Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

PERILAKU KEKERASAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :

Agam Ismail Nugraha (J.0105.20.043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI

2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Kasus (Diagnosa Utama) : Perilaku Kekerasan


2. Proses terjadinya masalah :
a. Definis
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan bentuk perilaku
yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun
psikologis. Marah atau tidak memiliki tujuan khusus, tapi lebih
merujuk pada suatu perangkat perasaan-perasaan tertentu yang
biasanya disebut dengan perasaan marah (Dermawan dan Rusdi,2013).
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan
untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan
definisi ini maka perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal,
diarahkan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Perilaku
kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat sedang
berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan
(Dermawan dan Rusdi, 2013)
b. Faktor presdiposisi
Menurut yosep (2010) faktor presdiposisi klien dengan perilaku
kekerasan adalah :
1. Faktor biologis
a) Faktor neurologi
beragam komponen dari sistem syaraf mempunyai peran
memfasilitasi atau menghambat rangsangan dan pesan-pesan
yang akan mempengaruhi sifat agresif. Sistm limbik sangat
terlibat dalam menstimulus timbulnya perilaku bermusuhan dan
respon agresif.
b) Faktor genetic
Adanya faktor yang diturunkan melalui orang tua, menjadi
potensi perilaku agresif
c) Chycardian Rhytm (irama sirkadian tubuh)
Memegang peranan pada individu, menurut penelitian pada
jam-jam tertentu manusia mengalami peningkatan cortisol
terutama pada jam-jam sibuk seperti menjelang masuk kerja
dan menjelang berakhirnya pekerjaan sekitar jam 09.00 dan
jam 13.00. pada jam tertentu orang lebih mudah terstimulus
untuk bersikap agresif.
d) Biochemistry (faktor biokomia tubuh)
Faktor biokimia tubuh seperti neurotransmitter di otak
(epinephrine. Norephinerine.asetikolin dan serotonin) sangat
berperan dalam penyampaian informasi melalui sistem
persyarapan dalam tubuh.
e) Brain Area Disorder
Gangguan pada sistem limbik dan lobus temporal. Sindrom
otak organik, tumot otak, penyakit ensepalitis, epilepsi di
temukan sangat berpengaruh terhadap prilaku agresif dan
tindakan kekerasan.
2. Faktor Psikologis
a) Teori psikonalisa
Agresitivitas dan kekerasan dapat di pengaruhi oleh riwayat
tumbuh kembang seseorang teori ini menjelaskan bahwa
adanya ketidakpuasan fase oral antara usia 0-2 tahun dimana
anak tidak mendapat kasih sayang dan pemenuhan kebutuhan
air susu yang cukup cenderung mengembangkan sikap agresif
dan bermusuhan setelah dewasa konpensasi ketidakpuasannya.
Tidak terpenuhinya kepuasan dan rasa amandapat
mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat konsep
diri yang rendah.
b) Imitation,modeling and information processing theory, menurut
teori ini perilaku kekerasan bisa berkembang dalam lingkungan
yang menolelir kekerasan.
c) Learning theory, menurut teori ini perilaku kekerasan
merupakan hasil belajar dari individu terhadap lingkungan
terdekatnya. Ia mengamati bagaimana respon ibu saat marah
d) Faktor Sosial Budaya
1) Latar Belakang Budaya
 Budaya permissive : kontrol sosial yang tidak pasti
terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan
seolah-olah perilaku kekerasan diterima.
2) Agama dan Keyakinan
 Keluarga yang tidak solid antara nilai keyakinan
dan praktek, serta tidak kuat terhadap nilai-nilai
baru yang rusak.
 Keyakinan yang salah terhadap nilai dan
kepercayaan tentang marah dalam kehidupan.
Missal yakin bahwa penyakit merupakan hukuman
dari tuhan
3) Keikutsertaan dalam politik
 Terlibat dalam politik tidak sehat
 Tidak siap menerima kekalahan dalam pertarungan
politik.
4) Pengalaman sosial
 Sering mengalami kritikan yan mengarah pada
penghinaan.
 Kehilangan sesuatu yang di cintai (orang atau
pekerjaan)
 Interaksi sosial yang provokatif dan konplik
 Hubungan interpersonal yang tidak bermakna
 Sulit menperhatikan hubungan interpersonal
5) Peran sosial
 Jarang beradaptasi dan bersosialisasi
 Perasaan tidak berarti di masyarakat
 Perubahan status dari mandiri ketergantungan (pada
lansia)
 Praduga negatif
6) Adanya budaya atau norma yang menerima suatu ekspresi
marah.
c. Faktor Presipitasi
Yosep (2011) faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku
kekerasan seringkali berkaitan dengan :
1) Ekspresi diri
Ingin menunjukan eksistensi diri dan symbol solidaritas seperti
dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah,
perkalahian massal dan sebagainya.
2) Ekpresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial
ekonomi
3) Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta
tidak membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung
melakukan kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
4) Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan
ketidakmampuan menempatkan dirinya sebagai seorang yang
dewasa.
5) Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat
dan alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat
menghadapi rasa frustasi.
6) Kemudian anggota keluarga yang terpenting kehilangan pekerjaan,
perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap
perkembangan keluarga.
d. Tanda dan Gejala
Fitria (2010) mengungkapkan fakta tanda dan gejala risiko perilaku
kekerasan adalah sebagai berikut :
1) Fisik
Mata melotot/pandangan tajam, tangan mengepal, rahang
mengatup,wajah memerah, dan tegang, serta postur tubuh kaku.
2) Verbal
Mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, berbicara dengan
nada keras, kasar dan cetus.
3) Perilaku
Menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak
lingkungan, amuk/agresif
4) Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu,
dendam, jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin
berkelahi, menyalahkan dan menuntut
5) Intelektual
Mendominasi cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dan tidak
jarang mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme
6) Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, karagu-raguan, tidak
bermoral, dan kreativitas terhambat
7) Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan dan
sindiran.
8) Perhatian
Bolos, melarikan diri dan melakukan penyimpangan sosial
3. Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan (diri sendiri, orang lain,


lingkungan)

Effect

Perilaku Kekerasan

Core Problem

Perubahan sensori persepsi : Halusinasi

Causa

(Yosep,2009)

Rentang respon marah

Menurut yosep (2010) rentang respon marah dibagi menjadi 5 yaitu :

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif kekerasan

4. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


a. Masalah keperawatan
1) Resiko perilaku kekerasan (diri sendiri, orang lain, dan lingkungan)
2) Perilaku kekerasan
3) Gangguan persepsi sensori
b. Data yang perlu dikaji
1) Resiko perilaku kekerasan (diri sendiri, orang lain dan lingkungan)
 Data subjektif
- Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya
- Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya
 Data obyektif
- Mata merah dan wajah agak merah
- Nada suara tinggi dan keras
- Ekspresi marah saat berbicara
- Merusak dan melempar barang

2) Perilaku kekerasan
 Data subyektif
- Klien mengatakan kesal dan benci pada seseorang
- Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya
- Riwayat perilaku kekerasan
 Data objektif
- Mata dan wajah merah
- Nada suara tingggi dank eras
- Ekspresi marah saat membicarakan orang pandangan
tajam
- Merusak dan melempar barang
3) Gangguan sistem sensori : harga diri rendah
 Data subjektif
- Klien mengatakan : saya tidak mampu, tidak tau apa-
apa, bodoh, megkritil diri
 Data objektif
- Klien nampak lebih suka, bingung bila disuruh memilih
aternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin
mengakhiri hidup

Format/ data fokus pengakajian pada klien dengan perilaku kekerasan (Keliat,
akemat, 2009) :

Beri tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan data klien

Aniaya Fisik Pelaku/usia Korban/usia Saksi/usia


Aniaya Seksual ( ) ( )
Penolakan ( ) ( )
Kekerasan dalam keluarga ( ) ( )
Tindakan Kriminal ( ) ( )
Aktifitas Motorik
( ) lesu ( ) tegang ( ) Gelisah ( ) atasi
( )TIK ( )Grrmasem ( ) tremor ( ) kompulsif
Interaksi selama wawancara
( ) bermusuhan ( ) kontak mata
kurang
( ) tidak kooperatif ( ) defensive
( ) mudah tersinggung ( ) curiga

5. Diagosa keperawatan
1) Perilaku kekerasan
2) Harga diri rendah
3) Resiko perilaku kekerasan (diri sendiri, orang lain, dan
lingkungannya)
6. Rencana tindakan Keperawatan
Nama klien : …
Ruangan : …
Diagnose medis : …
No CM : ..

Tgl No Diagnosa Perencanaan Kriteeria Intervensi Rasionnal


Dx Keperawata Tujuan Evaluasi
n
Perilaku 1. Klien dapat 1. Klien mau 1. Beri salam Hubungan saling
kekerasan membina membalas percaya
hubungan salam merupakan
saling 2. Sebutkan nama landasn utama
percaya 2. Klien mau perawat sambil untuk hubungan
menjabat jabat tangan selanjutnya
tangan
3. Beri rasa aman
dan sikap ampati

3. Klien mau 4. Perkenalan dengan


menyebutkan sopan dan kontrak
nama dan yang sudah dibuat
mau
tersenyum 5. Lakukan kontrak
singkat tapi serig
4. Klien
mengetahui
nama
5. Menyediakan
waktu untuk
kontrak
2. Klien dapat 1. Klien dapat 1. Beri kesempatan Beri kesempatan
mengidentifik mengungkapk untuk untuk
asi penyebab an perasaanya mengungkapkan mengungkapkan
perilaku perasaanya persaanya dapat
kekerasan membantu
2. Bantu klien untuk mengurangi
mengungkapkan stress dan
2. penyebab penyebab
mengungkaok jengkel/kesal perasaanya
an penyebab jengkel/kesal
perasaan dapat diketahui
jengkel/kesal
(dari diri
sendiri, orang
lain,
lingkungan)
3. Klien dapat 1. Klien dapat 1. Anjurkan klien Untuk
mengidentifika mengungkapk mengungkapkan mengetahui hal
si tanda-tanda an perasaan apa yang dia alami yang dialami dan
perilaku saat saat marah/jengkel dirasa saat
kekerasan marah/jengkel jengkel
2. Observasi tanda
dan perilaku
kekerasan pada
klien Untuk
mengetahui
tanda-tanda klien
3. Simpulkan bersama saat
klien tanda jengkel/marah
jengkel/kesal yang
dialami
Menarik
2. Klien dapat
kesimpulan
menyimpulka
bersama klien
n tanda-tanda
supaya klien tahu
jengkel/kesal
seara garis besar
tanda
marah/kesal
4. Klien dapat 1. Klien dapat 1.anjurkan klien untuk Mengeksplorasi
mengidentifika mengungkapk mengungkapkan perasan klien
si perilaku an perilaku perilaku kekerasan terhadap
kekerasan kekerasan yang biasa dilakukan kekerasan yang
yang biasa yang biasa klien biasa dilakukan
dilakukan dilakukan
2.bantu klien bermain
peran sesuai dengan
perilaku yang biasa Untuk
2. dilakukan mengetahui
bermain peran perilaku
dengan kekerasan yang
perilaku biasa dilakukan
kekerasan dan dengan
yang biasa bantuan perawat
dilakukan bisa membedakan
3.bicarakan dengan perilaku
klien apakah cara kontruksi dan
yang klien lakukan destruktif
masalahnya selesai
Dapat membantu
klien dapat
3.klien dapat menemukan cara
mengetahui cara yang dapat
yang biasa dapat menyelesaikan
menyelesaikan masalah
masalah atau
tidak
5. klien dapat 1.klien dapat 1.bicarakan akibat Membantu klien
mengidentifika menjelaskan /kerugian dari cara untuk memulai
si akibat akibat dari cara yang dilakukan klien perilaku
perilaku yang digunakan kekerasan yang
kekerasan kliem dilakukannya
2.bersama klien
menyimpulkan akibat Dengan
cara yang digunakan mengetahui
oleh klien akibat perilaku
kekerasan
diharapkan klien
dapat merubah
perilaku
destruktif yang
dilakukannya
menjadi perilaku
yang kontruktif
6. klien dapat 1.klien dapat 1.tanyakan pada klien Agar klien dapat
mengidentifika melakukan cara apakah klien ingin mempelajari cara
si cara berespon mempelajari cara baru yang lain yang
kontruktif terhadap yang sehat konstruktif
dalam kemarahan
merespon secara Dengan
terhadap konstruktif mengindentifikasi
kemarahan cara yang
konstruktif dalam
merespon dapat
membantu klien
menemukan cara
yang baik untuk
mengurangi
kejengkelannya
sehingga klien
2.beri pujian jika klien tidak stress lagi
mengetahui cara lain
yang sehat
Reinforcement
positif dapat
memotivasi klien
3.diskusikan dengan dan
klien cara lain yang meningkatkan
sehat harga dirinya
a) secara fisik : tarik
nafas dalam jika Berdiskusi
sedang dengan klien
kesal/memukul untuk memilih
bantal/kasur atau cara yang lain
olahraga atau dengan
pekerjaan yang kemampuan klien
memerlukan tenaga

b) secara verbal :
ketakutan bahwa anda
sedang kesal
tersinggung/jengkel
(saya kesal anda
berkata seperti itu,
saya marah karena
mama tidak
memenuhi keinginan
saya

c) secara sosial :
lakukan dalam
kelommpok cara-cara
marah yang sehat
latihan asentif latihan
manajemen perilaku
kekerasan

d) secara spiritual :
anjurkan klien
sembahyang, berdoa,
ibadah lain, meminta
pada tuhan untuk
diberi kesabaran
mengadu pada tuhan
kekerasan/kejengkelan

e)
7. Klien dapat 1.klien dapat 1.bantu klien memilih Memberi
mengidentifika mengidentfikasi cara yang paling tepat simulasi kepada
sikan cara kan cara untuk klien klien untuk
mengontrol mengontrol menilai respon
perilaku perilaku perilaku
kekerasan kekerasan ekekerasan secara
- fisik : tark tepat
nafas dalam,
olahraga,
2.bantu klien Membantu klien
menyiram
mendemontrasikan dalam membuat
tanaman
manfaat cara dipilih keputuhan
- verbal :
mengatakannya terhadap cara
secara langsung yang telah di
dengan tidak pulihakn dengan
menyakiti melihat
- spiritual : menfaatnya
sembahyang 3.beritau keluarga
berdoa atau klien menstimulasi Agar klien
ibadah lain cara tersebut mengetahui cara
marah yang
kontruktif
4.bereinforcement
positif atau Pujian dapat
keberhasilan klien meningkatkan
menstimulasi cara harga diri klien
tersebut

5.anjurkan klien untuk


menggunakan cara Agar klien dapat
yang telah dipelajari melaksanakan
saat jengkel/marah cara yang telah
dipilihnya jika ia
sedang kesal atau
marah
8. Klien dapat 1.keluarga klien 1. identifikasi Kemampuan
mendapat dapat kemampuan keluarga keluarga dalam
dukungan - menyebutkan merawat klien dari mengidentifikasi
keluarga dan merawat sikap apa yang telah akan
dalam klien yang dilakukan keluarga memungkinkan
mengontrol berperilaku terhadap klien selama keluarga untuk
perilaku kekerasan ini melakukan
kekerasan - penilaian
mengungkapkan terhadap perilaku
rasa puas dalam kekerasan
merawat klien
2. jelaskan peran serta Meningkatkan
keluarga dalam pengetahuan
merawat klien keluarga tentang
cara merawat
klien sehingga
keluarga terlibat
dalam perawatan
klien
3.jelaskan cara
merawat klien Agar keluarga
- terkait dengan cara dapat merawat
mengontrol perilaku klien dengan
marah secara perilaku
kontruktif kekerasan
- sikap tenang bicara
tenang dan jelas
- membantu klien
mengenal penyebab
marah

4.bantu keluarga Agar keluarga


mengidentifikasi cara mengetahui cara
merawat klien merawat klien
melalui
demontrasi yang
dilihat keluarga
secara langsung
5. batuk keluarga
Mengeksprolasi
mengungkapkan
perasaan keluarga
perasaanya setelah
setelah
melakukan demontrasi
melakukan
demontrasi
9. Klien dapat 1.klien dapat 1.jelaskan jenis obat Klien dan
menggunakan menyebutkan yang diminum klien keluarga dapat
obat-obatan obat-obatan pada klien keluarga mengetahui
yang diminum yang diminum nama-nama obat
dan dan kegunaanya yang diminum
kegunaanya (jenis,waktu dan oleh klien
(jenis,waktu,d efek)
osis dan efek)

2.klien dapat 2.diskusikan manfaat Klien dan


minum obat minum obat dan keluarga dapat
sesuai program kerugian berhenti mengetahui
pengobatan minum obat tanpa kegunaan obat
seizing dokter yang di konsumsi
klien
3.jelaskan prinsip Klien dan
benar dan minum obat keluarga
(bacaan nama yang mengathui
tertera, dosis, waktu prinsip benar agar
dan cara) tidak terjadi
kesalahan dalam
mengonsumsi
obat
4.ajarkan klien minta
obat dan minum tepat Klien dapat
waktu memiliki
kesadaran
pentingnya
minum obat dan
bersedia minum
obat dengan
kesadaran diri
sendiri
5.anjurkan klien
melaporkan pada 5.mengetahui
perawat atau dokter efek samping
jika merasakan efek sedini mungkin
yang tidak sehingga
menyenangkan tindakan dapat
dilakukan
sesegera mungkin
untuk
menghindari
komplikasi
6.beri pujian jika klien
minum obat dengan Reinforcement
benar positif dapt
memotivasi
keluarga dank
lien serta dapat
meningkatkan
harga diri
10.

Contoh rencana keperawatan perilaku kekerasan dalam bentuk sratetgi dan


pelaksanaan

No SP 1 P SP 2 K
1 Mengidentifikasi penyebab perilaku Mendiskusikan masalah yang dirasakan
kekerasan keluarga dalam menawar klien
menjelaskan pengertian perilaku kekerasan
tanda dan gejala perilaku kekerasan serta
proses terjadinya perilaku kekerasan
2 Mengidentifikasi tanda dan gejala
perilaku kekerasan
3 Mengidentifikasi perilaku kekerasan
yang dilakukan
4 Mengidentifikasi akibat perilaku
kekerasan
5 Menyebutkan cara mengontrol
perilaku kekerasan
6 Membantu perilaku kekerasan secara
fisik latihan nafas dalam
7 Menganjurkan klien memasukan
kedalam kegiatan harian
SP 2 P SP 2 K
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Melatih keluarga mempraktikan cara
klien merawat klien dengan perilaku kekerasan
melatih keluarga melakukan cara merawat
langsung kepada klien perilaku kekerasan
2 Melatih klien mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara fisik 2 : pukul
kasur dan bantal
3 Menganjurkan klien memasukan
kedalam kegiatan harian
SP 3 P SP 3 K
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Membantu keluarga membuat jadwal
klien aktifitas dirumah termasuk minum obat
menjelaskan follow up klien setelah pulang
2 Melatih klien mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara sosial/verbal
3 Menganjurkan klien memasukan
kedalam kegiatan harian
SP 4 P
1 Mengevaluasi jadwal harian klien
2 Melatih klien mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara spiritual
3 Menganjurkan klien memasukan
keadalam jadwal harian
SP 5 P
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
2 Melatih klien mengontrol perilaku
kekerasan dengan minum obat
3 Menganjurkan klien memasukan
kedalam kegiatan harian

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, 2010.Konsep Dasar Keperawatan, Edisi I.Jakarta : EGG


Keliat dan Akemat, 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa, Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai