Anda di halaman 1dari 13

MAKANAN YANG HALAL DAN YANG HARAM

A. Surah al-Baqarah [2]: 172-173:


            
           
                 
172. Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu
menyembah.
173. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah[108]. tetapi Barangsiapa
dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak
(pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
[108] Haram juga menurut ayat ini daging yang berasal dari sembelihan yang menyebut
nama Allah tetapi disebut pula nama selain Allah.

1. Arti Kata-kata

 : makanlah (kalian)

 : yang kami berikan kepada kalian


 : dan bersyukurlah kalian
  : kepada-Nya kalian menyembah
 : bangkai
 : darah
 : daging babi

2. Tafsir Ayat
Ayat ini memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk memakan
makanan yang baik, lezat, nikmat, nyaman yang telah Allah berikan kepadanya. Bukan
mengkonsumsi makanan yang tidak enak, apalagi kotor, najis, dan membahayakan.
Kemudian diperintahkan bersyukur kepada Allah atas pemberian nikmat-Nya tersebut
jika hanya Dia yang kamu sembah. Hal ini menunjukkan bahwa bersyukur atas nikmat
Allah merupakan salah satu bentuk ibadah.
Allah hanya mengharamkan hewan yang mati - maksudnya mati sendiri dan
bukan jelas-jelas dibunuh untuk dimakan dengan mengucapkan takbir sebagaimana
mestinya, kecuali ikan dan belalang – darah, daging babi, dan hewan yang disembelih
dengan menyebut nama selain Allah. Hal ini karena hewan yang mati sendiri, darah
menimbulkan rasa jijik pada setiap orang yang memiliki perasaan halus, dan daging
babi itu kotor karena ia biasanya hidup di lingkungan dan kebiasaan yang kotor.

B. Surah al-Maaidah [5]: 87-88:

1
            
            
      
87. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang
telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
88. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
1. Arti Kata-kata

 : Janganlah kamu mengharamkan, menghalangi dirimu dengan


bernazar, bersumpah, atau apa saja
 : yang baik, nikmat, lezat, nyaman
    : apa yang Allah halalkan bagimu
: Dan janganlah kamu melampaui batas kewajan

2
2. Tafsir Ayat

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan, menghalangi diri


kamu dengan bernadzar, atau sumpah, atau apa saja untuk melakukan apa-apa yang
baik, indah, lezat, atau nyaman yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah
kamu memaksakan diri melampaui batas kewajaran karena sesungguhnya Allah tidak
menyukai, yakni tidak melimpahkan rahmat dan ganjaran-Nya kepada orang-orang
yang melampaui batas, walaupun pelampauan batas itu berkaitan dengan upaya
mendekatkan diri kepada-Nya, sebagaimana halnya orang-orang Nasrani yang
melakukan rahbaniyyah dengan mengharamkan apa yang halal.
Dan makanlah makanan yang halal, yakni yang bukan haram lagi baik, lezat,
bergizi, dan berdampak positif bagi kesehatan dari apa yang telah Allah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah dalam segala aktivitas kamu yang kamu yang
kamu terhadap-Nya adalah mukminun, yakni orang-orangyang mantap keimanannya.

3. Asbaab an-Nuzuul
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa seorang laki-laki menghadap kepada
Nabi SAW, dan berkata: “Ya Rasulullah! Apabila aku makan daging, maka timbullah
syahwatku kepada wanita, oleh karena itu saya haramkan daging untukku.” Maka
turunlah ayat 87 surah al-Maaidah ini sebagai larangan mengharamkan yang halal.
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan lainnya yang bersumber dari Ibnu Abbas).
Dalam riwayat lain dikemukakan pula bahwa beberapa orang sahabat, diantaranya
Utsman bin Maz’un mengharamkan campur dengan istrinya sendiri dan mengharamkan
makan daging. Mereka mengambil pisau akan memotong kemaluannya supaya
syahwatnya terputus, sehingga mereka tidak terganggu ibadah kepada Allah. Maka
turunlah ayat 87 surah al-Maaidah ini sebagai larangan mengharamkan yang halal.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari al-“Urfi yang bersumber dari Ibnu Abbas).

C. Surah an-Nahl [16]: 66, 68-69:


             
         
            
           
             
           
 
66. Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.
Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang
bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.
67. Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan dan rezki
yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Allah) bagi orang yang memikirkan.
68. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",
69. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu)
yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.

3
1. Arti Kata-kata
 : Farts adalah sisa makanan yang tidak dicerna lagi oleh pencernaan sebelum
keluar menjadi kotoran (tinja). Apabila telah keluar ia tidak dinamai lagi (
‫ )فرث‬farts tetapi (‫ )روث‬rawts.
 : Saa-ighan pada mulanya berarti sesuatu yang mudah masuk ke dalam
kerongkongan. Kemudahan yang dimaksud di sini bukan saja karena susu
adalah cairan, tetapi juga keran ia lezat, bergizi, dan bebas dari aneka bakteri.
 : Sakaran terambil dari kata (‫كر‬FF‫ يس‬- ‫كر‬FF‫ )س‬sakira-yaskaru yang artinya
menutup. Minuman keras menutup akal sehingga yang meminumnya tidak
berpikir secara normal, lagi tidak menyadari apa yang dia ucapkan dan
lakukan. Dari sini kata (‫ )سكرا‬sakaran dipahami dalam arti memabukkan.
 : Awhaa terambil dari kata (‫ )وحي‬wahyu yang dari segi bahasa berarti isyarat
yang cepat. Ia juga dipahami dalam arti ilham. Yang dimaksud di sini adalah
potensi yang bersifat naluriah yang dianugerahkan Allah kepada lebah
 : an-Nahl adalah bentuk jamak dari kata (‫ )النحلة‬nahlatun yakni lebah. Kata ini
terambil dari akar kata yang bermakna menganugerahkan. Agaknya ini
mengisyaratkan bahwa binatang tersebut memperoleh anugerah khusus dari
Allah SWT.
 : ya’risyun terambil dari kata (‫رش‬FF‫‘ )ع‬arasya , yakni membangun dan
meninggikan. Kata ini pada mulanya berarti sesuatu yang beratap. Tempat
duduk penguasa dinamai ‘Arsy karena tingginya tempat itu dibandingkan
dengan tempat yang lain di sekelilingnya.
 : Ats-tsamaraat merupakan bentuk jamak dari kata (‫ )الثمرة‬ats-tsamarah yang
berarti buah. Sebenarnya lebah tidak memakan buah, yang dimakannya atau
lebih tepat yang diisapnya adalah kembang-kembang sebelum menjadi buah.
Dalam kaidah bahasa Arab, ini dinamai majaz mursal , seperti bila Anda
berkata: “Dia menanak nasi”, sebenarnya yang ditanaknya adalah beras, tetapi
karena beras itu nantinya menjadi nasi, maka itulah yang Anda ucapkan.
 : Dzalulan adalah bentuk jamak dari kata (‫ )ذلول‬dzaluul, yakni sesuatu yang
mudah ditelusuri. Kata ini dapat menyipati () subul/jalan-jalan, dengan
demikian jalan-jalan yang ditempuh lebah dari sarangnya menuju tempat ia
mengisap sari bunga sangat mudah untuk ditempuhnya. Para ulama
menjelaskan kemudahan tersebut dengan menyatakan

2. Tafsir Ayat
Ayat 66 dan 67 ini sangat berhubungan dengan ayat sebelumnya, yakni ayat 65.
Dua ayat ini mengingatkan bahwa: Dan Sesungguhnya bagi kamu pada binatang
ternak itu (yakni unta, sapi, kambing, dan domba), benar-benar terdapat pelajaran
(yang sangat berharga yang dapat mengantar kamu menyadari kebesaran dan
kekuasaan Allah). Kami menyuguhi kamu minum sebagian dari pada apa yang
berada dalam perutnya (yakni perut betina-betina binatang itu, yaitu) antara sisa-
sisa makanan dan darah, yaitu susu murni (tidak bercampur dengan darah
warnanya, tidak bercampur juga dengan sisa makanan baunya), yang mudah ditelan
bagi orang-orang yang meminumnya. 67. Dan (disamping susu yang merupakan
minuman lezat) dari buah kurma dan anggur, kamu (juga dapat) membuat (sesuatu
yang) darinya (yakni perasannya, sejenis) minuman yang memabukkan dan rezeki
yang baik (yang tidak memabukkan, seperti perasan kurma yang segar atau cuka dan
selai). Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran dan kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang berakal.
Ayat 68 di atas mengarahkan redaksinya kepada Nabi Muhammad SAW dengan
menyatakan: Dan (ketahuilah wahai nabi Agung bahwa) Tuhanmu (yang
membimbingmu dan selalu berbuat baik) telah mewahyukan (yakni mengilhamkan)
kepada lebah (sehingga menjadi naluri/insting baginya bahwa:) "Buatlah
(sebagaimana keadaan seseorang yang membuat dengan sungguh-sungguh) sarang-
sarang pada sebagian (gua-gua) di pegunungan (dan di sebagian bukit-bukit) dan
(pada) sebagian (celah-celah) pepohonan, dan pada sebagian tempat-tempat tinggi
yang mereka (yakni manusia) buat.” 69. Kemudian makanlah (yakni isaplah) dari
4
tiap-tiap (macam kembang) buah-buahan, lalu tempuhlah jalan-jalan (yang telah
diciptakan oleh) Tuhan (pemeliharamu) dalam keadaan mudah (bagimu). Keluar
dari (dalam) perutnya (lebah, setelah mengisap sari kembang-kembang, sejenis)
minuman (yang sungguh lezat yaitu madu) yang bermacam-macam warnanya
(sesuai dengan waktu dan jenis sari kembang yang diisapnya). Di dalamnya (yakni
pada madu itu), terdapat (obat) penyembuhan bagi manusia (walaupun kembang
yang dimakannya ada yang bermanfaat dan ada yang berbahaya bagi manusia)
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasan dan
kebesaran Allah) bagi orang-orang berpikir.

Lebah, binatang ini kecil tapi memberikan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi
manusia, yakni madu. Makanan berupa kembang-kembang yang diisapnya selalu yang
bersih, dan kembang yang diisapnya tampaknya tetap akan menjadi buah. Karena ayat
di atas menyatakan: “makanlah dari tiap-tiap buah-buahan.” Maksudnya makanlah
dari tiap-tiap (kembang) yang nantinya ia akan menjadi buah. Lebah juga hidup
berkelompok dengan pembagian kerja yang jelas bagi setiap anggotanya, dan memiliki
rumah atau sarang yang unik dan kuat, untuk menampung madu dia hasilkan. Selain
tinggal di bukit-bukit atau di pohon-pohon, lebah juga mau tinggal di tempat-tempat
yang dibuat manusia, sehingga bisa diternakkan untuk diambil madunya. Sungguh
sebuah insting/naluri yang indah diberikan Allah kepada lebah.

Di sini kita harus berpikir dengan sungguh-sungguh untuk memahami


bagaimana kehidupan dan kerja lebah yang telah diberi anugerah naluri yang luar
biasa dari Allah SWT. Kemudian menariknya sebagai bahan evaluasi diri
(muhasabah) bagi kita.

D. Surah al-Baqarah [2]: 219:


           
           
      
219. Mereka bertanya kepadamu tentang khamar[136] dan judi. Katakanlah: "Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka
nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,
[136] Segala minuman yang memabukkan.

1. Arti Kata-kata
 : sari buah anggur yang diragikan; dipakai juga secara analogi segala
cairan yang diragikan; dan analogi yang lebih lanjut untuk setiap yang memabukkan
berupa cairan atau obat bius. Boleh jadi ada manfaat yang dapat diperoleh dari
meminumnya, tetapi bahayanya lebih besar dari pada manfaatnya.
 : Judi, secara harfiah, maisir berarti memperoleh sesuatu dengan
mudah, memperoleh suatu keuntungan tanpa bekerja. Hal inilah yang menjadi dasar
perjudian dilarang.

2. Tafsir Ayat
Ayat di atas menjelaskan bahwa pada khamar dan judi terdapat dosa besar, karena
besarnya dampak kerugian yang ditimbulkannya, baik bagi pelakunya sendiri maupun
orang lain. Khamar itu utamanya merusak akal dan judi memanjangkan angan-angan
sehingga orang menjadi malas bekerja. Hal ini tentu bertentangan dengan ajaran Islam,
yang mana umatnya harus menjaga akan, karena adanya akallah berlakunya agama,
tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal atau terganggu jiwanya. Dan orang islam
dituntut untuk bekerja dengan sungguh untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bukan
bermalas-malasan dan hanya berangan-angan.
5
3. Asbab an-Nuzul
Dari Abu Maisarah, dari Umar bin Khattab ra, ia mengatakan, “Manakala turun
pengharaman khamar, Umar berkata, “Ya Allah, berilah kami penjelasan yang
memuaskan tentang khamar.” Maka turunlah ayat ini (al-Baqarah: 219). Abu Maisarah
berkata, “Lantas Umar dipanggil lalu ayat ini dibacakan padanya.” Umar berkata lagi,
“Ya Allah, berilah kami penjelasan yang memuaskan tentang khamar.” Maka turunlah
ayat an-Nisa: 4, Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat sedangkamu
dalam keadaan mabuk. Sehingga bila muadzin Rasulullah mengumandangkan iqamah
shalat, ia mengucapkan: “Hendaknya orang yang mabuk jangan mendekati shalat.”
Umar berkata lagi, “Ya Allah, berilah kami penjelasan yang memuaskan tentang
khamar.” Lalu turunlah ayat yang terdapat dalam surah al-Maidah 91. Umar dipanggil
dan ayat ini dibacakan padanya. Ketika sampai ayat “... maka berhentilah kamu (dari
mengerjakan perbuatan itu). Umar mengatakan: “kami berhenti, kami berhenti,” (HR.
Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi).

E. Surah al-Maaidah [5]: 90-91:


        
         
         
        
90. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah Termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian
di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu
dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan
pekerjaan itu).

1. Arti Kata-kata

 artinya batu yang dipancang, kata ini juga bermakna berhala. Di Ka’bah ada
sekitar 360 berhala. Kalau mereka menyembelih binatang, mereka
memercikkan darah ke berhala-berhala tersebut, demikian juga ke Ka’bah. Ini
dimaksudkan untuk membedakan apa yang mereka sembelih untuk dimakan
dan apa yang mereka persembahkan untuk tuhan-tuhan mereka atau untuk
jin.
 artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah
menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan Apakah
mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya Ialah: mereka
ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-
masing Yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak
ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah.
bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru
kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti Apakah
mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan
anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada
tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.
 maka hindarilah ia, mengandungkewajiban menjauhinya dari segala
aspek pemanfaatan. Bukan saja tidak boleh diminum, tetapi juga tidak boleh
dijual, dan tidak boleh dijadikan obat
6
2. Tafsir Ayat
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar dan segala yang
memabukkan walau sedikit, dan berjudi, berkurban untuk berhala-berhala, panah-panah
yang digunakan mengundi nasib, adalah kekejian dari aneka kekejian yang termasuk
perbuatan syaitan. Maka karena itu jauhilah ia, yakni perbuatan-perbuatan itu, agar
kamu mendapat keberuntungan dengan memperoleh semua yang kamu harapkan.
Sesungguhnya syaitan itu hanya bermaksud dengan mendorong dan
menggambarkan kesenangan serta kelezatan khamar dan perjudian untuk menimbulkan
permusuhan dan bahkan kebencian di antara kamumelalui memperindah dalam benak
kamu khamar dan judi itu. Dampak buruknya di dunia dan di akhirat nanti, yang
melanggar akan mendapat siksa, serta di samping dampak buruk itu, syaitan juga
melalui kedua hal itu menghalangi kami dari mengingat Allah, baik dengan hati, lidah,
maupun dengan perbuatan, dan secara khusus menghalangi kamu melaksanakan shalat.
Karena meminum khamar menjadikan pelakunya tidak menyadari ucapan dan
perbuatannya, dan dengan kemenangan atau kekalahannya dalam berjudi menjadi ia
terpaku dan terpukau hingga habis waktunya dalam upaya meraih lebih banyak atau
mengganti kerugiannya, maka bila demikian itu dampak buruk khamar dan perjudian,
apakah kamu akan berhenti mengerjakan keburukan itu agar kamu selamat dari godaan
syaitan serta terhindar dari dampak buruk itu?
_______________________

7
MEMAHAMI DAN MENUNJUKKAN PERILAKU NYATA
KANDUNGAN AL-QUR’AN TENTANG POLA HIDUP SEDERHANA DAN
PERINTAH MENYANTUNI PARA DUAFA

A. Surah al-Qashash (28): 79-82


         
           
         
         
            
       
           
          
79. Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya[1139]. berkatalah
orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita
mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; Sesungguhnya ia benar-
benar mempunyai keberuntungan yang besar".
80. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu,
pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan
tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar".
81. Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada
baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan Tiadalah ia
Termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).
82. Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata:
"Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari
hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya
atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak
beruntung orang- orang yang mengingkari (nikmat Allah)".

[1139] Menurut mufassir: Karun ke luar dalam satu iring-iringan yang lengkap dengan
pengawal, hamba sahaya dan inang pengasuh untuk memperlihatkan kemegahannya
kepada kaumnya.

3. Arti Kata-kata
4. Tafsir Ayat
5. Asbab an-Nuzul

B. Surah al-Israa’ (17): 26-27, 29-30


        
        
        
          
        
           
   
26. Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang
dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
27. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat
ingkar kepada Tuhannya.
28. Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan,
Maka Katakanlah kepada mereka Ucapan yang pantas[851].
29. Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu
mengulurkannya[852] karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.
30. Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya;
Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.

8
[851] Maksudnya: apabila kamu tidak dapat melaksanakan perintah Allah seperti yang tersebut dalam ayat
26, Maka Katakanlah kepada mereka Perkataan yang baik agar mereka tidak kecewa lantaran mereka belum
mendapat bantuan dari kamu. dalam pada itu kamu berusaha untuk mendapat rezki (rahmat) dari Tuhanmu,
sehingga kamu dapat memberikan kepada mereka hak-hak mereka.
[852] Maksudnya: jangan kamu terlalu kikir, dan jangan pula terlalu Pemurah.

1. Arti Kata-kata
2. Tafsir Ayat
3. Asbab an-Nuzul

C. Surah Al-Baqarah (2) : 177


         
       
       
      
       
       
      
177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba
sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.

1. Arti Kata-kata
2. Tafsir Ayat
3. Asbab an-Nuzul

------------------------------------------

9
MEMAHAMI DAN MENUNJUKKAN CONTOH KANDUNGAN AL-QUR’AN
TENTANG PEMANFAATAN KEKAYAAN ALAM

A. Surah al-Baqarah (2): 267-268


        
         
           
       
        
267. Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk
kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan
daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.
268. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu
berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan
karunia[170]. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.

[170] Balasan yang lebih baik dari apa yang dikerjakan sewaktu di dunia.

1. Arti Kata-kata
2. Tafsir Ayat
3. Asbab an-Nuzul

B. Surah al-Ma’aarij (70): 19-25


            
         
        
 
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,
21. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir,
22. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,
23. Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,
24. Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu,
25. Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang
tidak mau meminta),

1. Arti Kata-kata
2. Tafsir Ayat
3. Asbab an-Nuzul
----------------------------------------------

10
MEMAHAMI DAN MENUNJUKKAN PERILAKU KANDUNGAN AL-QUR’AN
TENTANG UJIAN DAN COBAAN

A. Surah al-Baqarah (2): 155


         
           
        
       
         
  
153. Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[99],
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
154. Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah,
(bahwa mereka itu ) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup[100], tetapi kamu tidak
menyadarinya.
155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[101].
[99] Ada pula yang mengartikan: mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.
[100] Yaitu hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat kenikmatan-
kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana Keadaan hidup itu.
[101] Artinya: Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali. kalimat ini
dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa
marabahaya baik besar maupun kecil.
1. Arti Kata-kata
2. Tafsir Ayat
3. Asbab an-Nuzul
-------------------------------------

MEMAHAMI DAN MENUNJUKKAN PERILAKU KANDUNGAN AL-QUR’AN


TENTANG TOLERANSI DAN ETIKA PERGAULAN

A. Surah al-Kaafiruun: 1-6


          
           
        
1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

1. Arti Kata-kata
2. Tafsir Ayat
3. Asbab an-Nuzul

B. Surah Yunus: 40-41


           
          
       

11
40. Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di antaranya
ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang
orang-orang yang berbuat kerusakan.
41. Jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu
pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri
terhadap apa yang kamu kerjakan".

1. Arti Kata-kata
2. Tafsir Ayat
3. Asbab an-Nuzul

C. Surah al-Kahfi: 29
            
        
        
 
29. Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang
ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir".
Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum
dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang
paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

1. Arti Kata-kata
2. Tafsir Ayat
3. Asbab an-Nuzul

D. Surah al-Hujuraat: 10-13


        
         
           
          
          
       
            
          
           
        
       
10. Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya
kamu mendapat rahmat.
11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan
pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan
itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil
dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan)
yang buruk sesudah iman[1410] dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah
orang-orang yang zalim.
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
12
kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang.
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal.

[1409] Jangan mencela dirimu sendiri Maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin
karana orang-orang mukmin seperti satu tubuh.
[1410] Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari,
seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: Hai fasik,
Hai kafir dan sebagainya.

1. Arti Kata-kata
2. Tafsir Ayat
3. Asbab an-Nuzul

E. Surah Ali Imraan: 103


         
       
        
         
103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu
karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

1. Arti Kata-kata
2. Tafsir Ayat
3. Asbab an-Nuzul

F. Surah al-Mujaadalah: 11
        
          
         
  
11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan
apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

1. Arti Kata-kata
2. Tafsir Ayat
3. Asbab an-Nuzul

13

Anda mungkin juga menyukai