Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah............................................................................................................
B. Rumusan masalah.....................................................................................................................
C. Tujuan pembahasan..................................................................................................................
D. Pembatasan masalah.................................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN


A. Sejarah terbentuknya Samudera Pasai......................................................................................
B. Sistem pemerintahan dan perekonomian..................................................................................
C. Masa kejayaan..........................................................................................................................
D. Faktor penyebab runtuhnya Samudera Pasai...........................................................................
E. Jejak dan bukti peninggalan......................................................................................................

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan..............................................................................................................................
B. Saran.........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah

Kesultanan Pasai, juga dikenal dengan Samudera Darussalam, atau Samudera Pasai,
dengan singkatan yaitu Pasai adalah kerajaan islam yang terletak dipesisir panta utara
Sumatra. Kurang lebih disekitar kota Lhokseumawe dan kabupaten Aceh Utara, Provinsi
Aceh, Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar Sultan Malik As-
Saleh sekitar tahun 1297.

Para Sejarawan menelusuri keberadaan kerajaan ini menggunakan sumber dari


Hikayat Raja Pasai serta peninggalan sejarah adat istiadat serta budaya setempat yang masih
berjalan dan dipertahankan oleh masyarakat pesisir pantai Utara Sumatra. Hal ini dibuktikan
dengan beberapa makam raja yang datang pertama kali pada tahun 710 Masehi serta
penemuan koin berbahan emas dan perak degan tertera nama keturunan rajanya. Keberadaan
kerajaan ini juga tercantum dalam kitab Rihlah Ila I-Masyriq (Pengembaraan ketimur) Karya
Abu Abdullah Ibn Batuthah (1304-1368), musafir Maroko yang singgah ke negeri ini pada
tahun 1345. Kesultanan Pasai akhirnya runtuh setelah serangan Portugal pada tahun 1521.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana awal mula Samudera Pasai terbentuk?


2. Bagaimana sistem Pemerintahan Samudera Pasai
3. Kapan masa kejayaan Samudera Pasai?
4. Apa penyebab runtuhnya Samudera Pasai?
5. Apa saja jejak peninggalan Samudera Pasai?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui bagaimana awal mula Samudera Pasai terbentuk


2. Untuk mengetahui sistem pemerintahan dan perekonomian Samudera Pasai
3. Untuk mengetahui kapan masa kejayaan dan apa penyebab runtuhnya Samudera Pasai
4. Untuk mengetahui jejak peninggalan Samudera Pasai

D. Pembatasan Masalah
Karena makalah ini membahas tentang Samudera Pasai, maka batasan dari makalah
ini hanya akan membahas tentang:
 Sejarah
 Sistem pemerintah
 Masa kejayaan
 Penyebab runtuh
 Jejak Peninggalan
 Nama-nama pemimpin Samudera Pasai
BAB II. PEMBAHASAN
A. Sejarah terbentuknya Samudera Pasai

Pada saat itu, orang-orang Islam sudah mendirikan perkampungan di tepi pantai Sumatra.
Mereka berasal dari pedagang-pedagang sumatera yang berdagang di arab dan persia. Hanya saja,
mereka belum sanggup mendirikan kerajaan yang kuat.

Pada tahun 1205, telah naik takhta seorang raja Islam di Daya, Aceh yang bergelar Sri Paduka
Sultan Johan Syah. Beliau bukan penduduk asli Aceh, melainkan keturunan pedagang-pedagang Islam
yang menetap di Aceh. Prof. Dr. Hamka berpendapat bahwa jika dilihat dari namanya, ada kemungkinan
bahwa beliau berasal dari Gujarat. Namun demikian, tidak ada berita mengenai kelanjutan kerajaan ini.

Kabar berita bahwa masyarakat Islam sudah ada di pantai Sumatra rupanya sampai juga ke
Mekah. Syarif Mekah mengutus seorang ulama bernama Syekh Isma'il agar datang berkunjung ke
negeri Samudra, Aceh. Sebab, di antara negeri-negeri tepi pantai Sumatra, nama Samudra Pasai lebih
terkenal. Syekh Isma'il berangkat menuju Samudra Pasai. Ia melabuhkan sementara kapalnya di
Malabar (Mu'tabar), lalu melanjutkan perjalanan ke Aceh. Sampai di Aceh, Syekh Isma'il bertemu
dengan seorang mantan raja yang bernama Fakir Muhammad. Mantan raja itu ialah keturunan dari Abu
Bakar, sahabat nabi.

Mereka berdua mengunjungi negeri-negeri tepi pantai Sumatra yang telah memeluk agama
Islam, yaitu Fansur (Barus), Lamiri dan Haru. Setelah itu, mereka meneruskan pelayaran ke negeri
Perlak. Disana mereka mendapat informasi bahwa negeri Samudra Pasai yang mereka tuju rupanya telah
terlewat. Terpaksalah kapal mereka dibelokkan kembali. Akhirnya, mereka berjumpa dengan Merah
Silu, kepala kampung di tempat itu.

Setelah mereka berdua mengadakan pertemuan dengan Merah Silu, beliau masuk islam. Beliau
juga diberikan nama Islam, yaitu Sultan al-Malikush Shaleh. Kemudian, mereka memberi tanda-tanda
kerajaan yang langsung dibawa dari Mekah kepada Sultan. Gelar Sultan ini langsung diberikan oleh
Syarif Mekah. Pada saat itu, Syarif Mekah ada di bawah naungan kerajaan Mamalik di Mesir. Syarif
Mekah, atas izin Sultan Mamalik, memberikan gelar Sultan kepada Merah Silu.[1] Gelar "Al Malikush
Shaleh" adalah gelar yang dipakai oleh pendiri kerajaan Mamalik yang pertama di Mesir, yaitu Al
Malikush Shaleh Ayub.

Pada zaman pemerintahan Al Malikush Shaleh, Marco Polo, seorang pengembara bangsa
Venesia, berkunjung ke Sumatra Utara. Pada saat itu, ia belum melihat banyak orang Islam di Sumatra,
kecuali di Kerajaan Perlak saja. Al Malikush Shaleh menikah dengan anak perempuan Raja Perlak yang
telah beragama Islam. Beliau memiliki dua orang putra.
Al Malikuzh Zhahir I (1297 - 1326) Seorang putra Al Malikush Shaleh diberi gelar Al Malikush
Zhahir, sedangkan putranya yang lain diberi gelar Al Malikul Mansur. Azh Zahir adalah gelar yang
dipakai oleh Sultan Mamalik yang kedua di Mesir, yaitu al Malikuzh Zhair Baibars (1260 - 1277). Al
Mansur adalah gelar dari Sultan Mamalik yang ketiga, yang menggantikan Baibars, yaitu al Malikul
Mansur Qalawun (1279 - 1290). Sultan Al Malikuz Zhahir diangkat sebagai sultan kedua Samudra
Pasai. Nama kecil sultan itu adalah Raja Muhammad.

Samudera Pasai sendiri didirikan oleh Sultan Al Malikush Saleh. Didirikan pada abad
ke-13 dan menjadi raja pertama kerajaan sutan Samudera Pasai. Wafat pada tahun 696 H atau
1297 M. Pada pemerintahannya, masih belum terlihat tanda-tanda kejayaan, namun
setidaknya pada masa pemerintahannya Samudera Pasai menjadi kerajaan yang besar dari
wilayah Aceh sendiri. Letak kerajaan ini sendiri kurang lebih disebelah timur Lhoukseumawe,
Nangroe Aceh. Samudera Pasai adalah daerah aliran sungai yang hulunya berasal jauh
kepedalaman daratan tinggi. Letaknya yang sangat strategis membuat Samudera Pasai
menjadi kerajaan yang besar dan berkembang.

B. Sistem pemerintahan dan perekonomian

Sistem pemerintahan Samudera Pasai adalah kesultanan, yakni kerajaan islam dengan pemimpin
yang disebut dengan istilah sultan (nama lain dari Raja/Penguasa). Istilah modern yang menggambarkan
sistem pemerintahan Samudera Pasai adalah monarki di mana Sultan atau Raja dipilih berdasarkan garis
keturunan.

Pusat pemerintahan Kesultanan Pasai terletaknya antara Krueng Jambo Aye (Sungai Jambu Air)
dengan Krueng Pase (Sungai Pasai), Aceh Utara. Menurut ibn Batuthah yang menghabiskan waktunya
sekitar dua minggu di Pasai, menyebutkan bahwa kerajaan ini tidak memiliki benteng pertahanan dari
batu, tetapi telah memagari kotanya dengan kayu, yang berjarak beberapa kilometer dari pelabuhannya.
Pada kawasan inti kerajaan ini terdapat masjid, dan pasar serta dilalui oleh sungai tawar yang bermuara
ke laut. Ma Huan menambahkan, walau muaranya besar namun ombaknya menggelora dan mudah
mengakibatkan kapal terbalik. Sehingga penamaan Lhokseumawe yang dapat bermaksud teluk yang
airnya berputar-putar kemungkinan berkaitan dengan ini.

Dalam struktur pemerintahan terdapat istilah menteri, syahbandar dan kadi. Sementara anak-
anak sultan baik lelaki maupun perempuan digelari dengan Tun, begitu juga beberapa petinggi kerajaan.
Kesultanan Pasai memiliki beberapa kerajaan bawahan, dan penguasanya juga bergelar sultan.
Pasai merupakan kota dagang, mengandalkan lada sebagai komoditas andalannya, dalam catatan
Ma Huan disebutkan 100 kati lada dijual dengan harga perak 1 tahil. Dalam perdagangan Kesultanan
Pasai mengeluarkan koin emas sebagai alat transaksi pada masyarakatnya, mata uang ini disebut
Deureuham (dirham) yang dibuat 70% emas murni dengan berat 0.60 gram, diameter 10 mm, mutu 17
karat.

Sementara masyarakat Pasai umumnya telah menanam padi di ladang, yang dipanen 2 kali
setahun, serta memilki sapi perah untuk menghasilkan keju. Sedangkan rumah penduduknya memiliki
tinggi rata-rata 2.5 meter yang disekat menjadi beberapa bilik, dengan lantai terbuat dari bilah-bilah
kayu kelapa atau kayu pinang yang disusun dengan rotan, dan di atasnya dihamparkan tikar rotan atau
pandan.

Islam merupakan agama yang dianut oleh masyarakat Pasai, walau pengaruh Hindu dan Buddha
juga turut mewarnai masyarakat ini. Dari catatan Ma Huan dan Tomé Pires, telah membandingkan dan
menyebutkan bahwa sosial budaya masyarakat Pasai mirip dengan Malaka, seperti bahasa, maupun
tradisi pada upacara kelahiran, perkawinan dan kematian. Kemungkinan kesamaan ini memudahkan
penerimaan Islam di Malaka dan hubungan yang akrab ini dipererat oleh adanya pernikahan antara putri
Pasai dengan raja Malaka sebagaimana diceritakan dalam Sulalatus Salatin.

C. Masa kejayaan Samudera Pasai

Pada masa kejayaannya, Samudera Pasai menjadi salah satu pusat perdagangan yang cukup
penting di asia. Letaknya yang strategis membuat wilayah kerajaan ini sering dikunjungi oleh para
saudagar dari berbagai negara, seperti Cina, India, Siam, Arab, dan Persia.

Pada masa ini pemerintahan Samudera Pasai terus menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan
Islam di India maupun Arab. Dan di masa kejayaannya, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas
yang disebut dirham. Uang tersebut digunakan sebagai uang resmi kerajaan. Disamping sebagai pusat
perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam. Dengan letaknya yang
strategis, Samudera Pasai berkembang menjadi kerajaan Maritim. Samudera Pasai menggantikan
peranan Sriwijaya di Selat Malaka. Kerajaan Samudera Pasai memiliki pengaruh di pelabuhan-
pelabuhan penting di Pidie, Perlak, dan lain-lain. Kerajaan Samudera Pasai memiliki pengaruh di
pelabuhan-pelabuhan penting di Pidie, Perlak, dan lain-lain.

Kerajaan Samudera Pasai berhasil mencapai puncak kejayaan pada pemerintahan Sultan
Mahmud Malik Az Zahir atau Sultan Malik al Tahir II (1326-1345). Di bawah pemerintahan Sultan
Mahmud Malik Az Zahir, Samudera Pasai berkembang menjadi pusat perdagangan internasional. Setiap
tahun, Kerajaan Samudera Pasai mampu mengekspor lada, sutra, kapur barus, dan emas dalam jumlah
besar.

D. Faktor penyebab runruhnya Samudera Pasai

Dalam buku Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia karya


Daliman, keruntuhan Samudera Pasai disebabkan oleh dua faktor, yaitu internal dan eksternal yang
saling berkesinambungan satu dan yang lainnya. Berikut penjelasannya:

 Faktor Internal

Faktor internal keruntuhan Samudera Pasai, yaitu:

1. Konflik di lingkungan istana

Konflik internal di lingkungan istana disebabkan oleh perebutan kekuasaan antara keturunan
Sultan Pasai. Konflik ini telah muncul sejak akhir abad ke-14 Masehi.

2. Munculnya Pemberontakan

Pertikaian antara keluarga istana berdampak pada munculnya pemberontakan di Samudera Pasai.
Pada perkembangannya, Samudera Pasai meminta bantuan kepada Kesultanan Malaka untuk
memberantas pemberontakan tersebut.

Setelah berhasil memadamkan pemberontakan, pengaruh kekuasaan Kesultanan Malaka di


Samudera Pasai semakin menguat.Hal tersebut mengakibatkan eksistensi Samudera Pasai di kawasan
Malaka semakin melemah.

 Faktor Eksternal

Faktor eksternal keruntuhan Samudera Pasai, yakni:

1. Serangan Kerajaan Majapahit

Dalam buku Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara Islam di Nusantara (2005)
karya Slamet Muljana, Majapahit menyerang Samudera Pasai pada tahun 1345 hingga 1350.

Penyerangan Majapahit didasarkan atas perlakuan tidak pantas dari Sultan Ahmad Malik Az-
Zahir terhadap putri kerajaan Majapahit bernama Raden Galuh Gemerencang.
Pada 1345, Gajah Mada memimpin pasukan Majapahit untuk menaklukan kekuasaan Sultan
Ahmad Malik Az-Zahir. Ia berhasil menguasai Samudera Pasai dan memaksa Sultan Ahmad Malik Az-
Zahir untuk mengungsi di daerah bernama Menduga. Pasca serangan Majapahit, Samudera Pasai masih
eksis sebagai kerajaan vasal (bawahan) dari Majapahit.

2. Munculnya Kesultanan Malaka

Munculnya kesultanan Malaka pada awal abad ke-15 Masehi mampu melemahkan dominasi
sektor perdagangan Samudera Pasai di kawasan selat Malaka. Kesultanan Malaka juga mampu
mengungguli Samudera Pasai dalam aspek sosial, politik dan militer.

3. Serangan Portugis terhadap Kawasan Malaka

Pada tahun 1511, Portugis menyerang kawasan Selat Malaka dengan membawa 15 kapal dan
16.000 pasukan dibawah pimpinan Alfonso de Albuqerque. Pada sekitar tahun 1520-an, Portugis
berhasil menguasai wilayah-wilayah strategis yang menjadi pusat perdagangan di kawasan selat Malaka.
Penguasaan Portugis di Selat Malaka juga menandai keruntuhan Samudera Pasai

E. Jejak dan bukti peninggalan

 Makam Sultan Malik Al-Saleh

Kerajaan Samudera Pasai meninggalkan jejak berupa beberapa makam dengan batu nisan yang
indah bentuknya. Salah satunya adalah makam Sultan Malik Al-Saleh atau Marah Silu, pendiri sekaligus
raja pertama Kerajaan Samudera Pasai. Makam dengan angka 1297 M ini diklaim sebagai batu nisan
tertua yang ditemukan. Batu nisan pada makam Sultan Malik Al-Saleh menunjukkan bukti adanya
pengaruh Islam dari Gujarat di Samudera Pasai.

 Makam Sultanah Nahrasiyah

Makam Sultanah Nahrasiyah terletak di Desa Meunasah Kuta Krueng, Kecamatan Samudera.
Pada batu nisan ratu pertama Kerajaan Samudera Pasai ini, terdapat kaligrafi yang berisi kutipan Surat
Yasin dan Ayat Kursi.

 Nisan Sultanah Nahrasiyah yang sangat megah didatangkan langsung dari Kamboja.
Selain makam Sultan Malik Al-Saleh dan Sultanah Nahrasiyah, Kerajaan Samudera Pasai juga
meninggalkan beberapa makam raja lainnya. Seperti contohnya Makam Sultan Muhammad Malik Al
Zahir dan makam putranya, Sultan Mahmud Malik Az Zahir.

 Lonceng Cakra Donya

Lonceng Cakra Donya adalah peninggalan Kerajaan Samudera Pasai yang diperkirakan dibuat
pada 1409 M. Lonceng setinggi 125 cm dan lebar 75 cm ini berupa mahkota besi berbentuk stupa.
Lonceng Cakra Donya diduga sebagai hadiah dari kekaisaran Cina kepada Sultan Samudera Pasai.

 Dirham

Samudera Pasai merupakan kerajaan makmur yang telah mengeluarkan mata uang sebagai alat
pembayaran, yaitu uang dirham yang terbuat dari emas. Dirham Kerajaan Samudera Pasai pertama kali
dikeluarkan pada periode pemerintahan raja keduanya, yaitu Sultan Muhammad Malik Al Zahir. Koin
berbahan emas yang menjadi alat pembayaran ini kemudian diperkenalkan oleh orang-orang kerajaan
kepada bandar perdagangan di nusantara, seperti bandar Malaka. Atas dasar mata uang emas yang
pernah ditemukan pula, dapat diketahui pula beberapa nama raja yang pernah memerintah di Kerajaan
Samudera Pasai.

 Hikayat Raja-Raja Pasai

Hikayat Raja-Raja Pasai adalah karya dalam Bahasa Melayu yang diperkirakan ditulis pada abad
ke-14. Isi karya sastra ini menceritakan tentang Kerajaan Samudera Pasai, termasuk mimpi Marah Silu
yang bertemu Nabi Muhammad kemudian mengislamkannya.
BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdiri pada abad ke-13 didirikan oleh Meurah Silu atau Sultan Malik Al-Salleh.
2. Perkembangan Samudera Pasai dalam bidang ekonomi, dari pedagangan dan pelayarn, pada bidang
keagamaan, pada bidang hubungan dengan negara asing.
3. Banyak bukti atau jejak peninggalan dari Samudera Pasai
4. Pada masa kejayaannya terjadi perkembangan yang sangat pesat

B. Saran

Kita harusnya lebih memahami tentang awal berdirinya suatu kerajaan. Kita dapat mempelajari tentag
bagaimana suatu kerajaan memulai pemerintahn hingga mencapai puncak pemerintahan memerlukan
waktu yang sangat lama. Kita bisa mengambil peristiwa tersebut untuk kehidupan yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/29/171215769/keruntuhan-samudera-pasai

https://www.suara.com/news/2022/01/07/172733/sejarah-kerajaan-samudera-pasai-dan-jejak-
peninggalannya
https://roboguru.ruangguru.com/question/faktor2-apa-saja-yang-membuat-samudra-pasai-mengalami-
kemunduran-_QU-6LQ7KT5Q
https://amp.kompas.com/regional/read/2022/02/05/124058778/sejarah-kerajaan-samudera-pasai-raja-
lokasi-masa-kejayaan-dan-peninggalan
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Samudera_Pasai
https://id.scrib.com/doc/241892610/Makalah-kerajaan-Samudra-Pasai

Anda mungkin juga menyukai