Materi Inti 3
Perawatan Lansia dengan Masalah Khusus yang Sering Terjadi
Yang perlu diingat oleh caregiver, penggunaan tabung oksigen dirumah harus atas
rekomendasi tenaga kesehatan dan dibawah pengawasan tenaga kesehatan.
Tabung Masker
oksigen Oksigen
Sederhana
Humadifier
TUTORIAL PENGGUNAAN TABUNG OKSIGEN
Hal yang perlu diperhatikan apabila terdapat tabung oksigen dirumah adalah risiko
kebakaran dan pencegahannya
1. Perhatikan jarak penempatan tabung oksigen dari tempat-tempat yang mengeluarkan
api. Jarak aman untuk menempatkan tabung oksigen dari sumber api adalah 1,5-3
meter.
2. Untuk menghindari terjadinya kebakaran, usahakan tidak memakai alat-alat listrik yang
berpotensi memercikkan api saat memakai tabung oksigen.
3. Jauhkan cairan yang mudah terbakar dari tabung oksigen. Bahkan losion mengandung
alkohol, sebaiknya tidak dioleskan pada pasien saat sedang menghirup tabung oksigen.
4. Jangan membersihkan tabung oksigen dengan cairan yang mudah terbakar.
Menggunakan air lebih aman untuk membersihkannya.
5. Pastikan semua orang mengetahui aturan untuk tidak menyalakan api, misalnya
merokok, di tempat Anda menyimpan tabung oksigen. Menempelkan tanda dilarang
merokok di tempat tabung oksigen berada merupakan salah satu cara efektif memberi
tahu semua orang.
6. Usahakan tabung oksigen tidak tergeletak begitu saja agar alat ini tidak terlontar saat
terjadi kebocoran.
7. Jangan mencoba memperbaiki sendiri kerusakan pada tabung oksigen. Lebih aman jika
Anda memanggil teknisi dari perusahaan tempat Anda membeli tabung oksigen.
8. Pastikan detektor asap di rumah bekerja dengan benar. Anda juga harus melengkapi
rumah dengan alat pemadam kebakaran.
9. Jika aliran listrik mengalami kerusakan, pastikan petugas yang memperbaikinya
mengetahui bahwa Anda memiliki tabung oksigen.
Risiko yang mungkin terjadi apabila menggunakan tabung oksigen tanpa rekomendasi
dan pengawasan rutin dari tenaga kesehatan
1. Keracunan oksigen
2. iritasi saluran nafas
3. Keringnya permukaan bagian dalam hidung dan saluran nafas lain
4. Risiko henti nafas mendadak
5. Kerusakan paru
6. Timbulnya bahaya kebakaran
7. Terjadinya perlukaan pada saluran nafas.
Sumber : pngfind.com
Persiapan alat:
a. Sarung tangan
b. Pispot atau dilengkapi dengan plastik sampah
c. Alat untuk membersihkan kantong: air hangat, sabun dan handuk
d. Kasa
e. Perlak
f. Pelindung kulit (bila ada)
g. Alat pengukur stoma
h. Pena atau pensil
i. Gunting
j. Kantong stoma baru, dengan ikat pinggang/pelindungnya (bila ada)
k. Bedak khusus (bila ada)
l. Deodoran untuk kantong (bila ada)
Pengelolaan diet untuk mencegah timbulnya gas, bau, diare atau konstipasi pada lansia
dengan stoma :
Hindari makanan yang menyebabkan diare, sembelit, atau yang mengiritasi kulit.
Hindari makanan berpengawet, dan yang menimbulkan gas seperti brokoli, kubis, jagung,
timun, bawang, dan lobak.
Konsumsi makanan berserat ataupun cairan yang seimbang 8-10 gelas air per hari atau
1,5 hingga 2 liter air per hari
Masalah yang sering timbul pada lansia yang menggunakan stoma dan pencegahannya :
a. Dehidrasi : penjelasan dan pencegahan singkat
Dehidrasi dan hilangnya elektrolit (garam dan mineral) yang mungkin jika cairan tidak
cukup dikonsumsi dalam sehari
Asupan cairan 8-10 gelas air per hari, atau 1,5 hingga 2 liter air per hari
b. Sumbatan makanan : penjelasan dan pencegahan singkat
Setelah menjalani operasi pada usus besar yang disebut kolostomi, pasien akan
disarankan untuk menjalani diet khusus
c. Kulit iritasi : penjelasan dan pencegahan singkat
Feses yang seharusnya dibuang karena mengandung bakteri dan zat limbah malah
tidak bisa dikeluarkan oleh anus. Iritasi bisa terjadi karena feses keluar lalu mengenai
lubang stoma dan menyebabkan peradangan disekitar lubang perut. Selain dari feses
bahan atau penggunaan dari kantong juga bisa menjadi penyebab dari iritasi kulit.
Pencegahan dngen melakukan perawatan kulit sejotar stoma
Waktu yang tepat untuk melakukan blader training adalah pada yang memakai kateter yang
lama dan post operasi
Normalnya suhu tubuh lansia adalah 36-37°C. Pengukuran suhu tubuh lansia menggunakan
thermometer digital dan disarankan agar setiap lansia memiliki thermometer digital dirumah.
Tanda-tanda fisik suhu tubuh yang sangat rendah adalah lansia merasa kedinginan dan
dapat disertai menggigil, pucat, gelisah. Tanda-tanda fisik suhu tubuh yang tinggi adalah
lansia merasa meriang, kedinginan, kulit wajah tampak kemenrahan, berkeringat dan
menggigil.
- Pastikan saluran manset air tube/ pompa udara menghadap ke jari lansia. Jangan terlalu
kencang. Perkirakan satu jari harus bisa muat dibawah manset setelah pemasangan
manset
- Nyalakan alat tensi digital dan mulai pengukuran secara digital
- Lakukan pengukuran ulang dengan jeda 1-2 menit, ambil nilai yang tertinggi, catat di
buku pemantauan kesehatan lansia
- Carilah bantuan dari tenaga medis apabila Caregiver memiliki keraguan atau masalah
mengenai PTDR
- Jangan pernah melakukan pengobatan sendiri berdasarkan hasil PTDR tanpa
berkonsultasi dengan dokter. Karena komplikasi dari pengobatan hipertensi yang tidak
tepat sangat besar misalnya risiko stroke, risiko efek samping obat hipertensi, risiko
upaya penurunan tekanan darah sesuai target yang telah ditetapkan dokter tidak
tercapai dan risiko berbahaya lainnya.
Materi Inti 7
Kesehatan Jiwa bagi Lansia Serta Pemenuhan Kebutuhan Psikososial dan Spiritual
Lansia
1. KESEPIAN (LONELINESS)
Definisi kesepian adalah suasana perasaan hati yang sunyi, kosong, hampa dan sepi baik
dalam keadaan ramai maupun sendirian, individu merasa terasing dan terisolasi secara fisik
dan atau psikologis.
Orang yang kesepian sangat berisiko besar akan mengalami gangguan depresi jika tidak
mampu untuk melakukan penyesuaian/ adaptasi terhadap kondisi ‘sepi’ tersebut. Banyak lansia
melakukan rutinitas aktivitas harian sejak bangun tidur sampai sore dan malam hari tertidur
kembali agar merasa tetap hidup. Orang yang tinggal sendiri di rumahnya belum tentu kesepian
karena ia menyukai kesendiriannya dan tetap mempunyai kesibukan pekerjaan yang
dilakukannya. Meskipun demikian secara sosial ia tetap dikelompokkan sebagai “kesepian”
karena isolasi sosialnya. Sebaliknya, orang yang tinggal Bersama keluarga besar namun tak
pernah terlibat/terkoneksi dengan orang di sekitarnya sangat mungkin mengalami kesepian
secara psikologis dan merasa terasing di dalam rumahnya sendiri.
Yang dapat dilakukan oleh caregiver untuk mengurangi kesepian para lansia :
1. Ajak dan libatkan lansia untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan kelompok
lansia di masyarakat, puskesmas atau Lembaga kelanjut-usiaan lainnya
2. Perbanyak sarana dan fasilitas untuk beraktivitas di dalam maupun di luar Gedung
seperti Taman untuk Lansia berolah raga dan tamasya, ruang pertemuan serbaguna
untuk menari-menyanyi-bermain drama dsb, kolam renang / kolam aquatic untuk terapi,
rumah masak-masak/berkebun/belajar agama dan ketrampilan pengisi waktu luang dll.
3. Usahakan untuk selalu bersikap suportif pada lansia, hargai privasi dan dignity,
kemauan dan nilai sosial budayanya. Contoh sikap suportif adalah mendengarkan
aspirasi, gagasan dan keluhan lansia walaupun hal tersebut sudah diucapkan berulang-
ulang kali, sambil tetap tersenyum dan menunjukkan minat, seperti seolah-olah baru
pertama kali mendengar
4. Membantu mendampingi secara rutin berkunjung untuk sekedar menyapa, bercakap-
cakap (jika lansia mau) atau hanya sekedar duduk diam menemaninya
5. Sesekali boleh membawakan buah tangan (oleh-oleh) untuk lansia yang dikunjungi agar
lansia merasa ada yang memperhatikan dirinya.
6. Bagi lansia yang suka seni suara/menyanyi, bisa diajak bernyanyi Bersama dengan
musik atau tanpa musik sesuai dengan minat lansia tersebut
7. Jangan menghakimi perilaku lansia hanya dari kesan luar sahaja sebelum menyelidiki
lebih dalam (judgmental ataupun generalisasi) agar tidak terjadi kesalahpahaman yang
tidak perlu atau merusak suasana persahabatan dengan lansia.
Tips sederhana untuk meningkatkan ketahanan keluarga yang memiliki lansia dengan
PJP agar terhindar dari perilaku kekerasan
1. Menyegarkan, memperbaharui, reorientasi nilai, tujuan, makna dan ikatan keluarga;
2. Meningkatkan fungsi agama dan pribadi yang religius; ketaatan dan kepatuhan menjalankan
ajaran agama;
3. Meningkatkan komunikasi dan interaksi dalam keluarga, mendorong ekspresi saling peduli,
menjaga, dan melindungi keluarga;
4. Mengatur ulang pengelolaan sumberdaya keluarga (waktu, finansial, pengetahuan-
keterampilan, energi perhatian) disesuaikan dengan fokus tujuan keluarga;
5. Internalisasi nilai dan keterampilan hidup dalam sistem keluarga, khususnya kepada anak
dan generasi muda;
6. Memelihara dan atau meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh, dan tetap produktif;
7. Memprediksi dan mengenali tekanan-tekanan dan masalah yang muncul, dan
mengelolanya serta menanggulanginya secara bijaksana dan efektif;
8. Mengenali kerentanan dan potensi krisis keluarga dan mencegahnya supaya tidak menjadi
krisis;
9. Berinvestasi dalam proses membangun kelentingan keluarga sebagai bagian dari upaya
meningkatkan kapasitas menurunkan risiko;
10. Meningkatkan kematangan kepribadian; memelihara, mengembangkan, dan menguatkan
konsep diri, sikap, dan perilaku positif;
11. Memperluas lingkungan yang dapat menjadi aset perlindungan keluarga (protective factor);
mencari dukungan materi dan sosial (dari keluarga luas, teman, tetangga) jika keluarga
membutuhkan bantuan;
Referensi:
1. Artikel Hukum Pidana, Penegakan Hukum Kejahatan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
dalam Sistem Informasi Dijen PUU Kementerian Hukum dan HAM
2. https://www.kompas.com/edu/read/2020/04/16/070000171/13-tips-menguatkan-ketahanan-
keluarga-selama-wabah-pandemi-corona, diakses 10 Juni 2020;
3. Kompasiana.com, Kekerasan Terhadap Orang Tua (Lansia), diakses 10 Juni 2020
4. R. Siti Maryam, et.all, Beban Keluarga Merawat Lansia Dapat Memicu Tindak Kekerasan
dan Penelantaran Terhadap Lansia, Poltekes, Jakarta, 2012
Materi Inti 9
Pemenuhan Gizi Seimbang dan Cairan Sesuai Kebutuhan Lansia
b. Cara membuatnya
- Dengan api yang sedang, rebus nasi dan daging bersamaan dengan air sampai
setengah matang masukan sayur, tahu, putih telur sampai mendidih tambahkan
garam secukupnya.
- Kecilkan api setelah agak lembut, lalu masukan kaldu (jika ada) dan tambahkan
seledri atau daun bawang (jika ada).
- Hidangkan selagi hangat.
b. Cara membuatnya
- Siapkan air hangat 50 ml (suam suam kuku) kedalam gelas, kemudian tuangkan
susu (sesuai takaran) kedalam gelas, aduk susu sampai larut dengan air hangat
kemudian tambahkan kembali air hangan 200ml, pastikan takaran air dan susu pas.
- Berikan susu selagi hangat.
UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN CAREGIVER BAGI LANSIA YANG TIDAK NAFSU
MAKAN
Memberikan lansia makanan yang disukainya misalnya saat membuat bubur bisa di
tambahkan dengan menggunakan serundeng, abon, ayam /ikan suwir,kaldu hangat,
bawang goreng dan juga bisa digantikan dengan memberikan klien susu nutrisi untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi lansia. Dapat juga menggunakan air rebusan kacang hijau
untuk membuat susu.
Berikan makanan dalam bentuk lunak dan mudah dikunyah (dipotong kecil, dicincang,
diparut, dan lainnya)
Diupayakan agar lansia makan bersama anggota keluarga lainnya
Bisa juga dengan cara caregiver menaruh pigura berisi foto anggota keluarga yang
disayangi Lansia diatas meja makan, disaat lansia sedang makan
Gunakan bumbu-bumbu dalam memasak agar citarasa makanan tetap ada
Apabila masalah berlanjut maka Caregiver dapat berkonsultasi dengan tenaga
kesehatan
Materi Inti 10
Masalah yang Dapat Dialami Caregiver dan Pencegahan Serta Cara Mengatasinya
Midyawati Ahmad, SKM (Subdit Kesehatan Lanjut Usia), Abdul Muis Soeharto S.Kom (Subdit
kesehatan Lanjut Usia), Saiful Bahri (Subdit Kesehatan Lanjut Usia), Aria Wigati, SE (Dit.
Kesehatan Keluarga)