me
nasikhudinis.me
TULISAN DI MAJALAH
https://nasikhudinisme.com/2015/06/20/penghapusan-sanksi-bunga-penagihan-berkaitan-dengan-pasal-19-ayat-1-uu-kup/ 1/7
8/27/2020 Penghapusan Sanksi Bunga Penagihan Berkaitan dengan Pasal 19 ayat (1) UU KUP – nasikhudinis.me
Dalam penghapusan sanksi bunga ini, sangat berkaitan erat dengan Undang-undang KUP
yang terdapat pada Pasal 19 ayat (1), dimana bunyi pasal tersebut menjelaskan sebagai
berikut dibawah ini:
Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan,
serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan
Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, pada
saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau kurang
dibayar itu dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk
seluruh masa, yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau
tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
Ayat (1)
REPORT THIS AD
Ayat ini mengatur pengenaan sanksi administrasi berupa bunga berdasarkan jumlah pajak yang
masih harus dibayar yang tidak atau kurang dibayar pada saat jatuh tempo pelunasan atau
terlambat dibayar.
Ilustrasi Kasus :
a. Jumlah pajak yang masih harus dibayar berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar
Rp10.000.000,00 yang diterbitkan tanggal 7 Oktober 2008, dengan batas akhir pelunasan tanggal 6
November 2008. Jumlah pembayaran sampai dengan tanggal 6 November 2008 sebesar
Rp6.000.000,00. Pada tanggal 1 Desember 2008 diterbitkan Surat Tagihan Pajak dengan
perhitungan sebagai berikut:
b. Dalam hal terhadap Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana tersebut pada huruf a,
Wajib Pajak membayar Rp10.000.000,00 pada tanggal 3 Desember 2008 dan pada tanggal 5
Desember 2008 diterbitkan Surat Tagihan Pajak, sanksi administrasi berupa bunga dihitung sebagai
berikut:
REPORT THIS AD
Pada intinya Pasal 19 ayat (1) UU KUP ini mengatur mengenai pengenaan sanksi bunga
melalui penerbitan STP dalam hal Wajib Pajak tidak atau kurang membayar SKPKB,
SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan
Kembali pada saat jatuh temponya. Ketentuan penerbitan STP-nya sendiri diatur dalam
Pasal 14 ayat (1) UU KUP, yang menyebutkan diantaranya
(1) Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak apabila:
…
….
Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga
…
STP Bunga Penagihan sendiri apabila kita baca di Lampiran Surat Edaran Direktur
Jenderal Pajak Nomor SE-61/PJ/2013 tentang Kode Nota Penghitungan dan Kode Ketetapan
Per Jenis Pajak diberi kode 109. Jadi apabila saat ini Wajib Pajak mempunyai STP dengan
kode nota 109 (misalnya STP dengan nomor 12345/109/14/501/14), maka Wajib Pajak
tersebut dapat mengajukan permohonan penghapusan sanksi sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.03/2015. Cara membaca kode STP tersebut
adalah sebagai berikut:
12345/109/14/501/14
12345 : 5 digit pertama nomor ketetapan artinya nomor urut diterbitkannya ketetapan
tersebut
501 : kode KPP penerbit ketetapan, 501 adalah kode KPP Pratama Tegal
Apabila kita baca ketentuannya, permohonan hanya dapat diajukan terhadap SKPKB,
SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan
Kembali yang timbul (diterbitkan) sebelum tanggal 1 Januari 2015, dan telah dilunasi
sebelum 1 Januari 2016. Artinya, syarat Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan ini
adalah:
Tidak diatur dalam jangka waktu berapa lama sejak STP Wajib Pajak harus mengajukan
permohonan penghapusan sanksi ini.
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan penghapusan sanksi atas 1/lebih STP
sebanyak 2x permohonan, dengan catatan permohonan yang kedua harus diajukan dalam
jangka waktu paling lama 3 bulan sejak tanggal surat keputusan Dirjen Pajak atas
permohonan yang pertama dikirim, kecuali Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka
waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak.
Penutup
Apa yang harus dilakukan oleh Wajib Pajak, jika terdapat permasalahan seperti ini? untuk
membantu Wajib Pajak, kami Ada Beberapa tips yang harus dibagi kepada Wajib Pajak
diantaranya adalah sebagai berikut:
6. Diantara STP yang dimiliki oleh Wajib Pajak, teliti apakah ada STP dengan kode 109
7. Apabila ada, lakukan pengecekan apakah sudah dibayar atau belum
8. Apabila belum dibayar, teliti kembali STP tersebut diterbitkan atas SKPKB, SKPKBT, SK
Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali
sebelum 1 Januari 2015 atau sesudah 1 Januari 2015.
9. Apabila STP tersebut diterbitkan atas SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan,
Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali sesudah 1 Januari 2015, maka tidak
dapat diajukan permohonan penghapusan sanksi administrasi
10. Apabila STP tersebut diterbitkan atas SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan,
Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali sebelum 1 Januari 2015, maka
dapat diajukan permohonan penghapusan sanksi administrasi, silakan penuhi
persyaratan yang diharuskan.
Sehingga dapat digambarkan seperti yang ada dibawah ini sebagai berikut:
PENGHAPUSAN SANKSI BUNGA PENAGIHAN BERKAITAN DENGAN PASAL 19 AYAT (1) UU KUP PMK 29/2015
Published by Nasikhudin
Pegawai Negeri yang suka jalan-jalan, senang membantu Anda semua ... View all posts by
Nasikhudin
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
© 2020 NASIKHUDINIS.ME
WORDPRESS.COM.
https://nasikhudinisme.com/2015/06/20/penghapusan-sanksi-bunga-penagihan-berkaitan-dengan-pasal-19-ayat-1-uu-kup/ 6/7
8/27/2020 Penghapusan Sanksi Bunga Penagihan Berkaitan dengan Pasal 19 ayat (1) UU KUP – nasikhudinis.me
https://nasikhudinisme.com/2015/06/20/penghapusan-sanksi-bunga-penagihan-berkaitan-dengan-pasal-19-ayat-1-uu-kup/ 7/7