Anda di halaman 1dari 3

IDENTIFIKASI DAN DETERMINASI BAKTERI

Untuk identifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi perlu
ditentukan morfologi individual, sifat-sifat pengecatan, morfologi koloni, sifat-sifat bio kimia
(fisiologi), patogenesis dan serologisnya. Untuk bakteri-bakteri tertentu kadang-kadang tidak
diperlukan pengujian selengkap diatas.

Pada identifikasi bakteri mula-mula diamati morfologi individual secara mikroskopis


dan pertumbuhannya pada bermacam-macam medium. Karena suatu bakteri tidak dapat
dideterminasi hanya berdasarkan sifat-sifat morfologinya saja, maka perlu diteliti pula sifat-
sifat biokimia dan factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya. Bakteri-bakteri yang
morfologinya sama mungkin berbeda dalam kebutuhan nutrisi serta persyaratan ekologi
lainnya (temp, pH). Phatogenitas bakteri-bakteri pathogen dapat pula dipakai untuk
membantu untuk identifikasi dan determinasi bakteri tersebut. Apabila suatu bakteri
memiliki sifat-sifat yang hampir sama (terutama phatogen) maka perlu diselidiki sifat-sifat
serologinya.

Pada pengujian yang lengkap untuk determinasi bakteri, hasil-hasil pengujian


dimasukan dalam daftar pengamatan yang disebut Discriptive Chart. Untuk determinasi
bakteri digunakan buku pedoman : Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology.
Buku tersebut menuat semua sifat-sifat bakteri yang telah dikenal.

Sifat Morfologi
a. Morfologi sel Individu meliputi :
1. Ukuran, bentuk dan rangkaian sel
2. Ada tidaknya spora dan kedudukan spora
3. Ada tidaknya flagel, kedudukan dan jumlah flagel
4. Ada tidaknya kapsul
5. Reaksi – reaksi pengecatan

b. Morfologi Koloni meliputi :


1. Bentuk
2. Ukuran
3. Textur
4. Warna Koloni

Sifat Biokimia
Pengujian sifat biokimia meliputi :
1. Perubahan-perubahan karbohydrat
2. Hydrolisa lemak
3. Peruraian protein
4. Reduksi bermacam macam unsur
5. Pembentukan pigmen
91
6. Pengujian biokimia khusus lainnya.
1. Perubahan-perubahan karbohydrat
Daya fermentasi terhadap zat-zat gula (dektrose, lactose, sukrose dsb) dan hydrolisa
terhadap pati seperti halnya sifat-sifat bio kimia yang lain merupakan sifat karakteristik suatu
spesies bakteri, dan sifat ini digunakan untuk membantu identifikasi dan determinasi bakteri.

Gula dapat difermentasikan menjadi bermacam-macam zat, seperti alkohol, asam,


gas, tergantung pada macamnya gula dan species bakteri, Terbentuknya asam dapat diketahui
dengan perubahan warna indicator dalam medium, sedangkan terbentuknya gas dapat dilihat
dengan tabung fermentasi durham atau pecahnya media didalam tabung reaksi. Pati dapat
dihydrolisa menjadi gula oleh bakteri-bakteri tertentu. Peruraian karbohydrat dapat terjadi
dalam keadaan aerob dan anaerob.

2. Hydrolisa Lemak
Beberapa bakteri dapat menghidrolisa lemak menjadi gliserol dan asam-asam lemak

3. Peruraian Protein
Tiap-tiap species bakteri mempunyai daya hydrolisa dan penguraian protein yang berbeda-
beda, yaitu :
A. Peptonisasi (proteolisa)
Peristiwa ini ialah perubahan dari bentuk tidak larut menjadi bentuk larut pada
bermacam-macam protein, dan menunjukkan adanya pemecahan protein menjadi
peptone. Peptonisasi terjadi dalam keadaan aerob dan Anaerob.

B. Perubahan pada susu


Air susu mengandung bermacam-macam zat, yaitu air, karbohydrat, lemak, protein,
garam mineral dan vitamin. Medium susu (tanpa lemak) digunakan untuk pengujian
fermentasi, peptonisasi atau kedua-duanya yang terjadi bersama-sama. Pada peptonisasi
susu, kasein dihydrolisa oleh enzyme renin menjadi parakasein dan pepton-pepton yang
terlarut. Parakasein itu kemudian akan bereaksi dengan garam-garam kalsium
membentuk endapan kalsium parakaseinat. Pada peptonisasi yang sempurna adanya
endapan terkumpul dibawah dan cairan susu menjadi jernih (whey). Pada peptonisasi
reaksi medium menjadi basa sehingga warna indikator seperti bromcresol purple menjadi
unggu terang.

Pada fermentasi, laktosa diubah menjadi asam sehingga menyebabkan kasein mengendap
atau menggumpal. Adanya asam ini akan menghentikan pertumbuhan bakteri lebih
lanjut, sehingga peruraian protein tidak terjadi. Bila fermentasi berlangsung sangat
lambat, asam yang terbentuk hanya sedikit dan tidak dapat menyebkan mengumpalnya
kasein. Penghambatan partumbuhan bakteri tidak terjadi dan peruraian kasein berjalan
terus. Dengan demikian fermentasi dan peptonisasi terjadi bersama-sama

92
C. Pembentukan Indol
Indol merupakan zat yang berbau busuk yang dihasilkan oleh beberapa bakteri yang
ditumbuhkan dalam medium yang mengandung asam amino triptofan. Adanya indol
dapat ditentukan dengan bermacam-macam cara misalnya dengan menggunanakan reagen
Kovacs.

D. Pembentukan Amonia
Amonia terjadi karena deaminasi asam-asam amino oleh bakteri-bakteri heterotrof.
Adanya ammonia dapat ditunjukkan dengan pengujian Nessler. Jika adanya amonia
warna reagensia akan berubah menjadi kuning sampai coklat kemerahan.

E. Pembentukan Asam Sulfida (H2S)


Pada desimilasi asam-asam amino yang mengandung belerang (cystin dan metionin) oleh
bakteri dibebaskan gas H2S. Untuk mengetahui terbentuknya H2S pada medium
ditambahkan garam-garam logam berat seperti garam Pb, Fe, Ni. Co dsb. Jika pada
medium terbentuknya warna hitam sepanjang garis inokulasi, menunjukkan terbentuknya
H2S.

4. Reduksi bermacam-macam unsur


Beberapa bakteri dapat hidup tanpa O2 dari udara, karena bakteri-bakteri tersebut
dapat mereduksi garam-garam nitrat atau senyawa-senyawa lain. Nitrat direduksi menjadi
nitrit atau amonia. Methylen blue dan indicator lain direduksi sehingga menjadi tidak
berwarna. H2O2 direduksi menjadi H2O dan O2 oleh bakteri-bakteri yang mempunyai
katalase. Enzym ini dimiliki oleh bakteri-bakteri yang bersifat aerob obligat.

5. Pembentukan Pigmen
Banyak bakteri-bakteri yang dapat membentuk senyawa berwarna yang disebut
pigmen. Biasanya warna pigmen hanya tampak bila ada O2 bebas. Dalam keadaan anaerob,
warna specififk pigmen akan hilang. Bila keadaan menjadi aerob maka warna pigmen
berangsur-angsur timbul kembali. Pigmen terdapat dalam sel bakteri. Beberapa macam
pigmen dapat di ekskresikan kedalam medium. Kebanyakan pigmen larut dalam bahan
bahan pelarut lemak seperti alkohol, aseton, eter dan lain-lain. Hanya beberapa macam
pigmen larut dalam air.

93

Anda mungkin juga menyukai