Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Karena berkat segala rahmat
dan karuniaNya penelitian ini telah saya selesaikan dengan baik.
Penyusunan penelitian ini saya buat untuk memenuhi tugas UTS mata
kuliah Metode Penelitian.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perhatian yang lebih pada tim olahraga Indonesia dapat meningkatkan prestasi bangsa Indonesia pada
bidang olahraga di tingkat Internasional. Salah satu aspek penting untuk meningkatkan prestasi dan
kualitas atlet yaitu dengan adanya peran gizi. Zat gizi yang diperoleh dari makanan berperan penting
untuk menjalankan fungsi-fungsi tubulh. Kebutuhan zat gizi yang terpenuhi dengan baik akan
menghasilkan kinerja yang optimal. Sejumlah zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dapat diperoleh
dengan mengonsumsi pangan. Menurut Hardinsyah dan Martianto (1992), konsumsi pangan adalah
jumlah pangan (beragam atau tunggal) yang dimakan sescorang atau kelompok dengan tujuan tertentu.
Konsumsi pangan akan dipengaruhi oleh kebiasaan makan seseorang. Berdasarkan penelitian
Hoogenboom et al. (2009) 95,9% atlet renang wanita belum memenuhi angka Recommended Dietary
Allowance (RDA) untuk kecukupan zat gizi makro. Hal ini disebabkan oleh karena atlet wanita renang
memiliki perilaku makan yang tidak baik untuk mencukupi kebutuhan gizinya. Davar (2012) juga
menemukan adanya kebiasaan makan yang buruk pada atlet hockey wanita yang dilihat dari preferensi
dan pemilihan makanan sehari- hari. Kebiasaan makan yang baik dalam segi kualitas dan kuantitas akan
memberikan pengaruh yang baik terhadap kebugaran seorang atlet terutama olahraga yang
memerlukan tingkat kebugaran yang tinggi seperti futsal. Futsal merupakan salah satu olahraga beregu
atau tim yang membutuhkan keterampilan yang berhubungan dengan kesegaran jasmani yaitu
kekuatan otot, kecepatan, kelincahan, dan membutuhkan energi tinggi dalam pelaksanaannya.
Permainan futsal sama dengan sepakbola yang memerlukan keterampilan yang berhubungan dengan
kebugaran tubuh, yaitu kekuatan atau daya ledak otot, kecepatan dan kelincahan (Depkes 2002). Salah
satu faktor yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan prestasi futsal yaitu dengan pemenuhan
kecukupan gizi atlet futsal. Perilaku makan atlet yang buruk akan berdampak pada perubahan status gizi
yang tidak diinginkan dan jangka panjang akan mempengaruhi prestasi atlet. Kondisi gizi yang kurang
pada atlet dengan terus menjalani latihan tanpa diikuti dengan pemenuhan gizi yang cukup akan
mempengaruhi penampilan olahraganya (Damayanti 2000). Hal serupa juga dijelaskan oleh Bar-Or &
Hebestreit (2008), asupan zat gizi cukup merupakan satu dari beberapa faktor yang mendukung
penampilan atlet remaja saat bertanding. Bila asupan zat gizi kurang maka akan mengganggu
penampilan saat bertanding dan juga mempengaruhi proses pertumbuhannya. Seseorang yang berada
1
pada fase remaja memerlukan zat gizi lebih tinggi daripada kelompok usia lainnya. Kebutuhan energi,
protein, vitamin, dan mineral meningkat untuk mengkompensasi pertumbuhan tubuh yang pesat pada
berat dan tinggi badan. Pada umumnya remaja mengkonsumsi banyak makanan kaya karbohidrat dan
rendah kandungan protein sebagai pemenuhan akan nafsu makan yang ikut meningkat akibat
peningkatan kebutuhan gizi (Eastwood 2003).
Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbult. masalah gizi, baik
berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang. Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada
tingkat kesehatan masyarakat, misal penurunan konsentrasi belajar, resiko melahirkan bayi dengan
berat badan Lbe rendah (BBLR), dan penurunan kesegaran jasmani. Kesegaran jasmani atau dikenal juga
dengan kebugaran yang dimiliki seseorang akan memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja
seseorang dan juga akan memberikan dukungan yang positif terhadap produktivitas bekerja atau
belajar. Seseorang yang memiliki derajat kebugaran jasmani yang baik, akan memiliki kemampuan yang
baik dalam melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan fisik yang diberikan kepadanya. Selain
itu ia akan mengalami kelelahan yang tidak berarti selepas ia melaksanakan tugasnya. la masih dapat
melakukan tugas-tugas lainnya. Orang yang bugar akan memiliki kemampuan recovery dalam waktu
yang relatif singkat bila dibandingkan dengan orang yang tidak bugar ( Bennet et.al 2006). Tim futsal
putri SMP N 3 Cibinong memiliki prestasi yang mengagumkan di Provinsi Jawa Barat. Banyak lawan yang
sudah dikalahkan baik di tingkat SMP, SMA ataupun mahasiswi perguruan tinggi. Berdasarkan fakta-
fakta yang sudah dijelaskan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkan konsumsi
pangan, tingkat kecukupan gizi dan status gizi dengan ting kebugaran atlet futsal putri dan
membandingkannya dengan siswa putri yang uo mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMP N 3
Cibinong.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis hubungan antara konsumsi
pangan, tingkat kecukupan gizi dan status gizi dengan tingkat kebugaran atlet futsal putri di SMPN 3
Cibinong. Adapun rumusan masalah dalam penulisan karya ilmiah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik, konsumsi pangan, tingkat kecukupan gizi, dan status gizi responden?
2. Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecukupan gizi dengan status gizi responden?
3. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi responden?
4. Apakah terdapat hubungan antara status gizi dengan tingkat kebugaran responden?
5. Apakah terdapat hubungan antara persen lemak tubuh dengan tingkat kebugaran responden?
2
6. Apakah terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat kebugaran responden?
7. Apakah terdapat perbedaan pengetahuan gizi dan tingkat kebugaran atlet dan non-atlet
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan konsumsi pangan, tingkat
kecukupan gizi dan status gizi dengan tingkat kebugaratn atlet futsal putri di SMPN 3 Cibinong.
D. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai berbagai hal yang terkait
dengan konsumsi pangan, tingkat kecukupan gizi, dan status gizi atlet sehingga masyarakat, khususnya
atlet remaja putri dapat mengetahui konsumsi pangan dan status gizi yang baik untuk memenuhi
kebutuhan gizinya yang kemudian akan berdampak pada performa tubuh atlet. Selain itu, hasil
penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi baru dalam bidang gizi dan kesehatan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Karakteristik individu yang terdiri dari umur, berat badan, tinggi badan, uang saku,pengetahuan gizi,
pendidikan dan pekerjaan orangtua, pendapatan orang tua akan memiliki dampak pada konsumsi
pangan individu sehari-hari. Konsumsi pangan adalah jumlah pangan yang dimakan oleh seseorang
atau kelompok orang yang dipengaruhi oleh kebiasaan makannya. Kebiasaan makan adalah suatu
istilah yang menggambarkan bagaimana kebiasaan seseorang dalam mengonsumsi makanan sehari-
hari seperti frekuensi, pola makan, dan pemilihan makanan yang akan dikonsumsi. Kebiasaan makan
seseorang bisa dipengaruhi oleh karakteristik, media masa dan teman sebaya. Media masa banyak
memberikan informasi-informasi tertentu yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam
mengonsumsi makanan. Kebiasaan makan remaja juga dapat terbentuk akibat pengaruh dari teman
sebayanya. Remaja terutama yang berprofesi sebagai atlet memerlukan asupan zat gizi yang tinggi
untuk memenuhi kebutuhannya. Remaja merupakan kelompok umur yang memerlukan kebutuhan
zat gizi tinggi karena dalam proses pertumbuhan. Konsumsi pangan remaja atlet dan non-atlet akan
dipengaruhi oleh kebiasaan makannya sehari-hari. Kebiasaan makan yang tidak baik akan
mempengaruhi tingkat kecukupan gizi remaja khususnya energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin
dan mineral yang kemudian akan berdampak terhadap status gizinya. Angka kecukupan gizi remaja
yang berprofesi sebagai atlet akan berbeda dengan non-atlet. Hal ini dikarenakan aktifitas fisik atlet
yang lebih tinggi sehingga memerlukan asupan yang lebih tinggi untuk menunjang performa atlet
selama latihan atau pertandingan. Perhitungan angka kecukupan gizi remaja pada penelitian ini
dipengaruhi oleh tingkat aktifitas fisik. Tingkat kecukupan zat gizi dari konsumsi makanan sehari-hari
akan berdampak pada status gizi remaja. Status gizi merupakan kondisi tubuh yang disebabkan oleh
konsumsi dari makanan sehari-hari. Status gizi merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi performa dan pertumbuhan seorang atlet remaja. Status gizi dapat dipengaruhi oleh
aktifitas fisik dan riwayat penyakit yang dimiliki oleh seseorang. Tingginya aktifitas fisik remaja yang
diimbangi dengan asupan yang seimbang akan berdampak baik pada status gizinya. Namun apabila
tingginya aktifitas fisik tidak diimbangi dengan asupan yang cukup dan seimbang maka akan
berdampak buruk pada status gizi remaja. Status gizi kurang ataupun lebih pada remaja merupakan
salah satu faktor yang akan mempengaruhi prestasi belajar dan tingkat kebugaran remaja terutama
4
bagi remaja yang berprofesi sebagai atlet akan berdampak pada performa selama latihan dan
pertandingan yang disebabkan oleh tingkat kebugaran yang kurang baik. Kebugaran merupakan
kebutuhan pokok dalam melakukan aktivitas untuk kehidupan sehari-hari. Remaja yang memiliki
tingkat kebugaran yang baik akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa merasakan
kelelahan yang berarti terutama pada remajä atlet apabila memiliki tingkat kebugaran yang baik
maka masih dapat menyelesaikan tugas sekolah selesai mengikuti latihan rutin setiap harinya. Atlet
futsal memerlukan kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan dan keterampilan tubuh yaitu
meliputi daya tahan kardiovaskuler, kekuatan daya tahan otot, daya ledak otot, kecepatan,
kelincahan, dan kelentukan.
B. KERANGKA TEORI
Karakteristik Contoh
- Umur
- Berat Badan
- Tinggi Badan
- Uang Saku
- Pengetahuan Gizi
- Pendidikan Orangtua
- Pendapatan Orangtua
Konsumsi Pangan
- Kebiasaan makan
- Konsumsi makan
Asupan gizi
- Energy
- Protein
- Lemak
- Karbohidrat
- Vitamin dan Mineral
5
Angka kecukupan gizi
- Energy
- Protein
- Lemak
- Karbohidrat
- Vitamin dan Mineral
6
BAB III
A. Definisi operasional
Responden atlet adalah siswi yang mempunya keahlian dalam olahraga futsal dan mengikuti latihan
rutin sesuai dengan yang sudah dijadwalkan.
Pengetahuan gizi adalah kemampuan kognitif serta pemahaman contoh tentang gizi yang diukur
menggunakan kuisioner.
Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh seseorang atau kelompok orang yang diakibatkan oleh
konsumsi, penyerapan, dan penggunaan zat gizi makanan diukur dari berat badan dan tinggi badan
dengan parameter IMT/U.
Konsumsi pangan adalah istilah yang menggambarkan kebiasaan dan perilaku yang berhubungan
dengan makanan seperti frekuensi makan, pola makan dan preferensi makan.
Tingkat kecukupan gizi adalah perbandingan rata-rata konsumsi dari zat gizi makro maupun zat gizi
mikro terhadap angka kecukupan yang dianjurkan menurut umur berdasarkan WKNPG (2013) yang
dinyatakan dalam persen.
Food recall 24 jam adalah salah satu metode dalam melakukan survei konsumsi pangan dengan
tujuan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan
zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga, dan perorangan.
Tingkat kebugaran adalah kemampuan tubuh contoh untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan
mudah tanpa kelelahan yang berarti.
Aktifitas fisik adalah keseluruhan kegiatan responden yang melibatkan fisik dan diperoleh melalui
metode recall 2x24 jam pada hari sekolah dan hari libur.
Persen Lemak Tubuh adalah komposisi lemak dalam tubuh yang tersimpan dalam Jaringan adiposa
dan dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya dengan menggunakan alat Body Fat
Monitoring (Omron).
7
Prestasi belajar adalah hasil pembelajaran responden dalam bentuk angka alau nilai yang tertera
pada rapor.
B. Kerangka konsep
Karakteristik
Konsumsi Pangan
Asupan Gizi
Tingkat Kecukupan
gizi
Status Gizi
8
C. Hipotesis
9
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
a. Populasi
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti oleh peneliti.
Menurut Sugiyono Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini berhubung
populasi berjumlah kecil maka peneliti mengambil seluruh anggota
populasi untuk dijadikan sampel yaitu 21 orang.
Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer
diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden dan penyebaran
kuisioner. Data primer yang dikumpulkan antara lain: data karakteristik umum
responden (meliputi usia, uang saku, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan
10
orang tua), prestasi belajar yang diperoleh dari rata-rata nilai rapor semester
pertama, data pengetahuan gizi yang điperoleh dengan pengisian dan
wawancara menggunakan kuesioner, data konsumsi pangan yang terbagi atas
kebiasaan makan dan data kecukupan gizi diperoleh dengan metode food recall
2x24 jam yaitu pada hari sekolah dan hari libur, data antropometri yang
diperoleh dari pengukuran secara langsung berat badan responden
menggunakan timbangan injak dengan ketelitian 0,1 kg sedangkan tinggi badan
responden menggunakan stature dengan ketelitian 0,1 cm. data aktifitas fisik
diperoleh dengan menggunakan formulir recall 2x24 jam yaitu pada hari sekolah
dan libur, persen lemak tubuh yang diperoleh secara langsung dengan
pengukuran menggunakan alat Body Fat Monitoring Omron dan data tingkat
kebugaran yang diperoleh berdasarkan tes secara langsung dengan
menggunakan metode Asian Commitie on the Standardization of Physical
Fitness Test (ACSPFT) yang terdiri dari 7 rangkaian tes. Data sekunder diperoleh
dari pihak sekolah yang meliputi data nilai rapor semester satu responden dan
data mengenai gambaran umum sekolah yang dijadikan sebagai lokasi
penelitian.
11
responden futsal dan reguler menggunakan uji beda independent t-test. Data
karakteristik responden yang meliputi usia, pengetahuan gizi responden,
pendidikan orang tua dan pendapatan orang tua akan memberikan gambaran
mengenai responden. Data tersebut diperoleh dari kuisioner yang telah diisi
oleh responden.
12
DAFTAR PUSTAKA
13