Disusun Kelompok 3 :
1. Mariana Esi
2. Vonisia jelina
3. Rose Vererial Gesela Rezi
Bahkan pada tahun 1952, perguruan tinggi mulai mengajarkannya kepada mahasiswa.
Yang mana di kala itu masih satu universitas yang mengampu yaitu Universitas Indonesia.
Pada tanggal 17 Oktober 1957 Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI resmi didirikan di aula
Universitas Indonesia untuk mewadahi dan membimbing perkembangan akuntansi serta
mempertinggi mutu pendidikan akuntan.
DI INDONESIA
Akuntansi komersial menyajikan informasi tentang keadaan yang terjadi selama periode
tertentu. Dari informasi tersebut, manajemen atau pihak lain yang berkepentingan dapat
mengambil suatu penilaian dan keputusan apa yang akan diambil terkait mengenai kondisi
dan kinerja perusahaan. Akuntansi pajak merupakan bagian dari akuntansi komersial. Dengan
adanya akuntansi pajak, wajib pajak dapat dengan mudah menyusun Surat Pemberitahuan
pajak. Secara umum, akuntansi komersial disusun dan disajikan berdasarkan Standar yang
berlaku, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Namun, untuk kepentingan perpajakan,
akuntansi komersial harus disesuaikan dengan aturan perpajakan yang berlaku di Indonesia.
HUBUNGAN ISTIMEWA
Pasal 18 ayat (3) UU PPh memberikan wewenang kepada Dirjen Pajak untuk menguji
penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha (arm’s length principle) terhadap transaksi
antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pasal 18 ayat (4) UU PPh beserta
penjelasannya berbicara mengenai pengertian ‘hubungan istimewa’ dapat terjadi
karena kepemilikan atau penyertaan modal, penguasaan melalui manajemen atau
penggunaan teknologi walaupun tidak ada hubungan kepemilikan, dan hubungan
keluarga sedarah atau semenda.
Pasal 4 PMK-22/2020 menegaskan lebih lanjut bahwa ‘hubungan istimewa’ dianggap ada
apabila terdapat salah satu dari ketiga kondisi yang dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) UU
PPh yang mengakibatkan adanya kondisi ketergantungan atau keterikatan satu pihak
dengan pihak lainnya. Kondisi ketergantungan atau keterikatan tersebut dapat dilihat dari
adanya salah satu pihak mengendalikan pihak lain atau salah satu pihak tidak dapat berdiri
bebas dalam menjalankan usaha atau melakukan kegiatan.
PENILAIAN KEWAJRAN
a. Besarnya penyertaan modal Wajib Pajak dalam negeri tersebut paling rendah 50%
(lima puluh persen) dari jumlah saham yang disetor; atau
b. Secara bersama-sama dengan Wajib Pajak dalam negeri lainnya memiliki penyertaan
modal paling rendah 50% (lima puluh persen) dari jumlah saham yang disetor.