Kelompok 10

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 17

SISTEM EKONOMI PADA ZAMAN NABI DAN KHULAFA’UR

RASYIDIN

MAKALAH

OLEH KELOMPOK 10 :

1. Masudah (NIM: 11629190068)


2. Suraya (NIM: 11629190085)

3. Siti Nur Jannah (NIM: 11629190083)

YAYASAN MA’ARIF SYAICHONA MOH. CHOLIL


STAI SYAICHONA MOH. CHOLIL BANGKALAN
PRODI EKONOMI SYARIAH
2021

i
MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Perbandingan Sistem


Ekonomi”.

Dosen Pengampu

Dr. H. M. Kuswadi, M.Pd

OLEH KELOMPOK 10 :

1. Masudah (NIM: 11629190068)


2. Suraya (NIM: 11629190085)
3. Siti Nurjannah (NIM: 11629190083)

YAYASAN MA’ARIF SYAICHONA MOH. CHOLIL


STAI SYAICHONA MOH. CHOLIL BANGKALAN
PRODI EKONOMI SYARIAH
2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang

telah memberikan limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat

menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita

curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan

dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.

Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah “Perbandingan

Sistem Ekonomi”. Serta untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu

pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.

Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan

semaksimal mungkin. Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah

ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekuranganMaka

dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari

semua yang membaca makalah ini.

Bangkalan, 20 Februari 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

COVER BAGIAN DALAM ............................................................................................. i

COVER BAGIAN LUAR ................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

C. Tujuan Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Perkembangan Pemikiran Ekonomi Pada Masa Rasulullah SAW .........................3-4

B. Sistem Ekonomi Islam Pada Zaman Khulafaur Rasyidin.......................................4-7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 8

B. Saran ....................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 9

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Misi mulia Rasulullah SAW dimuka bumi adalah membangun

masyarakat yang beradab. Rasulullah menganjurkan agar manusia saling

menghormati dan menyayangi dalam penyelenggaraan hidup sesuai dengan

Al-Qur'an dan Al hadits. Ajaran Rasulullah SAW diantaranya menjadikan

sebagai pribadi bebas dalam mengoptimalkan potensi dirinya. Dalam hal

perekonomian Rasulullah telah mengajarkan transaksi- transaksi

perdagangan secara jujur, adil dan tidak pernah membuat pelanggannya

mengeluh dan kecewa. Ia selalu memperhatikan rasa tanggungjawab nya

terhadap setiap transaksi yang dilakukan. Selain itu ada beberapa larangan

yang diperlakukan Rasulullah untuk menjaga seseorang dapat berbuat adil

dan jujur.

v
Sistem ekonomi suatu negara merupakan hal yang sangat penting

untuk diperhatikan terutama oleh para pemimpinnya. Karena ekonomi

merupakan pangkal utama berjalannya negara. Demikian juga pada masa

Khulafaur Rasyidin sistem ekonomi sangat diperhatikan.

Pada awal pemerintahan Rasulullah SAW., Rasulullah menerapkan

sistem ekonomi yang berkomitmen tinggi pada etika dan norma serta

perhatiannya terhadap keadilan dan pemerataan kerakyatan yang semua itu

berlandaskan pada al-quran. Setiap kegiatan pada masa pemerintahan nabi

saw harus mencangkup konsep maslahat yang bermuara pada ukhuwah

islamiyah. Setelah wafatnya Rasulullah SAW, pemerintahan diteruskan oleh

Khulafaur Rasyidin yaitu khalifah-khalifah yang diberi petunjuk dan dipilih

sebagai kepala Negara dan pemerintahan sekaligus sebagai pemimpin umat

Islam. Dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana para Khulafaur

Rasyidin menerapkan sistem ekonomin dalam masa pemerintahan masing-

masing yaitu sistem ekonomi masa Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin

Khatab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah sebagai berikut.

Bagaimana pemikiran ekonomi pada masa Rasulullah SAW ?

vi
Bagaiman sistem ekonomi Islam pada zaman Khulafaur Rasyidin ?

Tujuan Rumusan Masalah

Adapun tujuan rumusan masalah sebagai berikut.

Untuk mengetahui pemikiran ekonomi pada masa Rasulullah SAW.

Untuk mengetahui sistem ekonomi Islam pada zaman Khulafaur Rasyidin.

vii
BAB II

PEMBAHASAN

Perkembangan Pemikiran Ekonomi Pada Masa Rasulullah SAW

Adapun pemikiran pemikiran pada masa itu adalah.

Kebijakan Fiskal Pada Masa Nabi Muhammad SAW

Lahirnya kebijakan fiskal didalam dunia Islam dipengaruhi oleh banyak

faktor, salah satunya karena fiskal merupakan bagian dari instrumen

Ekonomi publik.

Unsur unsur kebijakan fiskal pada masa Nabi Muhammad SAW

Kondisi yang tidak menentu menjadikan Rasulullah melakukan upaya yang

terkenal dengan kebijakan fiskal, diantaranya yaitu.

Sistem Ekonomi

Sistem ekonomi yang ditetapkan Rasulullah bersumber dari Al-Qur'an.

Prinsip Islam yang paling mendasar adalah kekuasaan tertinggi hanya milik

viii
Allah semata dan setiap manusia diciptakan sebagai khalifahnya. Prinsip

pokok tentang kebijakan ekonomi Islam yang dijelaskan Al-Qur'an adalah.

Kekuasaan tertinggi adalah milik Allah dan Allah pemilik absolut atas

semua yang ada

Manusia hanyalah Khalifah Allah SWT dimuka bumi bukan pemilik yang

sebenarnya

Semua yang dimiliki dan didapatkan manusia adalah Rahmat Allah SWT

Menetapkan berbagi bentuk sedekah baik yang bersifat wajib maupun suka

rela.

Keuangan dan pajak

Pada tahun awal sejak dideklarasikan sebagai Negara. Madinah hampir

tidak memliki sumber pendapatan ataupun pengeluaran Negara. Seluruh

tugas Negara dilakukan secara gotong royong dan sukarela. Rasulullah SAW

sendiri adalah seorang kepalan Negara yang juga merangkap sebagai ketua

mahkamah agung, multi besar, panglima tertinggi serta penanggung jawab

administrasi Negara. Ia tidak memperoleh gaji dari Negara maupun

masyarakat kecuali hadiah hadiah kecil pada umumnya berupa bahan

makanan. Dan pada masa itu juga belum ada tentara dalam bentuk formal

maupun tetap. Setiap muslim yang memiliki fisik yang kuat dan mampu

berperang bisa menjadi tentara. Mereka tidak memperoleh gaji tetapi

diperbolehkan mendapat harta dari hasil rampasan perang seperti senjata,

kuda, unta dan barang barang bergerak lainnya.

ix
Sumber sumber pendapatan negara

Rasulullah adalah seorang kepala negara, memimpin dibuang hukum dan

penanggung jawab dalam keseluruhan administrasi. Kekayaan pertama

yang resmi adalah diperoleh fay'i yaitu harta peninggalan suku nadhir, suku

bangsa Yahudi yang ditinggal di pinggiran kota Madinah.

Pengeluaran Negara di Masa pemerintah Rasulullah Saw

Catatan mengenai pengeluaran secara rinci pada masa Rasulullah memang

tidak terserdia, namun tidak berarti menimbulkan kesimpulan bahwa sistem

keuangan negara yang ada pada waktu itu tidak berjalan dengan baik dan

benar.

Baitul Maal

Harta yang merupakan pendapatan negara disimpan di masjid dalam

jangka waktu singkat untuk kemudian didistribusikan kepada masyarakat

hingga tidak tersisa sedikitpun.

Sistem Ekonomi Islam Pada Zaman Khulafa’ur Rasyidin

Masa Khalifah Abu Bakar As- Shiddiq

Dalam masa pemerintahannya, Abu Bakar berusaha meingkatkan

kesejahteraan umatnya dengan melaksanakan berberbagai kebijakan

ekonomi seperti yang telah di praktekkan oleh Rasulullah Saw. Ia sangat

x
teliti dalam perhitungan zakat . Dalam hal ini Abu bakar pernah berkata

kepada Anas:

“Jika seseorang wajib membayarkan zakat berupa seekor unta yang

berumur 1 tahun, namun ternyata ia tidak memiliki unta yang berumur 1

tahun melainkan yang ia punya ialah yang berumur 2 tahun. Maka ia

diperbolehkan membayar zakat dengan unta yang berumur 2 tahun

kemudian kelebihan dari zakatnya akan dikembalikan dengan perhitungan

yang senilai.”

Hasil pengumpulan zakat tersebut dijadikan sebagai hasil dari pendapatan

negara yang disimpan di Baitul Mal, yang nantiya dapat membantu kaum

Muslimin. Seluruh hasil pendapatan dari baitul Mal langsung

didistribusikan seluruhnya untuk kaum muslimin tanpa tersisa sedikit pun.

Dalam mendistribusikan harta dari Baitul Mal, Abu Bakar menerapkan

prinsip kesamarataan yakni, memberikan jumlah yang sama kepada semua

sahabat Rasulullah SAW dengan tidak membeda-bedakan antar sahabat

yang lebih dahulu memeluk islam dengan yang kemudian memeluk islam,

antara hamba dengan orang merdeka. Menurutnya tidak ada perbedaan

kecuali hanya keimanan kepada Allah SWT. Sedangkan dalam hidup,

prinsip kesamaan lebih baik dari pada keutamaan.

Masa Khalifah Umar bin Khattab

Pada masa Umar bin Khattab dipandang banyak melakukan inovasi

mengenai permasalahan perekonomian, hal ini dapat dilihat dari beberapa

pemikiran serta gagasannya yang mampu membuat Islam berkembang pada

xi
masanya. Dengan perluasan wilayah daerah kekuasaan yang terjadi begitu

cepat maka Umar pun dengan segera memberlakukan administrasi negara

dan juga membentuk jawatan kepolisian dan jawatan tenaga kerja.

Beberapa hal yang dilakukan Umar bin Khattab dalam

mengembangkan perekonomian umat Islam pada saat itu adalah.

Banyak melakukan ekspansi hingga wilayah Islam meliputi jazirah Arab

sebagian wilayah kekuasaan Romawi (Syria, Palestina dan Mesir) serta

seluruh wilayah kerajaan Persia termasuk Irak.

Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah provinsi yaitu

Mekkah, Madinah, Syria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina dan Mesir

Pendirian lembaga Baitul maal

Masa Khalifah Utsman bin Affan

Pada masa Utsman bin Affan berhasil melakukan ekspansi kewilayaan

Armenia, Tunesia, Cyprus, Rhodes, dan Bagian Tersisa dari Persia,

Transoxania dan Tabristan. khalifah Utsman bin Affan melakukan penataan

baru dengan mengikuti kebijakan umar bin khattab, dalam rangka

membangun sumber daya alam ia melakukan pembuatan saluran air,

pembangunan jalan jalan, pembentukanorganisasi kepolisian secara

permanen dan pembentukan armada laut.

Khalifah Utsman tidak mengambil upah dari kantornya bahkan

menyimpan uangnya di bendahara negara sehingga terjadi kesalahpahaman

dengan Abdullah ibn Irqam bendahara baitul mall yang juga menola

xii
menerima upah. Mempertahankan sistem pemberian bantuan dan santunan

serta memberikan sejumlah uang kepada masyarakat yang

berbedabeda.Khalifah Utsman bin Affan dalam mengelolaan zakat

mendelegasikan keuangan menaksir harta yang dizakati kepada pemiliknya

masing masing. Disamping itu, Khalifah Utsman bin Affan berpendapat

bahwa zakat dikenakan terhadap harta milik seseorang setelah dipotong

seluruh hutang hutang yang bersangkutan. Menaikkan dana pensiun

sebesar 100 dirham, memberi rangsum tambahan berupa pakaian serta

memperkenalkan tradisi mendistribusikan makanan dimasjid untuk fakir

miskin dan musafir. Meningkatkan jumlah pemasukan kharaj dan jizyah

dari Mesir dari 2 juta dinar menjadi 4 juta dinar setelah. Kebijakan

membagi bagikan tanah negara kepada individu-individu sehingga

memperoleh pendapatan sebesar 50 juta dirham atau naik 41 juta dirham

dibandingkan masa khalifah Umar yang tidak membagikan tanah tersebut.

Khalifah Utsman selalu mendiskusikan tingkat harga yang sedang berlaku di

pasaran dengan seluruh Muslimin di setiap selesai melaksanakan shalat

berjamah.

Masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib

Selama masa pemerintahan Ali ibn Abi *halib system administrasi

Baitul Mal baik ditingkat pusat maupun daerah, telah berjalan dengan baik,

kerja sama antara keduanya berjalan dengan lancar maka pendapatan Baitu

Maal mengalami surplus. Dalam pendistribusian harta Baitul mal Khalifah

Ali ibn Abi Thalib menerapkan prinsip pemerataan. Ia memberikan

santunan yang sama kepada setiap orang tanpa memandang status sosial

xiii
atau kedudukannya di dalam Islam. Beliau berpendapat bahwa seluruh

pendapatan negara yang disimpan dalam Baitul Mal harus didistribusikan

kepada kaum muslimin, tanpa ada sedikitpun dana yang tersisa. Distribusi

tersebut dilakukan sekali dalam sepekan hari kamis merupakan hari

pendistribusian atau hari pembayaran. Pada hari itu, semua perhitungan

diselesaikan dan, pada hari sabtu, perhitungan baru dimulai.

Adapun kebijakan moneter di masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib,

antara lain.

Kebijakan moneter di masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib meneruskan

kebijakan masa Rasulullah.

Pada umumnya mata uang yang digunakan adalah dinar dan dirham,

namun Ali bin Abi Thalib membuat gagasan baru, yaitu mencetak mata

uang sendiri.

Terobosan Ali bin Abi Thalib di bidang moneter yang sangat monumental

adalah mencetak mata uang dinar yang mempunyai ciri khusus tidak meniru

dinar romawi. Selanjutnya, dalam bidang fiscal, khususnya dari segi

pemasukan kas negara, Ali bin Abi Thalib menetapkan pajak pemilikan

hutan sebesar 4000 dirham dan mengijinkan Ibnu Abbas, Gubernur kuffah,

memungut zakat terhadap sayuran segar yang akan digunakan sebagai

bumbu masaka.

xiv
BAB III

xv
PENUTUP

Kesimpulan

Sistem ekonomi suatu negara merupakan hal yang sangat pentig untuk

diperhatikan, terutama oleh para pemimpinnya karena ekonomi merupakan

pangkal utama berjalannya suatu negara dan juga pada masa Khulafaur

Rasyidin sistem ekonomi sangat diperhatikan.

Dalam hal perekonomian Rasulullah telah mengajarkan

transaksi- transaksi perdagangan secara jujur, adil dan tidak pernah

membuat pelanggannya mengeluh dan kecewa. Ia selalu memperhatikan

rasa tanggungjawab nya terhadap setiap transaksi yang dilakukan. Selain itu

ada beberapa larangan yang diperlakukan Rasulullah Saw untuk menjaga

seseorang dapat berbuat adil dan jujur.

Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan

makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.

Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan

makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan

kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Mundir Abdillah dkk. 2015. Perbandingan Sistem Ekonomi. Jombang:

Kopertais IV Press.

xvii

Anda mungkin juga menyukai