Anda di halaman 1dari 9

Nama : andini dwi insyah

npm : 21105889

kelas : manajemen a sore

1.apakah subjek dan objek dari pancasila sebagai suatu sistem filsafat dan suatu ideologi
bangsa dan negara?

Jawab:

Bintang emas merupakan simbol sila pertama dalam pancasila berbunyi "Ketuhanan Yang
Maha Esa". Sila pertama sangat mengutamakan aspek ketuhanan dalam setiap segi kehidupan
kita. Contoh subjek dan objek pada sila pertama pancasila adalah

1. Memiliki satu agama dan menjalankan peribadatan dari agama tersebut. Kepemilikan
terhadap agama tersebut harus diikuti dengan ketakwaan pada Tuhan.

2. Menjalankan agama dengan tetap memperhatikan kondisi di sekitar dan tidak mengganggu
ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat.

3. Menjaga toleransi atau saling hormat menghormati di antara umat beragama agar tercapai
kedamaian dan kenyamanan bersama.

4. Saling bekerja sama antarumat beragama dalam hal yang bersifat memajukan kepentingan
umum, misalnya kerja bakti atau gotong royong di desa.

5. Tidak memaksa seseorang untuk menganut agama tertentu karena sesuai UUD 1945, setiap
orang berhak untuk memilih dan memeluk agama sesuai dengan apa yang dikehendakinya.

Rantai emas menjadi lambang dari sila kedua yang berbunyi "Kemanusiaan yang adil dan
beradab". Sila kemanusiaan yang adil dan beradab mewakili keinginan Bangsa Indonesia
untuk berada di posisi setara dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini.

Contoh subjek dan objek dari sila kedua pancasila ialah:

1. Menghargai perbedaan di tengah masyarakat yang terdiri dari banyak suku, agama, ras,
dan adat istiadat.

2. Senantiasa menjaga adab atau kesopanan, kehalusan, dan kebaikan budi pekerti kita dalam
berbagai kondisi.

3. Tidak melakukan diskriminasi pada siapa pun. Diskriminasi yang dimaksud ialah
membeda-bedakan sesama warga negara, baik perbedaan karena tingkat pendidikan, kondisi
ekonomi, dan lain sebagainya.

4. Berani untuk menyampaikan kebenaran dan menegur kesalahan seseorang sesuai dengan
adab yang berlaku di tengah masyarakat.
5. Menjaga keseimbangan dalam hal pelaksanaan hak dan kewajiban. Jangan sampai hak dan
kewajiban kita mencederai hak dan kewajiban orang lain.

Pohon beringin menjadi simbol sila ketiga yang berbunyi "Persatuan Indonesia". Persatuan di
antara rakyat Indonesia merupakan kekuatan dasar dalam mempertahankan keamanan dan
pertahanan Indonesia dari ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri.

Contoh subjek dan objek dari sila ketiga ialah

1. Cinta terhadap Tanah Air demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

2. Mencintai dan mengonsumsi produk dalam negeri agar perekonomian menjadi lebih maju.

3. Mengutamakan segala kepentingan negara yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan


pembangunan nasional Indonesia.

4. Berusaha untuk menghasilkan prestasi yang dapat membanggakan bangsa Indonesia, baik
di tingkat nasional maupun internasional.

5. Meningkatkan kreativitas dan inovasi dari diri sendiri untuk memajukan bangsa Indonesia.
Memperluas pergaulan dengan orang-orang baru dari berbagai daerah.

Kepala banteng merupakan simbol sila keempat Pancasila yang berbunyi "Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan". Kepala banteng
menjadi perumpamaan manusia dalam mengambil keputusan, yakni yang harus dilakukan
secara tegas.

Sila keempat juga bisa dikatakan mewakili semangat demokrasi yang menjadi bentuk
pemerintahan Indonesia. Berikut ini contoh subjek dan objek sila keempat:

1. Mengutamakan pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat untuk


menyelesaikan setiap permasalahan dalam kehidupan kita, apabila hal tersebut berkenaan
dengan kepentingan dua orang atau lebih.

2. Ikut serta dalam pemilihan umum dengan menggunakan hak pilih serta mengajak orang
lain untuk menggunakan hak pilihnya.

3. Mencalonkan diri atau mengajukan seseorang untuk menjabat suatu jabatan tertentu
sebagai salah satu perwujudan demokrasi.

4. Tidak melakukan paksaan pada orang lain agar menyetujui apa yang kita katakan atau
lakukan. Begitu pula sebaliknya, tidak ada yang dapat memaksakan kehendaknya pada kita.

5. Menghormati hasil musyawarah sekalipun bertentangan dengan pendapat kita dan


melaksanakannya dengan sepenuh hati.

6. Mengawasi dan memberikan saran terhadap jalannya penyelenggaraan kedaulatan rakyat


yang dilakukan oleh pemerintah.
Padi dan kapas menjadi simbol sila kelima atau terakhir, yang berbunyi "Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia". Adanya sila tersebut diharapkan bisa mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat.

Di bawah ini beberapa contoh subjek dan objek sila ke lima pancasila

1. Senantiasa berusaha sebaik mungkin untuk membantu orang-orang yang sedang dilanda
kesulitan.

2. Meningkatkan kesadaran sosial dengan mengadakan kegiatan yang membantu sesama,


seperti bakti sosial, donor darah, konser amal, dan lain sebagainya.

3. Berusaha untuk adil dalam aktivitas apa pun yang kita lakukan dan seperti apa saja orang
yang kita hadapi. Jangan sampai kita memberikan perlakuan yang tidak adil pada siapapun.

4. Tidak mengganggu orang lain, apa pun yang sedang kita lakukan. Menegur siapa saja yang
mengganggu ketertiban umum dan keamanan di tengah masyarakat.

5. Menghargai karya atau hasil ciptaaan orang lain. Hargai pula karya yang kita hasilkan
sendiri.

6. Berani memperjuangkan keadilan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain dan
membantu orang lain untuk memperjuangkan keadilan.
2. bagaimana konsep pancasila sebagai suatu sistem filsafat suatu ideologi bangsa dan negara
dapat dilaksanakan dengan baik?

Jawab:

Saat ini banyak orang tua semakin sadar pentingnya membentuk karakter anak sejak usia
dini, guna tumbuh kembangnya di masa depan.

Bahkan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim


mengungkapkan bahwa, pendidikan karakter perlu dipelajari mulai dari jenjang pendidikan
dasar hingga pendidikan tinggi, khususnya pada penerapan nilai-nilai Pancasila di kehidupan
anak.

Staf Khusus BPIP Romo Benny Susetyo juga mengatakan, saat ini penting bagi anak muda
untuk menjadi penatar penyebaran berkehidupan Pancasila, karena banyak generasi muda
membuat hal-hal yang kreatif, tidak hanya untuk kehidupan sehari-hari tetapi juga untuk
nilai-nilai Pancasila.

“Anak muda itu sebagai penatar ke publik. Agar Pancasila di kalangan milenial bisa menjadi
sebuah prestasi bagi mereka dan juga Bangsa,”jelasnya.

Pancasila memiliki enam karakteristik utama, yakni bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bergotong royong, serta
berkebhinnekaan global.

Tentu penting untuk anak yang akan menghadapi kehidupan sosial hingga ia besar kelak.

Untuk menanamkan nilai pancasila, dilansir dari situs sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id, para


orang tua bisa melakukan:

Sila Pertama: Ajarkan Anak Beribadah Bersama

Untuk menanamkan nilai ini, sedari kecil orang tua bisa mengajak anak-anak untuk beribadah
bersama.

Selain itu, lewat doa Anda bisa mengajarkan kepada anak bahwa kita harus bersyukur setiap
saat, seperti membiasakan berdoa sebelum makan dan tidur.

Cara sederhana mengenalkan sosok Esa kepada anak bisa ditampilkan lewat kisah-kisah nabi
di kitab suci, yang menceritakan kebaikan-kebaikan Tuhan.

Berkumpul bersama sanak saudara, teman atau tetangga bisa menjadi cara untuk
menumbuhkan nilai sila kedua kepada anak. Lewat interaksi tersebut anak akan memahami
seperti apa perasaan empati dan simpati.

Untuk memahaminya, orang tua bisa mencontohkan seperti apa cara menghibur teman yang
sedang menangis, menolong saudara yang sedang kesusahan, dan masih banyak hal lainnya.
Lambat laun anak akan mengikuti hal tersebut dan akhirnya, ia akan paham seperti apa nilai
sila kedua dalam kehidupan sehari-hari.
Sila Kedua: Berkumpul Bersama Sanak Saudara

Berkumpul bersama sanak saudara, teman atau tetangga bisa menjadi cara untuk
menumbuhkan nilai sila kedua kepada anak. Lewat interaksi tersebut anak akan memahami
seperti apa perasaan empati dan simpati.

Untuk memahaminya, orang tua bisa mencontohkan seperti apa cara menghibur teman yang
sedang menangis, menolong saudara yang sedang kesusahan, dan masih banyak hal lainnya.
Lambat laun anak akan mengikuti hal tersebut dan akhirnya, ia akan paham seperti apa nilai
sila kedua dalam kehidupan sehari-hari.

Sila Ketiga: Bermain Bersama

Tak rumit untuk mengajarkan anak makna dari sila ketiga. Agar anak mengerti bagaimana
bertoleransi dan tak membeda-bedakan teman, kenalkan si kecil dengan teman-teman dari
beragam suku dan daerah. Katakan kepadanya bahwa Indonesia terdiri dari ribuan pulau
sehingga wajar bila ia mempunya teman berbeda ras dan agama.

Selain itu, ajarkan juga kepada anak tentang kebersamaan, seperti makan bersama dan saling
berbagi dengan teman-temannya. Selain membuat mereka senang dan bahagia, hal tersebut
memberikan anak makna penting mengenai kebersamaan.

Sila Keempat: Ungkapkan Pendapat Dengan Berdiskusi Bersama

Setiap manusia mempunyai hak dan kebebasan untuk mengutarakan pendapatan dan
menentukan keinginannya. Cara sederhana untuk menanamkan nilai sila keempat ini adalah
dengan menanyakan pendapat anak akan setiap hal yang Anda lakukan bersama. Misalnya
saja, tanyakan kepada anak menu makan malam nanti dan mendiskusikannya bersama untuk
menentukan pilihan.

Orang tua juga bisa memberikan kebebasan kepada anak, untuk memilih apa yang ingin dia
pakai atau mainan yang ingin ia mainkan. Dengan menerapkan dua contoh diatas, niscaya
kelak anak akan paham apa itu musyarakah, sekaligus belajar mendengarkan pendapat orang
lain dalam kehidupannya.

Sila Kelima: Berbagi dengan Orang Lain

Ada cara mudah bagi orang tua untuk mengajarkan nilai keadilan ini kepada anak. Contoh
sederhananya dengan mengajarinya untuk selalu berbagi mainan atau makanan dengan
saudara atau temannya.

Tak hanya itu saja, ajarkan juga pada anak untuk bersikap adil kepada saudara dan teman-
temannya tanpa membeda-bedakan, sehingga anak bisa membiasakan diri bersikap adil
dalam segala hal.
Sosialisasi tentang nilai-nilai Pancasila sangat diperlukan agar generasi milenial yang akan
menjadi penerus bangsa ini tidak lupa dan bisa terus menjaga jati diri Bangsa Indonesia.
Mengingat bahwa di era industri 4.0 ini, para generasi millenial akan dituntut untuk
berlomba-lomba menciptakan inovasi dan juga berpikiran kreatif sehingga dikhawatirkan
banyak remaja akan mulai melupakan jati diri Bangsa Indonesia. Berkembangnya ilmu
teknologi menjadi pengaruh terbesar dalam perubahan karakter dan juga tingkah laku
generasi milenial. Akibat dari perkembangan ilmu teknologi tersebut, pancasila kini sedikit
demi sedikit mulai tergerus oleh globalisasi.Begitu pentingnya Pancasil bagi Negara
Indonesia, karena jika tidak berpedoman pada Pancasila Indonesia akan
bubar. kita juga bisa memulai dari mencintai diri sendiri, keluarga, lingkungan dan
negara dan melaksanakan nilai-nilai pancasila. Itu secara tidak langsung dapat
mempertahankan keutuhan Pancasila.
3.apakah manfaat dan kegunaan mempelajari materi pancasila sebagai suatu sistem filsafat
sebagai suatu ideologi bangsa dan negara?

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa Pancasila merupakan ideologi bangsa
Indonesia. Pancasila merupakan ajaran, gagasan dan keyakinan sebagai acuhan tingkah laku
masyarakat Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan, baik di bidang politik, ekonomi,
hukum, pertahanan keamanan (Hankam), Sosial, Kebudayaan, keagamaan, maupun
Pendidikan.Sehingga dalam setiap tindakannya, selalu mengacu kepada Pancasila sebagai
dasarnya. Tapi tidak bisa kita pungkiri, bahwa pemuda sebagai generasi penerus bangsa
sekarang kurang begitu memahami akan makna serta meresapi nilai-nilai yang terkandung
dalam idiologi kita.Generasi muda adalah generasi penerus perjuangan bangsa, oleh karena
itu sangat perlu apabila dalam diri pribadi mereka ditanamkan nilai-nilai budaya bangsa yang
telah diyakini kebenarannya, diterima, diikuti, dibela dan diperjuangkan selama ini. Nilai
yang dimaksud adalah yang terkandung dalam sila-sila Pancasila, yang meliputi nilai
Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Tanpa ada proses sosialisasi
nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda, maka nilai-nilai luhur Pancasila tidak akan
dikenalnya, bahkan akan diabaikannya. Bila hal ini dibiarkan, maka akibatnya dalam diri
generasi muda terjadi kegelisahan, kegalauan dan kegoyahan karena tidak mantapya
kepribadian mereka.

Hal yang demikian ini sangat membahayakan keberadaan bangsa Indonesia, karena tidak
menutup kemungkinan akan terjadi konflik yang berkepanjangan yang akhirnya akan
memecah persatuan dan kesatuan bangsa. Melalui pendidikan Pancasila diharapkan nilai-nilai
luhur Pancasila tersebut dapat tersosialisasi bahkan terinternalisasi dalam diri pribadi generasi
muda, khususnya mahasiswa, dan dalam diri mereka akan tumbuh sikap demokratis serta
analitis kritis dalam menghadapi segala permasalahan kehidupan dan dalam
mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila.Jadi dengan memasukkan mata kuliah Pendidikan
Pancasila pada Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Daerah (PBD) merupakan langkah
yang tepat. Memang kelihatannya tidak ada sangkut pautnya sama sekali antara Bahasa Jawa
dan Pancasila. Namun jurusan PBD ini nantinya akan melahirkan tenaga-tenaga pengajar
(guru), yang diharapkan akan menjadi Guru yang senantiasa memegang nilai-nilai yang
terkandung dalam ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.

Dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional dan juga termuat dalam
SK Dirjen Dikti. No.38/DIKTI/Kep/2003, dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan Pancasila
mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam
masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama, kebudayaan, dan beraneka ragam
kepentingan, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan
bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran
diarahkan pada perilaku yang mendukung upaya terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.Salah satu peran guru adalah sebagai contoh bagi anak didik. Setiap anak
mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh baginya. Oleh karena itu tingkah laku
pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma
yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa
Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai
Pancasila. Dengan mengikuti mata kuliah Pendidikan Pancasila ini setidaknya dapat memberi
ilmu bagi calon guru supaya nantinya dapat menjadi guru yang diharapkan oleh anak
didiknya seprti yang sudah dijelaskan tadi.Pendidikan Pancasila bertujuan untuk
menghasilkan peserta didik yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
seperti sikap-sikap dibawah ini, sehingga dapat diamalkan dikemudian hari:

1. Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai dengan hati
nuraninya.

Sebagai pengajar tentunya memegang tanggungjawab yang besar, yaitu dapat menghasilkan
peserta didik yang baik. Dengan mengikuti mata kuliah Pendidikan Pancasila semester ini
maka saya sebagai mahasiswa PBD diharapkan nantinya dapat menjadi Guru yang dapat
bertanggung jawab penuh sebagai Pengajar yang sesuai dengan hati nurani saya. Yang
tentunya sesuai dengan nilai-nilai dalam Pancasila.

2. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara
pemecahannya.

Di dalam pembelajaran tentunya tidak lepas dengan adanya masalah-masalah. Sebagai guru
diwajibkan dapat menyelesaikan masalah-masalah tersebut dengan baik. Sehingga dapat
diselesaikan dengan cepat. Dengan mengikuti mata kuliah Pendidikan Pancasila diharapkan
dapat mendapat pembelajaran tentang bagaimana menghadapi permasalahan dan bagaimana
mencari jalan keluar disetiap permasalahan.

3. Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Perubahan dan perkembangan IPTEK dan Seni di dunia pendidikan pasti akan selalu terjadi
disetiap saat. Sebagai calon pengajar yang baik tentuntya harus siap dan dan dapat mengenali
tanda-tandanya, sehingga dapat menyikapinya dengan baik. Ini tidak lepas dari Pendidikan
Pancasila, di dalam perkuliahan ini sedikit banyak dapat membekali saya sebagai calon Guru
untuk menyikapi perubahan dan perkembangan IPTEK dan Seni.

4. Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa
untuk menggalang persatuan Indonesia.

Persatuan Indonesia sangan diharapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dengan


memaknai setiap peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya Indonesia diharapkan dapat
membuat Indonesia bersatu. Dengan mempelajari mata kuliah Pendidikan Pancasila
diharapkan kami mahasiswa sebagai calon Guru dapat mengajarkan sejarah dan nilai-nilai
budaya kepada anak didik agar dapat tumbuh persatuan diantara masyarakat Indonesia.

Melalui Pendidikan Pancasila, warga negara Republik Indonesia diharapkan mampu


memahami, menganilisis dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat
bangsanya secara berkesinambungan dan konsisten berdasarkan cita-cita dan tujuan bangsa
Indonesia.Seperti semester ini yang ada matakuliah Pendidikan Pancasilanya, saya dan
teman-teman mendapatkan wawasan baru karena diampu oleh dosen yang berwawasan luas
dan menurutku sangat cerdas. Hal ini tentunya memberikan efek positif bagi kami, selain
mendapat pengetahuan baru kita juga dapat sesuatu yang mencerdaskan. Mata kuliah
Pendidikan Pancasila yang saya dan teman-teman saya jalani saat ini sangat asik, tidak
membosankan. Dosennya santai tapi tetep bisa memberi ilmu ddengan baik. Karena biasanya
mata kuliah Pendidikan Pancasila itu identik dengan dosen yang sudah berumur, monoton
cara mengajarnya sehingga membosankan dan mahasiswa sering mengantuk dan akhirnya
malas untuk mengikuti kuliah. Tetapi sangat berbeda dengan kondisi yang terjadi pada kelas
saya karena dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila ini mendapatkan dosen yang masih
muda, cerdas, dan berwawasan luas.

Bentuk aktivitas proses pembelajaran dilakukan dengan berbagai macam variasi yang
meliputi ceramah, diskusi interaktif, studi kasus, penugasan mandiri, dan berbagai kegiatan
akademik lainnya, sehingga mahasiswanya tidak begitu bosan, karena banyak ditemukan
kasus bahwa mahasiswa kurang tertarik dengan Pendidikan Pancasila yang proses
pembelajarannya dilakukan secara monoton.Dosen sering mengajak mahasiswanya untuk
berpikir tentang hal-hal yang umum dalam masyarakat yang sebenarnya adalah hal yang
salah, terutama dalam instansi pemerintahan. Jadi mahasiswa tidak hanya terpaku pada
materi-materi yang ada dalam buku tetapi juga masalah-masalah langsung dalam lingkungan
sekitarnya. Misalnya saja tentang penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh aparat
kepolisian, pelayanan di rumah sakit, dan lain sebagainya, sehingga mahasiswa menjadi tahu
tentang apa yang sebenarnya terjadi di lingkungannya. Dalam mata kuliah ini juga sering
diputarkan film-film tentang permasalahan di negeri ini, tentang keadaan perekonomian di
Indonesia, tentang permasalahan dengan pemerintah kita, dan selanjutnya kita ditugaskan
untuk mereview film tersebut dan memberikan tanggapan. Dengan hal ini mahasiswa dapat
melihat visualisasi dari fenomena yang terjadi dalam masyarakat dan diharapkan dapat
memberikan solusinya.

Anda mungkin juga menyukai