Anda di halaman 1dari 7

Materi OKE SAPA “ Stunting dan Obesitas, maslah gizi yang mengancam

generasi bangsa “
Kendal, 25 September 2021
( Narasumber : Siti Fatonah, S.Gz., M.Gz., RD. )
( Moderator : Tri Wahyuni S.Gz., M.Gz., RD.)

Pertanyaan:

1. Apakah yang dimaksudstunting : Stunting


adalahkondisidimanabalitamemilikiPanjangatautinggibadan yang
kurangjikadibandingkandenganumur.
KondisiinidiukurdenganPanjangatautinggibadan yang lebihdari minus
duastandardeviasi median standarpertumbuhanaak-anakdari WHO.
2. Apakahpenyebab Stunting yang terjadipadabalita :
a. Kondisisosialekonomi,
b. giziibusaathamil,
c. kesakitanpadabayi,
d. kurangnyaasupanzatgizipadabayi.
e. KondisiKesehatandangiziibusebelumdansaatkehamilansertasetelah
persalinanmempengaruhipertumbuhanjanindanrisikoterjadinya
stunting. Selainituposturtubuhibu yang pendek, jarakkehamilan
yang terlaludekat, ibu yang masihremaja, sertaasupannutrisi yang
kurangpadasaatkehamilan. Ibu yang teerlalumuda, terlalutua,
terlaluseringmelahirkandanterlaludekatjarakkelahiran.Ibu yang
terlalumudaberesikomelahirkanbayi BBLR yang mempengaruhi 20
% terjadinya stunting. Teenyataberdasarkan data SUSENAS
menunjukkanbahwa 50 % ibuyang
pernahhamilituberusiamudaatauremaja. Remajaputritahun 2017
35,5 % mengalami stunting. Dr sisiasupanzatgizijuga 32 %
remajaputriberesiko KEK.
Nutrisi yang
diperolehsejaklahirtentunyasangatberpengaruhterhadappertumbu
hantermasukresikostunting.tidakterlaksananyainisiasimenyusudin
i, gagalnyapemberian ASI eksklusif, dan proses
penyapihandini.Pemberian MPASI yang
harusdiperhatikankuantitas, kualitas,
dankemananpangannya.Asupanzatgizisangatpentingpadabalita ,pa
datahun 2017, 43,2 % balita Indonesia mengalami deficit
energidan 28 % mengalami deficit ringan (<80 % AKE).
Olehkarenaitudiberikan PMT local danpabrikan.
Sosialekonomidansanitasitempattinggaljugamempengaruhiterjadin
ya stunting.
Kemampuanmemenuhikebutuhangiazidanadanyainfeksi( diaredan
cacingan) akanmengganggupenyerapanzatgizipadapencernaan
3. Bagaimanakeadaan stunting yang terjadisaatini : Stunting
merupakanmasalahgiziutama yang dihadapitidakhanya di
duniatetapijuga di Indonesia saatiniselain KEP, Anemia, kurang
vitamin A dan GAKY. Indonesia
termasukengaraketigadenganprevalensitertinggi di asiatenggara.
Rata-rata prevalensibalita stunting di Indonesia tahun 2005-2017
adalah 36,4 %. Data PSG jugamenunjukkanbahwaprevalensi stunting
meningkattiaptahun.Berdasarkan data yang ada, data stunting di
Kabupaten Kendal tahun 2020 mengalamikenaikan yang
signifikandari data tahun 2019, dimanapadatahun 2020 tercatat data
stunting 8,3 % yang sebelumnyasebesar 5,6% padatahun 2019.
AdapunDesa yang stuntignyatenggidananalisaKesehatanada di 10
DesayaituDesaSukorejo, Bringinsari, Purwosari, Tamanrejo (Kec.
Sukorejo), Sidokumpul (Kec. Patean), GetasKec. Singorojo,
JungsemiKec.Kangkung, Bandengan, Karangsari (Kec. Kendal)
danPurwokertoKec. Patebon.
4. Bagaimanaupayapencegahannya: Stunting mrupakansalahsatu target
sustainable development goals yang
teemasukpadatujuanpembangunanberkelanjutan ke-2
yaitumenghilangkankelapandansegalabentukmalnutrisipadatahun
2030 sertamencapaiketahananpangan. Target yang di
tetapkanyaitumenurunkanangka stunting hingga 40 % padatahun
2025
a. Ibuhamildanbersalin
1) Intervensi 1000 haripertamakehidupan
2) Jaminanmutunate natal care
3) Persalinan di faskes
4) Pemberianmakanan TKPM
5) Deteksidinipenyakitmenulardantidakmenular
6) Pemberantasankecacingan
7) Meningkatkan transformasi KMS kedalam KIA
8) Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini dan ASI
eksklusif
9) Penyuluhan dan pelayanan KB
b. Balita
1) Pemantauan pertumbuhan balita
2) Menyelenggarakan kegiatan pemberian makanan tambahan
untuk balita
3) Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak
4) Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal
c. Anakusiasekolah
1) Melakukan revitalisasi usaha kesehatan sekolah
2) Menguatkan kelembagaan tim pembina UKS
3) Menyelenggarakan program gizi anak sekolah ( PROGAS )
4) Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan
narkoba
d. Remaja
1) Meningkatkan penyluhan untuk perilaku hidup bersih dan
sehat ( PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok dan
mengkonsumsi narkoba
2) Pendidikan kesehatan reproduksi
e. Dewasamuda
1) Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana
2) Deteksi dini penyakit ( menular dan tidak menulat )
3) Meningkatkan penyuluhan untuk PHBS, pola gizi seimbang ,
tidak merokok/ mengkonsumsi narkoba
5. Apa akibatnya jika mengalami stunting
a. Proses perkembangan otak terganggu
b. Kemampuan kognitif juga terganggu dalam jangka pendek
c. Hilangnya kapasitas untuk berpendidikan lebih baik
d. Hilangnya kesempatan peluang kerja dengan pendapatan lebih
baik.
e. Dalam jangka panjang, maka balita stunting akan mengalami
obese dan berpeluang menderita PTM seperti hipertensi, diabets,
kanker dan lain-lain.
6. Bagaimana proses terjadinya stunting ?
Stunting terjadi mulai pada pra konsepsi ketika seorang remaja
menjadi ibu yang kurang gizi dan anemia. Menjadi parah ketika hamil
dengan asupan gizi yang tidak mencukupi kebutuhan, ditambah lagi
ketika hidup dilingkugan dengan sanitasi kurang memadai. ( 50 %
remaja KEK, sebagian besar bumil kota dan desa mengalami defisit
energi dan protein, bumil pendek) mengakibatkan melairkan bayi
BBLR < 2500 gram dan panjang badan <48 cm. Setelah lahir dengan
kondisi tersebut dilanjutkan dengan kondisi rendahnya Inisiasi
Menyusu Dini yang memicu rendahnya menyusui eksklusif sampai
dengan 6 bulan dan tidak memadai pemberian MPASI. Berdasarkan
penelitian ternyata hanya 36,6 % anak Indonesia yang terkategori
dalam minimum acceptable diet. Pedoman pemberian MPASI untuk
anak usia 6-23 bulan sekurangnya makan 4 dari 7 jenis kelompok
bahan makanan dengan frekuensi 3 kali sehari. Data Survey
konsumsi makanan indonesia juga menunjukkan bahwa asupan
anak> 6 bulan itu cenderung mengkonsumsi 95 % serealia, sangat
kurang protein, buah, sayur.
7. Bagaimana strategi mengatasi stunting?
Penyebab : pola asuh, cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan,
lingkungan dan ketahanan pangan.
a. Pola asuh melalui: IMD, menyusui eksklusif sampai 6 bulan,
pemberian ASI dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI
sampai dengan 2 tahun untuk membantu tumbuh kembang bayi.
Sesuai UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 128
1). Setiap bayi berhak mendapatkan ASI Ekslusif sejak dilahirkan
selama 6 bulan kecuali atas indikasi medis
2). Selama pemberian ASI pihak keluarga pemerinta, pemda dan
masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan
penyediaan waktu dan fasilitas khusus.

Peraturan pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang ASI Ekslusif


1). Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif.
Pengaturan memberikan ASI eksklusif bertujuan untuk
a). menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI
eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 bulan
dengan memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangannya
b). Memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan
ASI eksklusif kepada bayinya.
c). Meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat,
pemda dan pemerintah terhadap fasilitas pemberian ASI
eksklusif.
2).Tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan
kesehatan wajib melakukan inisiasi menyusu dini terhadap
bayi baru lahir kepada ibunya paling singkat selama satu jam.
Inisiasi menyusu dini sebagaimana dimaksud dilakukan
dengan cara meletakkan bayi secara tengkurap di dada atau
perut ibu sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu.

8. Apa kesimpulannya tentang stunting ini...


Kesimpulannnya : “Anak Sehat tambah Umur tambah berat”
Assalamualaikum wr wb,,,,Selamat pagi sahabat OKE SAPA.

Obrolan sabtu pagi kali ini kita akan membahas tentang Stunting dan
Obesitas. Hal ini sesuai dengan tema Hari Gizi Nasional tahun ini yang
akan di peringati tanggal 25 Januari 2022 nanti.

Bersama saya Tri Wahyuni, S.Gz., RD dan Ahli Gizi kita, Ibu Siti Fatonah,
S.Gz., M.Gz., RD.

Seperti kita ketahui bersama bahwa Stunting merupakan masalah gizi


utama yang dihadapi tidak hanya di dunia tetapi juga di Indonesia.
Indonesia termasuk nengara ketiga dengan prevalensi tertinggi di asia
tenggara. Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-
2017 adalah 36,4 %. Berdasarkan data juga menunjukkan bahwa
prevalensi stunting juga meningkat tiap tahun.

Berdasarkan data yang ada, data stunting di Kabupaten Kendal tahun 2020
mengalami kenaikan yang signifikan dari data tahun 2019, dimana pada
tahun 2020 tercatat 8,3 % yang sebelumnya sebesar 5,6% padatahun 2019.
Adapun Desa yang stuntingnya tinggi di Kabupaten Kendal ada di 10 Desa
yaitu Desa Sukorejo, Bringinsari, Purwosari, Tamanrejo (Kec. Sukorejo),
Sidokumpul (Kec. Patean), Getas Kec. Singorojo, Jungsemi Kec.Kangkung,
Bandengan, Karangsari (Kec. Kendal) dan Purwokerto Kec. Patebon.

Sementara itu gizi lebih dan diet yang tidak sehat terkait penyakit
degenerative juga meningkat. Berdasarkan data epidemiologi angka obesitas
juga meningkat 3x sejak tahun 1975. Dan Hasil Riskesdas 2018, proporsi
obesitas pada usia dewasa meningkat dari 14,8% (2013) menjadi 21,8%
(2018), sedangkan obesitas sentral pada usia >15 tahun meningkat
dari26,6% (2013) menjadi 31% (2018). Obesitas itu sendiri berkaitan erat
dengan beberapa penyakit degenerative seperti DM II, penyakit jantung, HT,
Hiperlipidemia, dan juga Sindrom metabolik.

Baik segera kita mulai saja obrolan kita pagi hari ini bersama Ahli Gizi kita.

Selamat pagi bu Syifa, Apa kabar........Sehat bu.....


Iya nih bu,,, terkait topik Stunting yang sekarang ini sedang banyak
dibicarakan,,, mungkin bisa dijelaskan supaya sahabat OKE SAPA
mengetahuinya.

1. Apakah yang dimaksud stunting ?


2. Apakah penyebab Stunting yang terjadipadabalita :
3. Bagaimana keadaan stunting yang terjadi saat ini :
4. Bagaimana upaya pencegahannya: Stunting merupakan salah satu
5. Apa akibatnya jika mengalami stunting
6. Bagaimana proses terjadinya stunting ?
7. Bagaimana strategi mengatasi stunting?
8. Apa kesimpulannya tentang stunting ini?

Bagimana sahabat OKES SAPA,,,sekarang semakin paham ya ternyata


stunting akan berdampak terhadap kecerdasan, kesehatan, karier dan
banyak aspek lainnya, sedang gizi lebih / obesitas juga berdampak buruk
terhadap timbulnya beberapa penyakit degeneratif dan sindrom metabolik.
2 masalah gizi tersebut telah menjadi penyebab utama kesehatan dan
kematian serta peningkatan kejadian penyakit tidak menular. Ok
sahabat,,,semoga bincang-bincang kali ini akan memberikan manfaat,
menambah informasi untuk sahabat semua. Saya ucapkan terimakasih
kepada bu Syifa yang sudah berbagi info terkait stunting.
Akhirnya saya akhiri bincang-bincang siang hari ini, terimakasih atas
perhatiannya.
Wassalamualaikum Wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai