Tutorial BST 2 Pertemuan 1
Tutorial BST 2 Pertemuan 1
Pasien laki-laki Tn. S usia 56 tahun datang ke IGD hari sabtu tanggal 12 Februari 2022
pukul 11.0 WIB dengan keluhan nyeri dada. Pasien mengatakan dadanya sakit, nyeri dan rasanya
panas, perut perih melilit dan menurut pasien VAS nya antara 8-9. Saat kambuh rasa nyeri nya
tembus ke belakang menjalar kebahu, dada dan lengan kiri. Saat tidak beraktivitas/sedang
beristirahat pasien bisa merasakan tiba tiba sesak dan nyeri. Rasa nyeri tersebut lebih dari 20
menit dan dirasakan terus menerus. Keluhan seperti pusing, mual, dan muntah, BAK dan BAB
berdarah disangkal pasien. Pasien pertama kali mengalami keluhan serupa pada tahun 2012,
dulunya pasien sering telat makan, suka mengonsumsi makanan pedas dan pasien sempat sampai
pingsan. Pada tahun 2012 pasien di Rawat di 3 Rumah Sakit yaitu Rumah Sakit Pekalongan,
Rumah Sakit Maguan dan RSUP Dr Sardjito. Pasien mengatakan hampir setiap tahun masuk
Rumah Sakit akibat keluhan serupa. Pasien sudah melakukan 2 kali endoskopi pada tahun 2015
dan 2017 dan didapatkan hasil yang pertama adanya radang kronis dan untuk hasil yang kedua
yaitu terdapat polip dilambung. Obat rutin yang pasien gunakan adalah obat lansoprazole,
nexium, dan omeprazole. Pasien sudah melakukan treadmill sebanyak 2 x dan didapatkan
jantung pasien dalam kondisi baik. 6 bulan yang lalu pasien didiagnosis menderita DM dan rutin
mengonsumsi obat gula berupa Glikuidon dan Pioglitazone. Pasien mengatakan semenjak sakit,
gigi pasien menjadi banyak yang keropos, sering susah tidur serta untuk kegiatan aktivitas
sehari-hari menjadi berkurang. Pasien mengeluhkan terdapat beberapa gigi yang hilang pada
rahang atas kanan belakangnya sehingga kesulitan dalam mengunyah. Pasien memiliki kebiasaan
mengunyah satu sisi yaitu sebelah kiri.
- Hipertensi (-)
- DM (+) sejak 6 bulan yang lalu
- Jantung (-)
- Stroke (-)
- Alergi (-)
- Asma (-)
- Mengonsumsi jamu (+)
Riwayat Psikososial:
Pasien tidak merokok dan juga tidak mengonsumsi alkohol. Pasien sehari-hari makan sebanyak
2-3x. Pasien terkadang berolahraga dengan berjalan selama 30 menit. Pasien sedang
rehat/beristirahat dari pekerjaannya.
Pasien datang ke dokter gigi 1 tahun yang lalu untuk memeriksakan giginya yaitu sisa akar,
namun tidak dilakukan tindakan perawatan dikarenakan pandemi covid. Pasien menyikat gigi 2
kali sehari saat mandi pagi dan mandi sore.
Pemeriksaan Fisik:
Status Generalis:
- Kepala : Normocephal
- Mata : Conjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+)
- Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), deviasi septum (-), secret (-)
- Telinga : Normotia, secret (-)
- Mulut : Mukosa bibir kering (-), gusi berdarah (-)
- Leher : tidak ada pembesaran KGB atau kelenjar thyroid
- Thorax
- Paru
Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
Palpasi : Pengembangan dinding dada simetris
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
- Jantung
Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
Palpasi : Teraba pulsasi ictus cordis
Perkusi : Kanan atas: SIC II linea parasternalis dextra
Kanan bawah: SIC IV linea parasternalis dextra
Kiri atas: SIC II linea parasternalis sinistra
Kiri bawah: SIC V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : BJ I-II regular, suara tambahan (-)
- Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani (+)
Palpasi : Nyeri tekan (-) ,turgor kulit normal, hepar dan lien tidak teraba
- Ekstremitas : akral hangat (+/+), CRT<2 detik (+/+), edema (-/-)
Pemeriksaan Penunjang:
1. Selain masalah gula ada masalah gigi, hubungan penyakit gula dengan giginya apa
aja?
Pada saat makan tiba-tiba giginya lepas, hubungannya dengan penyakit
gulanya. Pasien yg memiliki kadar gula tinggi, insidensi untuk giginya lepas itu
lebih besar daripada yang non DM. Indeks pasien DM lebih tinggi, adanya
kerusakan attachment. Berkaitan dengan penurunan fungsi PMN menyebabkan
destruksi akan berhubungan dengan peradangan jaringan periodontal atau
periodontitis. Pada pasien DM terjadi gangguan pd sehingga terjadi penurunan
oksigen dan nutrisinya. Pada pasien DM lebih sering terjadi periodontitisnya
ini yang menyebabkan giginya goyang.
Berdasarkan pemeriksaan intraoral yang sudah dilakukan, tidak ada kegoyahan
pada gigi pasien karena DM sudah terkontrol.
2. Ditemukan polip lambung, apakah ada hubungan antara konsumsi obat lambung
terhadap polip lambung?
Jadi obat lambung ada yg jenisnya PPI, mengurangi produksi asam lambung.
Menjadi salah satu obat untuk kasus seperti pasien. Dari penelitian menyatakan
bahwa pada beberapa kasus menggunakan PPI itu meningkatkan kejadian polip
pada lambung. Dan saat PPI dihentikan, polip lambung tidak kumat lagi.
Meskipun dipotong polipnya tetapi PPI tidak dihentikan bisa kumat lagi.
Pengganti PPI bisa menggunakan rebamipid, untuk memproteksi dinding
lambung
Produksi asam lambung ditekan, jadi proses jangka panjang itu tidak berefek.
Timbul polip itu karena penggunaan yang tidak teratur dan tidak sesuai dengan
anjuran dokter.
3. Hampir setiap tahun masuk rs dengan keluhan serupa, sebagai educator harus
menekankan edukasi seperti apa?
Edukasi perubahan gaya hidup, fungsi penurunan BB, sebisa mungkin
menghindari pemicu dari asam lambung seperti makan pedas, santan, goring-
gorengan juga dikurangi. Mengedukasi pasien sudah menerima kondisinya
agar pengobatannya mudah. Dari obat, PPI bisa diganti dengan obat yang lain.
Dikurangi untuk meminum kopi saat lambung kosong. Mengurangi makanan
yang asam. Mengatur pola tidurnya. Pasien disarankan untuk tidak stress
karena merupakan salah satu pemicu dari asam lambung
Gigi keropos/berlubang diedukasi untuk menyikat gigi 2 kali sehari, pagi
setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Setelah mengkonsumsi makanan
asam/manis bisa berkumur agar sisa-sisa makanan tidak tertinggal di mulut.
Apabila pasien muntah, setelahnya bisa berkumur juga karena sisanya bisa
meningkatkan caries gigi
Mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter dan tidak membeli obat diluar
resep/obat bebas sehingga tidak memperparah kondisi pasien
5. Pasien memiliki kebiasaan mengunyah satu sisi, apakah ada dampak pada pasien
sendiri?
Saliva salah satu fungsinya untuk self cleansing, yang akan membersihkan
secara otomatis dan dapat distimulasi dengan pengunyahan. Kondisi saliva
yang sedikit, akan menyebabkan sisa makanan lebih banyak yang membuat
caries dan membuat oral hygine pasien lebih buruk. Selain caries juga sendi
pasien terdapat kliking pada sisi yang sebelahnya.
6. Asuhan keperawatan seperti apa yang bisa dilakukan pada pasien tersebut karena
datang dengan keluhan yang sama apakah asuhannya sama atau berbeda?
Setiap serangan pasti merasakan nyeri, dengan kolaborasi obat-obatan.
Dijelaskan juga penyebab nyerinya apa. Bisa juga dilakukan terapi nafas dalam
dan kompres hangat seperti apa.
Penanganan nyeri bisa dilakukan oleh perawat saat nyerinya belum dalam skala
berat. Saat dalam skala berat, bisa dilakukan posisi semifowler/highfowler.
Bisa diskusikan lagi dengan dokter jika nyerinya masih berat.
Gangguan pola tidur. Bisa diberikan terapi murrotal jika pasien mengalami
kesulitan tidur. Bisa diberikan relaksasi benson. Intoleransi aktivitas karena
pasien mengalami sesak nafas.
7. Terkait masalah tidur dengan kegiatan sehari-hari berkurang, dari asuhan keperawatan
mungkin bisa dijelaskan
Dikarenakan apa gangguan pola tidurnya. Manajemennya bisa terapi murrotal
atau relaksasi benson. Apabila dikarenakan nyerinya, lapor dpjp apakah perlu
diberikan obat agar keluhan nyerinya berkurang.
Kegiatan sehari-hari berkurang bisa karena penyakitnya atau pola tidurnya tadi.
11. Untuk KG, gigi pasien keropos/tinggal sisa saluran akar. Bisa diperbaiki atau tidak
bagaimana cirinya bisa diselamatkan atau bisa dicabut?
Mahkota telah hilang, jadi tidak ada gigi yang terselamatkan. Bisa dilakukan
pencabutan akarnya. Diusahakan untuk penggunaan gigi tiruan pada pasien.
Jika tidak, oklusi/ pengunyahannya terganggu. Gigi tetangganya bisa bergerak
ke gigi yang hilang. Jadi sisa akar sudah tidak bisa dipertahankan
Jika masih keropos/ada tertinggal sedikit mahkotanya bisa dilakukan restorasi
mahkota. Tetapi sebelumnya bisa dilakukan perawatan akar terlebih dahulu.
Kesimpulan Ners
Masalahnya nyeri akut, gangguan pola tidur dan intoleransi aktivitasnya. Untuk nyeri
akutnya saat skala tinggi dilakukan kolaborasi. Ketika nyerinya di skala sedang bisa
dilakukan relaksasi nafas dalam, dilakukan terapi murrotal dan juga dilakukan kompres
hangat. Nyeri akut bisa dievaluasi terus menerus. Untuk pola tidur berkaitan dengan
nyerinya. Jika nyeri teratasi, pola tidur teratasi. Gangguan pola tidur bisa dengan terapi
rendam kaki air hangat. Intoleransi aktivitas bisa dievaluasi dari berbaring, setengah
duduk dan duduk apakah memperparah sakitnya pasien tadi. Jika bisa, dianjurkan untuk
meningkatkan aktivitasnya seperti olahraga. Aktivitasnya juga dievaluasi.
Resiko ketidakstabilan gula darah. 6 bulan terakhir sudah mengkonsumsi obat gula. 3j
harus diedukasi. Memberikan senam kaki DM, karena beresiko terjadi luka di kaki agar
oksigen bisa mengalir sampai jari-jari kaki.
Kesimpulan KG
Melakukan KIE terkait kondisi pasien. Edukasi terkait pengunyahannya yang wajib dua
sisi. Keluhan yang sisa akar, bisa dilakukan pencabutan. Diinformasikan dapat
menyebabkan bakteri dan makanan akan menyangkut. Caries dilakukan perawatan
tambal gigi, jika tidak dilakukan gigi berlubang semakin dalam bisa menyebabkan
pulpitis dan akan merasakan rasa sakit. Gigi yang sudah dicabut bisa diberikan gigi tiruan
untuk mengembalikan fungsi pengunyahan
Kesimpulan KU
Dari anamnesis dan riwayat penyakit dahulu yang pola makannya tidak teratur dan
konsumsi makanan pedas disimpulkan diagnosanya Gerd dan juga DM. dibuktikan
dengan endoskopi terdapat polip sehingga masalahnya memang dari lambung.
Pengobatannya dilanjutkan. Untuk diagnose bandingnya bisa gastritis atau jantung juga
bisa.
Bisa dilakukan saran untuk melakukan endoskopi lagi karena penyakitnya bertahan
Perlu dilakukan evaluasi EKG lagi
Kuisioner Gerd sangat membantu skrining pasien gerd. Jika poin nilainya lebih dari 8
kemungkinan itu menderita gerd
LO
Kompres hangat.
Kompres hangat berpengaruh positif terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien gastritis,
karena dapat menguragi spasme pada jaringan fibrosa, membuat otot tubuh jadi rileks,
memperlancar pasokan darah, dan memberi rasa nyaman pada paien. Kompres hangat juga
berguna mengurangi stres atau ketegangan jiwa yang merupakan salah satu cara untuk
mencegah dan menurunkan rasa nyeri. Dengan kompres hangat diharapkan nyeri pada
epigastrium akan menurun. Penggunaan kompres hangat efektif dilakukan untuk area nyeri
yang dapat mengurangi spasme otot yang disebabkan oleh iskemia neuron yang memblok
transmisi lanjut rangsang nyeri yang menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan peningkatan
aliran darah di daerah yang dilakukan, selain itu tidak ada dampak negative yang ditimbulkan
dari pelaksanaan tindakan ini. setelah dilakukan kompres hangat pada daerah epigastrium
dengan lama penerapan kompres hangat 10-20 menit serta dilakukan sebanyak 3 kali atau lebih
dalam sehari dengan mengunakan buli-buli air hangat terbukti berpengaruh positif terhadap
penurunan intensitas nyeri
6. Pemeriksaan penunjang terkait gerdnya, keluhan nyeri dada bisa dievaluasi lagi apakah
mengarah ke penyakit jantung atau tidak?
7. Adanya faktor psikis, faktor psikis yang dirasakan pasien? Pengaruh faktor psikologis
terhadap kejadian gerdnya?
8. PPI mengapa bisa menyebabkan terjadinya polip, bagaimana patofisiologinya?
9. Dari sisi efektifitas biaya, apakah perlu dilakukan endoskopi ulang?
10. Penegakan diagnosis gerd itu apa?
11. Kajian keislaman tentang kondisi pasien inij