Anda di halaman 1dari 6

UAS

TINDAK PIDANA TERTENTU DALAM KUHP

DISUSUN OLEH :
Kadek Wisnu Andiyana Putra
2014101181

3F

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2021
A. KRONOLOGI KASUS
Bahwa berawal pada hari kamis tanggal 21 Juli 2016 sekitar jam 12.00 Wib, ketika
Terdakwa MUHAMAD SYARIP Bin ALI bersama dengan TIBI (telah melarikan diri dan masuk
Daftar Pencarian Orang (DPO)) sedang main ke rumah Saksi SUAMAH yang merupakan pacar
dari Terdakwa, kemudian saksi SUAMAH memanggil saksi korban SUNIAH Binti SARMAN
sehingga saksi korban datang kerumah saksi SUAMAH dan mereka pun ngobrol di rumah saksi
SUAMAH. Tidak beberapa lama kemudian, Terdakwa mengajak saksi korban SUNIAH Binti
SARMAN untuk berbelanja di Indomart namun terdakwa menunggu di rumah terdakwa, dan
atas tawaran dari terdakwa, saksi korban pun pulang kerumah untuk meminta ijin dari ibunya.
Setelah mendapat ijin dari ibunya, saksi korban pun berangkat dari rumahnya dengan saksi
PUDIN bin SUARTA dengan menggunakan sepeda motor menuju rumah Terdakwa di Kp. Sinar
Barang, Ds. Cigemblong, KEc. Cigemblong, Ka Lebak. Sesampainya di rumah ternyata
terdakwa masih sedang mandi, maka Saksi Korban SUNIAH Binti SARMAN, Saksi PUDIN bin
SUARTA dan TIBI menunggu di ruang tamu sambil berbincang-bin cang, tidak beberapa lama
setelah terdakwa selesai mandi, kemudian TIBI menyuruh Saksi PUDIN bin SUARTA untuk
mengisi bensin dengan memberikan uang Rp 50.000,-, namun karena Saksi PUDIN bin
SUARTA tidak memiliki Handphone, maka terdakwa menyuruh saksi korban untuk
memberikan Handphone miliknya dengan alasan agar mudah dihubungi. Kemudian berangkatlah
Saksi PUDIN bin SUARTA, sehingga saksi korban SUNIAH Binti SARMAN tinggal bersama
para Terdakwa dirumah Terdakwa. Kemudian Terdakwa keluar untuk membeli Rokok
diwarung, setelah itu terdengar suara sepeda motor dari luar Rumah terdakwa, dan TIBI
mengatakan kepada Saksi Korban “Cepet masuk itu suara motornya Bapaknya Syarip” sehingga
saksi korban dan TIBI bersembunyi dikamar. Setelah saksi korban masuk kedalam kamar, TIBI
langsung mengkunci pintu kamar), kemudian TIBI langsung mendorong badan saksi korban ke
atas kasur dengan posisi badan saksi korban terbaring, dan TIBI langsung memegang kedua
tangan saksi korban dengan menggunakan tangan kirinya dan mencium bibir saksi korban sambil
tangan kanannya membuka baju saksi korban dan meremas kedua payudara saksi korban dan
menjilat payudara saksi korban, setelah itu TIBI membuka secara paksa celana dan celana dalam
saksi korban, kemudian TIBI membuka celana yang dikenakannya dan mengeluarkan alat
kelaminnya yang dalam keadaan tegang dan memasukkan kedalam alat kelamin saksi korban dan
digoyang- goyangkan secara naik turun hingga mengeluarkan sperma diatas selimut yang ada
di tempat
tidur, selanjutnya TIBI keluar dari kamar. Kemudian ketika saksi korban hendak keluar dari
kamar, tiba-tiba masuk terdakwa didalam kamar dan langsung menyeret saksi korban keatas
tempat tidur, kemudian terdakwa mendorong saksi korban keatas tempat tidur dan langsung
mencium bibir saksi korban sambil meremas-remas payudara saksi korban, kemudian terdakwa
juga mencium dan menjilat payudara saksi korban hingga ada bercak merah, selanjutnya
terdakwa melepaskan celana yang dikenakan sambil terdakwa menjepitkan kaki saksi korban dan
memasukan alat kelaminnya yang sudah dalam keadaan tegang ke dalam alat kelamin saksi
korban dan digoyang-goyangkan naik turun hingga klimaks dan mengeluarkan sperma ke dalam
alat kelamin saksi korban. Akibat dari perbuatan terdakwa MUHAMAD SYARIP Bin ALI
bersama dengan TIBI korban SUNIAH Binti SARMAN mengalami luka gigitan didaerah
payudara kiri diatas putting. Pada pemeriksaan disekitar kemaluan terlihat luka lecet lam. Pada
pemeriksaan Rectal Touch terlihat selaput dara sudah tidak intake (tidak utuh/ robek) terlihat
lubang vagina agak membesar dengan diameter 2 cm, terlihat robekan arah jam 7 jam 10 dan jam
2 samapai dasar selaput dara dan terdapat iritasi pada perium.

B. DASAR HUKUM
Dalam kasus diatas Terdakwa MUHAMAD SYARIP Bin ALI bersama dengan TIBI
melanggar Pasal 285 KUHP Jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan Pasal 289 KUHP jo Pasal 55
ayat 1 ke-1 KUHP. Tindak pidana perkosaan sebagaimana diatur dalam KUHP Pasal 285 yang
berbunyi sebagai berikut: ‘’Barang siapa yang dengan kekerasan atau dengan ancaman memaksa
perempuan yang bukan istrinya bersetubuh dengan dia, karena perkosaan, dipidana dengan
pidana penjara selamalamanya dua belas tahun’’. Dan pasal Pasal 289 KHUP “Barangsiapa
dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seseorang melakukan atau membiarkan
dilakukan pada dirinya perbuatan cabul, dihukum karena merusakkan kesopanan dengan
hukuman penjara selama-lamanya sembilan tahun”. Berdasarkan Pasal 55 ayat (1) KUHP, orang
yang turut serta melakukan perbuatan pidana, dipidana sebagai pelaku tindak pidana. Jadi,
berdasarkan Pasal 55 ayat (1) KUHP orang yang turut serta melakukan tindak pidana
pemerkosaan juga dipidana dengan ancaman pidana yang sama dengan pelaku tindak pidana
pemerkosaan
C. UNSUR-UNSUR PASAL
Unsur-unsur dari pasal 285 KUHPidana adalah :
1. Barang siapa
2. Dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan;
3. Memaksa;
4. Seorang wanita;
5. Wanita itu bukan isterinya/di luar perkawinan;
6. Bersetubuh/melakukan persetubuhan dengan dirinya.

 UNSUR KESATU : BARANG SIAPA


Bahwa yang dimaksud rumusan barangsiapa dalam KUHP adalah untuk menunjukkan atau
memberi arah tentang subyek hukum orang atau manusia pelaku tindak pidana. Pengertian
barangsiapa dalam KUHP adalah siapa saja setiap orang yang dapat melakukan tindak pidana,
dan kepadanya perbuatan tersebut dapat dipertanggungjawabkan, dengan memperhatikan
pengertian seperti tersebut di atas, dihubungkan juga dengan fakta-fakta yang terungkap
sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka Terdakwa MUHAMAD SYARIP Bin ALI
adalah pelaku tindak pidana sebagaimana yang didakwakan. Bahwa dengan memperhatikan
pertimbangan hukum di atas maka unsur barang siapa telah terpenuhi
 UNSUR KEDUA: DENGAN KEKERASAN ATAU ANCAMAN KEKERASAN
MEMAKSA SEORANG WANITA BERSETUBUH DENGAN DIA DI LUAR
PERKAWINAN
Bahwa pada hari Kamis tanggal 23 Juli 2016 sekira pukul 14.00 Wib bertempat di rumah
Terdakwa, di Kp. Sinarbarang Desa Cigemblong Kecamatan Cigemblong Kab. Lebak, Terdakwa
dan Sdr. Tibi telah melakukan perkosaan terhadap Saksi Suniah, bahwa Saksi Suniah Binti
Sarman bukanlah istri dan tidak terikat dalam perkawinan dengan Terdakwa. Berdasarkan
VISUM Et REPERTUM Nomor VER/18/VII/2016/URDOKES tanggal 26 Juli 2016 yang dibuat
dan ditandatangan oleh dr. Taufiqul Chair, Dokter pada Poliklinik Polres Lebak, dengan
kesimpulan “pada pemeriksaan seorang perempuan berusia 18 tahun, pada pemeriksaan fisik
terdapat luka gigitan didaerah payudara kiri diatas putting. Pada pemeriksaan disekitar kemaluan
terlihat luka lecet lam. Pada pemeriksaan Rectal Touch terlihat selaput dara sudah tidak intake
(tidak utuh/ robek) terlihat lubang vagina agak membesar dengan diameter 2 cm, terlihat robekan
arah jam 7 jam 10 dan jam 2 samapai dasar selaput dara dan terdapat iritasi pada perium.
Berdasarkan hasil Visum Et Repertum tersebut dan bentuk kekerasan lain yang dilakukan oleh
Terdakwa adalah adanya kekerasan secara fisik dengan dilakukannya penetrasi kemaluan
Terdakwa kepada korban sekalipun saat itu tidak terlihat suatu gerakan penolakan namun tiada
kehendak dari korban yaitu Saksi Suniah Binti Sarman untuk melakukan suatu persetubuhan
dengan Terdakwa, maka penolakan tersebut atau pun keenganan melakukan persetubuhan
dengan Terdakwa haruslah dipandang sebagai suatu bentuk kekerasan. bahwa, dengan
memperhatikan pertimbangan hukum tersebut di atas maka unsur dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan telah
terpenuhi.
 UNSUR KETIGA : MEREKA YANG MELAKUKAN, YANG MENYURUH
LAKUKAN, DAN YANG TURUT SERTA MELAKUKAN
Bahwa perbuatan persetubuhan yang dilakukan oleh terdakwa dilakukan secara bergiliran
dengan Sdr. Tibi bahwa dengan demikian unsur mereka yang melakukan, yang menyuruh
melakukan, dan yang turut serta melakukan telah terpenuhi dan terbukti menurut hukum.

D. KESIMPULAN
Perbuatan asusila secara umum dapat diartikan sebagai perbuatan ada hubungannya dengan
norma kesopanan, tetapi dalam hal tindak pidana asusila yang terpenting dan perlu dilihat yaitu
sejauh mana pelanggaran kesusilaan (perbuatan asusila) tersebut dilakukan. Definisi dari tindak
pidana kesusilaan secara umum adalah semua perbuatan yang dilakukan untuk mendapatkan
kenikmatan seksual sekaligus mengganggu kehormatan kesusilaan. Pemerkosaan merupakan
suatu bentuk perbuatan kriminal yang termasuk isu seksual yang terjadi ketika seseorang
memaksakan kehendak birahinya kepada manusia lain untuk mau mengikuti hasratnya
melakukan hubungan seksual dalam bentuk penetrasi vagina dengan penis, yang dilkukan secara
paksa dan/atau dengan cara kekerasan. Tindak pidana perkosaan sebagaimana diatur dalam
KUHP Pasal 285 yang berbunyi sebagai berikut: ‘’Barang siapa yang dengan kekerasan atau
dengan ancaman memaksa perempuan yang bukan istrinya bersetubuh dengan dia, karena
perkosaan, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun’’. Dan pasal Pasal
289 KHUP “Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seseorang
melakukan atau membiarkan dilakukan pada dirinya perbuatan cabul, dihukum karena
merusakkan kesopanan dengan hukuman penjara selamalamanya sembilan tahun”.

 Unsur-unsur dari pasal 285 KUHPidana adalah :


1. Barang siapa
2. Dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan;
3. Memaksa;
4. Seorang Wanita
5. Wanita itu bukan isterinya/di luar perkawinan;
6. Bersetubuh/melakukan persetubuhan dengan dirinya
Setelah saya menganalisis kasus diatas jelas bahwa perbuatan terdakwa termasuk ke dalam
tindak pidana pemerkosaan , bahwa perbuatan Terdakwa telah memenuhi semua unsur tindak
pidana dari pasal 285 dan pasal 289 KUHP. Karena semua unsur dari pasal 285 KUH terpenuhi,
dengan telah terpenuhinya semua unsur tindak pidana dari pasal 285 KUHP maka Terdakwa
telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Turut Serta
Melakukan Perkosaan”. Atas perbuatan terdakwa MUHAMAD SYARIP Bin ALI telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Turut Serta Melakukan
Perkosaan”. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara
selama 7 (tujuh) tahun. Menetapkan masa penangkapan dan masa penahanan yang telah dijalani
oleh Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. Membebankan kepada
Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah) .

Anda mungkin juga menyukai