Anda di halaman 1dari 11

1.

Jelaskan pengalaman saudara, apakah selama ini pernah menemui anak-anak


berkebutuhan khusus di sekolah? Dan pelayanan apa yang telah diberikan
kepada mereka?
Jawab :
Pernah. Saya memiliki tetangga bernama Santi. Dia memiliki kekurangan
dalam hal berjalan. Hal ini dikarenakan ketika masih balita, Santi menderita
penyakit celebral palsy atau disebut lumpuh otak. Layanan yang dapat
diberikan yaitu terapi fisik dan motorik
2. Sudah sesuaikah layanan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus yang
ada selama ini? Jelaskan pendapat saudara, disertai landasan pemikirannya
secara obyektif.
Jawab :
Saat ini belum sesui.Karena masih banyak anak – anak yang berkebutuhan
khusus masih bersekolah di sekolah umum.Ini disebabkan karena sekolah luar
biasa belum banyak terbuka.Disini seharusnya peran pemerintah untuk lebih
memperhatikan anak – anak berkebutuhan khusus.Kalaupun sekolah luar biasa
telah ada, sosialisasinya pada masyarakat masih sangat buruk.Hal ini
dibuktikan dengan masih banyaknya orangtua anak berkebutuhan khusus yang
menyekolahkan anaknya di sekolah umum karena para orang tua berfikir
bahwa anaknya normal-normal saja.Padahal mereka mengalami autism.
3. Buat ringkasan pokok yang menjelaskan perbedaan konsep pendidikan terpadu
dan pendidikan inklusi secara filosofis, bagi anak-anak berkebutuhan khusus!
Jawab :
A. Bentuk Layanan Pendidikan Terpadu / Integrasi
Bentuk layanan pendidikan terpadu/integrasi adalah sistem pendidikan
yang memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk
belajar bersama-sama dengan anak normal belajar dalam satu atap.
Sistem pendidikan integrasi disebut juga sistem pendidikan terpadu
yakni sistem pendidikan yang membawa anak berkebutuhan khusus
kepada suasana keterpaduan dengan anak normal.Keterpaduan tersebut
dapat bersifat menyeluruh, sebagian, keterpaduan dlam rangka sosialisasi.
Pada sistem keterpaduan secara penuh dan sebagian, jumlah anak
berkebutuhan khusus dalam satu kelas maksimal 10% dari jumlah siswa
keseluruhan.Selain itu dalam satu kelas hanya satu jenis kelainan.Hal ini
untuk menjaga beban guru kelas tidak terlalu berat, dibanding jika guru
harus melyani berbagai macam kelainan.
Untuk membantu kesulitan yang dialami oleh anak berkenutuhan
khusus, di sekolah terpadu disediakan Guru Pembimbing Khusus
(GPK).GPK dapat berfungsi sebagai konsultan bagi guru kelas, kepala
sekolah atau anak berkebutuhan khusus itu sendiri.Selain itu GPK juga
berfungsi sebagai pembimbing di ruang bimbingan khusus tau guru kelas
pada kelas khusus.
Ada 3 bentuk keterpaduan dalam layanan pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus menurut Depdiknas (1986), ketiga bentuk tersebut
adalah:
1. Bentuk Kelas Biasa
Dalam bentuk keterpaduan ini, anak berkebutuhan khusus belajar
di kelas biasa secara penuh dengan menggunakan kurikulum biasa.Oleh
karena itu, sangat diharapkan adanya pelayanan dan bantuan guru kelas
atau guru bidang studi semaksimal mungkin dengan memeperhatikan
petunjuk-petunjuk khusus dalam melaksanakan kegiatan belajar-
mengajar di kelas biasa.Bentuk keterpaduan ini sering juga disebut
dengan keterpaduan penuh.
Dalam keterpaduan ini, guru pembimbing khusus hanya berfungsi
sebagai konsultan bagi kepala sekolah, guru kelas/guru bidang studi,
atau orang tua anak berkebutuhan khusus.Sebagai konsultan, guru
pembimbing khusus berfungsi sebagai penasehat kurikulum, maupun
permasalahan dalam mengajar anakcberkebutuhan khusus.Oleh karena
itu perlu disediakan ruang konsultasi untuk guru pembimbing khusus.
Pendekatan, metode, cara penilaian yang digunakan pada kelas
biasa ini tidak berbeda dengan yang digunakan dalam seolah umum.
Tetapi, untuk beberapa mata pelajaran yang disesuaikan dengan
ketunaan anak.Misalnya, untuk anak tuna netra untuk pelajaran
menggambar, matematika, menulis, membaca, perlu disesuaikan
dengan kondisi anak. Untuk anak tuna rungu mata pelajaran kesenian,
bhasa asing/bahasa Indonesia ( lisan) perlu disesuaikan dengan
kemampuan wicara anak.
2. Biasa dengan Ruang Bimbingan Khusus
Pada keterpaduan ini, anak berkebutuhan khusus, belajar di kelas
biasa dengan menggunakan kurikulum biasa serta mengikuti pelayanan
khusus untuk mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diikuti oleh anak
berkebutuhan khusus bersama dengan anak noormal.Pelayanan khusus
tersebut diberikan di ruang bimbingan khusus oleh guru pembimbing
khusus (GPK) dengan menggunakan pendekatan individu dan metode
peragaan yang sesuai.Untuk keperluan teersebut di ruang bimbingan
khusus dilengkai dengan peralatan khusus untuk memberikan latihan
dan bimbingan khusus.
Misalnya untuk anak tuna netra, di ruang bimbingan khusus
disediakan alat tulis braille, peralatan orientasi mobilitas.Keterpaduan
pada tingkat ini sering disebut juga keterpaduan sebagian.
3. Bentuk Kelas Khusus
Dalam keterpaduan ini, anak berkebutuhan khusus mengikuti
pendidikan sama dengan kurikulum di SLB secara penuh di kelas
khusus pada sekolah umum yang melaksanakan program pendidikan
tepadu. Keterpaduan ini disebut juga dengan keterpaduan
lokal/bangunan atau keterpaduan yang bersifat sosialisasi.
Pada tingkat keterpaduan ini, guru pembimbing khusus berfungsi
sebagai pelaksana program di kelas khusus. Pendekatan, metode, dan
cara penilaian yang digunakan adalah pendekatan, metode, dan cara
penilaian yang digunakan di SLB. Keterpaduan pada tingkat ini hanya
bersifat fisik dan sosial, yang artinya anak berkebutuhan khusus yang
dipadukan untuk kegiatan yang bersifat non akademik, seperti olah
raga, ketrampilan, juga sosialisasi pada waktu jam-jam istirahatatau
acara lain yang diadakan oleh sekolah.

B. Pengertian Pendidikan Inklusif


Pendidikan inklusif adalah pendidikan reguler yang disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik yang memiliki kelainan atau memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa pada sekolah regular dalam satu
kesatuan yang sistemik.Pendidikan inklusif adalah pendidikan di sekolah
biasa yang mengakomodasi semua anak berkebutuhan khusus yang
mempunyai IQ normal diperuntukan bagi yang memiliki kelainan
(intelectual challenge), bakat istimewa, kecerdasan istimewa dan atau yang
memerlukan pendidikan layanan khusus.
Pendidikan Inklusif bukan sekedar metode atau pendekatan
pendidikan, melainkan suatu bentuk implementasi filosofi yang mengakui
kebhinekaan antar manusia yang mengemban misi tunggal untuk
membangun kehidupan bersama yang lebih baik dalam rangka
meningkatkan kualitas pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa.
1. Landasan Pendidikan Inklusi Secara Filosofis
a. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berbudaya dengan lambang
negara Burung Garuda yang berarti ’bhineka tunggal ika’.
Keragaman dalam etnik, dialek, adat istiadat, keyakinan, tradisi, dan
budaya merupakan kekayaan bangsa yang tetap menjunjung tinggi
persatuan dan kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
2. Pandangan Agama (khususnya Islam) antara lain ditegaskan bahwa :
a. manusia dilahirkan dalam keadaan suci,
b. kemuliaan seseorang di hadapan Tuhan (Allah) bukan karena fisik
tetapi taqwanya,
c. Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu
sendiri
d. manusia diciptakan berbeda-beda untuk saling silaturahmi
(‘inklusif’).
3. Pandangan universal Hak azasi manusia, menyatakan bahwa setiap
manusia mempunyai hak untuk hidup layak, hak pendidikan, hak
kesehatan, hak pekerjaan.

Tujuan Pendidikan Inklusif Pendidikan inklusif di Indonesia


diselenggarakan:
a. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua anak
(termasuk anak berkebutuhan khusus) mendapatkan pendidikan yang
layak sesuai dengan kebutuhannya.
b. Membantu mempercepat program wajib belajar pendidikan dasar
c. Membantu meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah dengan
menekan angka tinggal kelas dan putus sekolah
d. Menciptakan sistem pendidikan yang menghargai keanekaragaman,
tidak diskriminatif, serta ramah terhadap pembelajaran
e. Memenuhi amanat Undang-Undang Dasar 1945 khususnya Ps. 32 ayat
1 yang berbunyi ’setiap warga negara negara berhak mendapat
pendidikan’, dan ayat 2 yang berbunyi ’setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya’. UU
no. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya Ps. 5 ayat
1 yang berbunyi ’setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu’. UU No. 23/2002 tentang
Perlindungan Anak, khususnya Ps. 51 yang berbunyi ’anak yang
menyandang cacat fisik dan/atau mental diberikana kesempatan yang
sama dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan biasa dan
pendidikan luar biasa.

C. Perbedaan Pendidikan Inklusif dengan Pendidikan Terpadu


Pendidikan pada umumnya adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengem¬bangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Pada umumnya peserta didik dalam pendidikan umum/pendidikan
reguler adalah peserta didik normal, sehingga kurikulum, tenaga guru,
sarana dan prasarana, lingkungan belajar dan proses pembelajarannya
dirancang untuk anak normal. Hal ini karena asumsi yang melandasi adalah
bahwa peserta didik memiliki kemampuan yang homogen.
Sebaliknya pada pendidikan inklusif peserta didiknya adalah peserta
didik yang memiliki kelainan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa yang ada di sekolah reguler. Sehingga kurikulum, tenaga guru,
sarana dan prasarana, lingkungan belajar dan proses pembelajarannya harus
dirancang sedemikian rupa untuk memungkinkan semua peserta didik dapat
mengembangkan potensinya.
Perbedaan Pendidikan Inklusif dengan Pendidikan Terpadu adalah,
Pendidikan terpadu merupakan pendidikan yang memberi kesempatan
kepada peserta didik yang memiliki kelainan dan/atau memiliki kecerdasan
atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan di sekolah
reguler.Perbedaan yang menonjol antara pendidikan terpadu dengan
pendidikan inklusif terletak pada sistem pendidikan yang ada di sekolah
tersebut.Sekolah terpadu, peserta didiknya mengikuti sistem yang ada di
sekolah reguler.Sedangkan pendidikan inklusif, sistem pendidikan yang
digunakan menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didiknya.

4. Buat satu model sederhana mengenai langkah yanf mesti dilakukan dalam
mengajak anak untuk bersekolah!
Jawab :
Cara mengajak anak berkebutuhan khusus agar bersekolah yaitu:
a. Mengembangkan Empati pada anak Karena Pada Umumnya, mereka
seringkali merasa frustasi karena kegagalan yang mereka alami. Mereka
berfikir apapun yang mereka lakukan sia-sia. Sehingga seringkali mereka
tidak percaya pada orang lain.
b. Perlu terjalinnya hubungan yang positif antara anak, orang tua dan guru.
c. Membantu anak untuk memperoleh kesadaran tentang dirinya
d. Mengembangkan kelebihan dan meminimalkan kekurangannya
e. Menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan suportif Seperti
Lingkungan yang penuh ceria dan canda akan membuat semangat bagi
mereka sehingga ia tertarik unruk bersekolah dan berbaur dengan teman
yang lainnya
f. Mensosialisasikan kepada siswa, orang tua dan masyarakat bahwa ABK
sebagai sesama manusia yang layak diperlakukan dengan baik dan berhak
mendapat pendidikan yang layak seperti yang lainnya.
TUGAS 3

PENDIDIKAN INKLUSI DI SD
(Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Mata Kuliah Pendidikan
Inklusi di SD)
Dosen Pengampuh : Drs. Makmur Nurdin, M. Si

Oleh :

ANDI RIZKA AFDALIAH ASHARI


1747241047

27D
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
TUGAS 4

PENDIDIKAN INKLUSI DI SD
(Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Mata Kuliah Pendidikan
Inklusi di SD)
Dosen Pengampuh : Drs. Makmur Nurdin, M. Si

Oleh :

ANDI RIZKA AFDALIAH ASHARI


1747241047

27D
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
TUGAS 2

PENDIDIKAN INKLUSI DI SD
(Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Mata Kuliah Pendidikan
Inklusi di SD)
Dosen Pengampuh : Drs. Makmur Nurdin, M. Si

Oleh :

ANDI RIZKA AFDALIAH ASHARI


1747241047

27D
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
TUGAS 1

PENDIDIKAN INKLUSI DI SD
(Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Mata Kuliah Pendidikan
Inklusi di SD)
Dosen Pengampuh : Drs. Makmur Nurdin, M. Si

Oleh :

ANDI RIZKA AFDALIAH ASHARI


1747241047

27D
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019

Anda mungkin juga menyukai