Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KONSEP TERJADINYA PENYAKIT

OLEH :

NAMA : ANDREANO PURNAMA PEOL

NIM : 2007010055

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang.
Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kupang, 17 Februari 2020
Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................................................
B. Rumusan Maslaah............................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................................
BAB II KAJIAN TEORITIS....................................................................................................................
A. Pengertian Konsep Penyebab Penyakit................................................................................................
B. Teori Terjadinya Penyakit....................................................................................................................
C. Kausa ..................................................................................................................................................
D. Model Hubungan Penyebab dengan Penyakit......................................................................................
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................................
A. Konsep Sehat Sakit...........................................................................................................................
B. Segitiga Epidemologi.......................................................................................................................
C. Proses Terjadinya Penyakit Infeksi..................................................................................................
D. Faktor Lingkungan ...........................................................................................................................
E. Masa Tunas......................................................................................................................................
F. Pencegahan Penyakit.........................................................................................................................
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................
B. Saran................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penyakit tidak pernah dating tanpa sebab. Penyakit bukanlah nasib dan bukan merupakan keseluruhan
yang berada dalam tubuh kita dan mengendalikan kita. Kebanyakan dari penyakit-penyakit disebabkan
oleh kesalahan sederhana terhadap hukum-hukum dari sebab dan akibat. Terjadinya penyakit terutama
adalah akibat dari pelanggaran terhadap hukum-hukum kesehatan yaitu hukum-hukum aktivitas dan
istirahat,hukum-hukum nutrisi, dan hukum-hukum pikiran dan jiwa.
Kemiskinan dan kurangnya makanan menurunkan daya tahan tubuh masyarakat, dan terbatasnya
pengertian akan hal medis, sehingga perawatan-perawatan sangat kurang efektif. Semua dari faktor-faktor
ini menghasilkan akibat dari penyakit-penyakit infeksi dan kematian dini, sebagaimana yang masih sering
terjadi di Negara-negara berkembang. Sekarang gambarannya berbeda di Negara-negara berkembang,
tetapi tidak selalu menjadi lebih baik. Diet dan gaya hidup ala Barat menjadi semakin dan semakin
populer bagi setiap orang yang membayar. Pekerjaan kantor yang dilakukan sambil duduk dan memiliki
kenderaan-kenderaan menjadi tuntutan, para penjual makanan siap saji gaya Barat yang menjual
makanan-makanan dengan kadar lemak tinggi semakin menjamur, penggunaan tembakau dan alkohol
juga meningkat, dan dengan adanya perubahan-perubahan semacam ini, demikianlah terjadi penyakit-
penyakit yang disebabkan oleh infeksi, juga penyakit-penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup yang
semakin buruk.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan Masalah dari latar belakang diatas adalah :
a. Bagaimana Konsep Sehat Saktit?
b. Bagaimana Alur konsep Segitiga Epidemologi?
c. Bagaimana Proses terjadinya penyakit Infeksi?
d. Apa saja factor yang menyebabkan timbulnya penyakit?
e. Apa itu Masa Tunas?
f. Bagaimana cara Pencegahan Penyakit tersebut?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan Penulisan Makalah adalah :
a. Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep Sehat Saktit?
b. Untuk Mengetahui Bagaimana Alur konsep Segitiga Epidemologi?
c. Untuk Mengetahui Bagaimana Proses terjadinya penyakit Infeksi?
d. Untuk Mengetahui Apa saja factor yang menyebabkan timbulnya penyakit?
e. Untuk Mengetahui Apa itu Masa Tunas?
f. Untuk Mengetahui Bagaimana cara Pencegahan Penyakit tersebut?

4
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Konsep Penyebab Penyakit
Sebuah peristiwa, kondisi, karakteristik/kombinasi dari faktor-faktor tersebut yang memegang peranan
penting dalam timbulnya penyakit “penyebab itu harus mendahului akibat”.

B. Teori Terjadinya Penyakit


Ada beberapa teori yang mengemukakan tentang terjadinya penyakit diantarnya adalah :
a. Teori Contagion : teori yang berawal dari pengamatan terhadap penyakit kusta di Mesir ini
menyatakan bahwa penyakit terjadi akibat kontak antara satu orang dengan orang lain.
b. Teori Hippocrates : teori ini mengemukakan bahwa penyakit timbul akibat pengaruh lingkungan
(air,udara,tanah,cuaca,dll). Dalam teori ini tidak dijelaskan kedudukan manusia dalam interaksi
tersebut dan faktor lingkungan bagaimana yang dapat menimbulkan penyakit.
c. Teori Humoral : teori yang berkembang di China ini mengemukakan bahwa penyakit timbul
akibat gangguan dari ketidakseimbangan cairan dalam tubuh. Tubuh terdiri dari 4 cairan
(merah,kuning,putih, dan hitam) bila terjadi ketidakseimbangan maka akan timbul penyakit. Jenis
penyakit tergantung pada jenis cairan yang dominan.
d. Teori Miasma : teori abad pertengahan yang mengemukakan bahwa penyakit timbul akibat sisa
makhluk hidup yang mengalami pembusukan sehingga menyebabkan pengotoran udara dan
lingkungan sekitarnya.
e. Teori Epidemic : teori ini mengemukakan bahwa terjadinya penyakit berhubungan dengan cuaca
dan faktor geografi.
f. Teori Kuman / Jasad Renik : dengan ditemukannya mikroskop oleh Anthony Van Leuewenhoek
pada abad ke 18 muncullah teori yang mengemukakan bahwa penyakit disebabkan oleh
mikroorganisme.
C. Kausa
a. Kausa Mutlak : suatu penyebab yang pasti akan menimbulkan penyakit.
b. Kausa Esensial : suatu penyebab yang harus ada untuk memungkinkan terjadinya suatu penyakit.
c. Kausa Sufisien : suatu penyebab yang umumnya terdiri dari beberapa penyebab, yang secara
bersama-sama saling mempengaruhi untuk terjadinya penyakit.
D. Model Hubungan Penyebab dengan Penyakit
a. Single Cause / Single Effect Model
Penyakit disebabkan oleh satu penyebab.
b. Multiple Cause / Multiple Effect Model
Penyakit disebabkan oleh beberapa penyebab yang saling berinteraksi satu sama lain.

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Konsep Sehat Sakit


Prosesnya diawali dari keadaan keterpaparan dan penjamu harus dalam keadaan kerentanan sehingga
dapat memproses sakit.
1. Keterpaparan dan Kerentanan
Sehat à sakit mempunyai batas tidak jelas. Melalui proses yang didahului oleh keterpaparan terhadap
suatu unsur tertentu serta host dalam kondisi kerentanan tertentu untuk menjadi sakit.
2. Keterpaparan
Suatu keadaan dimana host berada pada pengaruh atau berinteraksi dengan unsur penyebab primer
maupun sekunder atau dengan unsur lingkungan yang dapat mendorong proses terjadinya penyakit.
3. Kerentanan
Suatu keadaan dimana host mempunyai kondisi yang mudah dipengaruhi atau berinteraksi dengan unsur
penyebab sehingga memungkinkan timbulnya penyakit.
B. Segitiga Epidemologi Sebab Akibat dan Roda
a. Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi gambaran tentang
hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya
Segitiga epidemiologi merupakan interaksi antara Host (penjamu), Agent (penyebab) dan
Environment (lingkungan)

Segitiga Epidemiologi
Interaksi Host, Agent, dan Lingkunga
a) Interaksi antara agen penyakit dan lingkungan
 Keadaan dimana agen penyakit langsung dipengaruhi oleh lingkungan dan terjadi pada saat pre-
patogenesis dari suatu penyakit.
Misalnya: Viabilitas bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vitamin sayuran di ruang
pendingin, penguapan bahan kimia beracun oleh proses pemanasan.
b) Interaksi antara Host dan Lingkungan
 Keadaan dimana manusia langsung dipengaruhi oleh lingkungannya pada fase pre-patogenesis.
Misalnya: Udara dingin, hujan, dan kebiasaan membuat dan menyediakan makanan.
c) Interaksi antara Host dan Agen penyakit

6
 Keadaan dimana agen penyakit menetap, berkembang biak dan dapat merangsang manusia untuk
menimbulkan respon berupa gejala penyakit.
Misalnya: Demam, perubahan fisiologis dari tubuh, pembentukan kekebalan, atau mekanisme
pertahanan tubuh lainnya.
Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna, cacat, ketidakmampuan, atau kematian.
d) Interaksi Agen penyakit, Host dan Lingkungan
 Keadaan dimana agen penyakit, manusia, dan lingkungan bersama-sama saling mempengaruhi
dan memperberat satu sama lain, sehingga memudahkan agen penyakit baik secara langsung atau
tidak langsungmasuk ke dalam tubuh manusia.
Misalnya: Pencemaran air sumur oleh kotoran manusia, dapat menimbulkan Water Borne Disease

b. Jaring-jaring Sebab Akibat


Suatu penyakit tidak bergantung pada sebab yang berdiri sendiri, melainkan merupakan
serangkaian proses sebab akibat. Dengan demikian timbulnya penyakit dapat dicegah dengan
memotong rantai pada berbagai titik. Dalam memerangi masalah gizi, kita harus melakukan
intervensi berdasarkan penyebab utama dari masalah gizi tersebut (root causes of malnutrition)

c. Roda
Model roda memerlukan identifikasi berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit
dengan tidak menekankan pentingnya agens. Yang diperhatikan pada konsep roda ini adalah
hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Besarnya peranan tiap lingkungan
bergantung pada penyakit yang diderita.

C. Proses Terjadinya Penyakit


Gejala penyakit yang timbul merupakan suatu tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada badan kita.
Gejala itu ada yang dapat dilihat, dirasa, dicium, atau diukur. Ada gejala yang dapat dirasakan oleh
pasien, ada pula gejala yang baru dapat diketahui oleh seorang dokter/perawat sewaktu diadakan
pemeriksaan. Apabila tingkat kesakitan dalam suatu populasi penduduk diketahui, maka kita perlu
membedakan antara populasi yang mempunyai dan tidak mempunyai penyakit yang spesifik. Pada
prakteknya cara membedakannya sangat sulit. Umumnya penyakit-penyakit menahun mempunyai sejarah
alamiah penyakit (Natural history of disease) yang menarik. Adanya sejarah alamiah dari suatu penyakit
dapat dipakai sebagai cara dalam usaha pencegahan attaupun pengontrolan dari penyakit tersebut.
Tingkatan dari sejarah alamiah suatu penyakit (Natural history of disease) adalah sebagai berikut.
1. Tingkat kepekaan (stage of susceptibility)
Pada tingkat ini penyakit belum nampak, tetapi telah ada suatu hubungan antara host (induk semang),
agent (penyebab penyakit), dan environment(lingkungan). Adanya hubungan yang saling mempengaruhi
antara ketiga faktor tersebut di atas, akan menimbulkan suatu hal yang disebut faktor risiko (risk factor).
Sebagai contoh ialah sebagai berikut.
a. Seseorang (host) yang sangat capai disertai dengan konsumsi alkohol yang berlebihan (agent),
maka akan memudahkan menderita (risk factor) penyakit infeksi saluran nafas (pneumonia).
b. Seseorang yang berbadan gemuk dengan kadar kolesterol dan tekanan darah yang tinggi disertai
perokok berat, maka orang tersebut akan mempunyai resiko mendapat serangan jantung koroner.
Faktor risiko pada tingkat kepekaan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu sebagai berikut.

7
a) Umur seseorang
b) Jenis kelamin
c) Gaya hidup seseorang (life style)
d) Keadaan budaya
e) Dan lain-lain

2. Tingkat sebelum sakit (stage of presymtomatic disease)


Pada tingkat ini penyakit belum tampak. Adanya faktor kepekaan dan interaksi antara Host, Agent, dan
Environment, akan timbul dan mulai tampak adanya perubahan-perubahan secara patologis. Walaupun
demikian, perubahan-perubahan ini masih tetap berada di bawah garis yang disebut linical horizon, yaitu
garis perbatasan antara keadaan penyakit yang sudah jelas tanda-tandanya (secara klinis) dan terjadiya
perubahan secara patologis. Perubahan atherosklerotik pada pembuluh darah koroner, sebelum ada tanda-
tanda stroke (mati mendadak).
3. Tingkat sakit secara klinis (stage of clinical disease)
Pada tingkat ini terjadi perubahan secara anatomis dan fungsional. Adanya perubahan tersebut akan
menimbulkan gejala dan tanda-tanda dari suatu penyakit.
Pada tingkat sakit secara klinis ini suatu penyakit dapat diklasifikasikan, misalnya berdasarkan lokasi,
gambaran histologis serta fungsionalnya (psychososial).
4. Tingkat kecacatan (stage of disability)
Ada penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa diberikan suatu pengobatan. Ada pula penyakit
yang tetap berlangsung sampai lama walaupun sudah mengalami pengobatan dan dalam hal ini dapat
menimbulkan kerusakan pada bagian tubuh dan akan memberikan kecacatan. Risiko dari keadaan tersebut
adalah makin lamanya proses penyakit tersebut yang bisa menimbulkan cacat pada bagian tubuh tertentu.
Sebagai contoh adalah:Penykit virus tertentu (campak) dapat sembuh dengan sendirinya.akan tetapi jika
kondisi penderita amat jelek dan tanpa pengobatan, dapat menimbulkan komplikasi radang otak. Tingkat
kecacatan sebenarnya dapat diartikan dalam beberapa pengertian. Pengertian cacat dalam masyarakat
dapat berarti terbatasnya aktivitas seseorang, misalnya terbatasnya komunikasi seseorang karena ia tuli.

D. Faktor Lingkungan
Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat
karakteristik individu sebagai pejamu dan ikut memegang peranan dalam proses kejadian penyakit.
1. Lingkungan Biologis
Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara lain meliputi :
· Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen;
· Vektor pembawa infeksi
· Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, baik sebagai
sumber kehidupan (bahan makanan dan obat-obatan),maupun sebagai reservoir/sumber penyakit atau
pejamu antara (host intermedia) ;

8
· Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama penyakit menular.
Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang penting dalam interaksi
antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai unsur lingkungan yang
menguntungkan manusia (sebagai sumber kehidupan) maupun yang mengancam kehidupan / kesehatan
manusia.
2. Lingkungan fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung, maupun
terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik (termasuk unsur kimiawi
serta radiasi) meliputi :
· Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan
· Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada air, dan
· Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain sebagainya.
· Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang timbul akibat
manusia sendiri.
3. Lingkungan sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta instusi/peraturan yang
berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakattersebut. Lingkungan sosial ini meliputi :
§ Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi yang berlaku;
§ Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat
§ Sistem pelayanan kesehatanserta kebiasaan hidup sehatmasyarakat setempat, dan
§ Kebiasaan hidup masyarakat
· Kepadatan penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem kehidupan sosial lainnya.

E. Masa Tunas
Untuk menjadi sakit, seseorang harus terpajan pathogen yang sifatnya infeksius. Dengan kata lain
seseorang harus diinokulasikan denan penyakit. Hal ini menyebabkaan kita membayangkan seekor
nyamuk anopheles yang menggigit ( inokulai melalui gigitan) korban tidak menyangka dirinya rentan
disore hari yang hagat, yang kemudian menulari orang tersebut dengan penyakit, seperti malaria. Masa
inkubasi/ masa tunas adalah rentang waktu yang berlalu diantara waktu inokulasi dan waktu penampakan
tanda atau gejala pertama penyakit itu. Ada kasus dengan korban yang terkena gigitan nyamuk, masa
inkubasi penyakit malaria adalah sekitar 15 hari (10-35 hari) , dari saat digigit sampai korban menggigil,
demam, berkeringt, malaise, dan sakit kepala sela kurang lebih 1 hari, yang hilang mmuncul selama 48
jam . interval diantara ajanan malaria dan penampakan tanda atau gejala pertama yang dapat terdeteksi
dari penyakit itu merupakan masa inkubasi malaria. Kesulitan yang dihadapi daklam menentukan
pajanan terhadap inokulasi atau pajanan suatu penyakit membuat titik awal masa inkubasi sulit dipastikan
. tanda prodomal yang sama dari penyakit ini membuat titik akhir sulit dipastikan . disamping itu tanda-
tanda gejala penyakit lain serig kali terlihat sama misal malaria disangka flu b.

9
F. Konsep Tingkat Pencegahan
Beaglehole membagi upaya pencegahan menjadi 3 bagian : primordial prevention (pencegahan awal)
yaitu pada pre patogenesis, primary prevention (pencegahan pertama) yaitu health promotion dan general
and specific protection , secondary prevention (pencegahan tingkat kedua) yaitu early diagnosis and
prompt treatment dan tertiary prevention (pencegahan tingkat ketiga) yaitu dissability limitation. Untuk
lebih lanjut, akam diuraikan sebagai berikut:
1. Pencegahan Premordial
Jenis pencegahan yang paling akhir diperkenalkan, adanya perkembangan pengetahuan dalam
epidemiologi penyakit kardiovaskular dalam hubungannya dengan diet, dll. Pencegahan ini sering
terlambat dilakukan terutama di negara-negara berkembang karena sering harus ada keputusan secara
nasional.
Tujuan premordial prevention ini adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup sosia-ekonomi dan
kultural yang mendorong peningkatan resiko penyakit. Upaya ini terutama sesuai untuk ditujukan kepada
masalah penyakit tidak menular yan dewasa ini cenderung menunjukkan peningkatannya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penegahan awal ini diarahkan kepada mempertahankan kondisi
dasar atau status kesehatan masyarakat yang bersifat positif yang dapat mengurangi kemungkinan suatu
penyakit atau faktor resiko dapat berkembang atau memberikan efek patologis. Faktor-faktor itu
tampaknya bersifat sosial atau berhubungan dengan gaya hidup danpola makan. Upaya awal terhadap
tingkat pencegahan primordial ini merupakan upaya mempertahankan kondisi kesehatan yang posotif
yang dapat melindingi masyarakat dari gangguan kondisi kesehatannya yang sudah baik.
2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer ini bertujuan untuk mengurangi incidence dengan mengontrol penyebab dan faktor-
faktor risiko. Misal : penggunaan kondom dan jarum suntik disposable pada pencegahan infeksi HIV,
imunisasi, dll. Biasanya merupakan Population Strategy sehingga secara individual gunanya sangat
sedikit : penggunaan seat-belt, program berhenti merokok, dll.
3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder bertujuan untuk menyembuhkan dan mengurangi akibat yang lebih serius lewat
diagnosis & pengobatan yang dini. Tertuju pada periode diantara timbulnya penyakit dan waktu
didiagnosis & usaha ↓ prevalensi. Dilaksanakan pada penyakit dengan periode awal mudah diindentifikasi
dan diobati sehingga perkembangan kearah buruk dapat di stop, Perlu metode yang aman & tepat untuk
mendeteksi adanya penyakit pada stadium preklinik. Misal : Screening pada kanker cervik, pengukuran
tekanan darah secara rutin, dll
4. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi komplikasi penting pada pengobatan & rehabilitasi,
membuat penderita cocok dengan situasi yang tak dapat disembuhkan. Misal pada rehabilitasi pasien
Poliomyelitis, Stroke, kecelakaan dll.

10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam epidemiologi, penyakit dipandang sebagai keadaan yang disebabkan oleh banyak faktor, tidak
hanya oleh karena adanya mikroorganisme yang menganggu fungsi biologis tubuh, tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti lingkungan fisik dan sosial. dengan memandang keberadaan
penyakit secara lengkap maka penanganan akan akan dapat dilakukan dengan lebih komprehensif.
Terjadinya penyakit digambarkan dalam tiga konsep yaitu konsep segitiga, jaring-jaring sebab akibat
dan model roda. Dalam konsep segitiga penanganan penyakit dapat dilakukan dengan menyeimbangkan
interaksi antara host, agent dan lingkungan. Dalam konsep jaring-jaring, penyakit dapat ditangani dengan
memutuskan salah satu rantai jaring-jaring. Dalam konsep roda, penyakit dapat ditangani dengan adaptasi
yang tepat sesuai pergeseran roda kondisi lingkungan dan internal.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan diatas kita sudah dapat melihat bahwa penyakit muncul dikarenakan gaya hidup
yang tidak sehat, maka dari itu, agar tubuh kita tidak terserang penyakit kita harus menerapkan pola hidup
sehat serta melakukan pemeriksaan secara berkala..

11
DAFTAR PUSTAKA

Noor, 1997, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta
Bustan, 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta
Bustan, 2002, Pengantar Epidemiologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta
Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar, Jakarta, PT. Rineka Cipta
Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB

12

Anda mungkin juga menyukai