NIM :B022202057
Hipotik
Pengertian hipotik sendiri adalah hak kebendaan dan merupakan
perjanjian assesoir dari perjanjian hutang – piutang, yang merupakan jaminan atas
hutang dimaksud dimana objeknya adalah benda tidak bergerak yang penguasaanya
tidak diserahkan kepada kreditor, dimana kreditor atau pemegang hipotik tersebut
memiliki hak preferensi untuk mendapatkan pelunasan piutang.
Antara hak tanggungan dan hak hipotik pada dasarnya memiliki kesamaan dalam hal sebagai
jaminan hutang, perjanjian assesoir, hak kebendaan, kreditor memiliki hak preferensi dan
harus dibuat berdasarkan akta, dimana untuk hipotik tentu saja dibuat dengan “akta hipotik”.
Eksekusi hipotik tidak dapat dilakukan dengan cara “mendaku” namun dapat dilakukan
dengan cara fiat eksekusi, yakni melalui penetapan pengadilan, secara parate eksekusi menjual
tanpa penetapan pengadilan di pelelangan umum atau dengan cara gugata ke pengadilan.
Gadai
Pengertian gadai adalah suatu hak kebendaan yang bersifat assessoir, yang diberikan
oleh pemberi gadai (debitor) kepada pemegang gadai (kreditor) sebagai jaminan atas
pembayaran utang utangnya, dengan menyerahkan benda objek gadai tersebut ke
dalam kekuasaan pemegang gadai, atau pihak ketiga yang disetujui kedua belah pihak,
yang berobjekkan benda bergerak, berwujud atau tidak berwujud, dengan
memberikan hak kepada pihak yang menguasai benda tersebut untuk memakai atau
menikmati hasil dari benda dimaksud. Pemegang gadai juga memiliki hak preferensi
untuk pelunasan piutang.
Fidusia memiliki arti penting dalam memenuhi kebutuhan kredit bagi masyarakat, khususnya
perusahaan kecil dan menengah sangat membantu usaha debitur. Oleh karena itu, kehadirannya
dapat memberikan manfaat ganda.
Debitur masih dapat menguasai barang jaminan untuk keperluan usaha sehari-hari, pihak
perbankan lebih praktis mempergunakan prosedur pengikatan fidusia. “Bank tidak perlu
menyediakan tempat khusus barang jaminan seperti pada lembaga gadai (pand)”. Dalam
perjanjian gadai, barang jaminan harus diserahkan kepada kreditur sesuai dengan pasal 1150
ayat 2 Kitab Undang Undang Hukum Perdata yang isinya: “Gadai adalah suatu hak yang
diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh
seorang berutang atau oleh seorang lain atas namanya.
Dengan syarat gadai tersebut barang jaminan tidak dapat lagi menunjang usaha debitur. Dan
“Bagi bank dapat menimbulkan masalah mengenai tempat penyimpanan, khususnya bank-bank
di kota besar, karena tidak adanya gudang-gudang yang cukup luas yang mereka miliki”.
Akibat pengaturan gadai yang terlalu sempit, fidusia lahir untuk mengisi kekosongan hukum
jaminan melalui putusan pengadilan atas desakan kebutuhan masyarakat.
Dasar Hukum Fidusia dan Gadai
• Fidusia : Undang-undang No.42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia (UUJF)
• Gadai : Pasal 1150 s.d Pasal 1160 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH
Perdata).