Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MAHARANI PUTRI MIMY

NIM : 1804070028

KELAS : KEHUTANAN I

TUGAS : SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI

Gambaran diatas adalah gambaran kehidupan masyarakat yang hidup disekitar hutan.
Masyarakat tersebut melakukan kegiatan agroforestry. Agroforestri adalah sistem budidaya
tanaman kehutanan yang dilakukan bersama dengan tanaman pertanian / peternakan. Tanaman
kehutanan yang dimaksud adalah tanaman pepohonan, sedangkan tanaman pertanian berkaitan
dengan tanaman semusim. Agroforestri ialah sistem pengelolaan lahan berkelanjutan dan mampu
meningkatkan produksi lahan secara menyeluruh. Agroforestri merupakan kombinasi produksi
tanaman pertanian dengan tanaman hutan dan atau hewan ternak secara bergiliran atau
bersamaan pada bidang lahan sama dengan teknik pengelolaan praktis sesuai budaya setempat (.
K.F.S King dan M.T Chandler, 1979)

Agroforestri merupakan salah satu alternatif bentuk penggunaan lahan terdiri dari
campuran pepohonan, semak dengan atau tanpa tanaman semusim dan ternak dalam satu bidang
lahan. Melihat komposisinya yang beragam, maka agroforestri memiliki fungsi dan peran yang
lebih dekat kepada hutan dibandingkan dengan pertanian, perkebunan, lahan kosong atau
terlantar. Sampai batas tertentu agroforestri memiliki beberapa fungsi dan peran yang
menyerupai hutan baik dalam aspek biofisik, sosial maupun ekonomi.

Agroforestri merupakan salah satu sistem penggunaan lahan yang diyakini oleh banyak
orang dapat mempertahankan hasil pertanian secara berkelanjutan. Agroforestri memberikan
kontribusi yang sangat penting terhadap jasa lingkungan (environmental services) antara lain
mempertahankan fungsi hutan dalam mendukung DAS (daerah aliran sungai), mengurangi
konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, dan mempertahankan keanekaragaman hayati.
Mengingat besarnya peran Agroforestri dalam mepertahankan fungsi DAS dan pengurangan
konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer melalui penyerapan gas CO2 yang telah ada di atmosfer
oleh tanaman dan mengakumulasikannya dalam bentuk biomasa tanaman, maka agroforestri
sering dipakai sebagai salah satu contoh dari “Sistem Pertanian Sehat” (Hairiah dan Utami,
2002).

Konsep agroforestri secara keseluruhan menempatkan manusia (masyarakat) sebagai


subyek, yang secara aktif berupaya dengan daya dan kapasitas yang dimiliki untuk turut
memecahkan permasalahan kebutuhan, menghadapi tantangan, dan memanfaatkan peluang
kehidupan. Mengolah lahan beserta unsur lingkungan hayati dan nir-hayati lainnya dari sekedar
elemen alami menjadi sumber daya yang bernilai, bertujuan menjaga eksistensi dan
meningkatkan taraf kehidupan pribadi, keluarga, dan komunitasnya. Oleh karena itu
implementasi agroforestri selama ini juga memiliki peranan penting dalam aspek sosial-budaya
masyarakat setempat. Tentu saja, aspek sosial-budaya tersebut akan lebih erat dijumpai pada
praktek-praktek agroforestri yang telah berpuluh dan bahkan beratus tahun ada di tengah
masyarakat (local traditional agroforestry) dibandingkan pada sistem-sistem agroforestri yang
baru diperkenalkan dari luar (introduced agroforestry).

Anda mungkin juga menyukai