Anda di halaman 1dari 18

REVIEW JURNAL

Judul Proposal 2:

Hubungan Self Construal dengan perilaku Impulsive Buying Pada Konsumen E-Commerce

1. Jurnal Internasional

Judul Identifying commonalities and differences in


personality characteristics of Internet and social
media addiction profiles: traits, self-esteem, and
self-construal
Jurnal Psychiatry, Psychology and Law
Volume & Halaman Vol. 38 No.2 Hal. 110-119
Tahun 2019
Penulis Nazir Hawi & Maya Samaha
Reviewer Zurriyah Afifah
Tanggal 3 Februari 2022

Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan sifat


hubungan antara IA dan SMA menggunakan sampel peserta
yang sama dengan memeriksa kesamaan dan perbedaan dalam
kemampuan repertoar variabel untuk memprediksi kecanduan
ini.
Metode Penelitian Metode yang digunakan metode kuantitatif dengan pendekatan
survey.
Alat Ukur Tes Kecanduan Internet (IAT), Kuesioner Kecanduan Media
Sosial (SMAQ), Skala Harga Diri Rosenberg (RSES), Sepuluh Item
Personality Inventory (TIPI) dan Skala Self-Construal (SCS)
Populasi Sampel Populasi: Penelitian ini dilakukan di sebuah universitas swasta
di Lebanon

Sampel: sampel terdiri dari 512 mahasiswa sarjana. Teknik yang


digunakan untuk pengambilan sample yaitu teknik sampling
acak.
Valid dan Reliabel Sepuluh Item Personality Inventory (TIPI) dan Skala Self-
Construal (SCS) -> koefisien alfa yang tinggi dan indeks validitas
yang baik

Hasil Penelitian Temuan penting dari penelitian ini adalah signifikan korelasi
tinggi antara IA dan SMA (r = 0,588, p<0,001) menunjukkan
korelasi dan analisis regresi, masing-masing, antara IA dan SMA
di satu sisi, dan variabel independen di sisi lain.
Hasil yang menarik dari penelitian bahwa adanya hubungan
negatif antara self-construal independen dengan SMA. Orang
dengan konstruksi diri independen yang lebih tinggi
menganggap diri mereka terpisah dari orang lain. Mereka lebih
dicirikan oleh individualisme dengan rasa keterhubungan yang
lebih lemah dengan orang lain (teman, keluarga, kolega,
masyarakat, dll.) dan rasa memiliki yang lebih lemah terhadap
kelompok dan peran mereka dalam kelompok.
Kesimpulan Berdasarkan penelitian bahwa terdapat kesamaan dalam
membuat profil IA dan SMA melebihi perbedaannya. Untuk
alasan ini, kecanduan internet Inter dan kecanduan media sosial
ditemukan berkorelasi kuat dan signifikan. Kontribusi utama
dari penelitian ini adalah memberikan bukti bahwa SMA dan IA
bukanlah konsep yang terpisah. Korelasi antara SMA dan IA,
serta tumpang tindih antara sebagian besar variabel yang
diselidiki, baik sebagai prediktor kedua konsep atau bukan
prediktor kedua konsep, menunjukkan bahwa kedua konsep
tersebut sangat mirip. Selain itu, temuan penelitian tidak
mendukung argumen bahwa satu konsep bersarang di dalam
yang lain karena setiap konsep memiliki satu atau lebih
prediktornya sendiri. Sangat penting untuk studi masa depan
untuk menyelidiki kecanduan lebih dari satu teknologi dengan
fokus pada kekuatan korelasi antara pasangan kecanduan
ketika dianggap sebagai variabel dependen. Dalam kasus
kecanduan berkorelasi sedang, analisis multivariat analisis
varians harus diterapkan.
Saran penelitian di masa depan harus menyelidiki masalah yang
sangat penting, yaitu apakah kecanduan internet merupakan
kondisi pecandu media social.

2. JURNAL INTERNASIONAL
Judul Gender, Self-construal and Impulse Buying
Behavior of Young Thai Consumers
Jurnal Asian Journal of Business Research
Volume & Halaman Vol. 4 No.1
Tahun 2014
Penulis Brigitte Burgess, Gallayanee Yaoyuneyong,
SherRhonda Gibbs
Reviewer Zurriyah Afifah
Tanggal 3 Februari 2022

Tujuan menyelidiki perbedaan gender dalam konstruksi diri dan


pembelian impulsif di antara konsumen muda Thailand
Metode Penelitian Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan
pendekatan survei
Alat Ukur Impulsive Buying: skala multi-item dan pertanyaan demografis
Self construal: Skala self-construal
Populasi Sampel 519 siswa laki-laki dan perempuan Thailand berusia 12 sampai
18 tahun
Valid dan Reliabel Uji reliabilitas dilakukan untuk setiap faktor untuk menentukan
konsistensi dan untuk menilai apakah penghapusan satu atau
lebih item akan meningkatkan reliabilitas faktor. Dua faktor
yang tersisa menghasilkan skor reliabilitas yang relatif rendah
Hasil Penelitian H1: tidak ada perubahan median yang signifikan untuk gender
dalam kecenderungan self-construal
H2: pria lebih cenderung memiliki kecenderungan Pembelian
Impuls Umum
H3: responden dengan self-construals Interdependen mungkin
lebih mungkin untuk menunjukkan Pembelian Impuls Umum

Interdependen mungkin secara fungsional beroperasi dalam


batas-batas konstruksi diri mereka, tetapi mungkin sesekali
menunjukkan perilaku pembelian impulsif yang lebih konsisten
dengan jenis kelamin mereka, daripada konstruksi diri mereka
Kesimpulan Tanggung jawab utama pria dan wanita muda Thailand dalam
penelitian ini adalah mengejar pendidikan, dan mengandalkan
dukungan keuangan orang tua. Dengan pemikiran tersebut,
generasi muda Thailand yang memiliki self-construals yang
saling bergantung mungkin tidak menekan kecenderungan
pembelian impulsif mereka. Ini mungkin akan terpengaruh lebih
lanjut karena paparan media Barat dan Internet
Saran 1. Untuk menentukan apakah temuan ini dapat
digeneralisasikan ke orang Thailand lainnya,
penyelidikan lebih lanjut diperlukan. Karena perbedaan
gender dan pemahaman diri sehubungan dengan
pembelian impulsif untuk sampel saat ini berbeda dari
penelitian sebelumnya, kemungkinan ada faktor lain
yang berkontribusi terhadap hasil ini. Pergeseran
budaya dapat menunjukkan bahwa faktorfaktor lain
semakin penting, seperti promosi produk, keterlibatan
kognitif/belanja rekreasi yang rendah, tingkat
pendapatan yang dapat dibelanjakan, usia dan
kelompok referensi.
2. penelitian lebih lanjut tentang perbedaan gender perlu
dilakukan

3. JURNAL (INTERNASIONAL)
Judul Toward a Better Understanding of Self-Construal
Theory: An Agency View of the Processes of Self-
Construal
Jurnal General Journal
Volume & Halaman Vol.18 No.2 hal 101-114
Tahun 2014
Penulis Benjamin G. Voyer, Bradley Franks
Reviewer Zurriyah Afifah
Tanggal 03 Februari 2022

Tujuan menawarkan perspektif baru tentang teori konstruksi diri.


Metode Penelitian -
Alat Ukur -
Populasi Sampel -
Valid dan Reliabel -
Hasil Penelitian self-construal merupakan aspek penting dari rasa diri karena
mensistematisasikan harapan dan kecenderungan budaya
umum yang masuk ke dalam proses siklus dengan penilaian
self-agency, yang dengan sendirinya mengacu pada disposisi
yang berkembang
Kesimpulan membahas pemahaman saat ini tentang proses konstruksi diri
dan anteseden, dan mengusulkan pandangan baru tentang
konstruksi diri sebagai proses diri yang dibentuk oleh interaksi
antara agensi diri, kemampuan orang lain, sosial dan budaya.
Sebagai proses diri yang dihasilkan dari penilaian agensi diri,
konstruksi diri cenderung menjadi kurang stabil dari waktu ke
waktu dan lebih rentan untuk berubah secara kontekstual
Saran 1. pengaturan diri cenderung menyangkut tindakan yang self-
agency adalah biasanya mandiri, sehingga diri individu
dapat dinilai sebagai berhasil atau gagal memenuhi standa
2. pengaturan diri secara umum memprediksi bahwa
kegagalan untuk mencocokkan standar normatif tertentu
memotivasi upaya masa depan untuk mencocokkannya
dengan lebih baik (selama individu memiliki motivasi yang
cukup untuk mencapai tujuan dan pengaturan diri yang
cukup
3. lebih luas menyangkut bagaimana proses pengaturan diri
berhubungan dengan koneksi yang diusulkan menjadi
tween self agency dan self-construal

4. JURNAL INTERNASIONAL
Judul Impact of Digital Marketing on Consumers’
Impulsive Online Buying Tendencies With
Intervening Effect of Gender and Education: B2C
Emerging Promotional Tools
Jurnal International Journal of Enterprise Information
Systems
Volume & Halaman Vol.15 No.3
Tahun 2019
Penulis MD Sarwar-A Alam, Daoping Wang, Abdul
Waheed
Reviewer Zurriyah Afifah
Tanggal 3 Februari 2022

Tujuan
Metode Penelitian .
Alat Ukur
Populasi Sampel

Valid dan Reliabel

Hasil Penelitian
Kesimpulan
Saran

5. JURNAL (INTERNASIONAL)
Judul Is Online Consumers’ Impulsive Buying Beneficial
for E-Commerce Companies? An Empirical
Investigation of Online Consumers’ Past
Impulsive Buying Behaviors
Jurnal INFORMATION SYSTEMS MANAGEMENT
Volume & Halaman Vol.34 No.1 hal 85-100
Tahun 2017
Penulis Se Hun Lima , Sukho Leeb , and Dan J. Kim
Reviewer Zurriyah Afifah
Tanggal 03 Februari 2022

Tujuan e-bisnis dapat meningkatkan penjualan dengan strategi


pemasaran di situs web belanja yang mendorong perilaku
pembelian impulsif, dan tidak memiliki pendekatan empiris
untuk masalah yang disebabkan oleh pembelian impulsif
Metode Penelitian Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan
pendekatan survei
Alat Ukur pembelian impulsif dari Parboteeah dkk (2009) dan Rook dan
Fisher (1995), perilaku pembelian eimpulsif dari Verhagen dan
van Dolen (2011), nilai utilitarian dan hedonis pembelian
impulsif dari Overby dan Lee (2006), dan penyesalan dari Saleh
(2012). Item pengukuran perilaku mengeluh diadopsi dari
Bloemer, De Ruyter, dan Wetzels (1999) dan Zeithaml, Berry,
dan Parasuraman (1996), dan sebagian direvisi agar sesuai
untuk lingkungan situs web belanja online
Populasi Sampel Propulasi: 253 tanggapan dikumpulkan berdasarkan
pengalaman belanja online mereka sebelumnya.
Valid dan Reliabel Dalam penelitian ini, variabel perilaku mengeluh mencatat
Cronbach' sedikit di atas 0,6 dan semua variabel lainnya
memiliki Cronbach' dan Composite Reliability 0,7 atau lebih
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa variabel penelitian cukup
reliabel.
Korelasi antara variabel dan nilai rata-rata mewakili validitas
diskriminan dari variabel, yang terbukti sebagian besar kuat
dalam penelitian ini. Akar kuadrat dari sebagian besar nilai rata-
rata melebihi 0,7 dan juga lebih tinggi dari koefisien korelasi
dan variabel lainnya (Hair et al., 2013). Semua ini menunjukkan
tingkat validitas diskriminan variabel yang cukup.

Variabel penelitian ini memenuhi standar—menunjukkan


tingkat validitas yang cukup.
Hasil Penelitian Perilaku pembelian e-impulsif menunjukkan penyesalan pasca-
pembelian yang lebih besar dan menunjukkan perilaku
pengembalian barang ebih sering dibandingkan dengan
konsumen online dengan kecenderungan perilaku pembelian
impulsif.
Kesimpulan , untuk memahami perilaku pasca pembelian konsumen online
dengan kecenderungan perilaku pembelian impulsif, e-bisnis
perlu menetapkan strategi pemasaran elektronik untuk
memastikan kepuasan pelanggan pasca pembelian berdasarkan
analisis penyesalan pasca pembelian dan perilaku
pengembalian barang.
Saran 1. perusahaan e-commerce perlu mempertimbangkan fitur
khusus barang dan menganalisis hubungannya dengan
impulsif konsumen, kecenderungan nilai, dan perilaku
pembelian e-impulsif untuk menyiapkan strategi
pemasaran yang efektif.
2. perusahaan dapat berusaha meminimalkan penyesalan
mereka untuk mencegah perilaku mengeluh
3. perusahaan e-commerce harus memastikan manajemen
pelanggan lebih berhati-hati untuk meminimalkan
pengembalian barang dalam menerapkan strategi yang
memanfaatkan pembelian impulsif.

Penelitian selanjutnya
1. penerapan temuan yang lebih luas harus dilakukan dengan
hati-hati. Ke depan, survei harus dilakukan untuk lebih
banyak orang. Kedua, meskipun ada perbedaan dalam
perilaku pra-belanja dan pasca-belanja, penelitian ini hanya
menguji model dengan data cross sectional.

6. JURNAL NASIONAL

Judul Hubungan Self Construal dengan Online


Impulsive Buying Pada Mahasiswa Universitas
Islam Bandung
Jurnal Prosiding Psikologi
Volume & Halaman Hal. 776-781
Tahun 2018
Penulis Wilda Nurbayani, Eni N. Nugrahawati, Dinda
Dwarawati
Reviewer Zurriyah Afifah
Tanggal 3 Februari 2022

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa erat


hubungan self construal dengan online impulsive buying pada
mahasiswa UNISBA
Metode Penelitian Metode dalam penelitian menggunakan kuantitatif pada
mahasiswa Islam Bandung
Alat Ukur Pengambilan data menggunakan alat ukur impulsive buying dari
Verplanken & Herabadi, (2003) dan Self Construal dari Singelis,
(1994)
Populasi Sampel Populasi: Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa
Universitas Islam Bandung yang berusia antara 18 – 23 tahun
dan mereka dapat dikategorikan menjadi Generasi-Z.

Sampel: sebanyak 386 yang dihitung menggunakan Rumus


Slovin.
Valid dan Reliabel -
Hasil Penelitian
 Impulsive Buying Tinggi
Dari 200 mahasiswa Universitas Islam Bandung yang
memiliki impulsive buying tinggi, sebanyak 23 orang
terdiri dari laki – laki dan 177 orang terdiri dari
perempuan. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa
mayoritas mahasiswa Universitas Islam Bandung
memiliki impulsive buying tinggi. Dalam pembeliannya
mahasiswa tidak melakukan perencanaan dan
pertimbangan terlebih dahulu, dan ketika melakukan
pembelian adanya dorongan yang kuat dan tiba – tiba
sehingga mahasiswa tidak dapat menahan dorongan
tersebut
 Impulsive Buying rendah
Dari 186 mahasiswa Universitas Islam Bandung yang
memiliki impulsive buying rendah, sebanyak 32 orang
terdiri dari laki – laki dan 154 orang terdiri dari
perempuan. Hal ini dikarenakan mahasiswa ketika
melakukam pembelian, mereka melakukan
pertimbangan dan perencanaan terlebih dahulu
sehingga ketika mereka berbelanja online tidak
melakukan impulsive buying.
 Kategori Self Construal
sebanyak 122 mahasiswa Universitas Islam Bandung
memiliki independent self construal, dan sebanyak 238
mahasiswa Universitas Islam Bandung yang memiliki
interdependent self construal, sedangkan 26
mahasiswa Universitas Islam Bandung yang termasuk
dalam kategori keduanya (independent self construal
dan interdependen self construal).

Hasil uji korelasi uji korelasi rank Spearman, diperoleh koefisien


korelasi sebesar 0.105, yang menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara self construal dengan impulsive buying pada
mahasiswa Universitas Islam Bandung. semakin kecil nilai self
construal, maka semakin kecil juga variabel impulsive buying.
Kesimpulan 1. Korelasi antara self construal dengan impulsive buying,
tergolong lemah. Hal ini dikarenakan self construal yang
dimiliki mahasiswa Universitas Islam Bandung bukan
menjadi faktor utama mereka melakukan online
impulsive buying
2. Arah hubungan antara self construal dengan impulsive
buying adalah positif, yang berarti bahwa semakin
tinggi self construal yang dimiliki mahasiswa, baik itu
mahasiswa yang memiliki interdependent self construal
atau yang memiliki independent self construal semakin
tinggi juga impulsive buying pada mahasiswa
Universitas Islam Bandung.
3. Mayoritas mahasiswa Uiversitas Islam Bandung
memiliki impulsive buying tinggi.
4. Mayoritas mahasiswa Universitas Islam Bandung
memiliki interdependent self construal
Saran 1. Bagi mahasiswa, berdasarkan temuan pada penelitian
ini bahwa mayoritas mahasiswa memiliki impulsive
buying tinggi dan mayoritas memiliki interdependent
self construal. Mahasiswa menganggap bahwa
berbelanja online yang tidak direncanakan terlebih
dahulu karena mengikuti ajakan teman yang tiba – tiba,
merupakan salah satu cara untuk mempererat
hubungan pertemanan, meskipun akan diakhiri
munculnya perasaan menyesal setelah berbelanja.
Seharusnya mahasiswa lebih memikirkan kembali efek
negatif dari berbelanja secara tiba – tiba tersebut,
karena akan semakin banyak efek yang diterima jika
tidak mengontrol perilakunya.
2. Bagi peneliti selanjutnya, yaitu melakukan penelitian
mengenai self construal dengan variabel lain seperti
konformitas, untuk melihat bagaimana keterkaitan teori
self construal dengan budaya di Asia Tenggara
khususnya Indonesia.
3. Bagi penelitian selanjutnya, untuk menggunakan artikel
terbaru terkait budaya kolektivis dan individualis
sehingga fenomena mengenai budaya di Indonesia
sudah sesuai dengan masa sekarang.

7. JURNAL NASIONAL

Judul Pengaruh Big Five Personality dan Self Construal


Terhadap Impulsive Buying Pada Konsumen E-
Commerce
Jurnal Jurnal Unair
Volume & Halaman Vo.1 No.1 Hal.470-480
Tahun 2021
Penulis Pengaruh Big Five Personality dan Self Construal
Terhadap Impulsive Buying Pada Konsumen E-
Commerce
Reviewer Zurriyah Afifah
Tanggal 3 Februari 2022

Tujuan Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh big five


personality dan self construal terhadap impulsive buying pada
konsumen e-commerce di Indonesia.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan
menggunakan metode survei melalui kuesioner online
menggunakan skala big five inventory versi Indonesia, self
contrual scale, dan buying impulsiveness scale.
Alat Ukur Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner yang
berisi identitas diri partisipan dan data demografis seperti jenis
kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan,
pekerjaan, serta tingkat intensitas pembelian.

Big five personality diukur menggunakan skala big five inventory


(BFI) yang telah diadaptasikan ke dalam Bahasa Indonesia oleh
(Ramdhani, 2012).

Variabel self construal, instrumen yang digunakan adalah self


construal scale (SCS) oleh Singelis (1994).

Variabel impulsive buying diukur menggunakan instrumen


buying impulsiveness scale oleh Rook (1987).
Populasi Sampel Sampel: masyarakat Indonesia yang berusia lebih dari 18 tahun
dan pernah berbelanja melalui aplikasi atau situs e-commerce
dalam jangka waktu satu tahun terakhir. Sampel ini melalui
Teknik sampling yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
teknik non-probability convenience sampling.

Populasi: Jumlah partisipan dalam penelitian ini berjumlah 479


partisipan. Partisipan laki-laki berjumlah 155 orang, sedangkan
partisipan perempuan berjumlah 324 orang. Partisipan dalam
penelitian ini terdiri dari partisipan dengan rentang usia 18-60
tahun. Dengan jumlah partisipan terbanyak didominasi oleh
rentang usia 21-25 tahun yang berjumlah 191 orang.
Berdasarkan pekerjaan, partisipan yang paling mendominasi
adalah pelajar dan mahasiswa yang berjumlah 250 orang,
Sementara itu, berdasarkan tingkat pendidikan partisipan yang
terbanyak didominasi oleh tingkat pendidikan SMA/Sederajat
yang berjumlah 219 orang. Jika dilihat berdasarkan tingkat
pendapatan, maka partisipan yang mendominasi adalah
partisipan dengan rentang pendapatan Rp 0-2.000.000 per-
bulan, yaitu sebanyak 263 orang. Kemudian untuk intensitas
pembelian, partisipan didominasi oleh partisipan yang
melakukan pembelian ≤ 1 kali setiap bulannya, yaitu sebanyak
193 orang

Valid dan Reliabel Ketiga instrumen dalam penelitian ini telah diuji validitasnya
menggunakan content validity berdasarkan penilaian yang
dilakukan oleh professional judgement. Ketiga instrumen juga
telah melalui uji reliabilitas cronbach’s alpha. Reliabilitas
variabel big five personality diantaranya adalah extraversion (α:
0,796), agreeableness (α: 0,543), conscientiousness (α: 0,825),
neuroticism (α: 0,899), openness (α: 0,824). Kemudian variabel
self consrual yaitu independent (α: 0,791) dan interdependent
(α: 0,791) serta impulsive buying yang memiliki reliabilitas (α:
0,882).
Hasil Penelitian  Hasil Analisis Deskriptif
Pada hasil analisis deskriptif dapat kita lihat hasil dari
nilai skewness dan juga nilai kurtosis. Dapat diketahui
bahwa keseluruhan dimensi variabel big five peronality
dan variabel self construal memiliki nilai skewness
negative. Sedangkan Variabel impulsive buying memiliki
nilai skewness positif. Pada nilai kurtosis dimensi
agreeableness dan dimensi interdependent memiliki
nilai kurtosis positif, sedangkan selebihnya
(extraversion, conscientiousness, neuroticism,
openness, independent, dan impulsive buying) memiliki
nilai kurtosis negative.
 Hasil Uji Normalitas
Sebaran data semua variable normal
 Hasil Uji Linearitas
Berdasarkan hasil diagram scatterplot pada masing-
masing dimensi variabel big five personality, self
construal dan impulsive buying tidak didapati
persebaran titik yang membentuk pola tertentu.
 Hasil Uji Multikolinearitas
Pada penelitian ini dimensi extraversion, agreeableness,
conscientiousness, neuroticism, openness,
interdependent dan independent memiliki nilai VIF
kurang dari 10 serta nilai tolerance lebih dari 0,1.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
multikolinearitas antar dimensi pada penelitian ini.
 Hasil Uji Homoskedastisitas
Berdasarkan data yang diperoleh dari scatterplot dapat
disimpulkan bahwa sebaran data menyebar secara acak
sehingga tidak membentuk pola tertentu.
 Hasil Uji Regresi Parsial Model 1
Hasil ini juga di dapati bahwa dimensi extraversion dan
neuroticism memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel impulsive buying (p<0,05).
 Hasil Uji Regresi Parsial Model 2
Hasil ini kemudian menunjukkan bahwa variabel
prediktor hanya mampu menjelaskan 1,04% varians
impulsive buying serta tidak memiliki berpengaruh yang
signifikan pada setiap dimensinya.
 Hasil Uji Regresi Berganda
Hal ini menunjukkan bahwa big five personality dan
juga self construal secara bersamasama memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap impulsive buying
dengan pengaruh sebesar 6,08%. Hasil pada analisis ini
juga menunjukkan bahwa hanya dimensi extraversion
dan neuroticism yang memiliki pengaruh terhadap
variabel impulsive buying (p<0,05). Sementara pada
dimensi lain, seperti agreeableness, conscientiousness,
openness, independent dan interdependent tidak
terdapat mmeiliki pengaruh yang signifikan terhadap
impulsive buying pada konsumen e-commerce di
Indonesia (p>0,05)
Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa big five personality dan juga self construal
secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap impulsive buying pada konsumen e-commerce di
Indonesia. Pengaruh yang diberikan yaitu sebesar 6,08%.
Sementara secara parsial dimensi yang memiliki pengaruh
signifikan adalah dimensi extraversion dan neuroticism. Selain
itu dalam analisis tambahan yang dilakukan oleh peneliti dalam
penelitian ini mendapati bahwa dimensi extraversion dan
neuroticism apabila diuji secara bersama-sama dengan dimensi
independent self construal memiliki pengaruh yang lebih besar
terhadap impulsive buying daripada saat diuji bersama dengan
interdependent self construa
Saran Hasil penelitian ini kemudian dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri e-commerce untuk melakukan pengembangan dan
analisis strategi marketing yang tepat sehingga dapat
memaksimalkan pembelian konsumen berdasarkan tipe
kepribadiannya. Selain itu perusahaan e-commerce juga dapat
melakukan pemetaan kepribadian terhadap konsumen yang
telah melakukan pembelian melalui kuesioner untuk melihat
tipe kepribadian yang dominan dalam melakukan pembelian
produk pada aplikasi e-commerce dengan tujuan untuk
memperkaya strategi marketing untuk memaksimalkan
penjualan.

8. JURNAL NASIONAL

Judul HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP HEDONIS DAN


KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN
PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF UNIVERSITAS
MURIA KUDU
Jurnal Psikovidya
Volume & Halaman Vol. 21 No.1 Hal. 43-49
Tahun 2017
Penulis Maratus Sholikhah, Dhini Rama Dhania
Reviewer Zurriyah Afifah
Tanggal 3 Februari 2022

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara


gaya hidup hedonis dan konformitas teman sebaya dengan
perilaku impulsif pada customer remaja puteri.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan
Alat Ukur Skala pembelian impulsif yang digunakan dalam penelitian ini di
ambil dari aspek-aspek perilaku pembelian impulsive.

Skala gaya hidup hedonis yang digunakan dalam penelitian ini


diambil dari aspek-aspek gaya hidup hedonis

Skala konformitas teman sebaya yang digunakan dalam


penelitian ini diambil dari aspek- aspek dari Sears
Populasi Sampel Sample: Subjek penelitian yang digunakan adalah remaja puteri
pengunjung toko handphone yang umumnya pada rentang usia
15-19 tahun yang berjumlah 80 remaja puteri. Teknik sampling
yang digunakan adalah quota sampling dalam pengambilan
sampel.

Populasi: -
Valid dan Reliabel Skala pembelian impulsif memperoleh hasil reliabilitas 0,938

Skala gaya hidup hedonis memperoleh hasil reliabilitas 0,879


Skala konformitas teman sebaya memperoleh hasil reliabilitas
0,940
Hasil Penelitian H1: ada hubungan positif yang sangat signifikan antara variabel
gaya hidup hedonis dengan perilaku impulsif. Artinya semakin
tinggi gaya hidup hedonis seseorang maka semakin tinggi
perilaku impulsif orang tersebut sebaliknya semakin rendah
gaya hidup hedonis seseorang maka semakin rendah pula
perilaku impulsifnya.

H2: Hasil ini menunjukkan ada hubungan positif yang sangat


signifikan antara konformitas teman sebaya dengan perilaku
impulsif. Artinya semakin tinggi konformitas teman sebaya
seseorang maka semakin tinggi perilaku impulsifnya, sebaliknya
semakin rendah konformitas teman sebaya seseorang maka
semakin rendah perilaku impulsif. Dengan demikian hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini diterima.
Kesimpulan 1. Ada hubungan yang sangat signifikan antara gaya hidup
hedonis dan konformitas teman sebaya dengan perilaku
impulsif. Besarnya pengaruh gaya hidup hedonis dan
konformitas teman sebaya dengan perilaku impulsif,
tampak pada sumbangan efektif sebesar 37,1 % dan
masih ada 62,9 % dipengaruhi oleh faktor lain.
2. Tingkat pembelian impulsif pada customer remaja
puteri tergolong sedang.
3. Tingkat gaya hidup hedonis pada customer remaja
puteri tergolong sedang. 4) Tingkat konformitas teman
sebaya pada customer remaja puteri tergolong sedang.
Saran 1. Bagi Remaja Bagi para remaja yang memiliki perilaku
impulsif, diharapkan untuk dapat mempertimbangkan
atau mengurangi intensitas membeli secara impulsif
yang dimotivasi oleh gaya hidup hedonis dan
konformitas teman sebaya dengan cara
lebihmembatasi pembelian barang yang kurang
penting dan memilih membeli barang yang dibutuhkan.
2. Bagi peneliti lain Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik
dengan topic yang sama, disarankan agar
mempertimbangkan variabel lain yang diduga turut
berperan dalam mempengaruhi perilaku impulsif

9. JURNAL NASIONAL

Judul Gambaran Independent dan Interdependent Self-


Construal pada Mahasiswa Indonesia
Jurnal Jurnal Psikologi
Volume & Halaman Vol.5 No.2 Hal. 115-132
Tahun 2021
Penulis Marissa Chitra Sulastra dan Vida Handayani
Reviewer Zurriyah Afifah
Tanggal 3 Februari 2022

Tujuan Terdapat 3 tujuan di dalam penelitian ini, yaitu untuk


mendapatkan:
(1) gambaran mengenai self-construal mahasiswa sebagai
masyarakat Indonesia tanpa dilihat jenis kelamin dan
kesukuannya.
(2) gambaran mengenai self-construal mahasiswa dilihat dari
suku Sunda dan Non-Sunda .
(3) gambaran mengenai self-construal mahasiswa dilihat dari
jenis kelamin tanpa melihat kesukuannya.
Metode Penelitian Metodologi penelitian ini menggunakan meotde penelitian
kuantitatif. Penelitian ini menggunakan desain penelitian lintas
budaya. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner Self-construal.
Alat Ukur Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil
terjemahan dari kuesioner Self-Construal milik Singelis (1994)
Populasi Sampel Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 521 mahasiswa
Indonesia yang terdaftar sebagai mahasiswa aktif di
universitasnya, merupakan kewarganegaraan Indonesia, tinggal
di Indonesia dan bersedia mengisi kuesioner hingga selesai.
Responden diambil menggunakan teknik purposive sampling.
Valid dan Reliabel erdasarkan uji reliabilitas alpha cronbach’s yang dilakukan pada
kuesioner selfconstrual, diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,848
untuk kuesioner independent selfconstrual dan nilai reliabilitas
sebesar 0,831 untuk kuesioner interdependent self-construal.

uji validitas dilakukan dengan menghitung internal consistency


pada kuesioner independent self-construal dan interdependent
self-construal. Diperoleh hasil nilai validitas kuesioner
independent self-construal beriksar 0,817 – 0,833 dan
kuesioner interdependent self-construal berkisar 0,796 – 0,817.
Maka dapat dikatakan bahwa alat ukur self-construal
merupakan alat ukur yang valid dan reliable.
Hasil Penelitian  Gambaran Mengenai Self-Construal Mahasiswa sebagai
Masyarakat Indonesia Tanpa Dilihat Jenis Kelamin dan
Kesukuannya
Mahasiswa yang merupakan representasi dari
masyarakat Indonesia, ternyata tidak lagi memandang
diri sebagai bagian dari kelompok secara murni seperti
pada penelitian terdahulu. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat perubahan penghayatan budaya yang dimiliki
mahasiswa sebagai individu dari Indonesia.
 Gambaran mengenai Self-Construal Mahasiswa Dilihat
dari Suku Sunda dan Non-Sunda
Mahasiswa Sunda ternyata masih menganggap bahwa
diri adalah bagian dari kelompok. Perilaku yang
mungkin muncul adalah mahasiswa Sunda
mendahulukan kepentingan teman dan keluarga di atas
kepentingan dirinya. Mereka juga berusaha untuk
mengikuti aturan dari lingkungan sekitar. Keunikan diri
tidaklah menjadi fokus utama bagi mahasiswa Sunda
dalam memandang dirinya. Mahasiswa Sunda akan
lebih menjaga kenyamanan dan harmonisasi lingkungan
dengan menjaga komunikasi agar tidak menyakiti
sesama. Penerimaan dari lingkungan di atas segalanya.
Hal inilah yang menjadi karaktersitik individu dengan
interdependent self-construal.
 Gambaran mengenai Self-Construal Mahasiswa Dilihat
dari Jenis Kelamin Tanpa Melihat Kesukuannya
Mahasiswa perempuan Indonesia saat ini dapat lebih
menunjukkan keunikan yang dimilikinya. Mereka juga
berani untuk mengungkapkan ide secara terbuka
walaupun mungkin ide tersebut tidak sama dengan
pendapat orang kebanyakan. Menyadari bahwa diri
memiliki tujuan hidup yang perlu dipenuhi. Keberanian
untuk menunjukkan kemampuan, perasaan,
karakteristik diri dimiliki oleh mahasiswa perempuan
Indonesia sebagai karakteristik seseorang dengan
independent self-construal.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa Indonesia memiliki independent self-construal dan
interdependent self-construal yang sama kuat. Sementara
mahasiswa Sunda lebih memiliki interdependent self-construal
jika dibandingkan dengan mahasiswa non-Sunda. Adapun skor
rata-rata independent self-construal pada mahasiswa
perempuan lebih tinggi daripada laki-laki
Saran a. Penelitian ini baru dilakukan dengan membandingkan
suku bangsa Sunda dan yang lainnya. Maka, disarankan
agar dapat dilakukan penelitian menggunakan variabel
self-construal dengan membandingkan suku bangsa
lainnya selain Sunda. Hal ini mengingat banyaknya suku
bangsa yang terdapat di Indonesia namun belum
banyak penelitian mengenai self-construal yang
membahas suku bangsa di Indonesia secara lengkap.
Diharapkan jika penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan suku bangsa lain selain Sunda, dapat
memperkaya perkembangan penelitian self-construal di
Indonesia.
b. Perlu ada penelitian dengan jumlah sampel yang lebih
banyak dan mewakili berbagai suku bangsa di Indonesia
sehingga hasil bisa merepresentasikan self-construal
pada masyarakat Indonesia dengan lebih lengkap
c. Penelitian ini hanya membahas satu variabel saja yaitu
self-construal. Saran lanjutan adalah melakukan
penelitian variabel self-construal yang dikaitkan dengan
variabepsikologi lain seperti value, budaya (kolektivistik
vs individualistik), gender, motivasi dan emosi sehingga
dapat memperluas wawasan mengenai hubungan dan
kontribusi mengenai self-construal dengan variabel
psikologi lainnnya.
d. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode
penelitian kuantitatif. Jika ingin memperoleh data yang
lebih lengkap mengenai penghayatan partisipan
penelitian mengenai self-construal, peneliti lain bisa
menggunakan metode penelitian kualitatif atau mixed
method. Sehingga informasi yang diperoleh bisa lebih
lengkap. Bila perlu dilakukan juga observasi langsung di
lapangan untuk menggali perilaku self-construal yang
nampak.
e. Hasil interdependent self-construal dan independent
self-construal yang sama kuat merupakan bentuk dari
akulturasi yang terjadi pada diri mahasiswa Indonesia.
Informasi ini bisa menjadi dasar bagi seluruh mahasiswa
maupun masyarakat Indonesia untuk berhati-hati
dalam melakukan proses akulturasi agar tidak terjadi
hilangnya internalisasi budaya asli Indonesia yang lebih
menekankan pada kolektivisme

10. JURNAL NASIONAL

Judul HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN


PERILAKU KONSUMTIF PENGGUNA E-COMMERCE
MARKETPLACE
Jurnal Jurnal Penelitian Psikologi
Volume & Halaman Vol.8 No.9 Hal. 131-141
Tahun 2021
Penulis Pega Astria Susanto dan Siti Ina Savira
Reviewer Zurriyah Afifah
Tanggal 3 Februari 2022

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan


antara konformitas dengan perilaku konsumtif.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi.
Alat Ukur
Populasi Sampel Populasi: Subjek yang digunakan dalam penelitian adalah
wanita dewasa awal pengguna e-commerce marketplace.
Sample: Pengambilan sampel menggunakan teknik incidental
sampling. Sampel yang pertama adalah uji coba dengan jumlah
30 subjek dan Sampel yang kedua dengan jumlah 100 subjek
digunakan sebagai subjek penelitian yaitu wanita dewasa awal
dengan usia 20-40 tahun.
Valid dan Reliabel Hasil dari perhitungan uji validitas mendapatkan 19 aitem untuk
variabel konformitas serta 10 aitem untuk variabel perilaku
konsumtif yang valid.

Hasil dari perhitungan uji reliabilitas menunjukkan nilai 0,884


untuk skala variabel konformitas. Sehingga dapat dikatakan
bahwa untuk skala variabel konformitas termasuk reliable atau
konsisten karena memiliki nilai lebih besar dari 0,60 (p > 0,60).
Sedangkan untuk skala variabel perilaku konsumtif
menunjukkan nilai sebesar 0,868. Hal ini menunjukkan bahwa
skala variabel perilaku konsumtif termasuk reliable atau
konsisten karena memiliki nilai yang lebih besar dari 0,60 (p <
0,60).
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil uji hipotesis dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara konformitas
dengan perilaku konsumtif pengguna ecommerce marketplace
pada wanita dewasa awal. Hal ini berarti hipotesis Ha dalam
penelitian ini diterima dan hipotesis Ho dalam penelitian ini
ditolak. Hal ini sesuai dari hasil perhitungan yang mendapatkan
nilai signifikasi sebesar 0,000 di mana nilai tersebut lebih kecil
dari 0,050 (p < 0,05).

Hubungan antara variabel konformitas dengan perilaku


konsumtif memiliki nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,433
hasiltersebut mneunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi
termasuk dalam kategori korelasi yang cukup kuat. Hal tersebut
terjadi karena wanita dewasa awal yang memiliki nilai
konformitas yang tinggi akan melakukan penyesuain dalam
keyakinan dan perilakunya dengan anggota kleompok lainnya,
hal tersebut dilakukan guna mereka dapat diterima dalam
kelompok tersebut. Sehingga perilaku konsumtif yang
dialaminya akan ikut meningkat juga. Sebaliknya jika wanita
dewasa awal memiliki nilai konformitas yang rendah tidak akan
melakukan penyesuaian dalam keyakinan dan perilakunya
dengan anggota kelompok lainnya, sehingga dalam perilaku
konsumtif yang dialaminya pun akan ikut menurun.
Kesimpulan Berdasarkan hasil dari uji korelasi yang diperoleh menjukkan
nilai signifikasi korelasi sebesar 0,000 yang berart ibahwa nilai
signifikasi kurang dari 0,050. Hal tersebut menunjukkan bahwa
hipotesis Ha dalam peneltian ini memiliki hubungan yang
signifikan antara konformitas dengan perilaku konsumtif
pengguna ecommerce marketplace pada wanita dewasa awal.
Perilaku konsumtif yang dialami oleh wanita dewasa awal
dipengaruhi oleh konformitas sebesar 18,7%. Sedangkan 81,3%
lainnya dipengaruhi dari faktor-faktor yang lain. Adanya
kemudahan dalam mengakses marketplace serta terjadinya
pembatasan dalam beraktivitas menjadi salah satu faktor yang
membuat wanita lebih mudah untuk memiliki perilaku
konsumtif.
Saran 1. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya yang ingin
melakukan penelitian mengenai variabel perilaku
konsumtif disarankan untuk mengambil data subjek
dengan jumlah yang lebih besar serta domisili subjek
yang lebih luas.
2. Bagi subjek penelitian atau mahasiswa Psikologi Adanya
penelitian ini diharapkan individu dapat mengontrol
perilaku konsumtifnya dengan membuat catatan
mengenai kebutuhannya. Sehingga dalam belanja,
produk yang dibeli sesuai dengan catatan kebutuhan.
Individu juga diharapkan dapat mengontrol diri agar
tidak mudah dipengaruhi oleh lingkungan dalam
perilaku konsumtifnya

Anda mungkin juga menyukai