Anda di halaman 1dari 7

METODE PENGUJIAN KADAR AIR TANAH (WATER CONTENT)

Merupakan metode kedua praktikum uji tanah , sudah jelas pastinya dari judulny yaitu mencari kadar air
tanah , berapa % sih tanah itu kadar airnya semisal. Caranya cukup sederhana namun tidak boleh
dipermudah ya, harus perlu yang namanya ketelitian berikut caranya :

gambar diatas merupakan pembakaran tanah dengan spirtus , karena untuk mempercepat jadi tidak
dioven .

A. Uraian

Kadar air merupakan perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat butiran
tanah kering yang dinyatakan dalam persen (%). Pengujian kadar air dalam praktikum ini menggunakan
standar ASTM D2216-92 (1996).

B. Tujuan

Mengetahui kadar air yang ada dalam tanah uji.

C. Dasar Teori

Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari butiran mineral-mineral padat yang tidak
tersementasi satu sama lainnya serta terletak diatas batuan batuan dasar. Ikatan butiran relatif lemah
yang disebabkan karena adanya ruang (rongga) diantara pertikel-pertikel butiran pada tanah. Ruang
tersebut berisi air dan udara malah bisa kedua duanya.

Apabila tanah sudah benar-benar kering maka tidak akan ada air sama sekali dalam porinya. Keadaan
ini jarang ditemukan di tanah yang masih dalam keadaan asli/tanah dilapangan. Air hanya dapat
dihilangkan dari tanah apabila kita ambil tindakan khusus untuk maksud itu, misalnya dengan
memanaskan didalam oven. Penyelidikan tanah yang memadai merupakan suatu pekerjaan
pendahuluan yang sangat penting pada perencanaan sebuah proyek. Oleh sebab itu perlu dilakukan uji
kadar air pada tanah agar derajat kejenuhan pada tanah jangan sampai dikacaukan dengan kadar, yaitu
perbandingan antara berat air dalam contoh tanah dengan berat butir.

Segumpal tanah dapat terdiri dari 2 hingga 3 bagian.saat kondisi kering,. kondisi jenuh air, tanah terdiri
dari dua bagian yakni butiran tanah dan air pori. Pada kondisi natural, tanah terdiri dari tiga bagian,
yakni butir tanah, pori udara dan air pori. Hubungan berat dan volume yang digunakan dalam mekanika
tanah adalah : kadar air, porositas, angka pori, berat volume, berat jenis derajat kejenuhan dan lain-lain.
D. Alat dan Bahan

1. Cawan kadar air (tin box)

2. Timbangan ketelitian 0,01 gram

3. Oven

4. Desicator

5. Contoh tanah hasil boring

E. Cara Kerja

1. Timbang cawan yang akan dipakai lalu diberi tandalnomor.

2. Masukkan benda uji yang akan dìperiksa kedalam cawan tersebut.

3. Timbang cawan yang telah berisi benda uji tersebut.

4. Masukkan kedalam oven yang suhunya telah diukur i 10 °C selama ±24 jam sehingga beratnya
konstan.

5. Setelah dikeringkan dalam oven, cawan terisi benda uji tersebut lalu dimasukkan ke dalam
desicator agar cepat dingin.

6. Setelah dingin, timbang kembali cawan yang telab terisi benda uji kenng tersebut. Data dan
perhitungan Untuk menentukan besarnya kadar air (water content) yang terkandung dalam tanah
asli digunakan rumus:

Dimana:

w = kadar air (%)

a = berat cawan kosong (gram)

b = berat cawan + tanah basah (gram)

c = berat cawan ± tanah kering oven (gram)

Itulah metode pengujiannya bila sekiranya ingin ditanyakan silahkan di kolom komentar dibawah ini ,
dan bila mau file unduhannya silahkan download Analisa Pengujian Kadar Air Tanah Sekian dari RTS
semoga bermanfaat
METODE PENGUJIAN BERAT ISI TANAH (BULK DENSITY)

Tak terasa sudah menginjak pada pengujian praktikum tanah yang ke 4 , memang kalau kita pelajari satu
demi satu sangatlah mengsyikan.

Namun disisi lain juga banyak yang sudah melupakan praktikum kemarin saja , padahan ia yang
melakukan praktikum . nah disinilah peran RTS (Rangkuman Teknik Sipil ) untuk selalu membantu
sesama , jadi RTS akan menuliskannya sehingga rekan rekan saya atau siapa saja yang nantinya keluar
dan lupa akan metode praktikum ini dapat membukanya kembali , tak pelu panjang lebar dalam hal ini
kita langsung saja menuju materi yang akan kita bahas :

A. Tujuan

Pengujian ini untuk mengetahui berat isi, angka pori dan derajat kejenuhan suatu sampel tanah.

B. Dasar Teori

Berat isi tanah basah tanah asli adalah perbandingan antara berat tanah asli seluruhnya dengan isi tanah
asli seluruhnya. Berat isi merupakan perbandingan berat tanah kering dengan suatu volume tanah
termasuk volume pori-pori tanah, umunya dinyatakan dalam gram/cm3. Besaran ini menyatakan bobot
tanah, yaitu padatan air persatuan isi. Yang paling sering di pakai adalah bobot isi kering yang umumnya
disebut bobot isi saja. Nilai bobot isi dapat dipengaruhi oleh faktor pengolahan tanah, bahan organik,
pemadatan alat pertanian, tekstur dan, struktur, & kandungan air tanah. ( Foth, 1987 ).

Faktor faktor yang mempengaruhi Berat Isi (BI)

1. Struktur Tanah

Struktur tanah sangat mempengaruhi berat isi, apabila tanah tersebut memiliki struktur yang lempeng
atau padat maka berat isi semakin besar.(Hardjowigeno,1989).

2. Tekstur tanah

Tekstur tanah juga dipengaruhi pada berat isi suatu tanah. Bila semakin lepas tekstur suatu tanah, maka
berat isi tanah tersebut semakin rendah.(Soeparmadi, 1995).

3. Ruang pori

Apabila volume yang di duduki ruangan pori lebih banyak, maka akan mengakibatkan kecepatan bobot
isinya lebih besar. (Foth,1984).

4. Bahan induk

Karena adanya pembentukan struktur selama perkembangan tanah yang menyebabkan horizon horizon
yang ada dibagian atas mempunyai kerapatan induk lebih rendah disbanding bahan induk asli.

5. Pengolahan tanah
Apabila tanah diolah menggunakan alat-alat berat dalam jangka panjang akan mengakibatkan
penurunan terhadap agregasi tanah dan tanah akan jadi padat. (Foth, 1984).

Faktor faktor yang dipengaruhi Berat Isi (BI)

1. Pengolahan tanah

Berat Isi dan Berat Jenis mempengaruhi pengolahan suatu tanah. Jika BI tinggi maka tanah tersebut
mampat, sehingga membutuhkan pengelolahan tanah yang lebih seperti dibajak agar tanah menjadi
gembur dan subur untuk ditanami.(Hardjowigeno,1989).

2. Pergerakan akar

Tanah yang bobot isinya tinggi akan menyebabkan pergerakan akar akan sedikit mengalami kesulitan
karena ruang pori pada tanah sudah terisi penuh dengan material tanah lainnya. (Hardjowigeno,1989).

3. Dosis pupuk yang dibutuhkan

Pada area lahan yang berat isi tanahnya semakin tinggi maka dosis pupuk yang dibutuhkan semakin
besar. (Soeparmadi, 1995).

C. Alat dan Bahan

1. Ring berat isi

2. Jangka sorong

3. Neraca

4. Oven

5. Desicator

6. Pan/cawan

7. Extruder

D. Cara kerja

1. Bersihkan ring berat isi yang akan dipakai

2. Ukur diameter dalam dan tingginya dengan menggunakan jangka sorong, dan hitung volumenya.

3. Timbang ring tersebut dengan teliti.

4. Masukkan sampel tanah asli ke dalam ring langsung dari tabung contoh dengan menggunakan
extruder.

5. Ratakan permukaan tanah dikedua sisi ring, timbang kembali berikut pan.
6. Bersihkan bagian luar ring kemudian timbang kembali berikut pan.

7. Masukkan ring yang terisi sampel tanah tadi berikut cawan ke dalam oven dengan suhu 110 °C selama
24 jam.

8. Masukkan kedalam desicator sampai dingin lalu timbang kembali ring terisi tanah kering bserta
cawan.

Batas-batas Atterberg

Pemeriksaan Batas-batas atterberg meliputi :

A. Pemeriksaan Batas Cair (Liquid Limit)

B. Pemeriksaan Batas Plastis (Plastic Limit)

C. Pemeriksaan Batas Susut (Shrinkage Limit)

Ad. a. Pemeriksaan Batas Cair (Liquid Limit)

Batas Cair adalah kadar air yang mana konsistensi tanah mulai berubah dari keadaan plastik ke keadaan
cair.

Flow Curve (Kurva Kelelahan)

Buatlah Flow curve yang merupakan hubungan antara kadar air dan jumlah pukulan yang terjadi. Kadar
air merupakan ordinat dengan skala linier dan jumlah pukulan merupakan absis dengan skala logaritma.
Hubungkan titik-titik yang diperoleh sehingga didapatkan suatau garis lurus, kalau tidak bisa ambillah
suatu garis lurus yang mewakili titik-titik yang diperoleh. Garis ini disebut dengan Flow curve.

Liquid Limit (Batas Cair)

Liquid limit adalah kadar air yang diperoleh pada jumlah pukulan 25 kali, yang bisa diperoleh dengan
bantuan Flow Curve yang telah dibuat.

Pemeriksaan Batas Plastis (Plastic Limit)

Batas Plastis adalah kadar air yang merupakan batas antara konsostensi tanah dalam keadaan semi
plastis dan keadaan plastis.
Pemeriksaan Batas Susut (Shrinkage Limit)

Batas susut adalah kadar air dimana konsistensi tanah tersebut berada antara keadaan semi plastis dan
kaku, sehingga jika diadakan pengurangan kadar air, tanah tersebut tidak akan berkurang volumenya.

Batas-batas Atterberg

Batas Atterberg diperkenalkan oleh Albert Atterberg pada tahun 1911 dengan tujuan untuk
mengklasifikasikan tanah berbutir halus dan menentukan sifat indeks property tanah. Batas Atterberg
meliputi batas cair, batas plastis, dan batas susut.

Tanah yang berbutir halus biasanya memiliki sifat plastis. Sifat plastis tersebut merupakan kemampuan
tanah menyesuaikan perubahan bentuk tanah setelah bercampur dengan air pada volume yang tetap.
Tanah tersebut akan berbentuk cair, plastis, semi padat atau padat tergantung jumlah air yang
bercampur pada tanah tersebut. Batas Atterberg memperlihatkan terjadinya bentuk tanah dari benda
padat hingga menjadi cairan kental sesuai dengan kadar airnya. Dari test batas Atterberg akan
didapatkan parameter batas cair, batas plastis, batas lengket dan batas kohesi yang merupakan keadaan
konsistensi tanah.

1) Batas Cair (Liquid Limit)

Batas cair (LL) adalah kadar air tanah yang untuk nilai-nilai diatasnya, tanah akan berprilaku sebagai
cairan kental (batas antara keadaan cair dan keadaan plastis), yaitu batas atas dari daerah plastis.

2) Batas Plastis (Plastic Limit)

Batas plastis (PL) adalah kadar air yang untuk nilai-nilai dibawahnya, tanah tidak lagi berpengaruh
sebagai bahan yang plastis. Tanah akan bersifat sebagai bahan yang plastis dalam kadar air yang berkisar
antara LL dan PL. Kisaran ini disebut indeks plastisitas.

3) Indeks Plastisitas (Plasticity Index)

Indeks Plastisitas merupakan interval kadar air, yaitu tanah masih bersifat plastis. Karena itu, indeks
plastis menunjukan sifat keplastisitas tanah. Jika tanah mempunyai interval kadar air daerah plastis kecil,
maka keadaan ini disebut dangan tanah kurus. Kebalikannya, jka tanah mempunyai interval kadar air
daerah plastis besar disebut tanah gemuk. Nilai indeks plastisitas dapat dihitung dengan persamaan
berikut ini :

IP = LL - PL

4) Batas Susut / Shrinkage Limit (SL)

Kondisi kadar air pada kedudukan antara daerah semi padat dan padat, yaitu prosentase kadar air
dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume tanah disebut Batas
Susut.
SL = (V0/W0 - 1/Gs) x 100%

Keterangan :

SL = batas susut tanah

V0 = volume benda uji kering

W0 = berat benda uji kering

Gs = berat jenis tanah

rangkumantekniksipil.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai