Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI


BURUK ATAU YANG BERISIKO GIZI BURUK
: /PKMMB/SOP/VII/
No. Dokumen
UKP/12/2020

SOP No. Revisi : 001


Tanggal Terbit : 11 Desember 2020
Halaman : 1/2

drg. Tenry Ariny


Puskesmas NIP.
198011192006042
Mabuun
012

1. Pengertian Kegiatan penyelidikan atau investigasi terhadap factor resiko


terjadinya gizi buruk dan penemuan kasus balita gizi buruk di
wilayah kerja puskesmas.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga Kesehatan melaksanakan kegiatan
penemuan dini dan rujukan serta pendampingan kepada
kader dan anggota masyarakat yang terlatih lainnya.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Mabuun Tentang Kebijakan Layanan


Klinis Puskesmas Mabuun.

4. Referensi - Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2 Tahun 2020 Tentang


Standar Antropometri Anak.
- Buku saku Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada
Balita di Layanan Rawat Jalan Bagi Tenaga Kesehatan
Tahun 2020.
5. Alat Dan - Antropometri (Timbangan dan Alat Ukur TB & LILA)
Bahan - Grafik pertumbuhan anak di buku KIA
- Form Rujukan Masyarakat
6. Prosedur A. DETEKSI DINI
1. Secara aktif, dilakukan oleh:
a. Anggota masyarakat, khususnya anggota masyarakat
yang terlatih di setiap waktu dan setiap kesempatan.
b. Kader didampingi oleh petugas Kesehatan, melakukan
sweeping dan kunjungan rumah untuk balita yang tidak
hadir pada hari Posyandu.
Deteksi dini kasus ini dapat dilakukan dengan:
 Menimbang berat badan balita
 Mengukur lingkar lengan atas (LiLA) balita usia 6–59
bulan dengan menggunakan pita LiLA berwarna
 Mengidentifikasi balita yang terlihat sangat kurus
 Mengidentifikasi kemungkinan adanya pitting edema
bilateral • Mengidentifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu
lemah atau sulit menyusu Balita yang perlu dirujuk:
 Balita yang terindikasi mengalami hambatan
pertumbuhan
 Balita (6–59 bulan) dengan LiLA di warna kuning
(LiLA 11,5 cm - < 12,5 cm) atau warna merah (< 11,5
cm)
 Balita (6–59 bulan) dengan LiLA di warna hijau
namun terlihat sangat kurus
 Balita yang teridentifikasi adanya pitting edema
bilateral
 Bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit
menyusu.
2. Secara pasif, saat kegiatan pemantauan pertumbuhan di
Posyandu atau titik pemantauan lain (contoh kelas PAUD)
dan saat balita berkunjung ke fasilitas layanan kesehatan
(fasyankes).
Deteksi dini kasus dengan :
 Mengidentifikasi balita dengan hambatan
pertumbuhan atau berisiko hambatan pertumbuhan
menggunakan grafik pertumbuhan anak di KMS dan
Buku KIA
 Mengukur lingkar lengan atas (LiLA) balita usia 6–59
bulan dengan menggunakan pita LiLA berwarna
untuk semua balita yang datang ke Posyandu
 Pemeriksaan pitting edema bilateral
 Mengidentifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah
atau sulit menyusu.
B. RUJUKAN
Petugas melakukan Rujukan bila :
a. Balita terindikasi mengalami hambatan pertumbuhan
berdasarkan grafik pertumbuhan anak di KMS dan Buku
KIA :
 Garis pertumbuhan anak memotong salah satu garis
Z-score
 Garis pertumbuhan anak meningkat atau menurun
secara tajam
 Garis pertumbuhan anak terus mendatar, misalnya
tidak ada kenaikan berat badan
b. Balita 6–59 bulan dengan LiLA diwarna kuning (LiLA 11,5
cm - < 12,5 cm) atau warna merah (<11,5 cm)
c. Balita 6 – 59 bulan dengan LILA di warna hijau namun
terlihat sangat kurus
d. Balita yang teridentikasi adanya pitting edema bilateral
e. Bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu
6. Diagram
alir
7. Unit Terkait - Pelayanan umum

Anda mungkin juga menyukai