Oleh :
PENDAHULUAN
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap ,rawat jalan, dan gawat
memuaskan. Oleh karena itu, rumah sakit harus mampu meningkatkan kualitas
merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
kepada pasien. Rekam medis merupakan bagian unit terpenting yang ada di
dalam rumah sakit karena rekam medis salah satu kunci utama untuk melakukan
dapat terlaksana dengan baik dan dapat memberikan sebuah informasi berupa data
yang lengkap, akurat dan tepat jika didukung sumber daya manusia yang
memadai.
1
2
rumah sakit, apabila dalam sebuah rumah sakit terjadi keterlambatan melayani
pasien karena sedikitnya petugas rekam medis serta berpengaruh dalam beban
kerjanya maka akan mempengaruhi mutu dan kualitas rumah sakit tersebut. Jadi
Salah satu bagian yang menunjang kelancaran pelayanan di bidang rekam medis
Assembling salah satu bagian Unit Rekam Medis yang sangat penting dan
pekerjaan assembling di unit rekam medis rumah sakit harus memiliki tenaga
rekam medis yang memenuhi standar dilihat dari kualitas dan kuantitasnya.
sedangkan kuantitas adalah jumlah tenaga kerja yang ada harus sesuai dengan
beban kerja.
Analisis terhadap beban kerja tenaga rekam medis sangat diperlukan dalam
rangka meningkatkan pelayanan rekam medis di suatu rumah sakit. Hal ini
bertujuan agar dapat diketahui beban kerja mana yang perlu diefisienkan. Sejalan
dengan uraian tersebut, salah satu elemen penting untuk menunjang keefektifan
dan keefisienan dalam pengelolaan rekam medis adalah aspek sumber daya
masih belum mengacu pada kebutuhan nyata atau beban kerja di lapangan. Beban
kerja yang tinggi tentunya dapat menimbulkan hal negatif yang tidak diinginkan.
Fenomena yang sering terjadi di dalam suatu institusi karena akibat dari
institusi tersebut. Hal ini sesuai dengan Penelitian yang dilakukan Ziyad, dkk
Metode WISN (Workload Indicator Of Staffing Need). Hasil dari penelitian ini
dapat diketahui Waktu Kerja Tersedia (WKT) sebesar 95400 menit/tahun. Standar
Beban Kerja (SBK) tenaga assembling adalah 10999. Standar Kelonggaran adalah
RSUD Ambarawa sebanyak 2 orang. Saat ini jumlah tenaga assembling hanya 1
RSUD Tebet. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui Waktu Kerja Tersedia
(WKT) sebesar 1.300 jam/tahun atau 78.000 menit/tahun. Standar Beban Kerja
(SBK) tenaga assembling adalah 7.565 rekam medis rawat inap dan 19.211 rekam
rekam medis RSUD Tebet sebanyak 4 orang. Saat ini jumlah tenaga assembling
hanya 1 orang , oleh karena itu dibutuhkan tenaga tambahan sebanyak 3 orang.
Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia adalah salah satu rumah sakit swasta
yang berada di jalan. Bilal No 24 Pulo Brayan Darat Kecamatan Medan Timur
yang merupakan rumah sakit tipe A Paripurna. Penelitian dilakukan pada unit
4
rekam medis khususnya pada bagian assembling. Berdasarkan survei awal bagian
Assembling di RSU Imelda Pekerja Indonesia dengan 6 hari kerja yaitu senin
sampai sabtu dengan jam kerja dimulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00.
serta menjadi petugas pendaftaran gawat darurat maupun rawat inap. Hal ini
sedang dibutuhkan. Maka dari itu petugas perlu disesuaikan dengan beban
kerjanya sehingga produktifitas petugas lebih optimal. Metode yang paling tepat
untuk penelitian ini adalah metode Workload Indicator Staffing Need (WISN)
Dari uraian latar belakang di atas maka penulis ingin mengetahui banyaknya
adalah untuk mengetahui kebutuhan kerja berdasarkan beban kerja dengan metode
1. Bagi Mahasiswa
rekam medis.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
2017).
6
7
sebagai tenaga medis dan para medis dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan.
Suatu berkas rekam medis pasti memiliki nilai uang , karena isinya
keuangan.
pemakai.
rumah sakit.
7. Akurat
8. Informatif
Fakta atau data dari rekam medis/kesehatan yang diperoleh dari hasil
9. Responsibility
Karena suatu rekam medis dapat direspon atau cepat tanggap dan
Rekam medis dapat dipakai sebagai alat komunikasi antara dokter dengan
kesehatan , juga alat komunikasi antara rumah sakit dengan pihak ketiga
kesehatan, sehingga dengan data yang ada pada rekam medis, maka
Bahwa rekam medis yang dipakai sebagai barang bukti tertulis dalam
kasus hukum, karena di dalam rekam medis tertulis segala layanan yang
tersebut maka data dasar yang dipakai adalah data yang ada dalam rekam
medis.
5. Pendidikan
perawatan.
Karena semua data pelayanan ada di dalam rekam medis, maka rekam
laporan.
adalah formulir, catatan dan laporan yang digunakan untuk mencatat atau
merekam transaksi pelayanan pasien di setiap tempat atau unit layanan. Tempat
atau unit layanan tersebut terbagi menjadi dua yaitu bagian pencatat data rekam
medis yang berada di luar unit rekam medis serta bagian pengumpul dan pengolah
data rekam medis yang berada didalam unit rekam medis. Tempat atau unit
yaitu seperti :
Rawat Jalan (TPPRJ) disebut juga loket pendaftaran rawat jalan tugas pokok
TPPRJ yaitu : Menerima pendaftaran pasien yang akan berobat di rawat jalan,
11
rekam medis di dalam folder dokumen Rekam Medis bagi pasien baru pertama
kali berobat (pasien baru) dan pasien yang datang pada kunjungan berikutnya
(pasien lama), mengarahkan pasien ke Unit Rawat Jalan (URJ) atau poliklinik
pelayanan di rumah sakit atau puskesmas yang bersangkutan. Fungsi atau peranan
TPPRJ dalam pelayanan kepada pasien adalah sebagai pemberi pelayanan yang
pertama kali diterima pasien atau keluarganya, sehingga baik buruknya mutu
Unit rawat jalan (URJ) atau Instalasi Rawat Jalan (IRJA) atau poliklinik
adalah salah satu bagian pelayanan klinis yang melayani pasien untuk berobat
jalan. Poliklinik di rumah sakit biasanya lebih dari satu sesuai dengan jenis
sakit. Hasil akhir pelayanan klinis disini dinyatakan pulang sembuh atau kontrol,
dirujuk ke pelayanan kesehatan lain, atau diperintahkan untuk rawat inap. Hal
tersebut tergantung kasus dan keputusan dokter dan pasien yang bersangkutan.
Unit gawat darurat (UGD) atau Instalasi Gawat Darurat (IGD) atau Instalasi
Rawat Darurat (IRDA) adalah salah satu pelayanan klinis rumah sakit yang
memberikan pelayanan selama 24 jam pada kasus-kasus gawat atau darurat atau
gawat tidak darurat, atau darurat tidak gawat atau gawat dan darurat. Penentuan
12
jenis kasus tersebut tergantung keadaan pasien yang ditetapkan oleh dokter yang
bertugas di UGD. Dalam hal cara pencatatan data pelayanan klinis kedalam
formulir rekam medis terhadap kasus-kasus tersebut sama saja, yang membedakan
hanyalah cara pelayanan klinisnya. Tugas pokok pelayanan rekam medis di UGD
UGD.
Tempat Penerimaan Pasien Rawat Inap (TPPRI) adalah salah satu bagian di
rumah sakit yang kegiatannya mengatur penerimaan dan pendaftaran pasien yang
akan rawat inap. Sistem pelayanan TPPRI berbeda antara satu rumah sakit dengan
rumah sakit lain. Perbedaanya pada kebijakan penerimaan pasien yang akan di
rawat inap yaitu semua pasien rawat inap harus melalui pemeriksaan rawat jalan
atau gawat darurat atau TPPRI dapat menerima pasien langsung selain melalui
Unit rawat inap (URI) atau instalasi rawat inap (IRNA) adalah salah satu
bagian pelayanan klinis yang melayani pasien, karena keadaanya harus dirawat
selama 1 hari atau lebih. Peristiwa pelayanan pasien di URI dicatat dalam formulir
rekam medis. Oleh karena itu, menggunakan berbagai jenis formulir rekam medis
yang dapat digunakan pada semua kasus penyakit dan formulir khusus pada kasus
penyakit tertentu, misalnya penyakit yang harus dilakukan tindakan operasi maka
kepada pasien. Tujuan pengelompokan dalam pelayanan rekam medis ini semata-
mata untuk meringkas penjelasan dalam pelayanan rekam medis, karena unit atau
bagian tersebut dalam pelayanan rekam medis hampir sama yaitu penunjang
pelayanan medis yang dilakukan kepada pasien rawat jalan, gawat darurat dan
rawat inap atau melayani langsung pasien yang datang dari luar rumah sakit.
7. Assembling
Bagian assembling yaitu salah satu bagian di unit rekam medis yang
mempunyai tugas pokok yaitu : Merakit kembali DRM dari rawat jalan , gawat
darurat dan rawat inap menjadi urut dan runtut sesuai dengan kronologi penyakit
Mengendalikan DRM yang dikembalikan ke unit pencatat data karena isinya tidak
Bagian Koding Dan Indeksing (K/I) adalah salah satu bagian dalam unit
rekam medis yang mempunyai tugas pokok yaitu : mencatat dan meneliti kode
14
penyakit dari diagnosis yang ditulis dokter, kode tindakan medis yang ditulis
dokter atau petugas kesehatan lainnya dan kode sebab kematian dari sebab
indeks penyakit, indeks operasi atau tindakan medis dan indeks dokter,
menyimpan indeks tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan membuat
9. Filing (Penyimpanan)
Bagian filing merupakan bagian dalam unit rekam medis yang mempunyai
tugas pokok yaitu : menyimpan Dokumen Rekam Medis (DRM) dengan metode
(retrieval) DRM untuk keperluan, menyusutkan DRM sesuai jadwal retensi yang
Bagian analisa dan pelaporan merupakan bagian dalam unit rekam medis
yang mempunyai tugas pokok antara lain : mengumpulkan data kegiatan rumah
sakit dari sensus harian yang dicatat oleh unit pelayanan pencatat data kegiatan
rumah sakit, merekap sensus harian sebagai dasar laporan kegiatan rumah sakit,
mengumpulkan dan mengolah data penyakit rawat jalan dan rawat inap sebagai
rawat inap dan status imunisasi sebagai dasar laporan survelians terbaru,
mengumpulkan dan mengolah data dasar rumah sakit sebagai dasar laporan
15
keadaan rumah sakit, mengumpulkan data dan mengolah data keadaan ketenagaan
sebagai dasar laporan keadaan ketenagaan, mengolah data rekam medis untuk
laporan hasil analisis statistik rumah sakit dan mengumpulkan serta mengolah
2.2 Assembling
Assembling adalah sistem yang mengatur tata cara bagaimana rekam medis
disusun atau dirakit sesuai kebutuhan tenaga kesehatan yang melayani pasien
Rekam medis rawat inap biasanya dikembalikan ke unit rekam medis dalam
keadaan tidak beraturan, maka petugas assembling akan merakit atau menyusun
ulang berkas rekam medis sesuai urutan formulir pelayanan kesehatan yang
(Mardiyoko,2020)
Menurut Indradi (2020), bagian assembling yaitu salah satu bagian di unit
1. Merakit kembali Dokumen Rekam Medis (DRM) dari rawat jalan , gawat
darurat dan rawat inap menjadi urut dan runtut sesuai dengan kronologi
penyakitnya.
Rekam Medis (DRM) rawat jalan, gawat darurat dan rawat inap setiap
hari.
Indeksing (K/I)
(A/R)
waktu penyerahan.
medis
rekam medis
alokasi/relokasi tenaga lebih mudah dan rasional. Tenaga yang dibutuhkan adalah
tenaga perekam medis dan informasi kesehatan (PMIK) yaitu orang yang
hukum dan etika profesi dalam menjamin fungsi-fungsi Rekam Medis dan
Tujuannya adalah agar diperolehnya waktu kerja efektif selama satu tahun
Keterangan:
B : Cuti Tahunan
selama kurun waktu 1 tahun, karena alasan sakit, tidak masuk kerja dengan
yang dihitung
perorangan pada pasien, keluarga, dan masyarakat di dalam dan di luar rumah
a. Data pegawai berdasarkan pendidikan yang bekerja pada tiap unit kerja
di rumah sakit.
Kesehatan.
Standar beban kerja adalah volume atau kuantitas beban kerja selama satu
tahun per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun
Rumusnya adalah :
e. Standar profesi
kategori Sumber Daya Manusia meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu
penyelesaian suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi tinggi
kepada pasien
b. Frekuensi tiap faktor kegiatan dalam satuan hari, minggu, dan bulan
Tujuannya adalah agar diperoleh jumlah dan jenis/ kategori Sumber Daya
c. Standar kelonggaran
kapasitas kerja, kuantitas kegiatan pokok dan standar beban kerja terhadap jumlah
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan pada karya tulis ilmiah ini adalah penelitian
yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau (Arikunto, 2016).
berencana yang antara lain meliputi melihat, mendengar dan mencatat sejumlah
dan taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan
JL. Bilal No 24, Pulo Brayan Darat I, Kec.Medan Timur, Kota Medan, Sumatera
23
24
3.3.1 Populasi
karakteristiknya ingin kita ketahui (Asmaul dan Budi, 2017) populasi dalam
penelitian ini terdiri dari subjek yang terkait dalam beban kerja petugas di Rumah
petugas dalam pencatatan Dokumen Rekam Medis masuk dalam buku register,
3.3.2 Sampel
Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia yang berjumlah 2 orang. Dengan
menggunakan teknik work sampling yaitu, pengamatan sesaat dan berkala kepada
1. Stopwatch
2. Kalkulator
waktu kerja dan data diperoleh dari hasil wawancara mendalam dari ketiga
data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau lewat
uraian tugas pegawai ,data daftar hadir pegawai ,data jumlah pasien keluar,
1. Editing
2. Tabulasi
3. Perhitungan WISN
4. Entry
penyakitnya
28
29
Di RSU Imelda Pekerja Indonesia, jumlah hari kerja yaitu 6 hari kerja yang
dimulai dari hari senin sampai dengan sabtu. Maka dari itu, jumlah hari
Medis mendapatkan cuti tahunan sebanyak 12 hari dalam satu tahun dimana
Tahun 2015 Tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun
ditetapkan 15 hari libur nasional dan 4 hari kerja untuk cuti bersama.
pemberitahuan atau ijin dan tidak masuk dengan alasan lainnya pertahun di
Indonesia dimulai pukul 08.00 wib. Jumlah hari kerja dalam satu minggu adalah 6
hari kerja dimulai dari hari senin sampai dengan hari sabtu dengan jumlah jam
Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun per
kategori SDM. Beban kerja tenaga assembling Instalasi Rekam Medis di RSU
seperti : pendaftaran gawat darurat dan rawat inap, menginput register rawat
Selain itu, petugas assembling juga melakukan kegiatan di luar SOP seperti
pendaftaran gawat darurat dan rawat inap, menginput register rawat inap ke
tersebut pada bulan September 2021 dan didapatkan jumlah pasien keluar
21750
Tabel 4.4 Kegiatan Pokok dan Kegiatan Tambahan Petugas Assembling
tahun per kategori SDM. Adapun rumus perhitungan standar beban kerja adalah
sebagai berikut :
128.640
= = 9528
13.5
34
sebagai berikut :
26460
= = 0.22
128640
Medis Di RSU Imelda Pekerja Indonesia dapat menggunakan rumus berikut ini :
21750
= + 0.22 = 2.5
9528
35
4.2 Pembahasan
Medis di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan pada bulan September 2021,
Pada pembahasan disebutkan bahwa ada beberapa uraian tugas yang tidak
dilakukan oleh petugas Assembling sesuai dengan teori Rano Indradi pada Tahun
menerima Sensus Harian Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Gawat Darurat setiap hari
dan mengirimkan sensus harian tersebut kebagian analisa dan pelaporan. Petugas
juga melakukan tugas diluar uraian tugas pada bagian Assembling seperti
pendaftaran gawat darurat dan rawat inap dan menginput register rawat inap ke
dalam komputer.
ini belum sesuai dengan teori dimana dalam UU No.13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan disebutkan bahwa dalam waktu kerja satu minggu untuk 6 hari
kerja yaitu 40 jam/minggu. Lalu, diketahui bahwa Hari Kerja Tersedia sebesar
268 hari kerja/tahun dan rata-rata waktu kerja sebesar 8 jam/hari. Dari data
tersebut didapatkan waktu kerja tersedia sebesar 2144 jam/tahun atau 128.640
menit/tahun yang didapat dari perhitungan dengan rumus waktu kerja tersedia.
36
Penelitian yang dilakukan Ziyad, dkk (2017) di unit Rekam Medis Rumah
Sakit Umum Daerah Ambarawa diperoleh waktu kerja tersedia bagi unit tersebut
sebesar 95400 menit/tahun. Dan penelitian yang dilakukan oleh Indriyani (2020)
di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Tebet diperoleh waktu kerja
tersedia bagi unit tersebut sebesar 1.300 jam/tahun atau 78.000 menit/tahun.
yaitu 810 detik/dokumen atau 13.5 menit/tahun. Dari tujuh kegiatan pokok yang
waktu paling lama yaitu 37 menit/ dokumen atau 2220 detik/dokumen. Dengan
waktu kerja 128.640 menit /tahun, maka dapat diketahui standar beban kerja per
tahun bagi petugas assembling yaitu sebesar 9528 menit /tahun yang didapatkan
dari perhitungan waktu kerja tersedia dibagi rata-rata waktu kegiatan pokok.
dengan metode WISN diketahui standar beban kerja tersebut adalah 10999
rekam medis tidak lengkap Dan penelitian yang dilakukan Indriyani (2020)
Berdasarkan Analisis Beban Kerja di RSUD Tebet diketahui standar beban kerja
tersebut adalah 7.565 rekam medis rawat inap dan 19.211 rekam medis rawat
jalan.
37
4. Standar Kelonggaran
dari waktu kerja tersedia. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa petugas
sebesar 102180 menit/tahun. Hasil ini didapapatkan dari perhitungan waktu kerja
Dalam Penelitian Sejenis yang dilakukan oleh Ziyad, dkk (2017) menggenai
atau 1,42% artinya petugas memiliki waktu untuk pertemuan rutin, pelatihan atau
Dari tiga data yang telah diketahui yaitu, standar beban kerja, standar
kelonggaran, dan kuantitas kegiatan pokok yaitu jumlah pasien keluar (hidup +
mati) sebesar 21750 maka dapat diketahui jumlah kebutuhan tenaga kerja bagian
assembling RSU Imelda Pekerja Indonesia dengan metode WISN (Work Load
diperoleh dari perhitungan kuantitas kegiatan pokok dibagi standar beban kerja
orang petugas. Sedangkan hasil perhitungan jumlah kebutuhan rekam medis pada
atau 2 Sumber Daya Manusia. Sehingga kebutuhan tenaga unit rekam medis
bagian assembling. Dan penelitian yang dilakukan oleh Indrayani (2020) dalam
RSUD Tebet sebanyak 4 orang. Saat ini jumlah tenaga assembling hanya 1 orang ,
5.1 Kesimpulan
gawat darurat dan rawat inap, menginput register rawat inap ke dalam
komputer.
39
40
orang petugas. Maka dari itu, jumlah tenaga assembling belum sesuai
5.2 Saran
ada di RSU Imelda Pekerja Indonesia dengan beban kerja yang dilakukan