DIAJUKAN OLEH
RIRIN SRI CINDRAYANA
PK 115 017 034
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
salah satu penyakit yang mengancam kesehatan manusia pada abad ke-21.
dan perubahan gaya hidup modern perkotaan yang serba cepat dan penuh
degenerative (Suyono,2007 ).
penggunaan insulin saat ini 0.55% orang dewasa amerika serikat telah
didiagnosis diabetes tipe I, tercatat 1.3 juta orang dewasa dan 8.6% telah
2
Di Indonesia secara umum angka prevelensi diabetes mellitus
3.4%. (Riskesdas,2018).
2020 dilakukan melalui edukasi, deteksi dini factor resiko PTM, dan
Kabupaten Sigi pada tahun 2020, penyakit diabetes mellitus menjadi yang
3
ke tiga dari lima besar penyakit terbanyak di wilayah kerja puskesmas
tinggede. Data yang diperoleh pada tahun 2020 untuk penyakit diabetes
mereka tidak baik karena masih makan makanan instan dan juga 3 orang
manis seperti minum teh manis dan kopi dengan takaran gula yang
berlebih. sedangkan pola aktivitas mereka juga masih kurang dan jarang
yang siap saji dengan kandungan berenergi tinggi, lemak dan sedikit serat
4
Pada penderita diabetes mellitus dianjurkan untuk menerapakan
pola makan yang sehat agar terhindar dari diabetes mellitus, dengan cara
selain itu juga bisa dengan melakukan aktifitas fisik atau olahraga secara
penerapan kepatuhan diet DM, karena pada salah satu faktor yang dapat
factor resiko diabetes mellitus adalah gaya hidup yang tidak sehat seperti
kurangnya aktivitas fisik, diet yang tidak sehat dan tidak seimbang serta
obesitas. Maka dari itu hal terpenting dari pengendalian diabetes mellitus
pola makan dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe II di
besar responden umur >45 tahun dengan jumlah 48 responden (64%) dan
bahwa terdapat hubungan antara pola aktifitas dan pola makan dengan
kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus. Dengan hasil tingkat
aktifitas fisik ringan, pola makan yang tidak baik, dan kadar gula darahnya
tinggi.
salah satunya adalah dengan merubah pola makan pasien yang dapat
memicu kadar gula darah tinggi, karena sebelumnya kadar gula darah
penelitian tentang “hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan kadar
B. Rumusan masalah
6
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
aktivitas fisik dengan kadar gula pada pasien diabetes mellitus di desa
2. Tujuan khusus
sigi.
D. Manfaat penelitian
mengenai hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan kadar gula
darah pada pasien diabetes mellitus, selain itu juga dapat di jadikan
diabetes mellitus.
2. Bagi responden
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
tidak cukup dalam menghasilkan insulin ketika tubuh sedang tidak efisien
darah adalah efek yang tidak terkontrol, pada penyakit diabetes mellitus
Hormon insulin ialah hormone yang dapat mengatur kadar gula darah dan
jumlah hormone insulin yang tidak mencukupi atau tidak dapat bekerja
secara normal, padahal hormin ini memiliki peran utama dalam mengatur
2. Etiologi
a. Jenis Kelamin
2016).
b. Obesitas (Kegemukan)
c. Usia
drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun dan muncul setelah
10
mereka yang berat badan berlebih sehingga tubuhnya tidak peka lagi
Mayulu, 2016).
d. Makanan
e. Pendidikan
f. Olahraga
11
3. Patifisiologi
menjadi glukosa protein menjadi asam amino, dan lemak menjadi asam
lemak. Ketiga zat makan itu akan diserap oleh usus dan kemudian
Supaya dapat berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus
masuk dulu ke dalam sel supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat makan
terutama glukosa dibakar melalui proses kimia yang rumit, yang hasil
suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta di pancreas (Prof.
banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel
kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan tadi lubang kuncinya
12
karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk
sel akan sedikit, sehingga sel akan kekurangan bahan bakar (glukosa)
dan glukosa di dalam pembuluh darah meningkat (Prof. Dr. dr. Anies,
2018).
4. Manisfestasi Klinis
a. Keluhan klasik
Rasa haus yang sering dialami penderita karena banyak cairan yang
Karena rasa haus yang disebabkan dengan udara panas atau beban
minum.
13
4) Penurunan berat badan dan rasa lemah
glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel
terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot.
menjadi kurus.
b. Keluhan lain
kaki.
2) Gangguan penglihatan
3) Gatal
14
Luka ini dapat timbul karena akibat luka lecet karena sepatu atau
4) Gangguan ereksi
masalah seks.
5) Keputihan
dirasakan.
5. Klasifikasi
produksi insulin.
15
diberikan terapi insulin. IDDM berjumlah 10% dari kasus diabetes
mellitus.
berat badan.
keadaan genetic.
16
5) Obat-obat yang bersifat toksik terhadap sel-sel beta dan infeksi.
6. Komplikasi
1. Penyakit Jantung
7. Penatalaksanaan
a. Diet
normal
17
3) Mencegah komplikasi akut dan kronik
b. Olahraga
c. Obat
18
Untuk sediaan obat hipoglikemik oral terbagi menjadi 3, yaitu :
fenilalanin).
prandial.
yaitu:
19
c. Insulin masa kerja sedang dengan mula kerja cepat, yaitu insulin
3. Terapi Kombinasi
e. Perawatan kaki
20
mempertahankan status gizi yang baik dan pengendalian diabetes
menyebabkan ulkus.
1. Definisi
dalam aliran darah sebagai glukosa dan gula lain diubah menjadi
Kadar gula (glukosa) darah adalah kadar gula yang terdapat dalam
sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Kadar gula darah tersebut
merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh di otot dan jaringan
darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl dan kadar gula darah
21
1) Tes darah kapiler
ujung jari untuk diambil darahnya dan tidak boleh lebih dari
screening atau gula darah stick. Pada alat stick yang dipakai ini
sudah terdapat bahan kimia yang bila ditetesi darah akan bereaksi
dalam 1-2 menit. Setelah itu akan muncul hasil pengukuran gula
atau acak.
22
untuk melihat kira-kira bagaimana hasil minum obat yang diberikan
gula darah yang dilakukan setiap waktu, tanpa ada syarat puasa
23
akibat perubahan kadar gula secara mendadak (Pangkalan I,
pada saat puasa adalah 70100 mg/dl. Menurut IDF, ADA, dan
bahwa apabila kadar gula darah pada saat puasa di atas 7,0 mmol/dl
(126 mg/dl) dan 2 jam sesudah makan di atas 11,1 mmol/dl (200
memiliki kadar gula darah baik yaitu kurang dari 100 mg/dl,
sebanyak 5,5% pasien memiliki kadar gula darah antara 100 - 126
mg/dl, dan sebanyak 77,8% memiliki kadar gula darah buruk atau
tidak terkontrol karena lebih dari 126 mg/dl (Masfufah M& VH,
2013).
24
Pemeriksaan kadar postprandial adalah pemeriksaan kadar gula
bulan sekali. Kadar gula di dalam darah akan mencapai kadar yang
paling tinggi pada saat dua jam setelah makan. Normalnya, kadar
gula dalam darah tidak akan melebihi 180 mg per 100 cc darah.
Kadar gula darah 190 mg/dl disebut sebagai nilai ambang ginjal.
Jika kadar gula melebihi nilai ambang ginjal maka kelebihan gula
4. HbA1c
HbA1c adalah zat yang terbentuk dari reaksi antara glukosa dan
sekali.
25
menilai kualitas pengendalian DM karena hasil pemeriksaan HbA 1c
(Tandra H, 2013).
dapat dikatakan bahwa pasien memiliki kadar gula darah yang baik
2007).
Table 3.1 Kadar gula darah orang normal, pre diabetes dan
diabetes
(mg/dl) (mg/dl) C.
sesudah makan
26
atau pola konsumsi merupakan susunan jenis dan jumlah makanan yang
perkotaan dengan pola makan yang tinggi lemak, garam, dan gula
berlebihan, selain itu pola makanan yang serba instan saat ini memang
hidup yang berubah. Pola makan di kota – kota telah bergeser dari pola
sedikit serat. Komposisi makanan yang tinggi lemak, garam, dan sedikit
serat pada makanan siap saji yang pada akhir-akhir ini sangat digemari
di kalangan masyarakat.
27
Secara umum makanan bagi penderita diabetes mellitus yang perlu
b. Hindari gula yang sudah diproses seperti yang terdapat dalam kue,
penyakit jantung.
1. Tepat jadwal
28
Menurut Tjokroprawiro (2012) jadwal diet harus sesuai dengan
intervalnya yang dibagi menjadi enam waktu makan, yaitu tiga kali
2. Tepat jumlah
sekaligus. Tujuan cara makan seperti ini adalah agar jumlah kalori
29
berlebihan merangsang pankreas bekerja lebih keras. Penderita
karbohidrat sisa dari kebutuhan energi total yaitu 45-65% dan serat
3. Tepat jenis
luang yang diukur dengan skor yang telah ditetapkan (Depkes, 2008).
30
dengan aktivitas fisik yang rendah (sedentary) memiliki resiko yang lebih
kegiatan berolahraga, dan kegiatan waktu luang yang diukur dengan skor
dibagi menjadi aktivitas fisik ringan, sedang, dan berat. Aktivitas fisik
menit sampai denyut nadi dan napas meningkat lebih dari biasanya,
hari atau lebih dengan durasi beraktivitas minimal 150 menit dalam satu
kadar atau intensitas yang sama. Sehingga aktivitas fisik pun dibagi
31
dengan beberapa macam cara yaitu: skala Metabolic equivalents of task
(MET), maximum heart rate (HRmax), heart rate reserve (HRR), dan
MET dijadikan rasio pengukuran pada jenis aktivitas fisik yang spesifik.
Setiap
aktivitas fisik memiliki hasil yang berbeda – beda seperti berjalan 2.7
dan berirama, seperti otot lengan atau kaki. Aktivitas ini meningkatkan
Energi yang di dapat adalah dari otot yang berkontraksi terlepas dari
oksigen yang dihirup, contoh aktivitas anaerobik adalah lari sprint jarak
32
Aktivitas fisik pada umumnya dikelompokkan menggunakan skala
antaranya :
mengambil air;
meliputi :
33
a. Aktivitas Fisik Sedenter Kata sedentary berasal dari bahasa latin
jangka waktu lama, aktivitas ini sering dikaitkan dengan aktivitas hanya
duduk, membaca, bermain game dan aktivitas berbaring atau tidur yang
adalah berdiri, berjalan pelan atau jalan santai, pekerjaan rumah, bermain
menit.
cakap atau tidak tersengal – sengal. Kegiatan ini meliputi berjalan 3,5 -
kecepatan sedang. Durasi kegiatan ini antara 30 sampai 60 mnt 1-2 kali
dalam 7 hari/seminggu.
Kegiatan yang sering atau rutin dilakukan dalam seminggu dan dengan
34
aktivitas yang lain seperti berjalan cepat, naik turun tangga, memanjat,
antara lain membantu menjaga otot dan sendi tetap kuat. Membantu
pada penambahan berat badan). Membantu untuk dapat tidur yang lebih
dan aktivitas fisik yang tidak seimbang dengan energi yang dikonsumsi
35
maka akan berakibat pada berat badan menjadi tidak normal. Maka dari
itu kegiatan olahraga dan aktivitas fisik harus di lakukan atau diupayakan
2012).
a. Usia
tahun, akan tetapi apabila rajin melakukan aktivitas fisik atau berolahraga
b. Jenis kelamin
c. Gaya hidup
d. Lingkungan
36
Pemeliharaan lingkungan diperlukan guna mempertahankan kesehatan
e. Penyakit/kelainan
otot. Bila ada kelainan pada tubuh seperti tersebut di atas dapat
aktivitas fisik yang berat. Orang dengan obesitas juga akan kesulitan
E. Landasan teori
yang tidak sehat seperti kurangnya aktivitas fisik, diet yang tidak sehat
dan tidak seimbang serta obesitas. Maka dari itu hal terpenting dari
37
Tujuan penting dari pengelolaan diabetes mellitus adalah memulihkan
menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun
pola makan yang salah. Pola makan yang dapat diamati meliputi
E. Kerangka pikir
pola makanan yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh
glukosa darah.
yang semakin jarang maka gula yang dikonsumsi juga akan semakin lama
38
variable independen variable dependen
Pola makan
Kadar gula darah
pasien DM
Aktivitas fisik
F. Hipotesis
H1: Ada hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan
kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di rumah sakit torabelo
kabupaten sigi.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
ingin mengetahui hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan kadar
gula darah pada pasien diabetes mellitus di desa tinggede Kabupaten Sigi.
1. Variabel penelitian
40
intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien untuk
variabel lain. Dengan kata lain, variabel terikat merupakan factor yang
2. Definisi operasional
a. Pola makan
1. Definisi
41
b. Aktivitas fisik
1. Definisi
seseorang.
1. definisi
42
d. Hasil ukur : kadar glukosa darah sewaktu, normal =
1. Jenis data
a. Data primer
1. Pola Makan
skala ukur ordinal dengan hasil ukur baik, jika > median
2. Aktivitas fisik
43
Dalam penelitian ini jenis pengambilan data yaitu dengan
sebagai berikut.
44
Total aktivitas fisik MET menit/minggu = [(P2×P3×8) +
b. Data sekunder
Kabupaten Sigi.
E. Pengolahan Data
1. Editing (pemeriksaan)
2. Coding (Kode)
3. Sortir (Memilih)
penulis kehendaki.
45
4. Entry data (Menghitung data)
6. cleaning (Pembersihan)
F. Penyajian Data
G. Analisa Data
1. Analisa Univariat
f
P¿ x 100 %
n
Keterangan :
p = Persentase
46
f = Frekuensi
n = Jumlah sampel
2. Analisa Bivariat
(O−E)
X2 = ∑ 2
E
Keterangan :
O =Nilai Observasi
1. Populasi
diamati, peneliti hanya mengambil sebagian dari objek yang diteliti tetapi
Sampel Dalam penelitian ini semua pasien diabetes mellitus yang ada
1. Kriteria inklusi :
2. Kriteria ekslusi :
menjadi responden.
48
DAFTAR PUSTAKA
Betteng, R., Pangemanan, D., & Mayulu, N. (2016). Analisis Faktor Resiko
Brunner, S. (2018). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC
Dr. Pash. Panggabean, MPH. I Kadek Wartana MPH. Subardin AB, SKM, M.kes.
Dr Esron Sirait, SE, M.Kes. Noviany Banne Rasiman, S.Kep, Ns, M.N.S.
Dewi, A. (2013). Menu Sehat 30 Hari Untuk Mencegah dan Mengatasi DIabetes
Djojodidroto RD. Seluk beluk periksaan kesehatan (general medical check up):
Dolongseda, F. V., Masi, G. N., & Bataha, Y. B. (2017). Hubungan Pola Aktivitas
Fisik dan Pola Makan dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes
49
Idris, A. M., Jafar, N., & Indrisari, R. (2014). Pola Makan Dengan Kadar Gula
Klinis. Bandung.
Klinis. Bandung.
Klinis. Bandung.
Masfufah M& VH. Pengetahuan, kadar glukosa darah, dan kualitas hidup
2006.
2007.
50
PERKENI. (2011). Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus
ilmu.
Suryani, N., Pramono, & Septiana, H. (2016). Diet dan Olahraga Sebagai Upaya
No. 2.
Sirajudin, Surmita, Triana 2018. Buku ajar Survey Konsumsi Pangan. Kemenkes
RI.
51
Tandra H. Life healty with diabetes-diabetes mengapa & bagaimana? Yogyakarta:
Tjokroprawio, A. (2012). Garis Besar Pola Makan dan Pola Hidup Sebagai
Airlangga Surabaya.
Uliyah M& AAH. Praktikum ketrampilan dasar praktik klinik. Jakarta: Salemba
Medika; 2008.
52