NIM : 1602619067
Tugas 2
Proses pendidikan jasmani di sekolah dilakukan dengan bermain dimana guru harus
lebih kreatif untuk membuat permainan. Permainan yang dipraktekkan dapat diambil
dari pengalaman permainan tradisional yang bervariasi pada masa kecil hal ini juga
sangat bermanfaat untuk memelihara permainan tradisional yang sudah mulai tertinggal
sesuai dengan perkembangan teknologi dan dapat disesuaikan dengan materi yang akan
diajarkan sehingga pembelajaran lebih menyenangkan. Seorang guru penjas harus
kreatif dalam mengajar keterampilan gerak dan permainan dan metode mengajar yang
bervariasi agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan memudahkan anak
dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan, (Dwi Siswoyo, dkk,
2008: 133). Sedangkan pembelajaran menurut Briggs, (1992) dalam Achmad Sugandi, (2004:
6) merupakan kata kerja dari “mengajar” yang artinya menimbulkan “belajar” dan itu
terjemahan dari “teaching” atau diartikan juga “instruction”. Instruction adalah seperangkat
peristiwa (event) yang mempengaruhi sibelajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu
memperoleh kemudahan. Jadi metode merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
mencapai tujuan, sedangkan pembelajaran adalah sebuah tindakan untuk mempermudah
belajar peserta didik.
Dalam pendidikan jasmani ada beberapa macam metode yang digunakan dalam
pembelajarannya antara lain :
1. Gaya Komando
Dalam gaya komando ini guru penjas harus aktif karena penjelasan, penyampaian
materi diberikan oleh guru penjas itu sendiri. Dalam gaya komando dari pra
pertemuan, dalam pertemuan dan pasca pertemuan keputusan semua diambil oleh
guru penjas.
Unsur-Unsur Khas Gaya Komando :
Semua keputusan dibuat oleh guru
Menuruti petunjuk dan melaksanakan tugas
Merupakan kegiatan utama siswa
Menghasilkan tingkat kegiatan yang tinggi
Dapat membuat siswa merasa terlibat dan termotivasi
Mengembangkan perilaku disiplin
2. Gaya latihan
Dalam gaya latihan siswa diberikan waktu untuk melaksanakan tugas secara
perorangan dan guru memberi umpan balik kepada semua siswa secara perorangan.
Peranan Guru Penjas :
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri
Memberi balikan secara individual
Meningkatkan interaksi kepada individu
Memberi kesempatan kepada siswa dalam penyesuaian diri
3. Gaya Resiprokal
Gaya resiprokal memberikan kesempatan kepada teman sebaya, untuk memberikan
umpan balik.
Peranan ini memungkinkan:
Peningkatan interaksi sosial antar siswa
Umpan balik langsung
Jadi dalam gaya ini antar siswa bisa saling mengoreksi.
4. Gaya Cakupan atau Inklusi
Dalam gaya ini guru memberi tingkatan / level kemampuan kepada siswa, sehingga
siswa dapat memilih gerakan sesuai kemampuannya. Pada gaya inklusi, guru berperan
sebagai pembuat keputusan dalam perencanaan, sedangkan peserta didik/ siswa
menentukan pilihan terhadap kelompok kegiatan dalam pelaksanaan dan evaluasi.
5. Gaya Konvergen dan Divergen
Dalam gaya konvergen guru cukup memberikan perintah / intruksi dalam melakukan
teknik gerakan dan siswa melakukan sesuai sepengetahuannya. Contoh : Bagaimana
cara melakukan passing menggunakan kaki bagian luar dalam sepak
bola/lakukan. Dalam gaya divergen siswa dituntut kreatif karena guru hanya memberi
intruksi / perintah dan siswa melakukan. Contoh : Buatlah bentuk latihan
menggunakan tali untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
DAFTAR PUSTAKA
http://manesa08penjas.blogspot.com/2011/02/metode-mengajar-dalam-penjas.html?
m=1
https://www.google.com/amp/s/www.silabus.web.id/metode-pembelajaran-
pendidikan-jasmani/amp/
http://journal.unsika.ac.id/index.php/solusi/article/view/55
https://scholar.archive.org/work/6y6ug6rozffp3ajzob7htsxn6q/access/wayback/http://
jurnal.umus.ac.id/index.php/kontekstual/article/download/251/kontekstual
https://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/article/view/8179
https://repository.ung.ac.id/skripsi/show/831409146/meningkatkan-metode-
pembelajaran-penjaskes-di-smp-negeri-1-tapa-sesuai-kurikulum-2013.html