Anda di halaman 1dari 2

1.

Relasi antara manusia, masyarakat, dan norma sosial (termasuk norma hukum adalah
pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki kodrat untuk hidup
bersama dengan manusia lain. Manusia tidak dapat hidup seorang diri saja
melakinkan membutuhkan manusia lain. Dalam pergaulan bersama manusia tersebut
timbul suatu yang dinamakan masyarakat. Jika sudah terbentuk masyarakat, maka
terdapat hak dan kewajiban di dalamnya. Dalam hidup bermasyarakat, diantara
manusia yang satu dengan yang lain saling mengadakan kontak untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kepentingan manusia dalam masyarakat tidak
selamanya bersesuaian, ada juga yang bertabrakan atau saling bertentangan, sehingga
dapat menimbulkan konflik. Konflik yang terjadi tidak boleh dibiarkan, tetapi
haruslah diselesaikan, untuk itu diperlukan kaedah untuk mengatur dan dapat
menyeimbangkan kepentingan-kepentingan yang saling bertentangan tersebut. Oleh
karena itu, perlu adanya kaedah hukum yang bermaksud melindungi kepentingan
manusia yang diatur oleh norma sosial yang berlaku termasuk norma hukum sebagai
bentuk upaya menjamin keamanan dan ketertiban dalam masyarakat.
2. Di dalam masyarakat memang terdapat norma-norma yang mengatur, misalnya
norma agama, norma kesopanan, norma kesusilaan dan norma hukum. Namu, ketiga
norma di luar hukum tidak dapat memberikan sanksi yang tegas terhadap
pelanggarnya. Oleh karena itu, diperlukan kaedah hukum yang lebih tegas mengatur
pergaulan hidup masyarakat agar kehidupan masyarakat dapat menjadi tertib dan
teratur.
3. \Hukum memang berkaitan dengan ketertiban. Hukum menempatkan diri sebagai
penjaga, pengatur dan produsen ketertiban. Oleh karena itu hukum hadir dengan
membuat macam-macam peraturan, suruhan dan larangan; hukum menjadi sebuah
institusi normatif. Namun pada kenyataannya ketertiban tidak dimonopoli oleh
norma hukum sebagai sub tatanan pencipta ketertiban. Banyak segmen kehidupan
sosial itu tidak dibentuk oleh atau merupakan karya hukum, melainkan oleh
komunitas itu sendiri. Jadi tidak benar ungkapan “hukum dan ketertiban” di mana
digambarkan bahwa negara mengontrol perilaku anggota masyarakat. Peraturan yang
telah dibuat oleh negara itu akan dilengkapi (supplement), bahkan isinya bisa diganti
dengan aturan anggota masyarakat sendiri. Misalnya saja apabila muncul persoalan-
persoalan antartetangga, masyarakat menyelesaikannya tanpa sama sekali menyadari
tentang adanya peraturan-peraturan pemerintah yang mengatur persoalan tersebut.
Mereka tidak tahu, tidak mengedepankan dan tidak berbicara mengenai hak-hak
hukum masing-masing. Rakyat pertama-tama melihat kepada kaedah, tidak kepada
hukum. Perkara yang menurut kacamata hukum seharusnya merupakan suatu
sengketa hukum, tidak dibawa ke pengadilan. Jadi, di luar norma hukum masih ada
“hukum,” yaitu kaedah-kaedah sosial lain. Norma hukum cukup berbeda tipe dan
ciri-ciri serta wataknya dibandingkan dengan kaedah sosial lain. Bagaimanapun
perbedaan tersebut, hukum dan kaedah sosial lain sama-sama menghuni jagat
ketertiban yang sama. Keduanya sama-sama menjalankan fungsi pengaturan, yaitu
memberi panduan terhadap perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Keduanya menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
4. Pengaruh beberapa sub tatanan pencipta ketertiban lainnya terhadap pembentukan
kaedah hukum adalah mendukung dan menguatkan. Hukum sebagaimana kaedah
atau norma lain berisi pedoman berperilaku bagi anggota masyarakat dalam
menghadapi situasi sosial tertentu. Kaedah hukum mengatur masyarakat bersama-
sama dengan bekerjanya kaedah yang lain. Dalam pembentukannya, kaedah hukum
mendapatkan dukungan dari kaedah lain. Akan tetapi tidak berarti bahwa kaedah
hukum dapat mengambil alih dan menggantikan kaedah-kaedah lain dengan
merumuskan substansi kaedah lain menjadi kaedah hukum.
5. Relasi antara dua atau lebih subjek hukum akan menghadirkan hubungan hukum.
Dalam hubungan hukum ini terdapat hak dan kewajiban pihak yang satu berhadapan
dengan hak dan kewajiban pihak yang lain. Hukum sebagai himpunan peraturan-
peraturan yang mengatur hubungan sosial memberikan suatu hak kepada subjek
hukum untuk berbuat sesuatu atau menuntut sesuatu yang diwajibkan oleh hak itu,
dan terlaksananya kewenangan/hak dan kewajiban tersebut diijamin oleh hukum.
Setiap hubungan hukum mempunyai dua segi: segi bevoegdheid
(kekuasaan/kewenangan atau hak) dan lawannya plicht atau kewajiban. Kewenangan
yang diberikan oleh hukum kepada subjek hukum (orang atau badan hukum)
dinamakan hak. Adapun syarat adanya hubungan hukum salah satunya yakni
timbulnya peristiwa hukum.

Anda mungkin juga menyukai