TINJAUAN KASUS
A. DEFINISI
Cedera kepala merupakan cedera yang meliputi trauma kulit kepala,
tengkorak, dan otak. (Morton, 2002)
Klasifikasi cedera kepala
Berdasarkan patologi :
1. Cedera kepala primer
Merupakan akibat cedera awal. Cedera awal menyebabkan gangguan
integritas fisik, kimia dan listrik dari sel diarea tersebut, yang menyebabkan
kematian sel.
2. Cedera Kepala Sekunder
Merupakan cedera yang menyebabkan kerusakn otak lebih lanjut yang
terjadis setelah trauma sehingga meningkatkan TIK yang tak terkendali
meliputi respons fisiologis cedera otak, termasuk edema serebral, perubahan
biokimia, dan perubahan hemodinamik serebral, iskemia serebral, hipotensi
sistemik, dan infeksi lokal atau siskemik.
Menurut jenis cedera:
1. Cedera kepala terbuka dapat menyebabkan fraktur tulang tengkorak dan
laserasi duameter. Trauma yang menembus tengkorak dan jaringan otak.
2. Cedera kepala tertutup dapat disamakan pada pasien dengan gegar otak
ringan dengan cedera serebral yang luas.
Menurut berat ringannya berdasarkan GCS (Glasgow Coma Scale)
1. Cedera kepala ringan/minor
- GCS 14 -15
- Dapat terjadi kehilangan kesadaran, amnesia, tetapi kurang dari 30 menit
- Tidak ada fraktur tengkorak
- Tidak ada kontusia serebral, hemotuma
2. Cedera kepala sedang
- GCS 9 – 13
- Kehilangan kesadaran dan asam anamnesa lebih dari 30 m tetapi kurang
1
2
dari 24 jam
- Dapat mengalami fraktur tengkorak
- Diikuti contusia serebral, leserasi dan hematoma intrakranial
3. Cedera kepala berat
- GCS 3 – 8
- Kehilangan kesadaran atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam
- Juga meliputi kontusia serebral, leserasi atau hematoma intra kranial
Skala Koma Glasgow
Dewasa Respon Bayi dan Anak - Anak
Buka mata (eye)
Spontan 4 Spontan
Berdasarkan perintah 3 Berdasarkan suara
verbal
Berdasarkan rangsang 2 Berdasarkan rangsang nyeri
nyeri
Tidak memberi respon 1 Tidak memberi respon
Respon verbal
Orientasi balik 5 Senyum, orientasi terhadap rangsang
Perkataan kacau 4 Menangis tetapi dapat ditenangkan
Kata – kata kacau 3 Menangis dan tdk dapat ditenangkan
Mengerang 2 Mengerang dan agitatif
Tidak memberi respon 1 Tidak memberi respon
Respon motorik
Menurut perintah 6 Aktif
Melokalisir rangsang nyeri 5 Melokalisir rangsang nyeri
Menjauhi rangsang nyeri 4 Menjauhi rangsang nyeri
Fleksi abnormal 3 Fleksi abnormal
Ekstensi abnormal 2 Ekstensi abnormal
Tidak memberi respons 1 Tidak memberi respon
Skor 14 - 15 12 - 13 11 - 12 8 – 10 >5
3
B. ETIOLOGI
Mekanisme cedera kepala meliputi cedera akselerasi, deselerasi,
akselerasi – deselerasi, coup – countre coup, dan cedera rotasional.
1. Cedera akselerasi, terjadi jika objek bergerak menghantam kepala
yangtidak bergerak (misal, alat pemukul menghantam kepala atau peluru
yang ditembakkan ke kepala)
2. Cedera deselerasi, terjadi jika kepala yang bergerak memberntur objek
yang diam seperti pada kasus jatuh atau tabrakan mobil ketika kepala
memebentur kaca depan mobil.
3. Cedera coup – countre coup, terjadi jika kepala terbenturyang
menyebabkan otak bergerak dalam ruang kranial dan dengan kulit mengenai
area tulang tengkorak yang berlawanan serta area kepala yang petama kali
terbentur. Sebagai contoh pasien dipuluk dibagian kepala belakang.
4. Cedera rotasional, terjadi jika pulukan/benturan menyebabkan otak
berputar dalam rongga tengkorak yang mengakibatkan perenggangan atau
robeknya neuron dalam substansia albe serta robeknya pembuluh darahyang
memfikasi otak dengan bagian dalam rongga tengkorak.
C. MANIFESTASI KLINIS
Pada pemeriksaan klinis biasa yang dipakai untuk menentukan cedera kepala
menggunakan pemeriksaan BCS yangdikelompokkan menjadi cedera kepala
ringan, sedang, dan berat seperti diatas :
Nyeri yang atau setempat, biasanya menunjukkan adanya fraktur.
(smeltzer,suzanna,2002)
1. Fraktur kubah kranial menyebabkan bengkak pada sekitar fraktur
2. Fraktur dasartengkorak dicurigai ketika SCC keluardari telinga dan hidung
3. Literasi atau kontusio ditunjukkan oleh cairan spinal berdarah
4
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto polos tengkorak ( skull X-ray)
Angiografi serebral
Pemeriksaan MRI
Ct-scan : indikasi nya apabila nyeri kepala atau muntah muntah,
penurunan GCS lebih 1 point, adanya lateralisasi, bradikardi ( <
60x/m ), fraktur impresidengan lateralisasi yang tidak sesuai, tdk ada
perubahan selama 3 hari perawatandan luka tembus akibat benda tajam
atau peluru.
Indikasi sosial
Dari cedera kepala ringan dapat berlanjut ke cedera sedang/berat dengan
catatan bila ada gejala gejal seperti berikut :
Mengantuk dan sukar dibangunkan
Mual, muntah, dan pusing hebat
Salah satu pupil melebar atau adanya tampilan gerakan mata yg tidak biasa
Kelumpuhan anggota gerak salah satu sisi dan kejang
Nyeri kepala yg hebat atau bertambah berat
Kacau atau bingung, tidak mampu berkonsentrasi
Gaduh gelisah
Perubahan denyut nadi atau pola nafas