GLAUKOMA AKUT
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Mengikuti Ujian Profesi Kedokteran
Bagian Ilmu Mata
Disusun Oleh:
Lidya Saras Wati
15711024
Pembimbing:
dr. Arifah Puji Astuti, Sp.M.
DEFINISI
Glaukoma adalah neuropati optik yang disebabkan oleh tekanan intraokular (TIO) yang
(relatif) tinggi, yang ditandai oleh kelainan lapangan pandang dan atrofi papil saraf optik.
Glaukoma diklasifikasikan menjadi glaukoma primer sudut terbuka, glaukoma primer sudut
tertutup, glaukoma sekunder sudut terbuka, glaukoma sekunder sudut tertutup, dan glaukoma
kongenital. Glaukoma primer sudut tertutup sendiri di bagi menjadi akut dan kronis.1
ETIOLOGI
Sudut bilik mata dibentuk oleh tautan antara kornea dan iris perifer, yang diantaranya
terdapat jalinan trabekular. Jalinan trabekular (Trabecular Meshwork) sendiri terdiri dari 3
bagian yaitu jalinan uveal (uvealmeshwork), jalinan korneosklera (corneoscleral meshwork),
jalinan endotelial (juxtacanalicular atau endothelial meshwork). Ke tiga bagian ini terlibat
dalam proses outflow akuos humor (Gambar 1). Struktur lain yang terlibat adalah kanalis
sklem, kanalis berbentuk sirkumferensial dan dihubungkan oleh septa-septa. Bagian dalam
kanalis dilapisi oleh sel-sel endotel berbentuk kumparan yang mengandung vakuol-vakuol
besar, dan di bagian luar dilapisi oleh sel-sel datar halus yang mengandung ujung dari
kanalis-kanalis kolektor. Bagian selanjutnya yang berperan adalah kanalis kolektor. Kanalis
ini meninggalkan kanalis sklem dan berhubungan dengan vena episklera. Sekresi akuos
humor oleh korpus siliar pada mata normal bervariasi antara 0,22 – 0,28 ul / menit / mmHg.
Dimana sekresinya menurun seiring dengan pertambahan usia.2
Akuos humor setelah disekresikan oleh prosesus siliaris ke bilik mata belakang lalu
mengalir ke bilik mata depan melalui pupil, dan dikeluarkan melalui dua jalur outflow yang
berbeda yaitu outflow melalui jalur trabekulum (jalur konvensional) dan outflow melalui jalur
uveoskleral (jalur unkonvensional). Outflow melalui jalur trabekulum merupakan jalur utama,
dimana sekitar 90% akuos humor melalui jalinan trabekular menuju kanalis sklem dan
berlanjut ke sistem vena kolektor. Outflow melalui jalur uveoskleral (jalur unkonvensional)
yaitu sekitar 10% outflow akuos humor melalui jalur ini. Proses outflow akuos humor dapat
juga terjadi melalui iris, tapi dalam jumlah yang sangat sedikit.1,2
Gambar 1. Normal outflow humor akuos. (a) melalui trabekular; (b) melalui uveoskleral; (c)
melalui iris.1
Glaukoma akut terjadi pada seseorang yang mempunyai faktor predisposisi yaitu
bentuk anatomi mata yang diwariskan berupa COA yang sempit dan dangkal, panjang bola
mata pendek, diameter kornea kecil, posisi lensa lebih ke anterior, dan ketebalan lensa yang
meningkat. Adapun faktor pencetus terjadinya glaukoma sudut tertutup akut antara lain,
keadaan emosi cemas, keberadaan di tempat gelap, posisi badan telungkup, dan pengaruh
obat-obat tertentu. Biasanya glaukoma sudut tertutup akut terjadi pada umur di atas 40 tahun
dan lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan dengan pria dengan insiden mencakup
3 sampai 4 kali lebih sering. Seorang wanita lebih sering terkena glaukoma akut sudut
tertutup karena mata normal perempuan memiliki COA yang lebih dangkal serta panjang
mata lebih pendek daripada pria.3
PATOFISIOLOGI
Pada glaukoma sudut terbuka, kelainan terjadi pada jalinan trabekular, sedangkan sudut
bilik mata terbuka lebar. Jadi tekanan intraokular meningkat karena adanya hambatan outflow
humor akuos akibat kelainan mikroskopis pada jalinan trabekular. Sering terjadi pada sudut
bilik mata yang sempit (kadang-kadang disebut dengan “dangerous angle”). Penting untuk
diketahui, jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka luas, perifer iris tidak kontak
dengan perifer kornea, sehingga sudut bilik mata tidak tertutup, dan glaukoma sudut tertutup
tidak akan terjadi.3
Patogenesis glaukoma sudut tertutup akut adalah seseorang yang memiliki COA yang
sempit, akan tertutup pada keadaan pupil yang mid-dilatasi. Karena keadaan mid-dilatasi
pupil, membuat iris lebih kendur sehingga ujung iris bersentuhan dengan permukaan lensa.
Akibatnya, terjadi tekanan positif di Camera Oculi Posterior (COP) yang mendorong
pangkal iris kedepan, dan menutup anyaman trabekulum. Majunya iris kedepan disebut iris
bombans. Akibatnya aliran humor akuos dari COP ke COA terhambat; keadaan ini disebut
sebagai blokade pupil relatif. Keadaan tersebut menjadi serangan akut apabila proses tersebut
terjadi secara serentak di seluruh lingkaran anyaman trabekulum bola mata. Mekanisme lain
yang menyebabkan blokade pupil adalah iris plateu dan letak lensa yang lebih ke anterior.2
Gambar 2. Blok pupil dengan sudut tertutup dan iris bombe (iris konvek) perifer iris
menutup sudut sehingga tekanan meningkat, jika terjadi secara mendadak dapat menjadi
glaukoma akut.1
2. Pemeriksaan oftalmoskopi
Kelainan optik-disk dapat dievaluasi dengan menggunakan oftalmoskop direk, slit-lamp
biomikroskopi yang menggunakan lensa +90 Dioptri, Hruby lens, atau lensa kontak
Goldmann dan oftalmoskop indirek. Gambaran fundus pada glaukoma akut sering ditemukan
edem dan hiperemis optic-disk.
3. Pemeriksaan gonioskopi
Dilakukan untuk memeriksa saluran pembuangan yaitu dengan memerika sudut bilik
mata depan (COA) dengan menggunakan lensa kontak khusus. Gonioskopi dapat
membedakan glaukoma sudut terbuka atau tertutup serta adanya perlekatan iris bagian
perifer. Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang, salah satunya
dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular, misalnya dengan gliserin topikal
atau saline hipertonik salap mata. Hal yang tidak kalah penting yaitu melakukan pemeriksaan
mata kontra-lateral, yang biasanya ditemukan gambaran sudut tertutup laten. Dimana mata
yang menderita glaukoma akut menunjukkan adanya kontak perifer irido-korneal komplit
(Shaffer grade 0).
4. PemeriksaanTonometri
Dapat ditemukan meningkatnya tekanan intraokular bola mata >50 mmHg.
TATALAKSANA5
Pada dasarnya, terapi glaukoma dibagi menjadi terapi medikamentosa dan operatif.
Tujuannya untuk menurunkan TIO sehingga aman bagi penderita. Masing-masing individu
mempunyai ambang toleransi TIO yang berbeda-beda. Target penurunan biasanya 30–50%
dari TIO awal. Suatu tekanan sebesar ‘x’ mmHg dapat diketahui sudah aman bagi suatu
individu dengan cara melakukan evaluasi setiap 6 bulan dengan pemeriksaan lapangan
pandang. Kalau sudah stabil, artinya tidak ada lagi penurunan lapang pandang secara
progresif berarti TIO sebesar ‘x’ mmHg aman bagi individu tersebut.
Cara penurunan TIO ialah dengan menurunkan produksi atau menambah pembuangan
cairan akuos. Selain itu bisa dengan merusak badan silier, dengan laser atau krio, dan dengan
membuang cairan akuos ke tempat lain (operasi filtrasi).
Agen kolinergik menurunkan TIO dengan menaikkan kemampuan aliran keluar cairan
akuos. Obat ini merangsang saraf parasimpatik sehingga menyebabkan kontraksi m.
longitudinalis ciliaris yang menarik taji sklera. Ini akan membuka anyaman trabekular
sehingga meningkatkan aliran keluar. Selain itu, agen ini juga menyebabkan kontraksi m.
sfingter pupil sehingga terjadi miosis. Contohnya antara lain adalah pilokarpin dan
asetilkolin. Tetes mata pilokarpin 2%, diberikan setiap setengah jam setelah waktu 3 jam
kemudian setelah ½ hari diteruskan menjadi 6 kali 1 tetes sehari.
2. Operatif
Ada beberapa macam teknik bedah yang bisa dilakukan untuk menangani glaukoma.
Trabekulektomi adalah pembuatan lubang yang menghubungkan COA dan subkonjungtiva
dengan mengambil sedikit jaringan trabekulum. Trabekulosplasti laser (fotokoagulasi)
dikerjakan untuk membuat sikatriks di trabekulum. Sikatriks sifatnya membuat tarikan karena
banyak jaringan ikatnya. Diharapkan bagian yang tidak terkena laser / tidak terjadi sikatriks
akan tertarik sehingga celah trabekulum melebar. Gonioplasti / iridoplasti berguna untuk
membuat sikatriks di iris perifer yang menutup trabekulum sehingga sudut menjadi terbuka.
Pembedahan non-penetrasi yang bisa dilakukan untuk glaukoma adalah
viskoanalostomi, sklerektomi dalam pirau tuba (tube shunt) dapat dilakukan dengan implan
Baerveldt, Ahmed, Molteno. Pirau dipasang dari COA ke subkonjungtiva. Siklodestruksi
adalah cara lain dalam bedah glaukoma. Ini dilakukan yaitu dengan merusak sebagian badan
siliar sehingga produksi cairan akuos turun. Dapat dilakukan dengan bedah krio atau laser.
Terapi ini merupakan terapi pilihan terakhir. Efek sampingnya kalau terlalu banyak badan
siliar yang rusak, mata bisa mengecil karena humor aquous terlalu sedikit.
Pada penderita glaukoma yang tidak taat berobat, TIO dapat naik kembali sehingga
kerusakan saraf semakin parah, dan terjadi kebutaan. Oleh karena itu, sebagai dokter perlu
menerangkan ke pasien bahwa pengobatan tidak boleh terputus / seumur hidup untuk
mencegah kebutaan. Dan seperti yang sudah ditulis di atas, pertimbangkan juga mengenai
efek samping dan biayanya untuk meningkatkan ketaatan pasien. Deteksi dini sangat penting
karena kerusakan mata bersifat permanen, sehingga dapat ditangani seawal mungkin sebelum
kerusakan saraf lebih parah. Deteksi dini dapat dilakukan dengan kontrol rutin atau bisa saat
timbul gejala.
Pada individu sehat (bukan penderita glaukoma) kontrol dilakukan 3 tahun sekali, bila
tidak ditemukan gejala kemunduran penglihatan. Terutama pada yang berusia 40 tahun ke
atas. Kontrol dilakukan 1 tahun sekali bila ada faktor-faktor risiko yaitu riwayat keluarga
positif glaukoma, konsumsi steroid jangka panjang, diabetes, hipertensi, pernah trauma mata,
miopia dan hiperopia tinggi.
a. Laser iridektomi
- Definisi : Pemotongan sebagian iris sehingga terdapat hubungan antara COA
dan COP.
- Indikasi : untuk glaukoma akut sudut tertutup dengan blok pupil yang
berespon baik terhadap medikamentosa, dan durasi serangan <48 jam. Tidak
ada edema kornea. Dapat dilakukan untuk mata sebelahnya sebagai
pencegahan.
Gambar 4. Gambaran mata setelah laser iridotomi
b. Laser iridoplasti
- Definisi : pembuatan lubang sikatrik pada perifer dari iris tujuannya untuk
membuat m. sfingter iris kontraksi, sehingga iris bergeser dan sudutpun
terbuka.
- Indikasi : alternatif jika terapi medikamentosa gagal, TIO tetap sekitar 40
mmHg, kornea edem, pupil tetap dilatasi.
PROGNOSIS
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi yang
sesegera mungkin. Namun, diagnosis sering terlambat dimana lapangan pandang telah hilang
secara progresif, iris menjadi atrofi, dan midriasis pupil telah menetap. Penanganan episode
akut yang terlambat akan menyebabkan sinekia permanen dan bahkan menyebabkan
kebutaan permanen dalam 2-3 hari.4
DAFTAR PUSTAKA