Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KONSELING

DISUSUN OLEH :

Nama : Shafira Rahmatini

Tingkat : 4B

NIM : P0 5170017076

DOSEN PEMBIMBING :

Rini Patroni. S.ST. M, Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KOTA BENGKULU

D IV PROMOSI KESEHATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


1. TEKNIK OBSERVASI

“Klien menghubungi konselor melalui via telepon untuk mengatur pertemuan dan membahas
masalah yang dialami”

Klien : (menelpon konselor via telepon) Assalammualaikum Bu Rika, maaf menggangu


waktunya, ini saya Ria. Rencananya besok saya mau bertemu Ibu, ada sesuatu hal
yang ingin saya tanyakan. Apakah besok Ibu sibuk atau tidak?
Konselor : Waalaikumsalam Bu Ria. Besok saya tidak sibuk, besok mau ketemu dimana?
Klien : Di cafe tempat biasa kita ketemu bisa Bu jam tiga sore?
Konselor : Oke, bisa kok. Ngomong – ngomong masalah apa yang ingin Bu Ria tanyakan?
Klien : Begini bu, saya ingin cerita mengenai Masalah kesehatan saya yaitu
Osteroporosis yang membuat saya sering nyeri punggung.
Konselor : Iya baiklah bu, besok ceritakan semuanya ya.
Klien : Baikla bu, sampai ketemu besok.
Konselor : Baik bu.

“Klien dan konselor bertemu di cafe yang sudah dijanjikan untuk menceritakan dan
membahas masalah yang dialaminya”

Klien : Assalamuallaikum bu Rika (sambil menyapa konselor)


Konselor : Waalaikumsalam bu Ria, silakan duduk. (menyambut dengan senyuman dan
klien duduk). Apa kabarnya bu Ria? (berjabat tangan, tatapan lurus pada klien,
bertanya dengan hangat disertai nada suara yang lembut dan mempersilahkan
klien duduk).
Klien : Alhamdulliah, baik bu.
Konselor : Kalau boleh tau sekarang kesibukannya apa aja bu?
Klien : Kesibukan saya kerja bud an mengurus anak & suami.
Konselor : Wah lumayan sibuk ya bu.
Klien : Hehe iya
2. TEKNIK MENDENGARKAN

“Konselor memulai untuk membahas masalah yag dialami klien dan menanyakan perasaan
klien”

Konselor : Baiklah bu, bagaimana perasaan ibu setelah berbicara sama saya? Apa sedikit
gugup? (berbicara dengan lembut dan ramah)
Klien : Sedikit gugup sih bu, tapi nyaman hehe (Suara bergetar)
Konselor : Tapi saya lihat sepertinya terdengar seperti ada keresahan yang ibu
sembunyikan? (Tatapan kontak mata lurus tertuju pada klien).
Klien : Iya bu. (Ekspresi wajah tidak bersemangat).
Konselor : Ada apa bu? Ibu bisa ceritakan semuanya sama kakak, tidak usah takut.
Klien : “Klien masih terdiam, ia tidak langsung memaparkan apa yang menggangu
dirinya belakangan ini. Sekitar beberapa menit kami hanya terdiam bersama.
Konselor sesekali duduk bergeser yang menunjukkan bahwa klien kebingungan.
Namun, konselor tetap fokus menatap pada klien, serta memperhatikan bahasa
non verbal klien”
Konselor : Tidak apa – apa bu, silakan cerita sama saya.

-REFLEKSI ISI

“Klien memulai menceritakan masalah yang dialaminya, dan konselor mendengarkan serta
merespon apa yang disampaikan oleh klien”

Klien : Begini bu, akhir – akhir ini saya tidak bisa fokus pada pekerjaan saya
dikarenakan masalah kesehatan saya bu. (mimik wajah sedih)
Konselor : Kalau boleh saya tahu apa yang menyebabkan ibu bersikap demikian? (Bertanya
dengan lembut)
Klien : Akhir – akhir ini saya sering merasakan nyeri punggung dan postur badan
saya mulai membungkuk. Setelah saya cari tahu di google ternyata itu salah satu
gejala Osteoporosis bu.
Konselor : Jadi karena itu ibu tidak bisa fokus pada pekerjaan?
Klien : Iya bu.
Konselor : Apa ibu sudah beritahu suami ibu dan memeriksakannya ke dokter?
Klien : Belum bu. saya takut.
Konselor : Kenapa ibu takut?
Klien : saya takut menambah beban pikiran suami dan anak saya bu.

“Konselor masih terdiam, ia tidak langsung merespon apa yang diceritakan oleh klien.
Konselor mencoba memahami apa yang diceritakan oleh klien dan mencoba untuk
meringkasnya”

-REFLEKSI PERASAAN

“Konselor mencoba meringkas cerita yang disampaikan oleh klien dan mencocokannya”

Konselor : Jadi akhir – akhir ini ibu merasa kalau ibu memiliki masalah kesehatan yaitu
Osteoporosis sehingga membuat ibu tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaan ibu.
Apa ibu sudah tau apa itu Osteoporosis dan Penyebabnya?
Klien : Belum bu.
Konselor : Baiklah saya jelaskan ya. Osteoporosis adalah kondisi berkurangnya kepadatan
tulang. Hal ini menyebabkan tulang menjadi keropos dan mudah patah.
Osteoporosis jarang menimbulkan gejala dan biasanya baru diketahui ketika
penderitanya jatuh atau mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang.
Osteoporosis disebabkan oleh menurunnya kemampuan tubuh untuk
meregenerasi tulang. Hal ini berdampak pada berkurangnya kepadatan tulang.
Penurunan kemampuan regenerasi ini biasanya akan dimulai saat seseorang
memasuki usia 35 tahun. Selain faktor usia, ada juga beberapa faktor lain
seperti : Berjenis kelamin wanita, terutama setelah menopause, memiliki
keluarga dengan riwayat osteoporosis, Mengalami kekurangan vitamin D dan
kalsium, Mengalami gangguan hormonal dan penyakit tertentu, seperti penyakit
Crohn atau malabsorbsi, Mengonsumsi obat kortikosteroid dalam jangka waktu
yang lama, Mengalami kecanduan alcohol dan Merokok. Apakah ada yang ibu
lakukan salah satunya? (menjelaskan dengan pelan)
Klien : Ada bu, saya sudah menopause dan memang memiliki keluarga dengan riwayat
osteoporosis.

-MERANGKUM

“Konselor mencoba untuk meyakinkan klien bahwa memahami masalah yang dihadapinya”

Konselor : Ibu sering merasa kahwair dan tidak fokus pada pekerjaan karena takut pada
penyakit Osteoporosis ibu?
Klien : Iya bu, benar
Konselor : Karena sering merasakan nyeri punggung dan merasa postur tubuh mulai
membungkuk maka ibu merasa itu adalah gejala Osteoporosis seperti yang ibu
cari tahu?
Klien : Benar bu
Konselor : Ibu belum memeriksakan ke dokter dan takut memberitahu suami dan anak ibu
karena takut membuat khawatir?
Klien : Benar bu

3. PERTANYAAN TERBUKA DAN PERTANYAAN TERTUTUP

Pertanyaan Terbuka
Konselor : Sejak kapan ibu merasakan sering nyeri punggung dan postur tubuh
membungkuk?

Klien : Sejak beberapa bulan yang lalu bu.


Pertanyaan tertutup

Konselor : seberapa sering ibu merasakan nyeri punggung dalam seminggu, satu kali, dua
kali, atau 3 kali?

Klien : 3 kali bu.

4. MENGGUNAKAN ALAT BANTU VISUAL DAN MEDIA

“Konselor membantu klien untuk mengeksplorasi dirinya sendiri, menggali kemungkinan


positif untuk menyeleasikan masalahnya”

Konselor : Ibu harus memberitahu suami dan anak ibu tentang masalah kesehatan
ibu dan segera memeriksakan ke dokter. (memberi saran dengan pelan
dan lembut sembari tersenyum). Suami dan anak ibu pasti mengerti, ibu
tidak boleh berfikiran bahwa hal itu dapat menambah beban pikiran
mereka. Mereka akan lebih khawatir bila ibu tidak memberitahu mereka.
Klien : Iya bu, nanti akan saya usahakan memberitahu mereka. (tersenyum dan
mengangguk dengan pelan sembari menatap konselor)

“Konselor menyampaikan ringkasan keseluruhan, menyampaikan bahwa keputusan


memang diambil dari pilihan sendiri serta memuji pilihan dari klien tersebut”

Konselor : Saya sangat yakin kalau ibu bisa mengatasi masalah ini dan menjadi
sehat kembali sehingga bisa fokus pada pekerjaan ibu lagi. (tersenyum
mencoba meyakinkan klien)
Klien : Iya ibu, saya akan semangat (tersenyum dengan semangat)
Konselor : Alhamdulillah kalau begitu, apakah masih ada yang ingin ibu ceritakan?
Klien : Saya rasa tidak ada lagi bu, terimkasih atas sarannya ya bu dan
terimakasih juga sudah sudah mau mendengarkan dan mendiskusikan
masalah yang saya hadapi. (klien tersenyum sembari memeluk konselor)
Konselor : Iya, sama-sama bu (sambil tersenyum dan memeluk)
Konselor : Bu, ini saya ada booklet untuk ibu yang menjelaskan tentang
Osteoporosis, praktis bisa ibu bawa kemana saja. Disitu lengkap ada
penjelasan mulai dari pengertian, gejala, penyebab dan lain – lain.
Klien : Wah bermanfaat sekali. Terima kasih banyak ya bu
Konselor : iya sama - sama bu
Klien : Saya pamit pulang ya bu (menjabat tangan sembari tersenyum)
Konselor : Hati – hati ya bu. Sampai Jumpa (menerima jabat tangan dan tersenyum)

Anda mungkin juga menyukai