesuai
cita-cita bersama.

Sudah jelaskan, detikers tantangan dalam penerapan Pancasila di era


reformasi adalah konflik yang memecah belah persatuan dan kesatuan?

Baca artikel detikedu

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5697499/tantangan-dalam-
penerapan-pancasila-di-era-reformasi-yang-wajib-diketahui
Penerapan Pancasila pada Masa Reformasi

Usai Orde Baru berakhir, rezim pemerintahan berganti ke masa Reformasi,


sejak 1998 sampai sekarang. Dalam era Reformasi, penerapan Pancasila
pun disesuaikan dengan perkembangan zaman. Pada masa Reformasi,
Pancasila masih ada dalam pendidikan sekolah melalui pengajaran di kelas,
meski tak seketat era Orde Baru.

Penerapan Pancasila Masa Reformasi

Masa Reformasi dimulai setelah Soeharto memutuskan mundur dari kursi


jabatannya dan digantikan oleh BJ Habibie. Dalam pemerintahannya, BJ
Habibie berusaha memperbaiki sistem ekonomi, mereformasi bidang politik
dan hukum, mengeluarkan UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan
Menyatakan Pendapat di Muka Umum, dan sebagainya.

Mulai masa Reformasi, penerapan Pancasila sebagai ideologi negara juga


terus dikembangkan sampai saat ini. Masa sebelumnya, penerapan Pancasila
di era Orde Lama dan Orde Baru dianggap tidak berhasil. Orde Lama dan
Orde Baru dianggap gagal menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia. Salah satu penyebab kegagalan tersebut adalah
sebagai berikut:

Orde Lama
MPRS melakukan pengangkatan Soekarno untuk menjadi Presiden Indonesia
seumur hidup
Terjadi penyimpangan ideologi, yaitu ideologi Pancasila berubah makna
menjadi nasionalis, agama, dan komunis
Hilangnya sikap politik Indonesia, yaitu sikap politik luar negeri bebas dan
aktif yang berubah menjadi Politik Poros
DPR dibubarkan oleh presiden
Hak melaksanakan budget DPR tidak lagi berjalan setelah tahun 1960

Orde Baru
Banyak kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme
Pembangunan di Indonesia tidak merata, hanya terjadi di Pulau Jawa dan
terjadi kesenjangan pembangunan di pulau-pulau lainnya
Timbul rasa ketidakpuasan di Aceh dan Papua karena kesenjangan tersebut
Timbul kecemburuan antarpenduduk dalam kegiatan transmigrasi
Pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang memarak
Pembungkaman kritik dan oposisi

Inti dari Reformasi sendiri adalah memelihara kinerja bangsa dan negara
yang sudah baik di masa lampau dan memperbaiki kekurangannya.

Pada era Reformasi, Pancasila direinterpretasi, yaitu Pancasila harus selalu


diinterpretasikan kembali sesuai dengan perkembangan zaman.

Penginterpretasian Pancasila harus relevan dan kontekstual, serta sinkron


atau sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Berbagai perubahan
dilakukan untuk memperbaiki nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara
di bawah ideologi Pancasila. Namun, masih banyak masalah sosial-ekonomi
yang belum juga terselesikan.

Pancasila di era Reformasi dapat dikatakan tidak jauh berbeda dengan era
Orde Lama dan Orde Baru, karena tetap ada tantangan yang harus dihadapi.
Tantangan tersebut adalah Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang masih
terus terjadi. Pancasila seakan-akan tidak memiliki kekuatan untuk menuntun
masyarakat.

Beberapa kelemahan yang melenceng dari nilai-nilai Pancasila di era


Reformasi, yaitu:
Pancasila dijadikan sebagai ideologi bangsa tanpa memperhatikan
relevansinya dengan perkembangan zaman
Para elite politik cenderung hanya memanfaatkan gelombang reformasi ini
untuk meraih kekuasaan
Pemerintah kurang konsisten dalam menegakkan hukum
Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan yang ditandai dengan adanya
konflik di beberapa daerah

BPIP
Dalam rangka mengaktualisasi nilai-nilai Pancasila, pemerintah Republik
Indonesia melakukan pembinaan ideologi Pancasila terhadap seluruh
penyelenggara negara.

Pada 19 Mei 2017, Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan


Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan
Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Akan tetapi, UKP-PIP dirasa masih butuh
disempurnakan lagi dan direvitalisasi tugas dan fungsinya.

Selain itu, Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 juga perlu diganti untuk
penguatan pembinaan ideologi Pancasila. Atas pertimbangan tersebut, maka
tanggal 28 Februari 2018, Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan
Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
(BPIP).

BPIP bertugas untuk:


Membantu Presiden merumuskan arah kebijakaan pembinaan ideologi
Pancasila
Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembinaan ideologi
Pancasila
Melaksanakan penyusunan standardisasi pendidikan dan pelatihan
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Memberikan rekomendasi
berdasarkan hasil kajian terhadap kebijakan atau regulasi yang bertentangan
dengan Pancasila kepada lembaga tinggi negara, kementerian, pemerintahan
daerah, organisasi sosial politik, dan komponen masyarakat lainnya.
Namun pembentukan BPIP kerap dikritik karena dianggap tidak jelas fungsi
dan tujuannya.

RUU HIP
Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) adalah
usulan dari Badan Legislasi DPR RI.

Usulan RUU tersebut dilatarbelakangi oleh belum adanya landasan hukum


yang mengatur tentang Haluan Ideologi Pancasila sebagai pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Akan tetapi, RUU HIP ini menuai beberapa kontroversi. Terdapat beberapa
pihak yang menyoroti adanya konsep Trisila dan Ekasila dalam salah satu
pasal dalam RUU HIP, yaitu Bab II Pasal 7.

Bab II Pasal 7 berbunyi:


(1) Ciri pokok Pancasila adalah keadilan dan kesejahteraan sosial dengan
semangat kekeluargaan yang merupakan perpaduan prinsip ketuhanan,
kemanusiaan, kesatuan, kerakyatan/demokrasi politik dan ekonomi dalam
satu kesatuan.
(2) Ciri pokok pancasila berupa trisila, yaitu: sosio-nasionalisme, sosio-
demokrasi, serta ketuhanan yang berkebudayaan.
(3) Trisila sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terkristalisasi dalam ekasila,
yaitu gotong-royong. Seseorang yang menyoroti dua konsep tersebut adalah
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas.

Menurut Anwar, memeras Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila merupakan


bentuk pengkhianatan terhadap bangsa dan negara.

Pancasila berperan sebagai norma fundamental yang harus dilihat secara


satu kesatuan.
Referensi:
Dewi, Sanda. Andrew Shandy Utama. (2018). Pancasila Sebagai Ideologi
Bangsa Indonesia Serta Perkembangan Ideologi Pancasila Pada Masa Orde
Lama, Orde Baru, dan Era Reformasi. Jurnal PPKn&Hukum. Vol. 13. No 1
April 2018.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/11/120000079/penerapan-
pancasila-pada-masa-reformasi?page=all

Kompas.com - 11/11/2021, 12:00 WIB BAGIKAN: Komentar Lihat Foto BJ


Habibie, Kamis (21/5/1998) mengucapkan sumpah sebagai Presiden RI yang
baru di Jakarta, disaksikan presiden sebelumnya, Soeharto(Dokumen
Kompas) Penulis Verelladevanka Adryamarthanino | Editor Nibras Nada
Nailufar KOMPAS.com - Usai Orde Baru berakhir, rezim pemerintahan
berganti ke masa Reformasi, sejak 1998 sampai sekarang. Dalam era
Reformasi, penerapan Pancasila pun disesuaikan dengan perkembangan
zaman. Pada masa Reformasi, Pancasila masih ada dalam pendidikan
sekolah melalui pengajaran di kelas, meski tak seketat era Orde Baru. Baca
juga: Masa Reformasi di bawah Pemerintahan BJ Habibie Penerapan
Pancasila Masa Reformasi Masa Reformasi dimulai setelah Soeharto
memutuskan mundur dari kursi jabatannya dan digantikan oleh BJ Habibie.
Dalam pemerintahannya, BJ Habibie berusaha memperbaiki sistem ekonomi,
mereformasi bidang politik dan hukum, mengeluarkan UU Nomor 9 Tahun
1998 tentang Kemerdekaan Menyatakan Pendapat di Muka Umum, dan
sebagainya. Mulai masa Reformasi, penerapan Pancasila sebagai ideologi
negara juga terus dikembangkan sampai saat ini. Masa sebelumnya,
penerapan Pancasila di era Orde Lama dan Orde Baru dianggap tidak
berhasil. Orde Lama dan Orde Baru dianggap gagal menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu penyebab
kegagalan tersebut adalah sebagai berikut: Orde Lama MPRS melakukan
pengangkatan Soekarno untuk menjadi Presiden Indonesia seumur hidup
Terjadi penyimpangan ideologi, yaitu ideologi Pancasila berubah makna
menjadi nasionalis, agama, dan komunis Hilangnya sikap politik Indonesia,
yaitu sikap politik luar negeri bebas dan aktif yang berubah menjadi Politik
Poros DPR dibubarkan oleh presiden Hak melaksanakan budget DPR tidak
lagi berjalan setelah tahun 1960 Baca juga: Pers di Era Orde Lama Orde Baru
Banyak kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme Pembangunan di Indonesia
tidak merata, hanya terjadi di Pulau Jawa dan terjadi kesenjangan
pembangunan di pulau-pulau lainnya Timbul rasa ketidakpuasan di Aceh dan
Papua karena kesenjangan tersebut Timbul kecemburuan antarpenduduk
dalam kegiatan transmigrasi Pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang
memarak Pembungkaman kritik dan oposisi Baca juga: Utang Luar Negeri
Masa Orde Baru Lihat Foto Ilustrasi Pancasila (freepik.com/user4344078) Inti
dari Reformasi sendiri adalah memelihara kinerja bangsa dan negara yang
sudah baik di masa lampau dan memperbaiki kekurangannya. Pada era
Reformasi, Pancasila direinterpretasi, yaitu Pancasila harus selalu
diinterpretasikan kembali sesuai dengan perkembangan zaman.
Penginterpretasian Pancasila harus relevan dan kontekstual, serta sinkron
atau sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Berbagai perubahan
dilakukan untuk memperbaiki nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara
di bawah ideologi Pancasila. Namun, masih banyak masalah sosial-ekonomi
yang belum juga terselesikan. Pancasila di era Reformasi dapat dikatakan
tidak jauh berbeda dengan era Orde Lama dan Orde Baru, karena tetap ada
tantangan yang harus dihadapi. Tantangan tersebut adalah Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme (KKN) yang masih terus terjadi. Pancasila seakan-akan tidak
memiliki kekuatan untuk menuntun masyarakat. Beberapa kelemahan yang
melenceng dari nilai-nilai Pancasila di era Reformasi, yaitu: Pancasila
dijadikan sebagai ideologi bangsa tanpa memperhatikan relevansinya dengan
perkembangan zaman Para elite politik cenderung hanya memanfaatkan
gelombang reformasi ini untuk meraih kekuasaan Pemerintah kurang
konsisten dalam menegakkan hukum Menurunnya rasa persatuan dan
kesatuan yang ditandai dengan adanya konflik di beberapa daerah Baca juga:
Penerapan Pancasila pada Masa Orde Baru BPIP Dalam rangka
mengaktualisasi nilai-nilai Pancasila, pemerintah Republik Indonesia
melakukan pembinaan ideologi Pancasila terhadap seluruh penyelenggara
negara. Pada 19 Mei 2017, Presiden Joko Widodo menandatangani
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden
Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Akan tetapi, UKP-PIP dirasa masih
butuh disempurnakan lagi dan direvitalisasi tugas dan fungsinya. Selain itu,
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 juga perlu diganti untuk penguatan
pembinaan ideologi Pancasila. Atas pertimbangan tersebut, maka tanggal 28
Februari 2018, Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden
Nomor 7 Tahun 2018 tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
BPIP bertugas untuk: Membantu Presiden merumuskan arah kebijakaan
pembinaan ideologi Pancasila Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan
pengendalian pembinaan ideologi Pancasila Melaksanakan penyusunan
standardisasi pendidikan dan pelatihan Menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil kajian terhadap
kebijakan atau regulasi yang bertentangan dengan Pancasila kepada
lembaga tinggi negara, kementerian, pemerintahan daerah, organisasi sosial
politik, dan komponen masyarakat lainnya. Namun pembentukan BPIP kerap
dikritik karena dianggap tidak jelas fungsi dan tujuannya. Baca juga:
Penerapan Pancasila pada Masa Orde Lama RUU HIP Rancangan Undang-
Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) adalah usulan dari Badan
Legislasi DPR RI. Usulan RUU tersebut dilatarbelakangi oleh belum adanya
landasan hukum yang mengatur tentang Haluan Ideologi Pancasila sebagai
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara. Akan tetapi, RUU HIP ini
menuai beberapa kontroversi. Terdapat beberapa pihak yang menyoroti
adanya konsep Trisila dan Ekasila dalam salah satu pasal dalam RUU HIP,
yaitu Bab II Pasal 7. Bab II Pasal 7 berbunyi: (1) Ciri pokok Pancasila adalah
keadilan dan kesejahteraan sosial dengan semangat kekeluargaan yang
merupakan perpaduan prinsip ketuhanan, kemanusiaan, kesatuan,
kerakyatan/demokrasi politik dan ekonomi dalam satu kesatuan. (2) Ciri
pokok pancasila berupa trisila, yaitu: sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi,
serta ketuhanan yang berkebudayaan. (3) Trisila sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) terkristalisasi dalam ekasila, yaitu gotong-royong. Seseorang
yang menyoroti dua konsep tersebut adalah Sekretaris Jenderal Majelis
Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas. Menurut Anwar, memeras Pancasila
menjadi Trisila dan Ekasila merupakan bentuk pengkhianatan terhadap
bangsa dan negara. Pancasila berperan sebagai norma fundamental yang
harus dilihat secara satu kesatuan. Referensi: Dewi, Sanda. Andrew
Shandy Utama. (2018). Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia Serta
Perkembangan Ideologi Pancasila Pada Masa Orde Lama, Orde Baru, dan
Era Reformasi. Jurnal PPKn&Hukum. Vol. 13. No 1 April 2018. Dapatkan
update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari
bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link
https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi
Telegram terlebih dulu di ponsel. Baca berikutnya Bagaimana Persia Berubah
Menjadi Iran? Lihat Stori Selengkapnya Masa Reformasi di bawah
Pemerintahan Gus Dur Masa Reformasi di bawah Pemerintahan Megawati
Soekarnoputri Dampak Reformasi dalam Bidang Politik Dampak Reformasi
dalam Bidang Ekonomi Dampak Reformasi di Bidang Sosial VIDEO PILIHAN
00:13 / 01:28 1x Masa Karantina Pelaku Perjalanan Luar Negeri Bakal Jadi
3 Hari Saja 15 15 01:14 Tap to unmute 01:50 Kobar Deklarasikan Dukungan
Untuk Jokowi, Sebut Aspirasi Masa Jabatan 3 Periode Tak Bisa Dilarang 20
Februari 2022 03:03 Jokowi Paling Lambat Tunjuk Kepala Otorita IKN Pada
15 April 2022 20 Februari 2022 02:25 Mendag Sidak Ke Pasar Tambakrejo:
Penerapan Harga Tertinggi Minyak Goreng Belum Merata! 19 Februari 2022
01:28 Masa Karantina Pelaku Perjalanan Luar Negeri Bakal Jadi 3 Hari Saja
14 Februari 2022 01:50 Kobar Deklarasikan Dukungan Untuk Jokowi, Sebut
Aspirasi Masa Jabatan 3 Periode Tak Bisa Dilarang 20 Februari 2022 03:03
Jokowi Paling Lambat Tunjuk Kepala Otorita IKN Pada 15 April 2022 20
Februari 2022 02:25 Mendag Sidak Ke Pasar Tambakrejo: Penerapan Harga
Tertinggi Minyak Goreng Belum Merata! 19 Februari 2022 01:28 Masa
Karantina Pelaku Perjalanan Luar Negeri Bakal Jadi 3 Hari Saja 14 Februari
2022 01:50 Kobar Deklarasikan Dukungan Untuk Jokowi, Sebut Aspirasi
Masa Jabatan 3 Periode Tak Bisa Dilarang 20 Februari 2022 03:03 Jokowi
Paling Lambat Tunjuk Kepala Otorita IKN Pada 15 April 2022 20 Februari
2022 Sumber Kemdikbud,Kompas.com

Penulis : Verelladevanka Adryamarthanino


Editor : Nibras Nada Nailufar

Anda mungkin juga menyukai