Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN HASIL

PERTEMUAN
“INTEGRASI PEMBENTUKAN DESA PHBS DAN DESA STBM DALAM RANGKA
PENURUNAN STUNTING” DI PUSKESMAS BULU
DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG
KEGIATAN BOK UKM SEKUNDER KABUPATEN
TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN
Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap Kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian utama saat ini
adalah masih tingginya anak balita pendek (Stunting). Stunting adalah kondisi gagal tumbuh
pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak
terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada
masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2
tahun. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, prevalensi stunting di Kabupaten Temanggung
mencapai 34,2 %. Hasil Pemantauan Status Gizi Tahun 2017, mencapai 30,0% sedangkan
batasan WHO < 20%. Hal ini berarti pertumbuhan yang tidak maksimal dialami oleh sekitar
15.800 anak Temanggung, atau 1 dari 3 anak di Temanggung mengalami stunting. Lebih dari
1/3 anak berusia di bawah 5 tahun di Temanggung tingginya dibawah rata-rata.
Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi
buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan
untuk dapat mengurangi pervalensi stunting dilakukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK) dari anak balita. Secara lebih detil, beberapa faktor yang menjadi penyebab stunting
dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai
kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan.
Beberapa fakta dan informasi yang ada menunjukkan bahwa 60% dari anak usia 0-6 bulan
tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif, dan 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan
tidak menerima Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
2. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care(pelayanan
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan), Post Natal Care dan pembelajaran dini yang
berkualitas. Informasi yang dikumpulkan dari publikasi Kemenkes dan Bank Dunia
menyatakan bahwa tingkat kehadiran anak di Posyandu semakin menurun dari 79% di
2007 menjadi 64% di 2013 dan anak belum mendapat akses yang memadai ke layanan
imunisasi.
3. Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi. Hal ini dikarenakan
harga makanan bergizi di Indonesia masih tergolong mahal. Terbatasnya akses ke
makanan bergizi di Indonesia juga dicatat telah berkontribusi pada 1 dari 3 ibu hamil yang
mengalami anemia.
4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Data yang diperoleh di lapangan menunjukkan
bahwa 1 dari 5 rumah tangga di Indonesia masih buang air besar (BAB) diruang terbuka,
serta 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menurut Jawa Tengah terdiri dari 16 indikator yaitu :
1. Persalinan ditolong di fasilitas kesehatan
2. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilan
3. Bayi diberi ASI Ekslusif
4. Balita yang ditimbang di sarana pelayanan kesehatan
5. Rumah tangga yang terpenuhi konsumsi gizi seimbang
6. Rumah tangga menggunakan air bersih
7. Rumah tangga yang menggunakan jamban sehat
8. Rumah tangga yang membuang sampah pada tempatnya
9. Rumah tangga yang menggunakan lantai kedap air
10. Rumah tangga yang melakukan aktivitas fisik/ berolahraga secara teratur dan terukur
11. Rumah tangga yang bebas dari asap rokok
12. Rumah tangga yang mencuci tangan dengan sabun
13. Rumah tangga yang menggosok gigi minimal 2 kali sehari
14. Rumah tangga yang tidak menyalahgunakan miras/ narkoba
15. Rumah tangga yang menjadi peserta JPK
16. Rumah tangga yang melakukan PSN (bebas dari jentik nyamuk aedes aegypti)
Sedangkan untuk Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) meliputi 5 pilar yaitu :
1. Stop buang air besar (BAB) sembarangan
2. Cuci tangan pakai sabun (CTPS)
3. Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga
4. Pengelolaan sampah rumah tangga
5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga
Dari indikator PHBS dan pilar STBM berkontribusi dalam rangka penurunan stunting sehingga
Integrasi pembentukan Desa PHBS dan Desa STBM diharapkan dapat menurunkan stunting di
Kabupaten Temanggung.

II. TUJUAN

Melaksanakan advokasi kepada pemangku kepentingan di tingkat kecamatan dan desa dalam
rangka pembentukan Desa PHBS dan Desa STBM dalam rangka penurunan stunting
III. OUTPUT
Komitmen pembentukan Desa PHBS dan Desa STBM dalam rangka penurunan stunting minimal
1 desa di wilayah kerja Puskesmas.

IV. PESERTA
Jumlah peserta sejumlah 109 untuk masing-masing puskesmas terdiri dari :
1. Puskesmas terdiri dari Kepala Puskesmas, Petugas Promkes PNS, Petugas Promkes Non PNS,
Petugas Sanitarian dan Petugas Gizi Puskesmas
2. Kecamatan terdiri dari Camat, Ketua TP PKK Kecamatan dan 1 Pendamping Desa Tk.
Kecamatan
3. Desa terdiri dari Kepala Desa, Ketua TP PKK Desa, Bidan Desa, Ketua Forum Komunikasi
Desa (FKD) dan 1 orang Kader Kesehatan

V. MATERI
1. Integrasi Pembentukan Desa PHBS dan Desa STBM dalam rangka penurunan stunting
2. Advokasi penggunaan dana desa di bidang kesehatan dalam rangka pembentukan Desa
PHBS dan Desa STBM dalam rangka penurunan stunting
3. Peran Tim Penggerak PKK dalam rangka pembentukan Desa PHBS dan Desa STBM dalam
rangka penurunan stunting

VI. NARASUMBER
Narasumber pertemuan terdiri dari 3 unsur yaitu :
1. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
2. Tenaga Ahli Pendamping Desa tingkat Kecamatan
3. Tim Penggerak PKK Kecamatan

VII. WAKTU DAN TEMPAT


Kegiatan dilaksanakan di masing-masing puskesmas sebanyak 1 kali, dilaksanakan pada bulan
Juli 2019 dengan rincian sebagai berikut :

NO PUSKESMAS WAKTU PELAKSANAAN


1 BULU Selasa, 18 Juli 2019
2 KEDU Selasa, 2 Juli 2019
3 TLOGOMULYO Rabu, 3 Juli 2019
4 TEMANGGUNG Rabu, 3 Juli 2019
5 DHARMARINI Kamis, 4 Juli 2019
6 SELOPAMPANG Kamis, 4 Juli 2019
7 TEMBARAK Selasa, 9 Juli 2019
8 PRINGSURAT Selasa, 9 Juli 2019
9 REJOSARI Rabu, 10 Juli 2019
10 KALORAN Rabu, 10 Juli 2019
11 TEPUSEN Kamis, 11 Juli 2019
12 KRANGGAN Kamis, 11 Juli 2019
13 PARE Selasa, 16 Juli 2019
14 KANDANGAN Selasa, 16 Juli 2019
15 JUMO Rabu, 17 Juli 2019
16 GEMAWANG Rabu, 17 Juli 2019
17 PARAKAN Kamis, 18 Juli 2019
18 TRAJI Kamis, 18 Juli 2019
19 BANSARI Selasa 23 Juli 2019
20 KLEDUNG Kamis, 18 Juli 2019
21 WONOBOYO Rabu, 24 Juli 2019
22 BEJEN Kamis, 18 Juli 2019
23 TRETEP Kamis, 25 Juli 2019
24 CANDIROTO Kamis, 18 Juli 2019
25 NGADIREJO Selasa, 30 Juli 2019
26 BANJARSARI Selasa, 30 Juli 2019

VIII. METODE PELAKSANAAN


Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode ceramah dan tanya jawab.

IX. SUMBER DANA :


Dana untuk Pertemuan ini dibiayai dari Kegiatan BOK UKM Sekunder Kabupaten Tahun
2019.

X. LAPORAN HASIL
Pertemuan Integrasi Pembentukan Desa PHBS dan Desa STBM di buka pada jam 09.00
oleh pembawa acara dan di hadiri oleh 109 peserta dalam pertemuan tersebut juga di hadiri
oleh Narasumber dari Kecamatan Bulu untuk menyampaikan tentang Integrasi Pembentukan
Desa PHBS dan Desa STBM dalam rangka penurunan stunting, Advokasi penggunaan dana
desa di bidang kesehatan dalam rangka pembentukan Desa PHBS dan Desa STBM dalam
rangka penurunan stunting dan Peran Tim Penggerak PKK dalam rangka pembentukan Desa
PHBS dan Desa STBM dalam rangka penurunan stunting. Sambutan dari Bapak Camat
menghimbau untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam rangka pembentukan
Desa PHBS dan STBM agar memanfaatkan alokasi anggaran dana Desa untuk pemberdayaan
terutama bidang kesehatan kemudian dari Kepala Puskesmas Bulu menyampaikan tentang
pembentukan Desa PHBS dan STBM dalam rangka penurunan Stunting karna masih ada Ibu
hamil, bayi dan balita di sekitar Kecamatan Bulu yang masih kekurangan Gizi yang berakibat
menjadi gagal tumbuh kembang dan terjadi Stunting artinya tinggi badan tidak sesuai umur,
maka dari itu perlu dukungan dari masyarakat, Lintas Program dan Lintas Sektoral untuk
bersama-sama mewujudkan Desa yang ber-PHBS dan STBM untuk meningkatkan derajat
Kesehatan masyarakat dengan memasuk kan ke anggaran dana Desa. Materi yang di
sampaikan dari TP PKK Kecamatan tentang peran Tim Penggerak PKK dalam meningkatkan
dan mewujudkan Desa PHBS dan STBM dan Materi yang terakhir dari Tim Ahli Pendamping
Desa yang menyampaikan tentang Advokasi penggunaan dana Desa untuk kesehatan
menghimbau seluruh Desa untuk target RKPDes tahun 2020, bulan Juni dan September 2019
akan di adakan pertemuan Musyawarah Rencana Anggaran Desa di harapkan dalam
pertemuan tersebut untuk alokasi dana Kesehatan agar di masukkan kedalam menu
anggaran, Kemudian setelah penyampaian materi di lakukan rencana tindak lanjut dalam RTL
di masukkan kegiatan tentang kesehatan, sumber anggaran yang di ajukan dan berapa besar
jumlah anggaran yang di ajukan di tindak lanjuti dalam pertemuan Musyawarah Rencana
Anggaran Desa. Pertemuan di tutup pada jam 13.00.

Mengetahui Pelaksana
PPTK Kepala Seksi Promosi Kesehatan
BOK UKM Sekunder Kabupaten dan Pemberdayaan Masyarakat

FATCHUL AZIS., S.ST., MM SAMUDI, SKM, MM


NIP. 19640404 198511 1 003 NIP 19720616 199403 1 005

Anda mungkin juga menyukai