Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“SINTESIS KOLESTROL, HORMON STEROID, DAN LIPID”

DISUSUN OLEH :

Amanda Diah Pratiwi ( 200106014 )

DOSEN PENGAMPU :

Riza Dwiningrum., S.Si., M.Biomed

PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

Tahun 2021/2022
Kata Pengantar
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam
ciptaan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibillah
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama
yang sempunya dengan bahasa yang sangat indah.

Penulis akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “SINTESIS KOLESTROL, HORMON STEROID, DAN LIPID ”
sebagai tugas mata kuliah Biokimia .

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen mata kuliah Biokima yang
telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Dan penulis memahami jika makalah
ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna
memperbaiki karya-karya kami di waktu-waktu mendatang.

Pringsewu, 01 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................

KATA PENGANTAR ..........................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................

BAB I ..................................................................................................................

PENDAHULUAN ................................................................................................

A. Latar Belakang .........................................................................................

BAB II ................................................................................................................

PEMBAHASAN ..................................................................................................

A. Sintesis Kolestrol .....................................................................................


1. Faktor Resiko Kolestrol Tinggi .........................................................
B. Hormon Steroid .......................................................................................
1. Metabolisme dan Eksresi Hormon Steroid ........................................
C. Lipid .........................................................................................................
1. Penggolongan Lipid ............................................................................
2. Fungsi Lipid ........................................................................................

BAB III ................................................................................................................

PENUTUP ...........................................................................................................

A. Kesimpulan ..............................................................................................
B. Kritik dan Saran .......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kolesterol adalah lemak yang sebagian besar di bentuk oleh tubuh sendiri terutama
dalam hati. Kolesterol mempunyai beberapa fungsi untuk tubuh, diantaranya adalah untuk
pembentuk hormon seperti hormon estrogen dan progesteron serta sebagai pembentuk asam
empedu dan garam empedu .Walaupun kolesterol ini penting untuk pembentuk hormon dan
garam empedu, namun jika kadarnya berlebihan di dalam tubuh dapat menimbulkan
penyakit-penyakit kardiovaskuler dan penyakit metabolik lainnya (Murray, 2009).

Hormon steroid adalah steroid yang bertindak sebagai hormon. Hormon steroid dapat
dikelompokkan menurut reseptor yang diikat: glukokortikoid, mineralokortikoid, androgen,
estrogen, dan progestagen. Hormon steroid pada umumnya disintesa dari kolesterol di dalam
gonad dan kelenjar adrenal.

Lipid adalah kelompok makromolekul dengan struktur kimia yang paling beragam.
Kelompok senyawaan ini diklasifikasikan dalam kelompok yang sama karena kesamaan
sifatnya yaitu tidak larut dalam air.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sintesis Kolestrol

Sintesis kolesterol di hati sebagian di atur oleh makanan. Keseimbangan kolesterol di


jaringan dipertahankan antara faktor yang menyebabkan penambahan kolesterol dan faktor
yang menyebabkan berkurangnya kolesterol. Untuk mecapai suatu keseimbangan, aktivasi
reseptor kolesterol yang dimodulasi dalam sel haruslah memiliki kadar yang seimbang. Peran
penting untuk memodulasi aktivitas LDL dilakukan oleh HDL (High Density Lipoprotein), di
mana peran dari HDL adalah menyerap kolesterol dari jaringan dan mengendapkannya di
bagian tengah partikel (Murray, 2009).

Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80 % dihasilkan dari dalam tubuh
(organ hati) dan 20 % sisanya dari luar tubuh (zat makanan) untuk bermacammacam fungsi di
dalam tubuh, antara lain membentuk dinding sel. Kolesterol yang berada dalam zat makanan
yang kita makan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Tetapi, sejauh
pemasukan ini seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita akan tetap sehat. Kolesterol tidak larut
dalam cairan darah, untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama
protein menjadi partikel yang disebut Lipoprotein, yang dapat dianggap sebagai pembawa
(karier) kolesterol dalam darah. Jumlah kolesterol dalam tubuh tergantung pada jumlah
kebutuhan dan jumlah kolesterol dari makanan (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat,
2007). Kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah, terutama pada pembuluh darah
jantung dan otak. Kadar kolesterol darah manusia yang normal adalah kolesterol total < 200
mg/dl, kolesterol HDL 35 -65 mg/dl, kolesterol LDL < 100 mg/dl, trigliserida < 150 mg/dl,
ratio kolesterol total : kolesterol HDL < 5 (Witjaksono, 2009).

1. Faktor Resiko Kolestrol Tinggi


Konsentrasi kolesterol tinggi dalam darah atau hiperkolesterolemia merupakan
salah satu penyebab penyakit jantung koroner. Hiperkolesterolemia merupakan
hasil dari meningkatnya produksi dan meningkatnya penggunaan LDL yang
diketahui disebabkan oleh hiperkolesterolemia familial dan konsumsi diet tinggi
kolesterol. Sintesis kolesterol dalam jaringan hati terjadi di dalam hepatosit,
dimana faktor penentu dari sintesa kolesterol ini adalah enzim HMG-CoA
reduktase. Enzim ini mengubah HMG-CoA menjadi mevalonat-Isopentenyl
pyrophosphat - Geranyl pyrophosphate - Farnesyl pyrophosphate – Squalene –
Lanosterol - kolesterol. Di dalam hepatosit, kolesterol ini di metabolisme oleh
lecithin cholesterol acyl transferase (LCAT) menjadi kolesterol ester, yang
nantinya disimpan dalam bentuk lipoprotein dan di ekresikan kedalam darah.
Selain itu kolesterol ini bisa juga diekresikan dalam bentuk asam empedu dan
sterol, sehingga apabila terjadi kerusakan dari sel-sel hepatosit ini dapat
mempengaruhi kadar kolesterol darah (Sylvia, 2005). Hiperkolesterolemia dapat
berkembang menjadi aterosklerosis pada pembuluh arteri, berupa penyempitan
pembuluh darah, terutama di jantung, otak, ginjal dan mata (Guyton, 2007). Pada
otak, aterosklerosis menyebabkan strok, sedangkan pada jantung menyebabkan
penyakit jantung koroner. Hiperkolesterolemia dapat terjadi karena berat badan
yang berlebih, hal ini dikarenakan asupan kalori yang tidak seimbang dengan
aktivitas tubuh. Selain berat badan yang berlebih, usia juga dapat menjadi faktor
resiko hiperkolesterolemia karena akumilasi lemak dalam tubuh akibat fungsi
pemecahan lemak menjadi energy sudah menurun.Kurang olah raga, stres
emosional, gangguan metabolisme, kelainan genetik, serta diet tinggi kolesterol
dan asam lemak jenuh juga menjadi faktor resiko hiperkolesterolemia (Kasim,
2006).

Hiperkolesterolemia terutama fraksi LDL, adalah faktor resiko yang penting


untuk terbentuknya aterosklerosis, dan secara luas dipercaya oleh ahli gizi jika
diet tinggi lemak 26 Biomedika, Volume 6 Nomor 1, Februari 2014 dapat
meningkatkan level kolesterol plasma. Beberapa penelitian menerapkan prinsip ini
untuk mendapatkan binatang coba yang hiperkolesterol (Murray, 2009).

B. Hormon Steroid

Hormon steroid dihasilkan dari sel sinus kelenjar tiroid. Pembentukan T3 dan T4
dibuat melalui rangkaian reaksi Transport aktif iod -> sel sinur tiroid

 Oksidasi iod -> ion iodinium (I+) oleh tiroid peroksidase


 Iodinasi residu tirosil pada protein tiroglobulin -> kuinon tirosin -> 3
monoidotirosin (MIT) Penggabungan: – Residu MIT dan DIT-> 3,5,3’
Triiodotironin (T3) – Residu DIT dan DIT -> 3,5,3’,5‘ Tetraidotironin
(T4)/tirosin
 Pelepasan T3 dan t4 dari tiroglobulin

1. Metabolisme dan Eksresi Hormon Steroid


Hormon steroid diproduksi oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan diedarkan
melalui sistem sirkulasi darah. Hormon selanjutnya dimetabolisir di target organ,
hati, dan ginjal yang kemudian dikeluarkan tubuh melalui saluran pencernaan,
saluran urinaria, kelenjar saliva, dan kelenjar ambing (Hirschenhauser et al. 2005;
Palme et al. 2005; Schwarzenberger et al. 1997). Setelah selesai digunakan,
hormon akan mengalami inaktivasi oleh target organ, hati dan ginjal. Inaktivasi ini
diperlukan untuk menghentikan dan mengkontrol aktivitas hormon pada target
organ dan fisiologi tubuh. Selain itu, hormon steroidseperti estradiol dan
testosteron mempunyai sifat bioaktif yang sangat tinggi dan dapat bersifat toksik
jika dibiarkan tetap berada dilingkungan tubuh dalam konsentrasi yang tinggi
sehingga tubuh melakukan proses deaktivasi, diantaranya dengan mengkonjugasi
hormon tersebut dalam bentuk yang tidak aktif dan mudah larut dalam air (Möstl
et al. 2005).
Pada ekskresi metabolit hormon seperti urin, senyawa metabolit akan
mengalami konjugasi dengan derivat sulfat atau glukoronida agar menjadi
senyawa yang bersifat hidrofilik. Metabolit hormon yang sudah tidak aktif ini
akhirnya dikeluarkan melalui urin dan feses. Namun, beberapa hormon tetap
dieksresikan sebagai senyawa hormon utamanya (parent compound) (Norris
2007). Berbeda dengan pengukuran hormon pada sampel darah yang dapat
mengambarkan kadar hormon pada waktu pengambilan pengukuran metabolit
steroid dari feses merupakan hasil akumulasi yang dikeluarkan pada waktu
mengeluarkan kotoran (Hirschenhauser et al. 2005).

Jalur ekskresi metabolit hormon steroid yang dikeluarkan melalui urin dan
melalui feses dapat berbeda pada setiap jenis satwa, baik dari persentase volume
maupun jenis metabolit hormon yang dieksresikan (Schwarzenberger et al. 1996).
Analisis atau pengukuran hormon secara non-invasif terkadang harus
menggunakan sampel urin karena volume persentase pengeluaran metabolit
hormonnya tertinggi metabolit hormon yang diperiksa diekskresikan lewat urin.
Sebagai contoh, metabolit hormon estrogen lebih dominan diekskresikan melalui
urin pada ungulata sedangkan pada karnivora lebih dominan melalui feses
(Millspaugh & Washburn 2004; Schwarzenberger et al. 1996).

C. Lipid

Lipid merupakan kelompok makromolekul dengan jenis senyawaan yang beragam.


Termasuk di dalam kelopok lipid adalah lemak, minyak, steroid, dan wax. Berbagai
senyawaan ini dikategorikan ke dalam kelompok lipid bukan karena kemiripan struktur kimia
tetapi karena kemiripan sifat fisik, yaitu: (1) sukar larut dalam air dan (2) larut dalam pelarut
non polar seperti eter dan kloroform.

Lipid merupakan sumber nutrisi yang sangat penting bagi tubuh bukan hanya karena
pembakarannya menghasilkan jumlah energi yang tinggi, tapi juga karena perannya dalam
melarutkan vitamin yang hanya larut dalam lemak dan juga kandungan asam lemak esensial
dalam lemak. Lemak disimpan dalam jaringan adiposa dimana ia dapat berperan sebagai
insulator/selubung panas pada jaringan subcutaneous dan pelindung pada organ-organ
tertentu. Lipid nonpolar berperan sebagai insulator listrik, yang mempercepat depolarisasi
gelombang sepanjang sel-sel saraf myelin. Kombinasi lipid dan protein (lipoprotein) berperan
sebagai pengangkut lipid dalam darah. Biokimia lipid penting untuk memahami berbagai
aspek penting biomedik misalnya yang berikaitan dengan obesitas, diabetes melitus,
aterosklerosis, dan pengaruh asam lemak tidak jenuh pada kesehatan dan nilai nutrisi
makanan.

1. Penggolongan Lipid

Lipid dikelompokkan menjadi lipid sederhana dan kompleks :


a) Lipid sederhana adalah ester dari asam lemak dengan berbagai jenis
alcohol. Lipid sederhana dibedakan menjadi lemak (fat), minyak (oil), dan
lilin (wax). Lemak adalah ester dari asam-asam lemak dengan gliserol.
Minyak merupakan bentuk liquid dari lemak. Sementara lilin (wax) adalah
ester dari asam lemak dengan monoalcohol berbobot molekul tinggi.

b) Lipid dikelompokkan menjadi lipid sederhana dan kompleks Lipid


sederhana adalah ester dari asam lemak dengan berbagai jenis alcohol.
Lipid sederhana dibedakan menjadi lemak (fat), minyak (oil), dan lilin
(wax). Lemak adalah ester dari asam-asam lemak dengan gliserol. Minyak
merupakan bentuk liquid dari lemak. Sementara lilin (wax) adalah ester
dari asam lemak dengan monoalcohol berbobot molekul tinggi.

2. Fungsi Lipid
Selain keberagaman struktur, lipid juga memiliki fungsi yang amat beragam.
Lemak dan minyak adalah kelompok lipid yang berfungsi sebagai penyimpan
energi, termasuk di dalamnya adalah kelompok trigliserida yang dibentuk oleh
asam-asam lemak (baik jenuh maupun tidak jenuh) dengan gliserol. Posfolipid
dan sterol adalah lipid pembangun membran sel. Di samping itu masih banyak
jenis lipid yang berfungsi sebagai hormon (golongan sterol, golongan eikosanoid),
pigmen, agen pengemulsi (asam empedu), dan lain-lain.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kemudian Steroid atau kortikosteroid merupakan obat anti-inflamasi yang dipakai


untuk mengobatiKolesterol dalam tubuh berasal dari makanan (eksogen) dan disintesis oleh
tubuh (endogen). Kolesterol eksogen hanya terdapat pada hewan seperti otak, usus, dan ginjal
sedangkan kolesterol endogen disintesis dari asetil KoA (intermediet glikolisis). berbagai
kondisi. Steroid atau kortikosteroid berbeda dari steroid anabolik, yang sering dipakai secara
ilegal oleh beberapa orang untuk meingkatkan massa otot. Seperti pada atlet atau
olahragawan.
Lemak disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai
sumber energi yang utama untuk proses metabolism tubuh. Lemak yang beredar di dalam
tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang
biasadisimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan makanan.

B. Kritik dan Saran

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini oleh karena itu
sangat diharapkan kritik maupun saran dari pembaca, untuk peyempurnaan pada makalah-
makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Wicakson, Adhimass dkk.(2014). PENGARUH PEMBERIAN AIR SEDUHAN BERAS


YANG DIFERMENTASI OLEH MONASCUS PURPUREUS (ANGKAK) TERHADAP PENURUNAN
KADAR KOLESTEROL SERUM PADA TIKUS PUTIH. Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Biomedika

Nugraha Purnama, Taufiq R. dkk. (2016). GAMBARAN UMUM KAJIAN PROFIL HORMON
STEROID MENGGUNAKAN METODE NON-INVASIF DARI SAMPEL FESE. Fakultas
Kedokteran Hewan Insititut Pertanian Bogor, Bogor, Jawa Barat

Dra. Adelina Simamora, MS, MSc (Pharm). (2017). Struktur dan Fungsi Lipid. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Krida Wacana

Anda mungkin juga menyukai