Di Susun Oleh:
(Kelompok 12)
Nama : ALIFFIAN ARIEF NUGROHO
ERSIS RAMADHAN
ERINA VIDELLIA
YULIANA DWI KUSUMAWARDANI
NIM : 2020015248
2020015262
2020015278
2020015269
Semester : GASAL TAHUN 2020/2021
Kelas :1G
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas berkat rahmat dan hidayah-nya
sehingga penulisan tugas “makalah kelompok” ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telah
ditentukan. Penyusunan tugas “makalah kelompok” ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah “PENDIDIKAN PSIKOLOGI”, topik yang dibahas adalah “Individu Anak
Berkebutuhan Khusus”.
Penyusunan tugas ini dengan harapan dapat membantu pembaca untuk lebih memahami
materi tentang “Individu Anak Berkebutuhan Khusus”. Namun demikian, tentu saja dalam
penyusunan masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang tepat.
Dengan ini, memohon saran dan kritik yang konstruktif, sehingga penulis bisa menyempurnakan
hasil makalah yang telah dibuat.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Menurut kalian sebutan apa yang layak bagi seseorang yang tidak bisa berjalan, tidak bisa
mendengar dan autisme. Apakah kalian akan menyebutnya dengan sebutan cacat ? Ataukah
orang dengan disabilitas/berkebutuhan khusus? Dan apakah kata ‘cacat’ adalah bagian dari
disabilitas?
Di Indonesia, individu berkebutuhan khusus kerap disebut dengan istilah
penyandang disabilitas. Disabilitas, menurut KBBI, diartikan sebagai keadaan ( seperti
sakit atau cedera ) yang merusak atau membatasi kemampuan mental dan fisik seseorang.
Namun disabilitas juga merupakan kata serapan bahasa Inggris, disability, yang berarti
ketidakmampuan seseorang untuk melakukan berbagai hal dengan cara yang biasa.
Pemerintah Indonesia mendefinisikan arti kata disabilitas dalam Undang-Undang
Republik Indonesia (UU No 8 Tahun 2016). Disabilitas adalah setiap orang yang
mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensoris dalam jangka waktu
lama dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan
untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan
kesamaan hak. Ragam penyandang disabilitas dapat dialami secara tunggal, ganda, atau
multi dalam jangka waktu lama yang ditetapkan oleh tenaga medis sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Jadi, disabilitas adalah keterbatasan fisik, intelektual,
mental, dan/atau sensoris seseorang yang dialami dalam jangka waktu lama yang
menghambat aktivitas tertentu karena ketiadaan akses lingkungan yang mendukung.
Disabilitas atau individu berkebutuhan khusus secara umum dibagi menjadi 3 yaitu,
disabilitas fisik, disabilitas emosi dan perilaku serta disablitas intelektual , yang termasuk
dalam disabilitas fisik, yaitu: tunarungu (Tuli), tunanetra (Buta) dan tunadaksa (disablitas
fisik), selanjutnya, yang termasuk dalam ketegori disabilitas emosi dan perilaku, yaitu:
tunalaras (disablitas laras), gangguan komunikasi dan hiperaktif. Terakhir yang termasuk
dalam ketegori disabilitas intelektual, yaitu: tunagrahita (disabilitas grahita), slow learner,
kesulitan belajar khusus, anak berbakat (gifted), autisme dan indigo.
Dalam UU No 8 Tahun 2016, Penyandang disabilitas memiliki beberapa hak, yakni:
Hak pendidikan; Hak pekerjaan; Hak kesehatan; Hak politik; Hak keagaamaan; Hak
keolahragaan; Hak kebudayaan dan pariwisata; Hak kesejahteraan sosial; Hak aksesibilitas;
Hak pelayanan publik; Hak perlindungan dari bencana; Hak habilitasi dan rehabilitasi; Hak
pendataan; Hak hidup secara mandiri dan dilibatkan dalam masyarakat; Hak berekspresi,
berkomunikasi, dan memperoleh informasi; Hak kewarganegaraan; Hak bebas dari
diskriminasi, penelantaran, penyiksaan, dan eksploitasi; serta Hak keadilan dan
perlindungan hukum. Disabilitas bukan berarti menjadi hambatan untuk menjalani
kehidupan. Penyandang disabilitas tidak berarti mereka tidak bisa melakukan apa-apa.
Mereka sama seperti kita, hanya saja memiliki cara yang berbeda dalam melakukan suatu
aktivitas yang tidak dapat mereka lakukan karena keterbatasannya. Mari kita berusaha
memahami para penyandang disabilitas sebagai dukungan bagi mereka untuk berkembang
dan terlibat dalam kehidupan bermasyarakat.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara kita mengatasi individu yang kesulitan dalam belajar?
2. Apa pengertian retradasi mental?
3. Apa pengertian gifted / talent?
4. Apa pengertian kelainan perilaku?
5. Apa pengertian autsime?
6. Apa pengertian kelainan visual?
7. Apa pengertian kelainan pendengar?
8. Apa pengertian kelainan fisik dan kesehatan?
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi individu yang kesulitan dalam
belajar.
2. Untuk menjelaskan apa saja pengertian pengertian dari kelainan yang ada pada penderita
kebutuhan khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Individu Berkesulitan Belajar
Menurut Abu Ahmadi dalam buku Psikologi belajar, (1999: 74) mengatakan
bahwa “dalam keadaan dimana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya,
itulah yang disebut kesulitan belajar”. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah
(2002: 201), kesulitan belajar adalah “suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat
belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam
belajar”. Selanjutnya Gozali dalam Psikologi Belajar, (1999: 38), mengatakan bahwa
“kesulitan belajar adalah kesukaran mendapat perubahan tingkah laku yang di inginkan
meskipun latihan telah dilakukan.
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana peserta didik tidak
dapat belajar dengan baik, disebabkan karena adanya gangguan, baik berasal dari faktor
internal siswa di batasi faktor intelegensi maupun faktor eksternal siswa.
Dibawah ini kita akan menjelaskan beberapa karakteristik utama dalam kesulitan
belajar :
1) Gangguan Internal
Penyebab kesulitan belajar berasal dari faktor internal, yaitu yang berasal dari
dalam anak itu sendiri. Anak ini mengalami gangguan pemusatan perhatian,
sehingga kemampuan perseptualnya terhambat.
2) Aspek sosial dan emosi
Terdapat 2 karakteristik sosial-emosional anak berkesulitan belajar ialah:
kelabilan emosional dan ke-impulsif-an. Kelabilan emosional ditunjukakan oleh
sering berubahnya suasana hati dan temperamen. Ke-impulsif-an merujuk
kepada lemahnya pengendalian terhadap dorongan-dorongan untuk berbuat
seseuatu.
PENYEBAB KESULITAN BELAJAR
1. Menurut Roos (1976), Siegel, dan Gold (1982), serta Painting (1983), bahwa
kesulitan belajar khusus desebabkan oleh disfungsi sistem saraf yang disebabkan
oleh:
a. cedera otak pada masa perkembangan otak,
b. ketidakseimbangan zat-zat kimiawi didalam otak,
c. gangguan perkembangan saraf,
d. kelambatan proses perkembangan individu.
E. Autsime
Autisme adalah gangguan perkembangan serius yang mengganggu kemampuan
berkomunikasi dan berinteraksi.Gangguan spektrum autisme yang memengaruhi sistem
saraf.
Kartono (2000) berpendapat bahwa Autisme adalah gejala menutup diri sendiri
secara total, dan tidak mau berhubungan lagi dengan dunia luar keasyikan ekstrim
dengan fikiran dan fantasi sendiri. Supratiknya (1995) menyebutkan bahwa penyandang
autis memiliki ciri-ciri yaitu penderita senang menyendiri.
Gejala penderita austisme :
a) Perkembangan: gangguan belajar atau keterlambatan bicara
b) Kognitif: kesulitan dalam memperhatikan atau minat yang intens pada hal-hal
tertentu
c) Psikologis: tidak sadar emosi orang lain atau depresi
d) secara umum: kedutan, kegelisahan, perubahan suara atau sensitif terhadap suara.
F. Kelainan Visual
Kelainan visual merupakan gangguan pada indra penglihatan dan daya ingat
maupun daya pikir seseorang yang dipengaruhi oleh faktor tertentu,misalnya oleh faktor
gen,faktor bawaan dan lain sebagainya.
Tipe gangguan proses visual :
a) Gangguan deskriminasi visual,merupakan kemampuan untuk membedakan objek
berdasarkan karakteristik masing-masing.
b) Gangguan ingatan visual,berkaitan dengan kesulitan memahami antara
objek,simbol,dan kata secara keseluruhan.
c) Gangguan penutupan visual,merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi simbol
atau objek ketika seluruh objek tidak terlihat.
d) Gangguan pengenalan objek,mengacu pada apa yang baru pertama dipelajari sudah
tidak diingat lagi.
G. Kelainan Pendengaran
Kelainan pendengaran pada anak ini biasa di sebut dengan Tunarungu.
Tunarungu adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam fungsi
penderngarannya.Kondisi ini bisa berlangsung hanya sementara atau permanen.
Terdapat dua jenis gangguan pendengaran yang membuat seseorang menjadi
tunarungu,yaitu yang bersifat bawaan atau sudah ada sejak lahir dan yang terjadi setelah
dilahirkan.
Tunarungu bawaan bisa disebabkan oleh mutasi genetik,keturunan dari orang
tua,atau terpapar penyakit ketika masih di dalam kandungan.Sedangkan tunarungu yang
terjadi setelah lahir biasanya disebabkan oleh paparan suara keras dalam jangka
panjang,usia,cedera,dan penyakit tertentu,misalnya infeksi pada telinga dan sebagainya.
Hilangnya kemampuan mendengar berdampak pada cara seseorang menganal lingkungan
dan berinteraksi.Meskipun demikian,hilangnya kemampuan pendengaran tidak menjadi
hambatan bagi seseorang untuk berinteraksi sosial dan mendapatkan pendidikan
H. Kelainan Fisik dan Kesehatan
Kelainan fisik adalah kelainan yang terjadi pada satu atau lebih organ tubuh
tertentu.Akibat kelainan tersebut timbul suatu keadaan pada fungsi fisik tubuhnya tidak
dapat menjalankan tugasnya secara normal.Yang termasuk didalam kelainan ini adalah
Tunanetra(kelainan pada indra penglihatan),Tunarungu(kelainan pada pendengaran),dan
Tunawicara(kelainan pada fungsi organ bicara).
Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan
dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang.Jika kesehatan mental
terganggu,maka timbul gangguan mental atau penyakit mental.Gangguan mental dapat
mengubah cara seseorang dalam menangani pilihan,dan memicu hasrat untuk menyakiti
diri sendiri.
Gejala Kesehatan Mental gangguan mental atau penyakit mental dapat diawali
dengan beberapa gejala berikut ini,antara lain:
a) Berteriak atau berkelahi dengan keluarga dan teman-teman
b) Ketakutan,kekhawatiran,atau perasaan bersalah yang selalu menghantui
c) Kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi
d) Ketidakmampuan untuk mengatasi stress atau masalah sehari-hari
e) Marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan,dan lain
f) Lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://fatkhan.web.id/pengertian-kesulitan-belajar/
https://meenta.net/pengertian-anak-berbakat-menurut-ahli/
https://id.scribd.com/doc/310013057/Pengertian-Autisme-Menurut-Para-Ahli
https://www.klikdokter.com/penyakit/gangguan-kepribadian