Anda di halaman 1dari 54

KARAKTERISTIK FISIKA KIMIA MOLEKUL OBAT

Pri Iswati Utami

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Kemampuan akhir tiap tahapan belajar
(Sub-CPMK)
Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik kimia sebagai dasar
kesesuaian farmasetik, kompatibilitas obat, dan stabilitas obat

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Sebelum memulai studi preformulasi, harus diketahui dahulu sifat
fisika dan kimia molekul obat maupun bahan – bahan tambahan
yang digunakan dan pembuatan suatu sediaan farmasi tertentu.

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Sifat Fisika dan Kimia Molekul Obat

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Sifat Fisika dan Kimia Molekul Obat

Pada topik-topik sebelumnya kita sudah mempelajari beberapa sifat fisika –


kimia molekul obat yaitu:
 pH untuk suatu asam dan basa
 pKa dan Kekuatan Asam dan Basa
 Ionisasi molekul obat
 Bufer
 Hidrolisis garam

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Sifat Fisika dan Kimia Molekul Obat

Pada topik kali ini akan dipelajari beberapa sifat fisika – kimia molekul obat
yaitu:
1) Aktivitas, kekuatan ion, dan Konstanta dielektrik
2) Koefisien partisi
3) Stabilitas obat

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Aktivitas, kekuatan ion, dan Konstanta
dielektrik

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Aktivitas, kekuatan ion, dan Konstanta
dielektrik
 Aktivitas ion dalam suatu larutan ditentukan oleh konstanta dielektrik
medium (tempat ion-ion dilarutkan) dan oleh konsentrasi ion dalam
larutan.
 Untuk larutan elektrolit dalam air dengan konsentrasi < 0,5 M, aktivitas
ion yang ada di larutan biasanya dianggap berasal dari konsentrasi
individual ion-ionnya
 Koefisien aktivitas rata-rata suatu ion ditentukan oleh:
Aktivitas
± =
Konsentrasi
Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi
UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
 Aktivitas ion dianggap 1 dalam larutan larutan encer, meskipun hal ini masih
merupakan suatu perkiraan.
 Aktivitas larutan elektrolit dalam air dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut: ± = Aktivitas ion
- 0,509 = suatu tetapan yang berhubungan
log ± = - 0,509 (Z+Z-)I dengan (i) tetapan dielektrik pelarut yang
2 digunakan untuk menyiapkan larutan
I = ½  mi Zi elektrolit dan (ii) suhu
Z = muatan ion tertentu
I = kekuatan ion larutan
m = molalitas ion tertentu dalam larutan
Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi
UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
 Dengan menggunakan persamaan di atas, aktivitas ion H+ dalam larutan
HCl 0,1 M adalah:

I = ½  mi Zi2 HCl → H+ + Cl–


[H+] = [HC] = 0,1 M
=½ {[H+] × (+1)2 + [Cl–] × (-1)2}
[Cl–] = [HCl] = 0,1 M
= ½ {[0,1] × (+1)2 + [0,1] × (-1)2}
= ½ {0,1 + 0,1}
= 0,1
Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi
UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
log ± = - 0,509 (Z+Z-)I

log ± = - 0,509 x 1 x 0,1

log ± = 0,1609599329

 = 0,69

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Oleh karena itu, nilai pH sebenarnya dari HCl 0,1 M dapat dihitung
sebagai berikut:

pH = - log [H+] x 0,69


pH = - log 0,1 x 0,69
pH = 1,2

Adanya sedikit perbedaan antara nilai pH yang berasal dari aktivitas


dan dari konsentrasi biasanya diabaikan

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
 Meskipun demikian, dari persamaan yang digunakan untuk menghitung
koefisien aktivitas dapat diketahui bahwa aktivitas menurun dengan
meningkatnya kekuatan ion
 Demikian juga tetapan -0,509 untuk air akan meningkat dengan
menurunnya tetapan dielektrik

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
 Sebagai contoh, air mempunyai tetapan dielektrik 78,5 dan metanol
mempunyai tetapan dielektrik 32,6.
 Oleh karena itu, penambahan metanol pada larutan berair suatu asam
atau bufer akan menyebabkan peningkatan nilai pH larutan melalui
penurunan aktivitas seluruh ion, termasuk ion H+.
 Aplikasi dari perngaruh ini akan dipelajari pada Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi dan penting pada pembuatan larutan bufer yang digunakan pada
Elektroforesis Kapiler.

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Koefisien Partisi

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
KOEFISIEN PARTISI
• Pemahaman tentang koefisien partisi dan pengaruh pH pada koefisien
partisi akan bermanfaat dalam hubungannya dengan ekstraksi
• Secara sederhana koefisien partisi suatu senyawa (P) dapat ditentukan
dengan:
 Co adalah senyawa pada fase organik
Co
P=  Cw adalah konsentrasi senyawa pada fase air
Cw
• Semakin besar nilai P, maka semakin banyak senyawa dalam pelarut
organik

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
• Beberapa pengukuran nilai P (koefisien partisi) dilakukan dengan
menggunakan partisi air dan n-oktanol.
• Nilai P seringkali dinyatakan dengan nilai Log P
• Sebagai contoh Log P = 1 setara dengan nilai P = 10
• Nila P = 10 merupakan nilai P untuk senyawa tertentu yang mengalami
partisi ke dalam pelarut organik tertentu.
• Partisi dilakukan dengan air dan pelarut organik dalam jumlah yang sama.
• Nilai P = 10 berarti bahwa 10 bagian senyawa berada dalam lapisan
organik (fase organik) dan 1 bagian senyawa berada dalam lapisan air.

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Pengaruh pH pada Partisi

• Beberapa obat (seperti obat asam dan obat basa) mengandung gugus-
gugus yang mudah mengalami ionisasi.
• Persamaan Henderson-Hasselbalch dapat diturunkan untuk menghitung
variasi koefisien partisi (P) asam-asam atau basa-basa organik dalam
pelarut organik pada pH larutan yang mana asam-asam/basa-basa
dilarutkan ke dalamnya.

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Pengaruh pH pada Koefisien partisi senyawa
asam atau basa organik

P Papp (app merupakan


Untuk asam : Papp = singkatan apparent)
1 + 10pH-pKa
merupakan koesifien
partisi nyata yang nilainya
P bervariasi terhadap pH
Untuk basa: Papp=
1 + 10pKa - pH

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Pengaruh pH pada Koefisien partisi senyawa
asam atau basa organik
• Jika suatu senyawa (obat) yang merupakan obat asam atau obat basa,
mengalami ionisasi sebesar 50% (yaitu pada kondisi pH = pKa) maka
koefisien partisinya setengah dari koefisien partisi senyawa (obat) yang
tidak mengalami ionisasi.
P P P
Papp = Papp = Papp =
1 + 10pH-pKa 1 + 100 2

Ket.: Karena pH = pKa maka pH – pKa = 0


100 = 1 maka 1 + 100 = 1+1 = 2
Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi
UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Contoh perhitungan : Pengaruh pH pada
Koefisien partisi senyawa asam atau basa
organik
• Suatu formula sediaan mengandung komponen-komponen sebagai berikut:

Komponen pKa Koefisien partisi Kandungan dalam sediaan


Basa A 6,7 (kloroform/NaOH 0,1 M) = 100 5 mg/mL
Basa B 9,7 (kloroform/NaOH 0,1 M) = 10 30 mg/mL
Asam Benzoat 4,2 (kloroform/NaOH 0,1 M) = 100 5 mg/mL

• Untuk ekstraksi basa A secara selektif, sebanyak 5 mL formula dicampur dengan


15 mL bufer fosfat pH 6,7 dan diekstraksi sekali dengan 60 mL kloroform.
Hitunglah persentase dan berat masing-masing komponen yang terekstraksi/

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Diketahui dari soal:
pH 6,7 P = 100
pKa Basa A = 6,7
Untuk menghitung Papp Basa A pada kondisi ekstraksi yang digunakan,
kita gunakan persamaan berikut:
P 100 100
Papp= Papp= Papp=
1 + 10pKa - pH 1 + 106,7 – 6,7 1 + 100
100 100
Papp= Papp= Papp= 50
1+1 2
Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi
UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Untuk ekstraksi basa A secara selektif, sebanyak 5 mL formula dicampur
dengan 15 mL bufer fosfat pH 6,7 dan diekstraksi sekali dengan 60 mL
kloroform. Hitunglah persentase dan berat masing-masing komponen yang
terekstraksi/

• Dari kondisi ekstraksi pada soal tersebut maka diketahui volume fase buffer
adalah 5 mL formula + 15 mL buffer fosfat = 20 mL fase bufer (fase air)
• Jika pada ekstraksi 20 mL fase bufer diekstraksi dengan 20 mL kloroform, maka
dengan nilai Papp=50 (hasil perhitungan di slide sebelumnya), maka ada 1 bagian
basa A dalam lapisan air (buffer) dan 50 bagian basa A dalam lapisan kloroform.
• Karena dalam ekstraksi tersebut digunakan 60 mL kloroform, maka 1 bagian
basa A dalam lapisan air (buffer) dan 150 bagian (dari 3 x 50) bagian basa A
dalam lapisan kloroform. (Cat: dikalikan 3 karena 60 mL kloroform adalah 3x
nya volume 20 mL kloroform).

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
• Kita lanjutkan menghitung Banyaknya (%) basa A yang terekstraksi dalam
kloroform:
Bagian Obat dalam lapisan kloroform
% terekstraksi = X 100%
Bag Obat dlm lap air + Bag obat dalam lap kloroform
150
% terekstraksi = X 100%
1 + 150
150
% terekstraksi = X 100% = 99,3%
151

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Untuk ekstraksi basa A secara selektif, sebanyak 5 mL formula dicampur
dengan 15 mL bufer fosfat pH 6,7 dan diekstraksi sekali dengan 60 mL
kloroform. Hitunglah persentase dan berat masing-masing komponen yang
terekstraksi/
• Selanjutnya kita menghitung Banyaknya obat Basa A yang terekstraksi.
• Diketahui dari formula : kandungan basa A dalam formula adalah 5 mg/mL.
• Volume formula yang diekstraksi adalah 5 mL.
• Maka dalam 5 mL formula yang diekstraksi tersebut terdapat obat basa A
sebanyak = 5 mL x 5 mg/mL = 25 mg
• Di slide sebelumnya sudah kita hitung persentase obat A yang terekstraksi
dalam kloroform adalah 99,3%; maka banyak obat A yang terekstraksi adalah=
= 99,5% x 25 mg = 24,8 mg
Jadi dengan kondisi ekstraksi pada soal tersebut, banyaknya obat A yang
terekstraksi ke dalam kloroform adalah 99,5% atau 24,8 mg.

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Silahkan berlatih ya....

• Silahkan Anda lanjutkan menghitung banyaknya obat basa B dan Asam


Benzoat yang terekstraksi.
• Untuk obat basa B perhitungan sama dengan obat basa A
• Untuk Asam benzoat adalah senyawa asam, maka rumus yang digunakan
untuk menghitung Papp adalah:

P
Untuk asam : Papp =
1 + 10pH-pKa

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Jadi, untuk tujuan efisiensi Ekstraksi obat:

 Asam : lakukan ekstraksi dengan pelarut organik dari lingkungan


suasana asam
 Basa : lakukan ekstraksi dengan pelarut organik dari lingkungan
suasana basa
 Garam : Sangat mudah larut dalam air
 Netral :Dapat diekstraksi pada setiap nilai pH larutan (tidak
bergantung pada pH larutan)
Take home message : Sebelum Anda ekstraksi, harus dicari dulu sifat obat
tersebut, apakah asam, basa, garam, atau netral
Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi
UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Stabilitas Obat

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
 Beberapa jenis obat cukup stabil, meskipun demikian beberapa obat
yang mempunya gugus fungsional tertentu seperti ester dan laktam
akan mudah mengalami degradasai dengan jalur reaksi hidrolisis
 Obat dengan gugus fungsional seperti katekol dan fenol akan mudah
sekali mengalami oksidasi
 Tipe degradasi obat yang paling umum adalah reaksi degradasi orde nol
(0) dan orde satu (1).

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Gugus fungsional tertentu pada molekul obat

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Degradasi Orde Nol
 Dalam kinetika reaksi orde nol, kecepatan degradasi obat tidak tergantung
pada konsentrasi reaktan
 Jika tetapan kecepatan untuk reaksi degradasi orde nol suatu senyawa adalah
0,01 mol/jam; maka setelah 10 jam sebanyak 0,1 mol senyawa tersebut akan
mengalami degradasi
 Tipe degradasi orde nl ini merupakan tipe degradasi hidrolisis obat pada
sediaan suspensi atau tablet yang mana obat pada awalnya berada dalam
bentuk padat lalu secara perlahan-lahan melarut.
 Oleh karena itu, kecepatan degradasinya kurang lebih sama dengan degradasi
larutan bebas karena konsentrasi obat pada keadaan setimbang adalah
konstan.
Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi
UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Degradasi Orde 1

 Reaksi degradasi obat orde 1 telah dipelajari secara luas


 Reaksi degradasi orde 1 merupakan tipikal reaksi hidrolisis obat dalam
larutan
 Reaksi orde 1 semu merupakan reaksi degradasi sejenis reaksi orde 1
yang melibatkan air.
 Karena air dalam jumlah berlebih sehingga dianggap konstan (meskipun
sebenarnya air juga berperan dalam reaksi degradasi), sehingga reaksi
tersebut dianggap reaksi orde 1

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
 Pada reaksi orde 1, tetapan kecepatan (rate constant) mempunyai unit
satuan jam-1 atau detik-1.
 Kecepatan reaksi degradasi sudah kita pelajari pada topik sebelumnya
(Kinetika reaksi). Silahkan Anda buka kembali

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Waktu paro obat (half life = t ½)
 Waktu paro obat (t ½ ) merupakan waktu yang dibutuhkan oleh suatu
obat untuk terdegradasi sebesar 50%
 Waktu paro reaksi orde 1 diberikan dengan persamaan:

ln 2 0,693
t½ = t½ =
k k

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
• Contohnya suatu obat Aspirin mempunyai tetapan kecepatan hidrolisi
pada gugus esternya pada suhu 25oC dan pH 7 sebesar 0,0133 jam-1 akan
mempunyai waktu paro sebagai berikut:

0,693
t½ = = 52,1 jam
0,0133

Jadi waktu yang dibutuhkan agar Aspirin terdegradasi menjadi


separuhnya adalah 52,1 jam

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Shelf Life

 Shelf life suatu obat merupakan waktu yang diperlukan suatu obat untuk
degradasi 10% dan diberikan dengan persamaan

1 a
t 0,9 = ln
k 0,9 a

1
t 0,9 = ln 1,11
k

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Selain 3 sifat fisika-kimia yang sudah dibahas, berikut kita bahas juga
beberapa sifat obat yang juga penting untuk diketahui

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Bulk characterization

a) Crystallinity and polymorphism


b) Hygroscopicity
c) Fine particle characterization
d) Bulk density
e) Powder flow properties
f) Compression properties
g) Physical description

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Organoleptic properties (Organoleptis)

 Color (Warna)
 Odor (Bau)
 Taste (Rasa)

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Organoleptic properties (Organoleptis)

 Color (Warna)
 Odor (Bau)
 Taste (Rasa)

Di Farmakope Indonesia pada masing-masing monografi ada Pemerian.


Sebagi contoh pemerian bahan aktif Ibuprofen:
Pemerian Serbuk hablur; putih hingga hampir putih;
berbau khas lemah
Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi
UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Pada Ketentuan Umum Farmakope Indonesia:

8.11 Bau Pernyataan “tidak berbau”, “praktis tidak berbau”, “berbau khas
lemah” atau lainnya, ditetapkan dengan pengamatan setelah bahan terkena
udara selama 15 menit. Bau yang disebutkan hanya bersifat deskriptif dari
bahan yang bersangkutan.

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Contoh : Pemerian Ibuprofen di Farmakope
Indonesia

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Contoh: Deskripsi bahan obat di buku: Handbook
of Pharmaceutical Excipients

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Bobot Jenis

8.16 Bobot jenis Adalah bobot suatu zat


di udara pada suhu 25o dibagi dengan
bobot volume air yang setara pada suhu
sama.

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Contoh:
Kelarutan
Solubility
Ibuprofen pada
monografi

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Makna istilah
kelarutan pada
Ketentuan Umum
di Farmakope
Indonesia

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Contoh: Solubility bahan obat
(di buku: Handbook of Pharmaceutical Excipients)

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Stability and Storage Conditions

 In powder form, ascorbic acid is relatively stable in air.


 In the absence of oxygen and other oxidizing agents it is also heat
stable.
 Ascorbic acid is unstable in solution, especially alkaline solution, Ascorbic Acid:
readily undergoing oxidation on exposure to the air. (di buku: Handbook
 The oxidation process is accelerated by light and heat and is of Pharmaceutical
catalyzed by traces of copper and iron.
 Ascorbic acid solutions exhibit maximum stability at about pH 5.4.
Excipients)
 Solutions may be sterilized by filtration.
 The bulk material should be stored in a well-closed nonmetallic
container, protected from light, in a cool, dry place.

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Incompatibilities
 Incompatible with alkalis, heavy metal ions,
especially copper and iron, oxidizing materials,
methenamine, phenylephrine hydrochloride,
pyrilamine maleate, salicylamide, sodium Ascorbic Acid
nitrite, sodium salicylate, theobromine (di buku: Handbook of
salicylate, and picotamide. Pharmaceutical Excipients)

 Additionally, ascorbic acid has been found to


interfere with certain colorimetric assays by
reducing the intensity of the color produced.

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Contoh Profil Sifat Fisika Kimia Molekul Obat

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Prokain
Gugus-gugus fungsional:
A = amin alifatis tersier
B = ester netral
C = amin aromatis, basa
sangat lemah pKa ± 2.
A Waktu paro dalam air pada
B pH 7,0 dan 37oC adalah 26
hari
C

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Parasetamol
Gugus-gugus fungsional:
A = gugus amida, netral
B = gugus hidroksi fenolik, asam,
sangat lemah pKa 9,5.
B Waktu paro dalam air pada pH 6 dan
25oC adalah 21,8 tahun. Hampir
semua amida sangat stabil terhadap
A hidrolisis

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Aspirin
Gugus-gugus fungsional:
A = Asam karboksilat, suatu asam
lemah pKa 3,5
B = Ester fenolik, tidak stabil.
Waktu paro dalam air pada pH 7 dan
25oC adalah 21,8 tahun, dan pada pH
2,5 suhu 25oC, waktu paronya ± 40
hari
A B

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Terima Kasih

Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi


UMP UMP UMP UMP farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id

Anda mungkin juga menyukai