Anda di halaman 1dari 8

Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 10 (2) 2017. Hal.

99-106
Strategi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
PGSD FKIP Universitas Bengkulu

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI


PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR
SISWA SDN KOTA BENGKULU

Khamilla Andina Sari


Program Studi PGSD FKIP Universitas Bengkulu

Herman Lusa
Program Studi PGSD FKIP Universitas Bengkulu

Syahril Yusuf
Program Studi PGSD FKIP Universitas Bengkulu

Abstract
The aim of this research is to determine the differences in student learning outcomes by
using the school library utilization strategy as learning resources in the civics studies in
grade V SD Negeri 82 Kota Bengkulu. This research is a quantitative research. The
design of this research was Quasi Experimental Design with design types The Matching
Only pretest-posttest control group design, where taking the test twice before and after
the treatment in the sample class. Subjects in this research are the students of fifth grade
of SDN 82 Kota Bengkulu which consists of the VA class as the experimental class and
the VB class as the class control. The research instrument used is forms of test sheet
multiple choices given by the pretest (before giving treatment) and posttest (after giving
treatment). The data of this study was analyzed by using inferential analysis T-test. The
results showed by using t-test tcount 5,64 and ttabel 2,00. So tcount (5,64)> ttabel (2.00). By the
result, it can be concluded that there are differences in student learning outcomes by
using the school library utilization strategy as learning resources in the civics studies in
grade V SD Negeri 82 Kota Bengkulu.
Keywords: Learning Outcomes, Strategies, School Library, , PKn Lesson

PENDAHULUAN yang dapat memenuhi kebutuhan informasi yang


Informasi di era globalisasi telah menjadi siswa perlukan. Salah satu fasilitas sekolah yang
kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. dapat memenuhi kebutuhan informasi siswa yaitu
Perkembangan ilmu pengetahuan dan semakin perpustakaan sekolah. Hal ini sejalan dengan
meningkatnya penyebaran informasi mendorong Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005
manusia selalu ingin tahu tentang suatu hal yang tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 42
dapat memperluas wawasannya. Informasi menyebutkan bahwa sekolah wajib memiliki
dibutuhkan untuk semua lapisan masyarakat,dan perpustakaan. Perpustakaan sekolah merupakan
salah satunya yaitu siswa. Adapun kebutuhan salah satu sumber belajar yang sangat penting
informasi seorang siswa yaitu terkait dengan yang memungkinkan tenaga kependidikan dan
perannya sebagai pelajar yang membutuhkan siswa memperoleh kesempatan untuk
informasi tentang tugas-tugas sekolah dan materi memperluas dan memperdalam pengetahuan
pelajaran. Mengingat beragamnya kebutuhan dengan membaca bahan pustaka yang ada di
informasi siswa maka sangat dibutuhkan fasilitas perpustakaan sekolah.

Hak Cipta@ 2017 Oleh PGSD FKIP Universitas Bengkulu 99


ISSN 1693 8577
Sari, K. A., Lusa, H., & Yusuf, S.

Kenyataannya berdasarkan observasi awal dalam mewujudkan prestasi dan cita-cita


yang dilakukan peneliti di perpustakaan Sekolah pendidikannya. Selanjutnya Sudarnoto (2007: 3),
Dasar Negeri 82 Kota Bengkulu pada menyatakan bahwa dalam memanfaatkan
menunjukkan bahwa perpustakaan kurang perpustakaan dalam kegiatan pembelajaran,
diminati oleh siswa dan hanya menjadi pajangan siswa akan mendapatkan prestasi akademik yang
sekolah untuk mengoleksi buku-buku. Keinginan baik atau dengan kata lain keberhasilan prestasi
siswa ke perpustakaan untuk memanfaatkan akademiknya dipengaruhi oleh pemanfaatan
perpustakaan sekolah sebagai ruang untuk belajar perpustakaan sebagai sumber primer yang dapat
masih kurang. Rendahnya kemauan untuk belajar memenuhi kebutuhan informasi belajarnya.
ke perpustakaan sekolah disebabkan juga oleh Dapat disimpulkan bahwa dengan
peran guru yang kurang dalam memotivasi dimanfaatkannya perpustakaan sekolah dengan
siswanya untuk memanfaatkan perpustakaan optimal maka penyelenggaraan kegiatan
sekolah sebagai sumber belajar. Siswa hanya pembelajaran akan menjadi lebih maksimal dan
menerima pembelajaran yang diberikan oleh berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
guru yang mengajar di kelas, tanpa Perpustakaan sekolah sangat diperlukan di
memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah yaitu setiap satuan pendidikan, khususnya sekolah
perpustakaan sekolah. Selanjutnya, hambatan dasar karena dapat berperan sebagai sumber
yang terjadi dalam proses pembelajaran yaitu belajar yang dapat dimanfaatkan oleh siswa.
keterbatasan sumber informasi atau buku-buku Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang
teks penunjang tentang materi yang sedang Sisdiknas, “pembelajaran adalah proses interaksi
dipelajarinya. Untuk mengatasi kesulitan atau siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu
hambatan tersebut, perpustakaan sekolah sangat lingkungan belajar”. Pembelajaran merupakan
dibutuhkan. Perpustakaan sekolah berperan bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi
dalam menjadi pusat sumber belajar dan proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan
menyediakan koleksi bahan pustaka yang akan dengan memanfaatkan lingkungan atau fasilitas
membantu siswa dalam mencari informasi. sekolah sebagai sumber belajar. Tetapi pada
Perpustakaan sekolah merupakan salah kenyataannya dalam proses pembelajaran, guru
satu fasilitas pendidikan yang sangat penting masih kurang optimal dalam memanfaatkan
karena dapat memudahkan siswa untuk sumber belajar yang ada di sekolah. Dalam
memperoleh informasi penting yang proses pembelajaran, guru masih menggunakan
berhubungan dengan tugas-tugas sekolahnya. metode konvensional sehingga akan berpengaruh
Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar terhadap kurang maksimalnya hasil belajar
yang sangat fleksibel dalam melayani perbedaan siswa. Untuk mengoptimalkan hasil belajar
individu dalam belajar. Siswa dengan tempo siswa, guru sebaiknya memanfaatkan sumber
belajar lambat maupun cepat tetap dapat belajar berupa perpustakaan sekolah dalam
menjadikan perpustakaan sekolah sebagai pembelajaran.
sumber informasi dan pengetahuan. Menurut Menurut Fajar dalam Susanto (2013: 231),
Yudi (2009: 1), peran perpustakaan sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan
dalam proses pembelajaran di sekolah sangatlah Kewarganegaraan menghadapi keterbatasan dan
signifikan dalam mencerdaskan masyarakat kendala terutama berkaitan dengan keterbatasan
penggunanya khususnya siswa. Perpustakaan fasilitas dan sumber belajar. Hal ini sejalan
sekolah akan maksimal jika didukung oleh pihak dengan permasalahan yang ditemukan di SDN
sekolah. Dengan fasilitas perpustakaan sekolah 82 Kota Bengkulu yaitu terbatasnya sumber
yang baik akan berpengaruh dalam membuat informasi yang digunakan siswa dalam
siswa bisa dan terbiasa belajar dengan baik. pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Siswa yang senang dan sering memanfaatkan Sedangkan dalam pembelajaran Pendidikan
perpustakaan sekolah sebagai penyedia jasa Kewarganegaraan memerlukan banyak sumber
informasi dan ilmu pengetahuan, akan terbantu informasi untuk menunjang kegiatan

100 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 10 (2) 2017
Hal. 99-106
Strategi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

pembelajaran tersebut agar lebih optimal. Akibat sekolah. Selanjutnya, dalam memilih pendekatan,
dari terbatasnya sumber informasi dalam model, dan teknik pembelajaran harus
pembelajaran kemudian berdampak pada disesuaikan dengan pembelajaran dalam
pemerolehan hasil belajar siswa yang dilihat dari memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber
nilai ulangan bulanan Pendidikan belajar.
Kewarganegaraan kelas V SDN 82 Kota Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
Bengkulu belum memuaskan dengan nilai rata- melakukan penelitian untuk mengetahui apakah
rata 59,32 dibawah nilai ketuntasan minimal, terdapat perbedaan perbedaan hasil belajar siswa
sedangkan kriteria ketuntasan minimal dengan dengan menggunakan strategi pemanfaatan
nilai 65. Untuk mengatasi kekurangan sumber perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar
informasi belajar, siswa dan guru dapat pada bidang studi PKn di kelas V SD Negeri 82
memanfaatkan perpustakaan sekolah karena Kota Bengkulu.
sumber informasi atau materi pembelajaran yang
dapat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan METODE
Kewarganegaraan banyak terdapat di Jenis penelitian ini adalah penelitian
perpustakaan sekolah. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2014: 8),
Guru memegang peranan yang sangat penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
penting dalam memberikan motivasi atau metode penelitian yang berlandaskan pada
semangat pada siswa untuk membaca. Untuk filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
menarik minat siswa untuk belajar di pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
perpustakaan sekolah, guru perlu mempersiapkan data dengan menggunakan instrumen penelitian,
strategi atau cara-cara untuk menarik minat siswa analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan
untuk belajar di perpustakaan sekolah. Menurut tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
Rosalin (2008: 162), usaha yang dapat dilakukan ditetapkan.
untuk meningkatkan kegemaran membaca siswa Penelitian ini menggunakan metode
melalui perpustakaan sekolah yaitu, guru dapat eksperimen. Menurut Winarni (2011: 48),
bekerjasama dengan pustakawan ataupun pihak menyatakan bahwa penelitian eksperimen
sekolah untuk menyediakan bahan bacaan yang merupakan penelitian memanipulasi stimuli,
mengandung unsur pengetahuan, informasi, dan kondisi eksperimental, kemudian mengobservasi
hiburan. Bahan bacaan tersebut akan menggugah pengaruh akibat perlakuan. Jadi, penelitian ini
rasa ingin tahu dan minat siswa untuk membaca merupakan penelitian untuk mengetahui
buku di perpustakaan sekolah. Selain itu, dapat perbedaan hasil belajar akibat adanya perlakuan
juga dengan cara mengintegrasikan perpustakaan berbeda yang diberikan kepada dua kelas, yaitu
sekolah ke dalam pembelajaran dan juga dengan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
memberikan tugas tambahan kepada siswa di Desain yang digunakan dalam penelitian
luar kelas, hal ini dikarenakan keterbatasan ini adalah Quasi Eksperimental Design
waktu untuk menerima ilmu di kelas (Eksperimen semu). Menurut Sugiyono (2014:
menyebabkan siswa harus menambah dan 77), Quasi Eksperimental Design mempunyai
mengingat kembali ilmu melalui kegiatan kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
membaca, merangkum buku, dan kegiatan lain- sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel
lain di perpustakaan sekolah. luar yang mempengaruhi pelaksanaan
Dalam mengintegrasikan perpustakaan eksperimen.
sekolah kedalam pembelajaran, terlebih dahulu Penelitian ini menggunakan jenis desain
guru harus memilih materi pembelajaran yang penelitian The matching Only Pretest-Posttest
sesuai dengan pembelajaran berbasis Control Group Design. Dua kelas diberikan
perpustakaan sekolah, setelah itu guru harus perlakuan yang berbeda, sehingga terlihat
menganalisis waktu yang akan digunakan ketika
melakukan pembelajaran di perpustakaan

Hak Cipta@ 2017 Oleh PGSD FKIP Universitas Bengkulu 101


ISSN 1693 8577
Sari, K. A., Lusa, H., & Yusuf, S.

perbedaan hasil belajar pada ranah kognitif HASIL


siswa. Deskripsi Hasil Pretest
Populasi dalam penelitian ini adalah
Data hasil belajar aspek kognitif ini adalah
seluruh siswa kelas V di SD 82 Kota Bengkulu
data yang diperoleh dari lembar pretest siswa.
yang berjumlah 131 orang siswa. Terdiri dari
Pemberian lembar pretest ini dilakukan pada
kelas VA sebanyak 35 orang siswa, kelas VB
kedua kelas sampel yaitu kelas VA dengan
sebanyak 28 orang siswa, kelas VC sebanyak 34
memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai
orang siswa, dan kelas VD sebanyak 34 orang
sumber belajar dalam pembelajaran dan kelas
siswa. Setelah dilakukan uji homogenitas dan
VB tanpa memanfaatkan perpustakan sekolah
dinyatakan kelas VA, VB, VC, dan VD
sebagai sumber belajar dan belajar seperti biasa
merupakan kelas yang homogen kemudian
di dalam kelas.
ditentukan sampel penelitian dengan cara
Setelah dilakukan perhitungan hasil belajar
pengundian. Sampel dalam penelitian ini adalah
pretest siswa secara deskriptif, pada kelas
kelas VA sebagai kelas eksperimen dan kelas VB
eksperimen diperoleh nilai terkecil 40 dan nilai
sebagai kelas kontrol.
terbesar 80 sedangkan pada kelas kontrol
Pada penelitian ini, instrumen yang
diperoleh nilai terkecil 35 dan nilai terbesar 80.
digunakan adalah lembar tes dalam bentuk
Skor rata-rata pretest dari kedua kelas yaitu kelas
lembar soal pilihan ganda (multiple choice) yaitu
eksperimen 61,20 dan kelas kontrol 57,36.
berupa lembar tes sebelum (pretest) dan sesudah
Median pada kelas eksperimen sebesar 65,00
(posttest) setelah mengikuti pembelajaran PKn
sedangkan pada kelas kontrol sebesar 60,00.
dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah
Modus pada kelas eksperimen sebesar 70,00
dalam kegiatan pembelajaran dan belajar seperti
sedangkan pada kelas kontrol sebesar 60,00.
biasa dikelas tanpa memanfaatkan perpustakaan
Standar deviasi pada kelas eksperimen sebesar
sekolah.
10,49 sedangkan pada kelas kontrol sebesar
Instrumen penelitian ini awalnya hanya
11,77.
berupa kisi-kisi soal. Seluruh soal dari kisi-kisi
tersebut terlebih dahulu diuji validasi isi oleh
Deskripsi Hasil Posttest
validator ahli. Selanjutnya dilakukan uji coba
lapangan yang merupakan uji validasi eksternal Data hasil belajar aspek kognitif ini adalah
di sekolah lain yang setara dan pada kelas yang data yang diperoleh dari lembar posttest siswa.
sama. Peneliti membuat 25 butir soal uji Pemberian lembar posttest ini dilakukan pada
instrumen berupa soal pilihan ganda. kedua kelas sampel yaitu kelas VA dengan
Berdasarkan hasil dari uji coba instrumen, maka memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai
diperoleh data validitas, reliabilitas, taraf sumber belajar dalam pembelajaran dan kelas
kesukaran, dan daya beda soal uji coba soal VB tanpa memanfaatkan perpustakan sekolah
aspek kognitif. sebagai sumber belajar dan belajar seperti biasa
Teknik pengumpulan data yang di dalam kelas. Setelah dilakukan perhitungan
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data hasil belajar pretest siswa secara deskriptif, pada
adalah tes dalam bentuk pretest dan posttest. kelas eksperimen diperoleh nilai terkecil 65 dan
nilai terbesar 100 sedangkan pada kelas kontrol
Pengolahan dan analisis data dalam diperoleh nilai terkecil 50 dan nilai terbesar 90.
penelitian ini dilakukan terhadap skor pretest dan Skor rata-rata pretest dari kedua kelas yaitu kelas
skor posttest siswa yang meliputi analisis eksperimen 84,47 dan kelas kontrol 70,25.
deskriptif, uji prasyarat analisis, dan analisis Median pada kelas eksperimen sebesar 85,00
inferensial untuk pengujian hipotesis. Sebelum sedangkan pada kelas kontrol sebesar 70,00.
dianalisis menggunakan uji-t, maka terlebih Modus pada kelas eksperimen sebesar 80,00 dan
dahulu perlu dilakukan uji normalitas dan 90,00 sedangkan pada kelas kontrol sebesar
homogenitas. 80,00. Standar deviasi pada kelas eksperimen

102 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 10 (2) 2017
Hal. 99-106
Strategi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

sebesar 8,79 sedangkan pada kelas kontrol Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil
sebesar 11,19. Selanjutnya data disusun dalam pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
distribusi frekuensi. menunjukkan bahwa nilai fhitung sebesar 1,26
lebih kecil daripada nilai ftabel pada taraf
Hasil Uji Normalitas signifikan 5% sebesar 1,86. Pada hasil posttest
Pengujian normalitas bertujuan untuk pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
mengetahui apakah hasil pretest dan posttest menunjukkan bahwa nilai fhitung sebesar 1,62
kelas sampel pada penelitian ini berdistribusi lebih kecil daripada nilai ftabel pada taraf
normal atau tidak. Dalam penelitian ini pengujian signifikan 5% sebesar 1,86. Artinya fhitung < ftabel .
normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Hasil ini memberikan indikasi bahwa hasil
Chi Kuadrat. Suatu data dikatakan berdistribusi belajar pretest dan posttest kelas eksperimen
normal jika hasil perhitungan diperoleh nilai jika berasal dari varian yang homogen.
hitung < tabel.

Hasil Uji Hipotesis


Berdasarkan data hasil pretest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan Pengujian hipotesis dilakukan untuk
bahwa nilai hitung pada kelas eksperimen
mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan
menggunakan strategi pemanfaatan perpustakaan
sebesar 8,31 dan nilai hitung pada kelas kontrol sekolah sebagai sumber belajar pada bidang studi
sebesar 4,87. Nilai pada taraf signifikan PKn di kelas V SD Negeri 82 Kota Bengkulu.
tabel
Pengujian dilakukan dengan membandingkan
5% sebesar 11,07. Artinya hitung < tabel. Hasil hasil belajar kognitif siswa yang melakukan
pembelajaran dengan memanfaatkan
ini memberikan indikasi bahwa hasil belajar
perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar
pretest sampel penelitian berdistribusi normal.
dengan hasil belajar kognitif siswa yang hanya
Berdasarkan data hasil posttest pada kelas
belajar di kelas tanpa memanfaatkan
eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan
perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar.
bahwa nilai hitung pada kelas eksperimen
Pengujian ini akan menguji hipotesis
sebesar 4,61 dan nilai hitung pada kelas kontrol sebagai berikut:
H0= Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa
sebesar 4,03 . Nilai tabel pada taraf signifikan dengan menggunakan strategi pemanfaatan
5% sebesar 11,07. Artinya hitung < tabel . perpustakaan sekolah sebagai sumber
belajar pada bidang studi PKn di kelas V SD
Hasil ini memberikan indikasi bahwa hasil Negeri 82 Kota Bengkulu.
belajar posttest sampel penelitian berdistribusi Ha= Terdapat perbedaan hasil belajar siswa
normal. dengan menggunakan strategi pemanfaatan
perpustakaan sekolah sebagai sumber
Hasil Uji Homogenitas belajar pada bidang studi PKn di kelas V SD
Setelah melakukan uji normalitas pada Negeri 82 Kota Bengkulu.
hasil belajar pretest dan posttest, selanjutnya Pengujian hipotesis penelitian dilakukan
dilakukan uji homogenitas menggunakan uji F. dengan menggunakan uji-t. Kriteria pengujian,
Sampel dikatakan memiliki varian homogen apabila thitung > ttabel berarti H0 ditolak dan Ha
apabila fhitung lebih kecil dari pada ftabel pada taraf diterima, sebaliknya, jika thitung < ttabel berarti
signifikan 5%. Secara metematis dituliskan berarti H0 diterima dan Ha ditolak.
fhitung< ftabel pada derajat kebebasan (dk) Hasil pengujian hipotesis terhadap kedua
pembilang (varian terbesar) dan derajat sampel untuk data hasil belajar pretest,
kebebasan (dk) penyebut (varian terkecil). menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 1,36
lebih kecil daripada nilai ttabel pada taraf

Hak Cipta@ 2017 Oleh PGSD FKIP Universitas Bengkulu 103


ISSN 1693 8577
Sari, K. A., Lusa, H., & Yusuf, S.

signifikan 5% yaitu sebesar 2,00. Artinya sekolah sebagai sumber belajar.


sebelum dilakukan kegiatan eksperimen tidak Pembelajaran dengan memanfaatkan
terdapat perbedaaan hasil belajar siswa. Hasil perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar
pengujian hipotesis terhadap kedua sampel untuk dapat membantu siswa untuk belajar dengan
data hasil belajar posttest, menunjukkan bahwa lebih cepat. Seperti yang diungkapkan oleh
nilai thitung sebesar 5,64 lebih besar daripada nilai Sudarnoto (2007: 3), bahwa dalam
ttabel pada taraf signifikan 5% yaitu sebesar 2,00. memanfaatkan perpustakaan dalam kegiatan
Karena nilai thitung (5,64) > ttabel (2,00) berarti H0 pembelajaran, siswa akan mendapatkan prestasi
ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat akademik yang baik atau dengan kata lain
perbedaan hasil belajar siswa dengan keberhasilan prestasi akademiknya sangat
mengunakan strategi pemanfaatan perpustakaan dipengaruhi oleh pemanfaatan perpustakaan
sekolah sebagai sumber belajar pada bidang studi sebagai sumber primer yang dapat memenuhi
PKn di kelas V SD Negeri 82 Kota Bengkulu. kebutuhan informasi belajarnya. Berdasarkan
hasil penelitian, setelah mengikuti pembelajaran
PEMBAHASAN dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan sebagai sumber belajar, sebanyak 33 orang siswa
uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan mendapatkan nilai ≥70, dan hanya 2 orang siswa
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar pada yang mendapatkan nilai di bawah 70. Hal ini
siswa antara kelas eksperimen yang dimungkinkan karena dengan siswa
memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai
sumber belajar dengan kelas kontrol yang tidak sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran,
memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai siswa dapat memperoleh berbagai macam
sumber belajar. Hal ini ditunjukkan dari hasil sumber informasi yang terkait dengan materi
analisis menggunakan Uji perbedaan rata-rata pembelajarannya dan tidak terpaku hanya pada
hasil belajar siswa, dimana nilai thitung (5,64) buku teks saja.
lebih besar dari nilai ttabel pada taraf signifikansi Pemanfaatan perpustakaan juga erat
5% (2,00). Selain itu, terdapat perbedaan hasil kaitannya dengan tahapan berpikir siswa SD
belajar pretest dan posttest yang menunjukkan khususnya siswa kelas tinggi yang dalam
bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen penelitian ini adalah kelas V, yang sedang dalam
lebih besar dibandingkan kelas kontrol. Hal fase operasional konkret yaitu siswa sudah mulai
tersebut dibuktikan dengan hasil rata-rata gemar membaca buku-buku (Fudyartanta, 2011:
perhitungan awal pada saat pretest siswa pada 198). Dengan memanfaatkan perpustakaan
kelas eksperimen yaitu 61,20 sedangkan pada sekolah, dapat memberikan pembelajaran yang
kelas kontrol yaitu 57,36. Kemudian setelah bermakna kepada siswa, karena siswa akan
dilaksanakannya pembelajaran dengan mendapatkan pengetahuan yang lebih luas
memberikan perlakuan yang berbeda pada kelas dengan membaca buku yang ada di perpustakaan
eksperimen dan kelas kontrol, terdapat perbedaan sekolah. Selain itu, siswa juga tidak akan
hasil belajar pada kedua kelas tersebut. Setelah kekurangan bahan sumber belajar sehingga siswa
diberikan posttest nilai rata-rata pada kelas banyak memiliki referensi dan dapat
eksperimen yaitu 84,47, sedangkan nilai rata-rata meningkatkan ilmu pengetahuan siswa.
pada kelas kontrol yaitu 70,25. Hal ini Dalam mengintegrasikan perpustakaan
menunjukkan bahwa setelah melakukan sekolah ke dalam pembelajaran, terlebih dahulu
pembelajaran dengan menggunakan strategi peneliti menyusun dan menerapkan strategi
dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah pembelajaran atau prosedur pembelajaran yang
sebagai sumber belajar, siswa memiliki skor rata- sesuai dengan materi pembelajaran. Seperti yang
rata lebih tinggi daripada sebelum melakukan diungkapkan oleh Jihad dan Haris (2012: 23),
pembelajaran tanpa memanfaatkan perpustakaan menjelaskan bahwa bila guru hendak
mengajarkan suatu mata pelajaran maka tuntutan

104 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 10 (2) 2017
Hal. 99-106
Strategi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

yang akan muncul adalah guru harus memilih kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dan menyesuaikan strategi pembelajaran yang dengan nilai kelas kontrol. Padahal sebelum
meliputi pendekatan, metode, teknik pembelajaran berlangsung, kedua kelas sama-
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang sama diberikan pretest dengan soal yang sama
akan diajarkan, agar tujuan pembelajaran dapat dan mengikuti pembelajaran yang secara
tercapai secara optimal. Dalam mengintegrasikan keseluruhan sama kecuali pemanfaatan
perpustakaan sekolah ke dalam pembelajaran, perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar
peneliti menggunakan pendekatan Scientific, pada kelas eksperimen. Berdasarkan uji hipotesis
model pembelajaran Discovery Learning, dan menggunakan uji-t didapat nilai thitung (5,64) lebih
metode diskusi, tanya jawab dan penugasan. besar dari nilai ttabel pada taraf signifikansi 5%
Dalam penelitian ini, perpustakaan sekolah (2,00) yang artinya Ha diterima. Maka dapat
diberdayakan secara optimal dalam mendukung disimpulkan bahwa secara keseluruhan strategi
proses pembelajaran di sekolah. Dengan guru dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah
demikian, proses pembelajaran tidak hanya sebagai sumber belajar pada kelas eksperimen
berpusat pada guru, tetapi juga berpusat pada memiliki pengaruh terhadap perbedaan hasil
informasi (berbagai ilmu pengetahuan) yang belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas
tersedia di perpustakaan sekolah. Perpustakaan V SD Negeri 82 Kota Bengkulu.
sekolah dapat menjadi sumber belajar bagi siswa
agar siswa dapat belajar lebih mandiri dan SIMPULAN
bertanggung jawab. Berdasarkan data hasil penelitian di SDN
Dilihat dari hasil penelitian yang telah 82 Kota Bengkulu dan pengolahan data, analisis
dilakukan di kelas eksperimen, dapat dinyatakan serta pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa pemanfaatan perpustakaan sekolah bahwa “terdapat perbedaan hasil belajar dengan
sebagai sumber belajar dapat menjadikan menggunakan strategi dalam memanfaatkan
pembelajaran lebih efektif serta dapat perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar
meningkatkan motivasi belajar siswa karena pada bidang studi PKn di kelas V Negeri 82 Kota
dalam kegiatan pembelajaran dengan Bengkulu”. Hal ini ditunjukkan dengan
memanfaatkan perpustakaan sekolah, guru perhitungan uji-t perbedaan rata-rata hasil belajar
menyusun dan menerapkan strategi pembelajaran siswa yaitu thitung (1,36) < ttabel (2,00) untuk
atau prosedur pembelajaran yang meliputi dari pretest dan t hitung (5,64) > t tabel (2,00) untuk
pendekatan, model, dan metode pembelajaran. posttest. Berarti bahwa pembelajaran dengan
Dengan di manfaatkannya perpustakaan sekolah memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai
dengan optimal oleh guru, pembelajaran tidak sumber belajar dapat meningkatkan hasil belajar
lagi hanya berpusat pada guru, tetapi adanya siswa dibandingkan dengan belajar di dalam
buku-buku sumber yang tersedia di kelas secara konvensional yang hanya
perpustakaan sekolah dapat membuat siswa menggunakan buku teks tertentu. Dengan
belajar lebih mandiri. memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai
Sedangkan pada kelas kontrol, proses sumber belajar, siswa dapat memperoleh banyak
pembelajaran kurang efisien bila dibandingkan sumber informasi yang akan meningkatkan
dengan kelas eksperimen. Hal ini dikarenakan wawasan dan pengetahuan siswa.
siswa pada kelas kontrol melakukan
pembelajaran secara konvensional dan hanya SARAN
terpaku pada satu buku teks saja.
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian,
Selain itu, pemberian posttest dengan soal
maka peneliti mengemukakan beberapa saran
yang sama setelah pembelajaran berlangsung
sebagai berikut:
menunjukkan bahwa hasil posttest yang
1. Bagi guru agar dapat memanfaatkan
diperoleh oleh siswa pada kelas eksperimen dan
perpustakaan sebagai sumber belajar pada
kelas kontrol terlihat berbeda. Nilai posttest pada

Hak Cipta@ 2017 Oleh PGSD FKIP Universitas Bengkulu 105


ISSN 1693 8577
Sari, K. A., Lusa, H., & Yusuf, S.

saat melakukan pembelajaran. Selain memudahkan guru dalam kegiatan


2. pembelajaran, siswa tidak lagi berpusat Fudyartanta, Ki. 2011. Psikologi Perkembangan.
kepada guru, karena siswa dapat belajar Yogyakarta: Universitas Terbuka.
secara aktif mencari dan membaca buku- Jihad, Asep & Haris, Abdul. 2013. Evaluasi
buku yang ada di perpustakaan sekolah Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Rosalin, Elin. 2008. Pemanfaatan Perpustakaan dan
sehingga pengetahuan siswa menjadi lebih
Sumber Informasi. Bandung: PT Karsa
luas dan pembelajaran dapat menjadi lebih
Mandiri Persada.
efektif. Sudarnoto, Abdul Hakim. 2007. Perpustakaan dan
3. Guru lebih memotivasi siswa untuk Pendidikan Pemetaan Peran Serta
memanfaatkan perpustakaan sekolah Perpustakaan dalam Proses Belajar Mengajar.
sebagai sumber belajar baik dalam proses Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN
pembelajaran maupun di luar jam Jakarta.
pembelajaran, karena melalui perpustakaan Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif
terdapat banyak sumber belajar dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
informasi yang dapat meningkatkan Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
wawasan dan pengetahuan siswa.
Kencana Prenadamedia Group.
Winarni, Endang Widi. 2011. Penelitian Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA Bengkulu: Unit Penerbitan FKIP Unib.
Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Peraturan Yudi, C Teguh. 2009. Peran Perpustakaan Sekolah
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang dalam Mencetak Siswa Berprestasi. Jurnal
Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Perpustakaan Sekolah (Nomor 1978-9548).
Depdiknas. Hlm. 1-13
Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas.

106 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 10 (2) 2017
Hal. 99-106

Anda mungkin juga menyukai