Anda di halaman 1dari 13

Sejarah Lahir Lembaga Pendidikan Islam Di Padang Panjang

Pada Awal Abad Ke 20


TARIKHUNA: JOURNAL OF HISTORY AND HISTORY
EDUCATION
ISSN: 2777-1105 (PRINT), 2797-3581 (ONLINE)
VOLUME.......................

Submitted:
Revised: AHMAD SABRI1, RUSLI2, ROLINA 3,
Published:
1
Universitas Islam Negeri Imom Bonjol, Padang, Sumatera Barat,
Indonesia
2
Universitas Islam Negeri Imom Bonjol, Padang, Sumatera Barat,
CONTACT Indonesia

Correspondence
Email:
ABSTRAK
Rolinarona573@gmail.
com
Skripsi ini berjudul: “Sejarah Lahir Lembaga Pendidikan
Islam Di Padang Panjang Pada Awal Abad Ke 20“ yang di susun
Address: Jalan M oleh Rolina, Nim. 1614090010 Program Studi Tadris Ips Sejarah,
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)
Yunus Lubuk Lintah,
Imam Bonjol Padang 2021 M/1442 H.
Kota Padang, Kode Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa pada awal abad XX
Pos: 25153 setelah di berlakukannya politik etis mulai dibangun sekolah di daerah
Padang Panjang. Sekolah tersebut seperti yang didirikan oleh bangsa
barat dan juga ada sekolah model barat yang didirikan oleh pribumi
dan sekolah Islam. Selain sekolah Model Barat yang merupakan
KEYWORD implementasi dari politik etis, ada juga sekolah agama yang
merupakan respon terhadap politik etis. Sekolah tersebut seperti
History, Institutions, sekolah Sumatera Thawalib dan Diniyah di Padang Panjang. Salah
satu yang menarik di Padang Panjang pada saat itu dalam dunia
Islamic Education, pendidikan ialah, mereka juga ikut membuat sebuah perkumpulan
20th Century untuk kepentingan murid. Perkumpulan tersebut umumnya menjadi
sebuah organisasi dan membawa Padang panjang kerana politik.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui sejarah
lembaga pendidikan Islam Sumatra thawalib di padang panjang awal
abad ke-20, 2. Untuk mengetahui sejarah lembaga pendidikan Islam
Diniyah Putri di Padang Panjang awal abad ke-20.
Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan adalah metode Library Research atau studi pustaka dengan
langkah-langkah menyiapkan pengumpulan data, kritik suumber,
interpretasi dan historiografi (Penulisan Sejarah).
AHMAD SABRI, RUSLI & ROLINA (2021)
SEJARAH LAHIR LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI PADANG PANJANG
PADA AWAL ABAD KE 20

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Sumatera Thawalib


lahir sebagai organisasi tempat seluruh pelajar surau Jembatan Besi
Padang Panjang dan surau Parabek Bukittinggi bersatu dan
memadukan aktifitas mereka yang sebelumnya digiatkan melalui
organisasi lokal masing-masing. Kelahiran Sumatera Thawalib yang
pertama ini diikuti oleh Sumatera Thawalib-Sumatera Thawalib surau
lainnya diberbagai daerah baik yang berada di Sumatera Barat,
maupun luarnya sampai ke Aceh dan Bengkulu. Sedangkan Diniyah
Putri di Padang Panjang ini tidak terlepas dari kaitannya dengan
Diniyah School Pandang Panjang. Dapat dikatakan bahwa Diniyah
School ini merupakan embrio bagi berdirinya Perguruan Diniyah
Putri. Sekolah yang didirikan oleh Zainudin Labay El Yunusi ini
adalah sekolah campuran antara laki laki dan anak perempuan dalam
satu kelas atau yang lebih di kenal istilah ko edikasi.

I. PENDAHULUAN
Pada awal abad XX setelah di berlakukannya politik etis mulai dibangun sekolah di daerah
Padang Panjang. Perkumpulan tersebut umumnya menjadi sebuah organisasi dan membawa Padang
panjang kerana politik.1
Sekolah tersebut seperti yang didirikan oleh bangsa Barat dan juga ada sekolah Model Barat
yang didirikan oleh pribumi dan sekolah Islam. Cikal bakal pendidikan Islam di Indonesia dimulai
dengan keberadaan masjid, pesantren, surau (langgar) dan madrasah. Seiring dengan perkembangan
zaman, maka fungsi dari lembaga-lembaga tersebut mengalami pergeseran. Mungkin hanya
pesantren dan madrasah saja yang sampai hari ini eksitensinya masih berfungsi sebagai lembaga
pendidikan Islam.
Keberadaan Madrasah diniyah dilatarbelakangi adanya keinginan dari masyarakat Islam
untuk belajar secara seimbang antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum. Madrasah di
Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang, eksitensinya bermula pada abad ke-20.
Lembaga pendidikan yang lebih penting dan mungkin lebih berpengaruh di Minangkabau
adalah Sumatra Thawalib. Sekolah ini tumbuh dari surau yang disebut jembatan Besi, pada mulanya
juga memberikan pelajaran agama secara tradisional. Pelajaran-pelajaran yang biasa di berikan
adalah fikih dan tafsir menjadi pelajaran utama.2
Padang Panjang adalah sebuah kota yang terletak di Sumatera Barat. Pada masa Kolonial
Belanda, Padang Panjang merupakan tujuan orang untuk menimba ilmu pengetahuan. Padang

1
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, (LP3ES), h. 57
2
Abudin nata, sejarah pertumbuhan dan perkembangan lemba lembaga pendidikan islam di Indonesia,h.
167

29 | TARIKHUNA, VOLUME 3 NO.1 2021


AHMAD SABRI, RUSLI & ROLINA (2021)
SEJARAH LAHIR LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI PADANG PANJANG
PADA AWAL ABAD KE 20
panjang juga menjadi kota pendidikan sebagai daya tarik bagi pribumi yang berada di luar daerah
untuk berkenjung ke kota tersebut.
Pendidikan di Padang Panjang sangat komplit dikarenakan adanya sekolah-sekolah Barat dan
Islam. Sangat menarik kalau melihat sejarah dari segi pendidikan yang ada di kota tersebut masa
kolonial Belanda, karena di samping sebagai tempat menimba ilmu pendidikan kota ini juga sebagai
tempat munculnya berbagai tokoh intelekual salah satu tokoh pendidikan Islam perempuan pertama
di Indonesia adalah Rahmah el Yunusiyah, ia adalah perempuan selama revolusi fisik.
Surau yang sangat terkenal ialah di Padang Panjang, karena menjadi cikal bakal berdirinya
lembaga pendidikan Islam yang modern Yaitu surau jembatan Besi. Surau ini sangat terkenal di
seluruh Minangkabau. Dengan Perkembangan Pendidikan Islam di Padang Panjang, menjadikan kota
ini ramai di kunjungi oleh banyak kalangan.3.
Tujuan awal pendirian sekolah adalah untuk menciptakan warga yang baik (good Citizen),
untuk mengisi pekerjaan-pekerjaan tertentu dalam pemerintahan dan dalam kehidupan sehari-hari. 4
Sejarah perkembangan Lembaga pendidikan Islam ini sangat unik dan menarik. Ada beberapa
alasan: pertama, Lembaga Pendidikan Islam di Padang Panjang Merupakan Lembaga yang di
bangun dengan tujuan pembaharuan Islam. Kedua, Lembaga Pendidikan Islam di Padang Panjang di
Bangun untuk menyaingi pendidikan yang dibangun oleh pemerintah Kolonial Belanda. Ketiga,
lembaga pendidikan Islam di Padang Panjang banyak melahirkan tokoh-tokoh habit di zaman
pergerakan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dan
menuangkannya kedalam sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul “Sejarah Lahir Lembaga
Pendidikan Islam di Padang panjang pada Awal Abad ke-20”. Agar permasalahan penelitian ini lebih
terarah tanpa terjadinya kesalah pahaman dalam penelitian ini, maka penulis merumuskan masalah
yang akan dibahas yaitu : Sejarah Lahir Lembaga Pendidikan Islam di Padang Panjang pada awal
abad ke-20.
Mengingat luasnya permasalahan yang terdapat dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangan
lembaga pendidikan Islam di Padang Panjang maka perlu di batasi sebagai berikut : Lembaga
Pendidikan Islam Sumatera Thawalib Padang Panjang awal abad ke-20 dan Bagaimana Lembaga
Pendidikan Islam Diniyah Putri di Padang Panjang awal abad ke-20. Tujuan Penelitian Mengetahui
sejarah lembaga pendidikan Islam Sumatra thawalib di padang panjang awal abad ke-20. Mengetahui
sejarah lembaga pendidikan Diniyah Putri di Padang Panjang awal abad ke-20

3
Witrianto, Peran Padang Panjang sebagai Pusat Pendidikan islam di minang kabau, jurnal
Pendidikan, h. 4-
4
Elizaberth E. Graves, Minangkabau Modern, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007), h. 153

30 | TARIKHUNA, VOLUME 3 NO.1 2021


AHMAD SABRI, RUSLI & ROLINA (2021)
SEJARAH LAHIR LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI PADANG PANJANG
PADA AWAL ABAD KE 20
METODOLOGI PENELITIAN
Metode adalah cara atau prosedur untuk mendapatkan objek, metode juga dapat diartikan
sebagai cara untuk berbuat atau mengerjakan sesuatu dalam suatu sistem yang terencna dan teratur.
Metodologi adalah sebagai ilmu atau kajian tentang metode. Sartono Kartodirjo membedakan
antara metode dengan metodologi, metode merupakan cara bagaimana orang memperoleh
pengetahuan (How to Know), sedangkan metodologi mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dari
pada metode, karena metodologi adalah mengetahui bagaimana harus mengetahui.5
Dalam penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian ini adalah penelitian kepustakaan
(Library Research).6 Sumber data dalam penelitian ini berupa sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber primer meliputi kumpulan buku-buku yang bersangkutan dengan Sejarah lembaga
pendidikan Islam di Padang panjang. Sumber primer yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut:
a. Taufik Abdullah, sekolah dan politik pergerakan kaum muda di sumatera barat, 1927-1933,
cetakan I, mei 2018
b. Burhanuddin Daya, gerakan pembaharuan pemikiran islam kasus sumatera
thawalib,Yogyakarta: tiara wacana yogya, 1955
c. Abudin nata, sejarah pertumbuhan dan perkembangan lembaga lembaga pendidikan Islam
di Indonesia, Jakarta: Salemba Diniyah, 2017
d. Aminuddin Rasyad,dkk, peringatan 55 tahun Diniyah Putri Padang Panjang, Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1978
Penulis juga menggunakan beberapa buku penunjang karya penulis lain yang menulis tentang
latar belakang perkembangan lembaga Pendidikan Islam di Padang Panjang. Buku- buku tersebut
adalah sebagai berikut:
a Sharman, Sejarah Pendidikan Islam di Minangkabau.
b Witrianto, Peran Padang panjang Sebagai Pusat Pendidikan Islam di Minangkabau.
c S. Nsution, Sejarah Pendidikan Indonesia.
d Elizaberth E. Graves, Minangkabau Modern
e Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942
HASIL PENELITIAN
A. Sejarah Lembaga Pendidikan Islam Sumatra Tawalib
1. Pendidikan Informal
5
Kartodirjo Sartono, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta: Gramedia, 1992),
h. 1-3
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Tugas akhir Skripsi, Tesis, dan Sitertasi), (Padang : IAIN IB
6

Press, 2015), h. 49

31 | TARIKHUNA, VOLUME 3 NO.1 2021


AHMAD SABRI, RUSLI & ROLINA (2021)
SEJARAH LAHIR LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI PADANG PANJANG
PADA AWAL ABAD KE 20
Pada tadap awal, pendidikan Islam berlangsung secara informal, dimana para Mubaligh
memberikan contoh-contoh teladan dalam sikap hidup mereka sehari-hari sehingga
masyarakat yang didatangi menjadi tertarik untuk memeluk agama Islam dan mencontoh
prilaku mereka. Setelah masyarakaat muslim terbentuk pada suatu daerah, maka yang menjadi
perhatian pertama adalah mendirikan rumah ibadah (masjid), sebagai tempat untuk
melaksanakan sholat lima waktu, shalat jum’at dalam sekali seminggu dan dua kali setahun
shalat Idul Fitri dan Adha, selain masjid, ada juga tempat ibadah yang di sebut langgar,
bentuknya lebih kecil dari masjid dan digunakan hanya untuk shalat lima waktu. Yang paling
terpenting pertama sekali adalah pendidikan keluarga.
Pelaksanaan pendidikan informal di Minangkabau terdapat dalam suatu keluarga. Proses
pelaksanaannya berlangsung sejak seseorang itu dilahirkan. Dengan demikian kehadiran orang
tua dalam keluarga sangat penting sekali, karena ketika anak lahir dan dalam sepanjang
kehidupannya selalu membutuhkan bimbingan dan pengarahan.7
2. Pendidikan non formal
a. Pendidikan surau
Dalam perjalanan sejarah perkembangan dan penyiaran Islam (dakwah Islamiyah) di
daerah Minangkabau selanjutnya, surau menjadi ujung tombak dari Proses Islamisasi di
Minangkabau.8 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surau diartikan tempat (rumah)
ummat Islam melakukan ibadah (sembahyang, mengaji, dan sebagainya).9
b. Pendidikan Mesjid
Setelah masyarakaat muslim terbentuk pada suatu daerah, maka yang menjadi perhatian
pertama adalah mendirikan rumah ibadah (masjid), sebagai tempat untuk melaksanakan shalat
lima waktu, shalat jum’at dalam sekali seminggu dan dua kali setahun shalat Idul Fitri dan
Adha, selain masjid, ada juga tempat ibadah yang di sebut langgar, bentuknya lebih kecil dari
masjid dan digunakan hanya untuk shalat lima waktu.
Dengan berdirinya masjid, para mubaligh juga menggunakannya sebagai tempat
melaksakan berbagai kegiatan: baik kegiatan keagamaan, sosial masyarakat, termasuk kegiatan
pendidikan, bahkan kegiatan pendidikan berlangsung di masjid masih bersifat sederhana. 10
Sama hal nya dengan surau mesjid di gunakkan setempat memperdalam agama.

7 ?
Calidjah Hasan, Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1994),h. 23
Duski Samad, Syekh Burhanuddin dan Islamisasi Minangkabau, (Jakarta: Minangkabau Foundation,
8

2002), h. 13
9
Lihat Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Edisi ke
Empat, (Jakarta: PT Gramedia, 2008), h. 1361
10
Aisyah Abbas, Sejarah Perkembangan Pendidikan Islam di Sumatera : Suatu Kajian Terhadap
Tokoh dan Lembaganya, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, vol 6, No 1, Januari 2020, h. 6-7

32 | TARIKHUNA, VOLUME 3 NO.1 2021


AHMAD SABRI, RUSLI & ROLINA (2021)
SEJARAH LAHIR LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI PADANG PANJANG
PADA AWAL ABAD KE 20
B. Peralihan Surau Jembatan Besi ke Sumatera Thawalib
Surau Jembatan Besi Padang Panjang adalah awal pangkal sejarah Sumatera Thawalib,
atau dengan kata lain Sumatera Thawalib dahulunya adalah Surau Jembatan Besi. Surau ini
bernama Surau Jembatan Besi, atau dalam bahasa daerahnya Surau Jambatan Basi, karena ia
terletak di dekat sebuah sungai kecil yang mempunyai jembatan terbuat dari besi dan pada
waktu itu terletak di pinggir Kota Padang panjang.
Beberapa surau yang sangat penting artinya bagi Sumatera Thawalib adalah Surau
Batusangkar, Surau Sungaibatang Maninjau, Surau Parabek Bukittinggi, dan terutama Surau
Jembatan Besi Padang panjang. Semua surau itu dibina dan dikembangkan oleh sejumlah haji,
murid-murid Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabaui, sepulangnya mereka dari belajar dan
menunaikan ibadah haji awal abad ke-20. Pendeknya berusaha memperbaharui pandangan dan
tatanan hidup umat Islam Sumatera Barat, menuju berdirinya Islam yang sempurna di tanah air
ini.
C. Sumatera Thawalib sebagai perguruan
Ada beberapa latar belakang yang membuat Sumatra Thawalib berubah dari organisasi
menjadi lembaga pendidikan yaitu: pertama, pengaruh misi kristen yang membangun gereja
dan sekolah-sekolah zending di seluruh Nusantara, termasuk daerah tetangga Sumatra Barat,
yaitu Tapanuli. Begitu juga adanya misionaris yang keluar masuk kota dan desa dengan
membagikan Injil-injil, surat kabar, dan majalah kepada masyarakat. Kedua, sebagai pengaruh
dari perkembangan lembaga pendidikan umum dan sekolah yang dibuat oleh pemerintah
Belanda.
D. Perguruan Thawalib Padang Panjang
Perubahan surau menjadi sekolah berkelas di awali surau Jembatan Besi Padang Panjang
di bawah pimpinan Syekh Abdul Karim Amrullah dan menamakan sekolahnya dengan
Sumatera Thawalib atau Perguruan Thawalib padang panjang. Sebab itulah surau ini diakui
sebagai perintis Perguruan Thawalib.
Menurut buku yang di baca pewaris Thawalib yang tergabung dalam Yayasan Perguruan
Thawalib Padang Panjang, tahun 1911 di catat sebagai tahun Perguruan Thawalib ini berarti
mendahului kelahiran-kelahiran Sumatera Thawalib sendiri. Akan tetapi, hal ini dapat juga
dimengerti, karena yang dipakai sebagai patokan di situ adalah Syekh Abdul Karim Amrullah
atau Haji Rasul di Padang Panjang.
Menurut Hamka, membangun Sumatera Thawalib dari pengajian surau menurut sistem
lama menjadi sekolah berkelas ternyata amat sulit. Pada mulanya, kelas akan di tetapkan hanya
tiga yaitu kelas 1,2, dan 3. Akan tetapi, setelah di coba dilaksanaka, ternyata kelas 1 harus di

33 | TARIKHUNA, VOLUME 3 NO.1 2021


AHMAD SABRI, RUSLI & ROLINA (2021)
SEJARAH LAHIR LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI PADANG PANJANG
PADA AWAL ABAD KE 20
pecah menjadi empat tingkat yaitu tingkat 1A, 1B, 1C, dan 1 D, kelas 2 dibagi menjadi kelas
2A, dan 2B kelas 3 tetap di pertahakan satu kelas.11
E. Sejarah lembaga Pendidikan Islam diniyah Putri
1. Awal Sejarah Diniyah Putri
Pada Tahun 1915 Zainudi Labai El-Yunusi Mendirikan Madrasah Diniyah di Padang
Panjang Dengan Nama “Diniah School”.12 Diniyyah School adalah lembaga pendidikan yang
juga dikenal dengan nama Madrasah Diniyah. Madrasah Diniyah didirikan oleh Zainuddin
Labay El-Yunusi tahun 1915 di Padang Panjang. Sekolah ini termasuk salah satu lembaga
pendidikan di Minangkabau yang menggunakan sistem pendidikan modern, sistem klasikal,
mempergunakan bangku, meja, papan tulis serta memiliki kurukulum. Madrasah Diniyah
muncul ketika sistem surau masih dominan di Sumatera Barat.
Kurikulum di Diniyyah School mencakup pelajaran dalam ilmu agama dan ilmu umum,
pelajaran ilmu agama mencakup pelajaran tauhid, fikih, bahasa Arab dan akhlak. Waktu
belajar diatur berdasarkan daya tampung kelas dan jumlah pelajar. Dalam tahun tertentu jumlah
pelajar melebihi kelas, maka mereka dibagi atas tiga shift, yaitu pagi, siang dan petang. Jika
jumlah murid dan kelas masih memungkinkan maka cukup dengan hanya dua shift yaitu pagi
dan siang. Guru-guru di diniyah school antara lain Zainudddin Labay El-yanusi dan Haji Abdul
Karim Amarullah dan beberapa ulama di Minangkabau yang pada waktu itu juga mengajar
disurau.13
Zainudin Labai El-Yunusi dilahirkan di Padang Panjang pada tahun 1890, dia berasal
dari keluarga Islam yang taat menjalankan agama. Ayahnya bernama Syech Muhammad
Yunus yang menjadi guru agama Islam di Padang Panjang. Diwaktu berumur 8 tahun Zainudin
Labai El-Yunusi masuk sekolah Gubernemen Belanda, tetapi hanya sampai pada kelas IV saja,
mungkin merasa kurang cocok sekolah disana. Selanjutnya dia belajar dengan ayahnya, tetapi
diwaktu dia berumur 14 tahun ayahnya meninggal dunia. Mungkin karena kesedihan yang
sangat mendalam disebabkan kematian ayahnya tersebut, Zainudin Labai El-Yunusi hidup
menganggur selama dua tahun dengan tidak tentu arah sampai berusia 16 tahun. Diwaktu itulah
ibunya memberi nasehat supaya dia mengaji kembali, karena orang yang tidak belajar mengaji
tidak akan selamat hidupnya. Orang seperti itu tidak ada pegangan hidupnya, akan terombang-

Ibid , h. 116
11

Mardjani Martamin,Sejarah Pendidikan Daerah Sumatera Barat, (Jakarta:Proyek Inventarisi dan


12

Dokumentasi kebudayaan daerah, 1986), h. 89


13
Gandhi Wahyudi, Meri Erawati, Budi Juliardi, Perkembangan Pendidikan di Padang Panjang 1906-1942,
(Padang: Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat, Jurnal Pendidikan, 17 November 2016), h.
141

34 | TARIKHUNA, VOLUME 3 NO.1 2021


AHMAD SABRI, RUSLI & ROLINA (2021)
SEJARAH LAHIR LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI PADANG PANJANG
PADA AWAL ABAD KE 20
ambing dalam masyarakat dan apabila tidak dapat mengendalikannya akan menimbulkan
bencana bagi manusia.14
Pada tanggal 10 Oktober 1915 di Padang Panjang didirikan sebuah perguruan agama oleh
Zainudin Labai El-Yunusi, kakak dari Rahmah El-Yunusiyah. Perguruan agama itu bernama
“DINIYAH SCHOOL”. Sebuah perguruan agama Islam yang memakai nama moderen, yaitu
terdiri dari kata Arab dan Belanda. Pemakaian nama ini adalah suatu penegasan kepada
masyarakat dan umat Islam dan kaum adat di kala itu, bahwa perguruan atau sekolah agama
yang didirikan ini dijalankan dengan cara-cara pendidikan moderen yang tidak sama dengan
perguruan agama yang ada di kala itu.15
Pada masa itu masih kuat faham yang mengatakan bahwa orang yang memakai pentalon
dan dasi adalah bertentangan dengan ajaran agama Islam. Maka Zainudin Labai El-Yunusi ini
mempelopori memakai pentalon, jas dan dasi tanpa kopiah baik di waktu mengajar, maupun
bila ia pergi kepasar, pada hal ia tokoh dan guru agama. Dalam lembaga pendidikannya ia
menggunakan cara-cara moderen dalam menyampaikan ilmunya ia mengenalkan kepada
sekolah-sekolah agama di Minangkabau pemakaian bangku, meja, papan tulis dan alat peraga
lainnya seperti alat pelajaran memakai buku peta dan globe untuk mata pelajaran ilmu bumi
dan sebagainya. Perguruan ini memasukkan mata pelajaran umum kedalam kurikulumnya
seperti bahasa Inggris, Belanda, Indonesia, berhitung dan lain-lainnya. Di sekolah didirikannya
perpustakaan untuk murid-muridnya dengan mengimpor atau membeli buku-buku pelajaran
untuk perguruannya.16
Tahun 1915 Zainuddin Labai El-Yunusi mendirikan Diniyah School (Madrasah Diniyah)
di padang panjang. Bagi masyarakat Minangkabau madrasah ini menjadi perhatian yang besar.
Madrasah Diniyah Padang Panjang merupakan cikal bakal dalam perkembangan madrasah-
madrasah di berbagai kota dan desa Minangkabau khususnya. Perkembangan madrasah
Diniyah di era Zainudin Labai El-Yunusy berkembang cukup pesat sampai pada cabang-
cabang di nagari. Ketika tahun 1922 didirikan perkumpulan murid-murid Diniah School
(P.M.D.S) berpusat di Pandang Panjang. Selanjutnya, muncul Madrasah Diniyah Putri yang
dipelopori oleh Rangkayo Rahmah El-Yunusiyah tahun 1923.17
Demikianlah dia pergi mengaji kepada Syech Abdullah Ahmad, tetapi karena tidak ada
kecocokan di Padang, dia kembali ke Padang Panjang lagi. Kemudian dia pergi ke Padang
14
Mardjani Martamin, Opcit, h. 154
15
Aminuddin Rasyad, Peringatan 55 Tahun Diniyah Putri Padang Panjang, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1978),h. 42
16
Ibid, h. 44
17
Nuriyatun Nizah, Dinamika Madrasah Diniyah,: Suatu Tinjauan Teoritis. Jurnal Edukasi : Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam. Vol. 11, No. 1 (Februari, 2016) h. 184

35 | TARIKHUNA, VOLUME 3 NO.1 2021


AHMAD SABRI, RUSLI & ROLINA (2021)
SEJARAH LAHIR LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI PADANG PANJANG
PADA AWAL ABAD KE 20
Japang, di Payakumbuh untuk belajar dengan Syech Haji Abbas Abbdullah seorang ulama
Islam terkenal di Payakumbuh pada waktu itu. Rupanya di Padang Japang tersebut Zainudin
Labai El-Yunusi mendapat kecocokan, baik dengan guru maupun dengan suasana lingkungan,
maka dia belajar dengan tekun dan rajin. Tetapi karena Zainudin Labai El-Yunusi merupakan
seorang murid yang pintar dan cerdas, dia sering berselisih pendapat dengan gurunya, karena
dia tidak mau menerima begitu saja apa yang dikatakan gurunya, sebaliknya dia sering sekali
mendebat dan berdebat dengan gurunya itu. Karena gurunya juga mengetahui Zainudin Labai
El-Yunusi bukan hanya asal mendebat dan membantah saja, melainkan karena dia ingin
mengetahui segala sesuatunya, bahkan tidak lama sesudah belajar di sana Zainudin Labai El-
Yunusi diangkat gurunya menjadi guru bantu yang membantu pekerjaan gurunya sehari-hari
dalam mengajar.18 Diniyah School adalah lembaga pendidikan yang juga dikenal dengan nama
Madrasah Diniyah. Madrasah Diniyah didirikan oleh Zainuddin Labay El-Yunusi tahun 1915
di Padang Panjang.19
Sewaktu Zainudin Labai El-Yunusi berumur 23 tahun dia kembali ke Padang Panjang
dan mengajar di surau jembatan besi yang merupakan sebuah surau perintis pengembangan
pembaharuan pendidikan Islam di Sumatera Barat. Selama mengajar di surau jembatan besi itu
Zainudin Labai El-Yunusi banyak mendapat pengalaman dari tokoh Islam Sumatera Barat
yang sebelumnya sudah mengajar disana. Seperti Syech Haji Abdul Karim Amrullah dan
teman-temannya.
Dia termasuk tokoh muda yang ikut menulis pada majalah Al-Munir terutama tentang
perjuangan pemuda Islam dalam menghadapi penjajahan Belanda, tetapi karena tulisannya
dianggap keras menentang Belanda dan banyak bertentangan dengan kaum tua pada waktu itu,
maka banyak ulama Sumatera Barat yang belum begitu maju pandangannya, menentang dan
menyerang pendapat yang tersebar pada majalah Al-Munir dimana terdapat tulisan Zainudin
Labai El-Yunusi supaya Al-Munir jangan ikut terbawa dan terkena serangan kaum tua tersebut
yang mungkin akan menyebabkan kematiannya, maka Zainudin Labai El-Yunusi mendirikan
sendiri sebuah majalah baru yang diberinya nama dengan Al-Akbar untuk membela pendapat
tokoh Islam yang sudah maju pandangannya tentang Islam, terutama kaum muda.
Lembaga pendidikan Islam ini memasukkan pula pelajaran umum kedalam
kurikulumnya. Zainudin Labai karena terlalu cepat di pangil oleh Zat Yang Mahakuasa hanya
mampu bertahan selama tiga tahun untuk membangun dan memimpin sekolah tersebut.
Kepemimpinan Diniyah School selanjutnya di pegang oleh Rahmah El-Yunusiyah yaitu adik

18
Ibid, h. 154-155
19
Jurnal. Gandhi Wahyudi, dkk, , Perkembangan Pendidikan di Padang Panjang (1906-1942), h. 4

36 | TARIKHUNA, VOLUME 3 NO.1 2021


AHMAD SABRI, RUSLI & ROLINA (2021)
SEJARAH LAHIR LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI PADANG PANJANG
PADA AWAL ABAD KE 20
Zainudin Labai sendiri. Di bawah kendali Rahmah, Diniyah School berkembang hingga
akhirnya berdiri pula sekolah agama khusus perempuan dengan nama Diniyah Putri.20
2. Perguruan diniyah putri berdiri
Sejarah berdirinya perguruan Diniyah Putri ini tidak dapat di lepaskan kaitannya dengan
Diniyah School Padang Panjang dapat dikatakan bahwa Diniyah School ini merupakan embrio
bagi berdirinya perguruan Diniyah Putri. perguruan Diniyah Putri Panjang adalah pondok
pesantren modern khusus putri yang didirikan oleh Rahmah El-Yunusiyyah pada tanggal 1
Nofember 1923, ketika Pemerintah Kolonial Belanda berkuasa di Indonesia. Beliau mendirikan
pontren ini ketika berusia 23 tahun berkat inspirasi dan dorongan semangat dari kakak
kandungnya Zainuddin Labay El-Yunnusy di tahun 1915.21
Selama dalam pendidikan yang diasuh oleh Zainuddin Labay El-Yunnusy, Rahmah El-
Yunusiyyah merasakan bahwa tidak ada kepuasan dalam menuntut ilmu walaupun dalam cara
penyampaian materi pelajaran. Ia menghendaki pendidikan yang lebih maju dari yang ia alami.
Di antara ketidakpuasan yang dialaminya ialah banyak masalah-masalah yang berkenaan
dengan wanita tidak bisa di ungkapkan secara terang-terangan dalam kelas yang koedukasi
tersebut. Antara murid dan guru tidak bebas mengutarakan pendapat dan pembahasannya,
padahal masalah-masalah yang berkenaan dengan wanita dalam agama Islam sangat banyak
sekali. Di samping itu ia mengalami bahwa anak wanita tidak mendapat kesempatan yang luas
untuk menggunakan haknya dalam belajar dan menuntut ilmu pengetahuan.22
Pada waktu Rahmah El Yunusiyah duduk di kelas terakhir pada Diniyah School tersebut
menjadi bulatlah tekadnya untuk mendirikan suatu sekolah yang khusus untuk anak wanita.
Niat dan gagasan ini, ia rundingkan dengan abangnya, Zainudin Labai El Yunusi abangnya
menyetujui niat dan cita-cita yang luhur itu. demikianlah pada tanggal 1 November 1923
berdirilah perguruan khusus untuk anak wanita di bumi Indonesia ini dengan nama “Al-
Madrasatud Diniyyah Lil Banat” yang kemudian terkenal dengan nama” Diniyah School
Putri”.
Perguruan ini lahir tepat pada saat Sejarah menghendakinya, yaitu di saat bangsa
Indonesia haus akan perubahan untuk perbaikan nasib bangsa dalam segala bidang terutama
kaum wanitanya pada saat berdirinya perguruan ini amat susahlah kiranya mencari suatu

20
Erman, Pergerakan Nasional Dalam Teks Media Di Minangkabau 1933-1936,(Padang: Imam Bonjol
Press), h. 27-28
21
Siti Dloyana Kusumah, Studi Tentang Model Pendidikan Karakter di Pesantren Moderen Dinniyah Puteri
”Perguruan Dinniyah Puteri” Padang Panjang, Sumatera Barat, Patanjala Vol. 5 No. 1, Maret 2013), h. 62-63

Aminuddin Rasyad, dkk, Peringatan 55 Tahun Diniyah Putri Padang Panjang, (Jakarta: Ghalia
22

Indonesia ,1978), h. 44

37 | TARIKHUNA, VOLUME 3 NO.1 2021


AHMAD SABRI, RUSLI & ROLINA (2021)
SEJARAH LAHIR LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI PADANG PANJANG
PADA AWAL ABAD KE 20
lembaga pendidikan agama Islam yang dapat menampung hasrat kaum wanita bangsa
Indonesia akan pendidikan agama yang khusus untuk anak wanita. Pandangan masyarakat
dikala itu terhadap kaum wanita yaitu pada permulaan abad ke-20, masih sangat picik,
terutama di alam Minangkabau yang terkenal kuat adatnya. Adat lama pusaka usang, oleh
masyarakat Minangkabau dijadikan sebagai alasan yang kuat untuk mengungkung kemajuan
kaum wanitanya dikala itu.23
Tujuan didirikannya Diniyah Putri tersebut adalah untuk meningkatkan kedudukan kaum
perempuan dalam masyarakat melalui pendidikan modern yang berlandaskan prinsip–prinsip
Islam. Rahmah el-Yunusi percaya bahwa perbaikan posisi kaum perempuan dalam masyarakat
tidak dapat diserahkan kepada pihak lain, hal ini harus dilakukan oleh kaum perempuan
sendiri.
3. Jenis Lembaga Pendidikan Yang Ada Dalam Lingkungan Perguruan Diniyah Putri
Padang Panjang.
Dalam masa perkembangannya selama 55 tahun ini, Perguruan Diniyah Putri ini
mengalami masa jaya dan juga mengalami masa surutnya. Perkembangan turun naik ini erat
kaitannya dengan keadaan yang melingkungi perguruan ini di antaranya situasi politik Belanda
dan Jepang, pergolakan politik di tanah air keadaan ekonomi masyarakat dan perubahan yang
terjadi dalam lingkungan perguruan ini sendiri, yaitu setelah meninggalnya pendiri perguruan
ini Rahma El-Yunusiayah pada tangga 26 februari 1969 dalam usia 69 tahun dan dikuburkan di
samping gedung perguruan tersebut. Dalam masa perkembangan yang di alami oleh perguruan
ini, adakalanya suatu jenis pendidikan pada masa tertentu didirikan oleh perguruan ini dan
adakalanya pada suatu waktu pada kurun masa tertentu suatu jenis pendidikan tidak lagi di
teruskan eksistensinya dan dihapuskan dari lingkungan perguruan ini.
Sebelum FDI ini berdiri, pada tanggal 2 september 1964 telah didirikan pula akademi
Diniyah Putri atau ADP . ADP kemudian yang menjelma menjadi fakultas tersebut. Selain
dari sekolah-sekolah yang enam jenis diatas juga telah didirikan dalam lingkungan Perguruan
Diniyah Putri ini sebuah sekolah permulaan dengan dengan nama Yunior institut, kemudian di
rubah namanya menjadi dengan Islamistise Holanse School (IHS). Pada zaman pendudukan
Jepang namanya di rubah lagi dengan sekolah DAMAI (Dasar Masyarakat Indonesia) dan
disampingnya didirikan Taman Kanak-kanak (Frobel school). Dizaman penjajahan Belanda,
yaitu di tahun 1935 di Jakarta telah didirikan Diniyah ini, yaitu di tiga tempat : Gang Nangka.

23
Aminuddin Rasyad, dkk. Peringatan 55 Tahun Diniyah Putri Padang Panjang, (Jakarta: Ghalia
Indonesia ,1978), h.. 42

38 | TARIKHUNA, VOLUME 3 NO.1 2021


AHMAD SABRI, RUSLI & ROLINA (2021)
SEJARAH LAHIR LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI PADANG PANJANG
PADA AWAL ABAD KE 20
Kwitang, Kebon kacang Tanah Abang, dan Jatinegara. Pada tahun 1951 didirikan pula di
Johar Baru (Rawasari) dengan nama sekolah Madrasah Diniyah.
4. Sistem Pendidikan Dann Kurikulum Diniyah Putri
Sejak berdirinya Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang pada tanggal 1 november 1923
sampai saat ini (55 tahun) selalu mempertahankan sistem pendidikan tritunggal, yaitu
kerjasama yang erat antara lingkungan sekolah, asrama dan rumah tangga atau masyarakat.
Dengan sistem pendidikan yang erat antara ketiga macam sistem lingkungan ini untuk
membentuk anak didik yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang ada di perguruan ini.
dengan ini berarti bahwa pendidikan yang di berikan diperguruan secara formal di pagi hari, di
praktekan di asrama secara informal dibawah asuhan dan bimbingan ibu asrama dan guru guru
pengasuh yang seluruhnya adalah guru wanita.
Semua materi pendidikan yang diterima oleh pelajar selama mereka berada di perguruan
ini kemudian dipraktekkan di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya di bawah tilikan
orang tuanya masing-masing. Dengan demikian dapat dilihat apakah realisasi dari cita-cita
pendidikan di perguruan ini dapat dipraktekkan oleh para pelajarnya dalam kehidupan sehari
hari, yang selalu di bawah petunjuk yang di berikan oleh perguruan kepada para orang tua
pelajar yang bersangkutan.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan uraian yang sudah peneliti lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
sejarah lembaga pendidikan Islam di Pandang Panjang pada awal abad-20 ini yang di batasi dengan
lembaga pendidikan Sumatera Thawalib dan Lembaga Pendidikan Diniyah Putri. Sejarah Sumatera
Thawalib tidak bisa dipisahkan dari sejarah surau dan berbagai organisasi yang berdiri di
Minangkabau. Istilah surau di Minangkabau sudah dikenal sebelum datang nya Islam. Surau dalam
sistem adat Minangkabau adalah kepunyaan suku atau kaum sebagai pelengkap rumah gadang yang
berfungsi sebagai tempat bertemu, berkumpul, rapat, dan tempat tidur bagi anak laki-laki yang telah
akil balig dan orang tua yang uzur.
Sejarah berdirinya Perguruan Diniyah Putri ini tidak dapat dilepaskan dari kaitannya dengan
Diniyah School Padang Panjang. Dapat dikatakan bahwa Diniyah School ini merupakan embrio bagi
berdirinya Perguruan Diniyah Putri. sekolah yang didirikan oleh Zainudin Labay El yunusi ini adalah
sekolah campuran antara laki-laki dan anak perempuan dalam satu kelas atau yang lebih di kenal
istilah ke edukasi. Pada masa itu sangat tercela sekali dalam masyarakat Minang bila anak laki-laki
kelihatan berjalan bersama-sama dengan anak wanita, apalagi dalam satu kelas walaupun bersama
guru.
Daftar Pustaka

39 | TARIKHUNA, VOLUME 3 NO.1 2021


AHMAD SABRI, RUSLI & ROLINA (2021)
SEJARAH LAHIR LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI PADANG PANJANG
PADA AWAL ABAD KE 20
Anwar A, Pembaharuan Pendidikan di Pesantren Lirboyo Kediri, Surabaya, 2013, IAIN SA
Press.
Arifin H. M, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, 1999 Jakarta, Bumi Aksara
Arifin M, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, 1993 Jakarta, Bumi Aksara
Asmuni Y, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaahruan dalam Dunia Islam, 1995
Jakarta, Raja Grafindo Persada
Azra A, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milinium Baru, 1999, Jakarta,
PT Logos Wacana Ilmu
Azwar S, Metode Penelitian, 2010 Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset.
Azyumardi A, Pendidikan Islam, 1999, Jakarta, PT Logos Wacana Ilmu
Bahtiar I, Kebijakan Pembaharuan Pendidikan 2012, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.
Daliman, Metode Penelitian Sejarah, 2013, Yogyakarta, Ombak
Damapoli, Muljono, Pesantren Modren IMMIM: Pencetak Muslim Modren, Jakarta, Raja
Grafindo Persada, 2011
Nasution H, Islam Rasional Gagasab dan Pemikiran, 1995, Bandung, Mizan
Nasution M. B, Satu Abad Pesantren Mustafawiyah Purba Baru Mandailing Natal, 2013,
Purba Baru, Mudir Mustafawiyah
Pristi S, Peranan Syekh Mustafa Husein Nasution di Pesantren Musthafawiyah Purba Baru
1915-1955,P-ISSN
Pulungan A, Syekh Mustafa Husein Nasution, Syekh Abdul Halim Khatib dan Haji Abdullah
Mustafa, 2012 Medan, Perdana Mulya Sarana
Pulungan A, Pesantren Mustafawiyah Purba Baru Mandailing, 2020 Medan, Perdana Mulya
Sarana
Samaluddin, Syekh Musthafa Husein Nasution Peletak Dasar Teologi Rassiona
Soerjono S, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjaun Singkat, 1998. Jakarta, Raja Grafindo
Tafsir A, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, 2013 Bandung, Remaja Rosdakarya
Zed M, Metode Penelitian Kepustakaan, 2004, Jakarta, Yayasan Obor

40 | TARIKHUNA, VOLUME 3 NO.1 2021

Anda mungkin juga menyukai