(1) Sektor informal memiliki peranan strategis dalam pembangunan ekonomi, khususnya dalam mengatasi
kemiskinan dan pengangguran. (2) Hal ini kaitannya dengan peranan pendidikan ekonomi di sektor
informal melalui transformasi nilai dan karakter kewirausahaan dalam aktivitas usahanya. (3) Sektor
informal didominasi oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). (4) Sektor informal banyak
didominasi oleh pelaku UMKM. (5) Perkembangan dan kontribusi sektor UMKM tidak terlepas dari semakin
bertumbuhnya wirausaha–wirausah baru di masyarakat. (6) Wirausaha muncul karena tekanan ekonomi
sehingga seseorang terpaksa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. (7) Selain itu, ada sebab lain, yaitu
pengangguran, frustasi pekerjaan sebelumnya, dan kebutuhan hidup layak. (8) Tren perkembangan UMKM
di Indonesia saat ini banyak mengarah kepada sektor ekonomi kreatif yang sangat ditentukan oleh modal
manusia. (9) Dengan berkembangnya ekonomi kreatif, maka akan meningkatkan pendapatan masyarakat.
(10) Ekonomi kreatif adalah konsep ekonomi yang didasarkan pada kemampuan manusia, seperti yang
diterapkan dalam UMKM. (11) Ekonomi kreatif dikembangkan dengan modal kreativitas sumber daya
manusia, tidak seperti industri besar. (12) Perkembangan sektor ekonomi kreatif suatu bangsa akan
berdampak pada kehidupan sosial jika dikelola dengan baik. (13) Bangkitnya gelombang ekonomi baru
menuntut inovasi dan kreativitas masyarakat sehingga dibutuhkan kualitas sumber daya manusia sebagai
pelaku ekonomi kreatif.
Setiap manusia di dunia ini pasti ingin sekali bisa berprestasi karena presatasi adalah suatu hal
yang sangat membanggakan baik bagi diri sendiri maupun orang tua. Orang tua mana yang tidak bangga
jika anaknya berprestasi. Namun, mencapai prestasi bukanlah mudah. Presatasi tidak bisa didapatkan
hanya dengan usaha yang kecil, perlu diadakan pengorbanan yang luar biasa di dalamnya untuk
menghadapi kerikirl-kerikil tajam yang siap menghadang di depan.
12. Judul yang tepat untuk teks di atas D. Upaya Memetakan Mutu dan Potensi
adalah… Perguruan Tinggi di Indonesia.
A. Kemenristekdikti Umumkan E. Politeknik dan non-Politeknik
Klasterisasi Perguruan Tinggi (universitas, institut, dan lainnya).
Indonesia Tahun 2017.
B. Klasterisasi dan Indikator 13. Inti kalimat (1) pada paragraf pertama
Pemeringkatan Perguruan Tinggi adalah
Indonesia Tahun 2017. A. Di Indonesia, Kementerian Riset,
C. Klasterisasi Perguruan Tinggi Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Indonesia Tahun 2017 Digolongkan melakukan
dalam Dua Kelompok. pengelompokkan/klasterisasi
perguruan tinggi.
B. Sebagai upaya memetakan mutu dan studi telah memiliki
potensi perguruan tinggi di Akreditasi/Sertifikasi Internasional
Indonesia, Kementerian Riset, dan jumlah mahasiswa asing.
Teknologi dan Pendidikan Tinggi B. Pada tahun 2017 ini, indikator
melakukan kualitas kelembagaan ditambah
pengelompokkan/klasterisasi. dengan indikator jumlah program
C. Kementerian Riset, Teknologi dan studi telah memiliki
Pendidikan Tinggi melakukan Akreditasi/Sertifikasi Internasional,
pengelompokkan/klasterisasi dan jumlah mahasiswa asing.
perguruan tinggi. C. Pada tahun 2017 ini indikator
D. upaya memetakan mutu dan potensi kualitas kelembagaan ditambah
perguruan tinggi di Indonesia, dengan indikator jumlah program
Kementerian Riset, Teknologi dan studi telah memiliki
Pendidikan Tinggi melakukan Akreditasi/Sertifikasi Internasional
pengelompokkan/klasterisasi dan jumlah mahasiswa asing.
perguruan tinggi. D. Pada tahun 2017 ini, indikator
E. Kementerian Riset, Teknologi dan kualitas kelembagaan ditambah
Pendidikan Tinggi melakukan dengan jumlah program studi telah
pengelompokkan/klasterisasi memiliki Akreditasi/Sertifikasi
perguruan tinggi sebagai upaya Internasional, dan jumlah
menejamin mutu pendidikan tinggi. mahasiswa asing.
E. Pada tahun 2017 ini, indikator
14. Kalimat ketiga pada paragraf dua kualitas kelembagaan ditambah
tidaklah efektif. Perbaikan kalimat dengan indikator jumlah program
tersebut adalah… studi telah dimiliki
A. Pada tahun 2017 ini, indikator Akreditasi/Sertifikasi Internasional,
kualitas kelembagaan ditambah dan jumlah mahasiswa asing.
dengan indikator jumlah program
(1) Tidak jelas, kapan manusia mulai mengenakan alas kaki, sandal, atau sepatu. (2) Orang Mesir
Kuno pada tahun 3700 SM misalnya, sudah mengenakan sandal dari kulit binatang ataupun serat
tanaman. (3) walau pada lukisan dinding dari zaman Mesir itu, hanya para raja yang memakainya
Tutankhamen, salah satu firaun.
(4) Sepatu yang indah pun dikenal pada abad IV. (5) Dihias indah, sepatu seperti ini banyak
ditemukan di Bizantium. (6) Namun, kini orang tidak perlu lagi memakai sepatu sesuai pesanan pada
pembuat sepatu, setelah Jan Ernst Matzeliger menemukan mesin pembuat sepatu di Amerika, tahun
1882. (7) Oleh karena itu, hingga sekarang beragam tren, bentuk, warna dapat dimiliki oleh banyak
orang.
(8) Berbagai pabrik mulai bermekaran dan bermunculan. Usaha sepatu merupakan ladang bisnis
yang menarik perhatian banyak pebisnis. (9) Kini, setiap orang berlomba-lomba untuk tampil menawan
dengan berbagai macam modelan sepatu. (10) Bahkan ada pula orang yang rela merogoh kantong dalam-
dalam demi mengoleksi sepatu-sepatu mewah.
16. Judul yang paling tepat pada tulisan di A. Kata “kuno” pada kalimat (2)
atas adalah…. B. “Tahun 3700 SM” pada kalimat (2)
A. Industri sepatu menjadi peluang C. kata firaun pada kalimat (3)
bisnis yang menguntungkan D. kata “Bizantiun” pada kalimat (4)
B. Seluk-beluk penemuan sepatu E. kata “bahkan” pada kalimat (10)
C. Sejarah perkembangan sepatu
D. Sejarah penemuan mesin pembuat 18. Berikut yang merupakan penulisan unsur
sepatu terikat yang tepat, kecuali…
E. Sejarah alas kaki hingga menjadi A. Pascasarjana
peluang bisnis yang menjanjika B. Proaktif
C. Ekabahasa
17. Penulisan huruf kapital yang salah D. Non-PNS
terdapat dalam kalimat.. E. Antar kota
(1) Menurut salah satu penelitian tahun 2017, partisipasi masyarakat usia 19-24 tahun dalam
pendidikan tinggi masih didominasi oleh kelas menengah atas dan 2,6% sisanya baru diisi oleh kelas
menengah bawah. (2) Hal ini menunjukkan ketidak merataan akses yang nyata dalam pendidikan serta
ketimpangan sosial. (3) Ide pemerintah perihal kredit pendidikan sebagai solusi mengatasi
ketidakmerataan dan ketimpangan sosial direspons berbagai kalangan.
(4) Baru-baru ini ada pula respons positif yang ditelurkan oleh dua peneliti dari suatu lembaga
riset. (5) Dalam tulisannya, mereka memparkan banyak data dan temuan pendukung. (6) Bahkan,
rumusan implementasi kredit hingga saat ini belum secara gamblang diutarakan. (7) Mereka menekankan
bahwa pemerintah dalam pelaksanaan kredit perlu menerapkan orientasi khusus. (8) Kebijakan itu tentu
saja tidak akan menyengsarakan kelas menengah bawah, terutama perempuan. (9) Beban pembayaran
kredit dapat diatur untuk mengurangui resiko menunggak.