DISUSUN OLEH :
Tingkat : 4B
NIM : P0 5170017076
DOSEN PEMBIMBING :
D IV PROMOSI KESEHATAN
“Klien menghubungi konselor melalui via telepon untuk mengatur pertemuan dan membahas
masalah yang dialami”
“Klien dan konselor bertemu di cafe yang sudah dijanjikan untuk menceritakan dan
membahas masalah yang dialaminya”
“Konselor memulai untuk membahas masalah yag dialami klien dan menanyakan perasaan
klien”
Konselor : Baiklah bu, bagaimana perasaan ibu setelah berbicara sama saya? Apa sedikit
gugup? (berbicara dengan lembut dan ramah)
Klien : Sedikit gugup sih bu, tapi nyaman hehe (Suara bergetar)
Konselor : Tapi saya lihat sepertinya terdengar seperti ada keresahan yang ibu
sembunyikan? (Tatapan kontak mata lurus tertuju pada klien).
Klien : Iya bu. (Ekspresi wajah tidak bersemangat).
Konselor : Ada apa bu? Ibu bisa ceritakan semuanya sama kakak, tidak usah takut.
Klien : “Klien masih terdiam, ia tidak langsung memaparkan apa yang menggangu
dirinya belakangan ini. Sekitar beberapa menit kami hanya terdiam bersama.
Konselor sesekali duduk bergeser yang menunjukkan bahwa klien kebingungan.
Namun, konselor tetap fokus menatap pada klien, serta memperhatikan bahasa
non verbal klien”
Konselor : Tidak apa – apa bu, silakan cerita sama saya.
-REFLEKSI ISI
“Klien memulai menceritakan masalah yang dialaminya, dan konselor mendengarkan serta
merespon apa yang disampaikan oleh klien”
Klien : Begini bu, akhir – akhir ini saya tidak bisa fokus pada pekerjaan saya
dikarenakan masalah kesehatan saya bu. (mimik wajah sedih)
Konselor : Kalau boleh saya tahu apa yang menyebabkan ibu bersikap demikian? (Bertanya
dengan lembut)
Klien : Akhir – akhir ini saya sering merasakan nyeri punggung dan postur badan
saya mulai membungkuk. Setelah saya cari tahu di google ternyata itu salah satu
gejala Osteoporosis bu.
Konselor : Jadi karena itu ibu tidak bisa fokus pada pekerjaan?
Klien : Iya bu.
Konselor : Apa ibu sudah beritahu suami ibu dan memeriksakannya ke dokter?
Klien : Belum bu. saya takut.
Konselor : Kenapa ibu takut?
Klien : saya takut menambah beban pikiran suami dan anak saya bu.
“Konselor masih terdiam, ia tidak langsung merespon apa yang diceritakan oleh klien.
Konselor mencoba memahami apa yang diceritakan oleh klien dan mencoba untuk
meringkasnya”
-REFLEKSI PERASAAN
“Konselor mencoba meringkas cerita yang disampaikan oleh klien dan mencocokannya”
Konselor : Jadi akhir – akhir ini ibu merasa kalau ibu memiliki masalah kesehatan yaitu
Osteoporosis sehingga membuat ibu tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaan ibu.
Apa ibu sudah tau apa itu Osteoporosis dan Penyebabnya?
Klien : Belum bu.
Konselor : Baiklah saya jelaskan ya. Osteoporosis adalah kondisi berkurangnya kepadatan
tulang. Hal ini menyebabkan tulang menjadi keropos dan mudah patah.
Osteoporosis jarang menimbulkan gejala dan biasanya baru diketahui ketika
penderitanya jatuh atau mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang.
Osteoporosis disebabkan oleh menurunnya kemampuan tubuh untuk
meregenerasi tulang. Hal ini berdampak pada berkurangnya kepadatan tulang.
Penurunan kemampuan regenerasi ini biasanya akan dimulai saat seseorang
memasuki usia 35 tahun. Selain faktor usia, ada juga beberapa faktor lain
seperti : Berjenis kelamin wanita, terutama setelah menopause, memiliki
keluarga dengan riwayat osteoporosis, Mengalami kekurangan vitamin D dan
kalsium, Mengalami gangguan hormonal dan penyakit tertentu, seperti penyakit
Crohn atau malabsorbsi, Mengonsumsi obat kortikosteroid dalam jangka waktu
yang lama, Mengalami kecanduan alcohol dan Merokok. Apakah ada yang ibu
lakukan salah satunya? (menjelaskan dengan pelan)
Klien : Ada bu, saya sudah menopause dan memang memiliki keluarga dengan riwayat
osteoporosis.
-MERANGKUM
“Konselor mencoba untuk meyakinkan klien bahwa memahami masalah yang dihadapinya”
Konselor : Ibu sering merasa kahwair dan tidak fokus pada pekerjaan karena takut pada
penyakit Osteoporosis ibu?
Klien : Iya bu, benar
Konselor : Karena sering merasakan nyeri punggung dan merasa postur tubuh mulai
membungkuk maka ibu merasa itu adalah gejala Osteoporosis seperti yang ibu
cari tahu?
Klien : Benar bu
Konselor : Ibu belum memeriksakan ke dokter dan takut memberitahu suami dan anak ibu
karena takut membuat khawatir?
Klien : Benar bu
Pertanyaan Terbuka
Konselor : Sejak kapan ibu merasakan sering nyeri punggung dan postur tubuh
membungkuk?
Konselor : seberapa sering ibu merasakan nyeri punggung dalam seminggu, satu kali, dua
kali, atau 3 kali?
Konselor : Ibu harus memberitahu suami dan anak ibu tentang masalah kesehatan
ibu dan segera memeriksakan ke dokter. (memberi saran dengan pelan
dan lembut sembari tersenyum). Suami dan anak ibu pasti mengerti, ibu
tidak boleh berfikiran bahwa hal itu dapat menambah beban pikiran
mereka. Mereka akan lebih khawatir bila ibu tidak memberitahu mereka.
Klien : Iya bu, nanti akan saya usahakan memberitahu mereka. (tersenyum dan
mengangguk dengan pelan sembari menatap konselor)
Konselor : Saya sangat yakin kalau ibu bisa mengatasi masalah ini dan menjadi
sehat kembali sehingga bisa fokus pada pekerjaan ibu lagi. (tersenyum
mencoba meyakinkan klien)
Klien : Iya ibu, saya akan semangat (tersenyum dengan semangat)
Konselor : Alhamdulillah kalau begitu, apakah masih ada yang ingin ibu ceritakan?
Klien : Saya rasa tidak ada lagi bu, terimkasih atas sarannya ya bu dan
terimakasih juga sudah sudah mau mendengarkan dan mendiskusikan
masalah yang saya hadapi. (klien tersenyum sembari memeluk konselor)
Konselor : Iya, sama-sama bu (sambil tersenyum dan memeluk)
Konselor : Bu, ini saya ada booklet untuk ibu yang menjelaskan tentang
Osteoporosis, praktis bisa ibu bawa kemana saja. Disitu lengkap ada
penjelasan mulai dari pengertian, gejala, penyebab dan lain – lain.
Klien : Wah bermanfaat sekali. Terima kasih banyak ya bu
Konselor : iya sama - sama bu
Klien : Saya pamit pulang ya bu (menjabat tangan sembari tersenyum)
Konselor : Hati – hati ya bu. Sampai Jumpa (menerima jabat tangan dan tersenyum)