Anda di halaman 1dari 6

BAHAN DISKUSI 3

“RESPIRASI SELULER”

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Lanjut


yang dibina oleh Ibu Dr. Betty Lukiati, MSi

Disusun oleh:
Kelas A

Dasriani 170341864573
Ulya Ruwaida 170341864555
Yendania Grevitara Pramono 170341864515

PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM MAGISTER


PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
April 2018
Bahan Diskusi: Chapter. 10: Cellular Respiration
1. Jelaskan mengapa pada degradasi amilum oleh enzim α-amilase hasilnya berbeda dengan
hasil degradasi amilum dengan β-amilase!
Jawaban:
Pati pada umumnya terdiri dari 2 jenis polisakarida yaitu amylase dan amilopektin.
Amylose biasanya terdiri dari rantai lurus yang panjang dan lurus (1  4) dengan ikatan
unit α-D-glukose. Amylopectin adalah molekul yang mempunyai banyak cabang dan
relative pendek dengan ikatan (1 4) unit α-D-glukose dan disambung dengan ikatan-
ikatan (1 6) harus ada pemotong yaitu limit dekstrin limit yang tpotong ikatan 1 n 6.
Pemecahan dari pati ini membutuhkan partisipasi dari enzim hidrolisis yaitu enzim α-
amilase dan β-amilase.
Enzim α-amilase secara acak memecah α- (1 → 4) ikatan glukosil di kedua amilosa
dan amilopektin (Gambar 10.2). Dalam kasus amilopektin, α-amilase tidak akan memecah
ikatan α- (1 → 6) glucosyl, atau ikatan α- (1 → 4) secara langsung di sekitar dari titik-titik
cabang. Akibatnya, sekitar 90 persen gula dirilis adalah disakarida maltosa ((1 → 4) -α-D-
glucosylglucose). Sebagian lainnya terdiri dari sejumlah kecil glukosa dan, dalam kasus
amilopektin, dekstrin yang terbatas . dekstrin terbatas ini terdiri dari sejumlah kecil residu
glukosa, sekitar 4 sampai 10, dan berisi cabang poin asli.
β-amilase beta-Amylase mendegradasi amilosa secara selektif dengan menghidrolisis
setiap ikatan kedua, dimulai pada akhir rantai beta tak tereduksi sehingga menghasilkan
maltosa. beta-amilase akan mendegradasi rantai pendek dalam molekul amilopektin juga.
Namun, karena enzim dapat bekerja hanya dari ujung tak tereduksi dan tidak bisa
membelah (1 → 6) cabang poin, β-amilase mendegradasi rantai pendek saja.
2. Apa nilai lebih dari Cyanide-Resistant respiration bagi tumbuhan, dan apa bedanya
dengan respirasi normal?
Jawaban :
Pada respirasi tumbuhan, oksidase dari citokrom c dapat dihambat dengan kehadiran
sianida. Pada tumbuhan seperti bayam dan kacang polong, di dalam jaringan akar dan
daunnya, cyanide-resistant respiration menyumbangkan sekitar 40% dari total respirasi.
Cyanide-resistant respiration peka terhadap penghambatan oleh turunan senyawa
hydroxamid acid seperti salicylhydroxamic acid (SHAM). Oleh karena itu, cyanide-
resistant respiration disebut juga oksidase alternatif. Oksidase alternatif terdiri dari dua
subunit (homodimer) yang terdapat pada membran dalam mitokondria dan memiliki sisi
aktif. Fungsinya adalah sebagai ubiquinone oxidoreductase O2 yang menerima elektron
dari kantung ubiquinone dan mentransfernya ke oksigen. Hal ini berarti proses elektron
dari enzim ini melewati dua sisi yang menekan proton. Akibatnya, energi tetap dijaga
oleh ATP.
Dibandingkan dengan respirasi normal, Induksi oksidase alternatif memiliki
mekanisme yang dapat mencegah reduksi yang berlebihan dari respirasi rantai transpor
elektron. Sehingga, mengurangi kemungkinan pembentukan superoksida dan tekanan
oksidatif, dalam kondisi di mana konsumsi ATP diperlambat oleh suhu yang rendah atau
tekanan yang lain.
3. Apa pengertian tentang anaplerotic, apa perannya jalur ini dan berikan contohnya?
Jawaban :
Anaplerotik: Merupakan mekanisme penyeimbang reaksi, dengan cara menyediakan
kembali senyawa yang hilang akibat terjadinya reaksi lain. Perannya Siklus ini
menyediakan kembali senyawa oksaloasetat akibat terpakai dalam berbagai reaksi
biosintesis. Contohnya selama sintesis aktif molekul seluler, dibutuhkan senyawa
intermediet pada glikolisis dan sisklus asam sitrat menyediakan bahan dasar untuk sintesis
molekul selular. Selain itu masukan banyak piruvat atau asetyl Ko-A ke dalam Siklus
Krebs dapat mengurangi persediaan okasaloasetat yang digunakan untuk sintase sitrat.
Reaksi sintesis ini tidak hanya menyediakan karbon tapi juga menyediakan energy berupa
ATP. Apabila tidak terjadi pengalihan karbon yang menyebabka kehilangan oksaloasetat
maka siklus asam sitrat menjadi lambat dan mengakibatkan produksi energy menjadi
lemah.

4. Jelaskan bahwarespirasi itu selain untuk menghasilkan energy juga untuk menyediakan
rangka karbon untuk biosintesis
Jawaban :
Jalur respirasi tidak hanya
menghasilkan potensial reduksi dan
energi berupa ATP. Selain
membutuhkan energi, biosintesis
yang ada di dalam tubuh seperti
sintesis asam nukleat, protein,
selulosa dan molekul selular
lainnya juga membutuhkan rangka
karbon. Respirasi menyediakan
rangka karbon dari senyawa
intermediet untuk di modifikasi
menjadi bentuk dasar penyusun
struktur sel. Beberapa bentuk
penyusun tersebut dapat dibentuk
dari senyawa intermediet pada
proses glikolisis dan siklus asam
sitrat.
Senyawa intermediet di tahap glikolisis dan siklus asam sitrat dikeluarkan untuk
bahan dasar sintesis molekul seluler. Karbon pada setiap siklus dipertahankan melalui
sintesis oksaloasetat melalui reaksi anaplerotik.

5. Mitokondria tumbuhan juga mempunyai enzim dehydrogenase eksternal, apa fungsinya


Jawaban :
Tidak seperti mitokondria hewan, mitokondria tumbuhan mengandung ‘‘Eksternal’’
dehydrogenases yang menghadapi antarmembran yang ruang dan mampu mengoksidasi
sitosol NADH dan NADPH. Sebagai Akibatnya, elektron dari oksidasi baik NADH
sitosol atau NADPH yang disumbangkan langsung ke ubiquinone. Enzim dehydrogenase
eksternal tidak dapat menjangkau membran dan tidak dapat mentranslokasi proton di
Komplek I sehingga hanya dua ATP yang dapat dibentuk dari transfer sepasang elektron
untuk oksigen. Tanaman memiliki dehydrogenase NADH lain yang sensitive terhadap
kedua inhibitor transport electron tersebut yang disebut dehydrogenase rotenone sensitif,
enzim ini akan mengoksidasi hanya internal, matrik, dan NADH. Enzim ini berlokasi di
permukaan bagian membran dalam. Dengan demikian, membran dalam mitokondria
tanaman mengandung empat NAD (P) H dehydrogenases menunjukkan rasio P / O yang
berbeda: (1) sebuah NADH internal yang dehidrogenase; (2) NADHdehydrogenase
rotenone-sensitif; (3) sebuah NADH dehidrogenase eksternal; dan (4) merupakan
NADPH dehidrogenase eksternal.
6. Tumbuhan tertentu juga mempunyai enzim rotenone dehydrogenase, apa fungsinya dan
apa hasilnya jika respirasi dengan menggunakan enzim ini?
Jawaban:
Tumbuhan tertentu juga mempunyai enzim rotenone dehydrogenase, apa fungsinya
dan apa hasilnya jika respirasi dengan menggunakan enzim ini! Rotenone-insensitive
dehydrogenase tidak sensitif terhadap indibitor transfer electron yakni retotane dan
amytal. Fungsinya adalah
mengoksidasi hanya internal atau
matriks. Hasilnya: hanya 2 ATP
yang dapat dihasilkan dari transfer
setiap pasang electron (2 ATP per
pasang electron).
7. Bagaimana biji jarak memanfaatkan
cadangan makanannya yang berupa
oil drop (oil body)selama proses
perkecambahan
Jawaban:
Tumbuhan seperti jarak
menyimpan cadangan makanannya
seperti lemak dalam bentuk oil drop
(oil body, oleosome, dan spherosome), yang normalnya ditemukan pada kotiledon atau
endosperm. Asam lemak dikonversikan pertama kali dalam bentuk yang lebih mudah
ditranslokasikan oleh floem encer. Biasanya dalam bentuk sukrosa (atau kadang-kadang
stachyose), yang mudah ditranslokasikan yang mengandung tetesan minyak untuk embrio
di mana sukrosa dimetabolisme. Konversi lengkap trigliserida melibatkan interaksi dari
oil body, glyoxysomes, mitokondria, dan sitosol.
1. tahap pertama hidrolisis trigliseraldehid menjadi asam lemak bebas dan gliserol yang
dikatalis oleh enzim lipase.
2. asam lemak kemudian masuk ke glioksiosom (organel yang mirip dengan periksisom
dan terletak pada daun) dan mengalami β-oksidasi dan terpotong pada setiap gugus
karbon dan membentuk acetyl-CoA.
3. Beberapa acetyl-CoA.bergabung dengan oksaloasetat membentuk citrate (6 karbon)
atau yang biasa kita sebut siklus glioksilat. Sitrat kemudian berubah menjadi isositrat
kemudian dipecah menjadi satu molekul succinate ( 4 karbon) dan dua molekul
glioksilat (2 karbon).
4. Succinate kemudian kembali ke mitokondria untuk masuk dalam jalur siklus asam
citric meregenerasi oksaloasetat yang digunakan siklus glioksilat kembali. Sedangkan
glioksilat bergabung dengan acetyl-CoA yang lain untuk memproduksi malat. Malat
ini akan masuk ke sitosol.
5. Di sitosol oksaloasetat kemudian diubah menjadi phosphoenolpyruvate (PEP) oleh
phosphoenolpyruvate carboxykinase (PEPCK). Lalu dari PEP kemudian diubah
menjadi glukosa yang disebut siklus gluconeogenesis. Pertama konversi dari fructose-
1,6-bisphosphate menjadi fructose-6-P yang dikatalis oleh enzim fructose-1,6-
bisphosphatase sedangkan konversi glucose-6-P menjadi glucose dikatalis oleh
glucose-6-phosphatase.
6. Hasil sucrose dari pemecahan lipase juga masuk kedalam sitosol dan terfosforilasi
oleh ATP membentuk α-glycerolphosphate kemudian teroksidasi menjadi dihydroxy-
acetone phosphate (DHAP). DHAP ini dapat diubah menjadi sukrosa dengan rekasi
pembalikan gliokolisis.

Anda mungkin juga menyukai