Disusun Oleh :
(Kelompok 6)
Esa Wahyu
Nurul Maghfirah
Triono
Virta Yosephine Barito
Kelas : XIII AK A
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia sebagai sumber zat gizi yang
penting bagi tubuh , salah satu makanan yang digemari hampir semua kalangan
masyarakat adalah Mie Instant. Mie Instant adalah mie yang dimasak terlebih
dahulu dan dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi
hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu - bumbu yang sudah ada
dalam paketnya. Tentu ini sangat memudahkan masyarakat dalam
mengkonsumsinya, sehingga membuat mie instant menjadi makanan yang
digemari oleh semua kalangan masyarakat.
Tidak banyak yang tahu bahwa sebenarnya dibalik kepraktisan Mie Instant
tersebut mungkin terdapat kandungan berbahaya seperti pengawet, pewarna,
penyedap rasa atau bahan tambahan makanan lainnya didalam mie maupun
bumbunya, yang mungkin kadarnya sudah diambang batas sehingga sudah
tidak layak di konsumsi. Di dalam salah satu kemasan Mie Instant terdapat
bahan tambahan makanan Monosodium Glutamat (MSG) yang berfungsi
sebagai penyedap rasa dalam bumbu yang tidak di ketahui kadarnya, dalam
Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/88 kadar MSG yang diperbolehkan
dikonsumsi per hari sebaiknya sekitar 0-120 mg/kg berat badan. Efek yang
ditimbulkan jika mengkonsumsi MSG secara berlebihan diantaranya adalah
sebagai pemicu aktifnya sel kanker, insomnia, migren dan rentannya
pengkonsumsi terkena obesitas atau kelebihan berat badan. Dalam Mie Instant
tedapat pula Natrium Benzoat yang berfungsi sebagai pengawet dalam saus
sambal yang juga tidak diketahui kadarnya, dalam Permenkes RI
No.722/Menkes/Per/IX/88 kadar Natrium Benzoat yang diperbolehkan
dikonsumsi per hari sebaiknya 1 g/ kg. Penggunaan pengawet Natrium
Benzoat dalam jangka panjang akan menyebabkan penyakit lupus, memicu
kanker, reaksi alergi dan merusak DNA.Diduga pula terdapat Nipagin dan
Nipasol dalam kecap yang berfungsi sebagai pengawet dalam kecap Mie
Instant.Nipagin dan Nipasol dapat di konsumsi sampai dengan 10 mg/ kg berat
badan dan bila di konsumsi secara berlebih dapat menyebabkan efek alergi
terutama terhadap kulit dan mulut. Berdasarkan pernyataan-pernyatan tsb
dapat dijadikan alasan maupun tujuan kami dalam melakukan penelitian dalam
skala kecil ini.
Mie Instant adalah mie yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur
dengan minyak , dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan
menambahkan air panas dan bumbu-bumbu yang sudah ada didalam paketnya.
Mie Instant diciptakan oleh Mamofoku Ando pada 1958, yang kemudian
mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mie instant pertama
di dunia.
Mie Instant di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh PT. Lima Satu
Sankyu(Selanjutnya berganti nama menjadi PT.Supermi Indonesia) dan
PT.Sanmaru Foods Manufacturing Indonesia Ltd . Yang berdiri pada tahun
1968. Pada tahun yang sama , diluncurkan merk mie instant pertama di
Indonesia , Supermi. Empat tahun kemudian , 1972 , diluncurkanlah merk mie
instant terkenal dan kedua di Indonesia, Indomie.
Supermi dan Indomie adalah merk mie instant yang pertama kali hadir dan
paling terkenal di Indonesia. Saat ini, Indonesia adalah produsen mie instant
terbesar di dunia. Dalam hal pemasaran , pada tahun 2005 Tiongkok
menduduki tempat teratas , dengan 44,3 miliar bungkus, disusul dengan
Indonesia dengan 12,4 miliar bungkus dan Jepang dengan 5,4 miliar bungkus.
Namun, Korea Selatan mengkonsumsi mie instant terbanyak per kapita,
dengan rata-rata 69 bungkus per tahun. Diikuti oleh Indonesia dengan 55
bungkus , dan Jepang dengan 42 bungkus.
Mie Instant merupakan salah satu makanan terfavorit warga Indonesia. Bisa
dipastikan hampir setiap orang telah mencicipi mie instant, bahkan tidak
jarang orang membawa mie instant saat ke luar negeri sebagai persediaan
“makanan lokal” jika makanan di luar negeri tidak sesuai selera.
Namun, tidak banyak yang tahu bahwa sebenarnya dibalik kepraktisan Mie
Instant tersebut mungkin terdapat kandungan berbahaya seperti pengawet,
pewarna, penyedap rasa atau bahan tambahan makanan lainnya didalam mie
maupun bumbunya, yang mungkin kadarnya sudah diambang batas sehingga
sudah tidak layak di konsumsi. Antara lain seperti :
I. Monosodium Glutamate(MSG)
METODA PENELITIAN
Alat :
- botol semprot
- labu ukur 100 mL
- labu ukur 50 mL
- erlenmeyer 250 mL
- corong
- beaker glass 50 mL
- beaker glass 100 mL
- pipet volume 50 mL
- pipet ukur 25 mL
- buret 50 mL
- klem dan statif
Bahan :
- Sampel
- Aquadest
- Indikator kristal violet
- Asam asetat glacial
- Asam perklorat 0,1 N
LANGKAH KERJA
HASIL PENGAMATAN
Data Pengamatan :
Daftar Pustaka :
http://dianafrcercon27.wordpress.com/2013/04/01/lilin-perubahan-fisika-atau-kimia/
http://catatankimia.com/catatan/analisa-kualitatif-dan-kuantitatif-msg.html
http://remblong.net/life-style/bahaya-terlalu-sering-mengkonsumsi-mie-instan.html
http://health.okezone.com/read/2013/01/26/482/752027/menguak-bahaya-
penggunaan-msg
http://www.pulsk.com/59527/Isi-Kandungan-Gizi-Mie-Goreng-Golongan-
INDOMIESEDAPDLL.html
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2074651-
bahan-pengawet-yang-terkandungan-dalam/#ixzz3AzyfdU4j
http://bis-nisan.blogspot.com/2011/04/bahan-pengawet-pada-mie-instan.html
http://news.detik.com/read/2010/10/13/085920/1463217/103/ status-keamanan-mi-
instan-kasus-nipagin.html
http://trifhkaw.blogspot.com/2013/11/identifikasi-nipagin.html
http://id.scribd.com/doc/73240899/analisis-nipagin-dan-nipasol
https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/-article/viewFile/463/438