Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Diagram Blok

Input Output
(Api) Flamescanner (Monitoring HMI)
(ada / tidak ada api) DCS

Gambar 4.1 Diagram Blok Pengaplikasian Flamescanner

Blok diagram diatas merupakan gambaran singkat mengenai keseluruhan


dari diagram sistem kerja flamescanner. Flamescanner akan menghasilkan 2
kondisi yaitu memonitoring ada atau tidak adanya api(I/O) di ruang
pembakaran. Input yang diterima oleh flamescanner adalah cahaya api,
ketika cahaya api ada dan terdeteksi pada flamescanner maka sinyal tersebut
dikirim ke Distribute Control System (DCS). DCS yang dimaksud yaitu
Distribute Control System, DCS berfungsi sebagai penerima sinyal yang
telah dikirim oleh Flamescanner dan dimonitoring pada HMI. Distribute
Control System dapat mendistribusikan berbagai fungsi yang digunakan
untuk mengendalikan berbagai variable proses dan unit operasi proses
menjadi suatu pengendalian yang terpusat pada suatu control room dengan
berbagai fungsi pengendalian, monitoring, dan optimasi. Sistem kerja blok
diagram diatas yaitu mengetahui ada tidaknya api di dalam burner oleh
flamescanner yang mengirimkan sinyal tersebut ke DCS lalu dimonitoring
oleh HMI.

41
4.2 Flowchart

MULAI

Memantau api pada


burner

Flamescanner

Tidak
Terdeteksi
Ya/Tidak

Ya

Menampilkan data trend “1” Menampilkan data trend “0”


api pada HMI api pada HMI

SELESAI

42
Gambar 4.2 Flowchart
4.3. Cara Kerja Flowchart
Dari flowchart pada gambar diatas, cara kerja flamescanner adalah sebagai
berikut:
1. Ketika proses pembakaran pada boiler di mulai, maka
flamescanner mulai memantau apakah ada atau tidaknya api
didalam burner.
2. Flamescanner akan memonitoring ada atau tidaknya api didalam
ruang pembakaran.
3. Jika flamescanner memantau dan terdeteksi api didalam burner
maka flamescanner mengirim sinyal pada DCS yang dimonitoring
di HMI dengan menampilkan data trend logic 1.
4. Jika flamescanner memantau dan tidak terdeteksi api didalam
burner maka flamescanner mengirim sinyal pada DCS yang
dimonitoring oleh HMI dengan menampilkan data trend logic 0.

4.4 Prinsip Kerja Flamescanner

(A) (B) (C)

Gambar 4.3 Target Scanner pada Flamescanner


Prinsip kerja pada Flamescanner ialah pada lensa flamescanner terdapat
target garis(target scanner) dengan dibagi beberapa ruang seperti Gambar
4.2 bagian (C) diatas ini, dimana ketika target tersebut tertutupi semua
maka flamescanner akan membaca bahwa pembakaran tersebut sempurna
dan indicator pada DCS akan menerima sinyal logic 1. Apabila
pembakaran hanya menutupi beberapa ruang tidak sepenuhnya(4) maka

43
flamescanner akan menghasilkan logic 0 dimana pembakaran pada burner
tidak sempurna.

4.5 Fungsi Flamescanner


Flamescanner berfungsi untuk mengetahui apakah telah terjadi proses
pembakaran atau tidak pada burner. Tentunya sangat mempermudah untuk
mengetahui proses pembakaran pada burner tersebut, dengan terpasangnya
alat ini pembakaran pada burner lebih terkontrol melalui layar yang
ditampilkan pada Flamescanner maupun monitor pada HMI.

4.6 Flamescanner sebagai proteksi pada boiler


Yang dimaksud dengan Flamescanner sebagai proteksi disini ialah
Flamescanner tersebut mengirim sinyal ke Distribute Control
System(DCS) yang ditampilkan pada monitor HMI tentang apa yang ia
baca pada ruang pembakaran(kondisi I/O). Jadi ketika terjadi
permasalahan terhadap pembakaran, dapat diketahui pada DCS melalui
monitor HMI tersebut.

4.7 Mill Trip


Mill Trip adalah kondisi ketika penggilingan tidak hidup. Pada PLTU
Bukit Asam Tanjung Enim terdapat 3 mill pada setiap boiler, 3 mill ini
terbagi menjadi 3 elevasi atau tingkatan yaitu tingkatan A, B, C, yang
dimaksud tingkatan ini ialah hanya posisi letaknya saja untuk kerjanya
tetap sama. Yang dapat menyebabkan Mill Trip adalah sebagai berikut:
1. Dikarenakan udara (flowrate) yang melebihi setpoint pada peraturan
mill.
2. Ketika suhu melebihi setpoint pada peraturan mill. Biasanya suhu
diatas 60ºC
Dua kondisi diatas biasanya menciptakan kondisi combusting atau
terbakarnya bahan bakar batu bara sebelum sampai ke ruang
pembakaran. Hal tersebut menyebabkan Mill Trip yang membuat
44
flamescanner tidak dapat membaca adanya pembakaran pada burner
karena tidak ada supply bahan bakar ke burner atau ruang pembakaran.

4.8 Data Log. Pada Flamescanner


Data yang didapat oleh flamescanner dan terbaca pada layar indicator
flamescanner adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data log. Pada layar indicator flamescanner


NO INDIKATOR KONDISI
1. 100 Pembakaran ada dan sempurna
2. 0 Tidak terdeteksi pembakaran
Pada table diatas apabila layar indicator menampilkan angka 100 maka
terdapat pembakaran pada burner dan pembakarannya sempurna jadi tidak
ada masalah, lalu pada kondisi nomor 2 yaitu angka menampilkan 0 pada
layar indicator flamescanner bisa saja lensa pada flamescanner terganggu
atau kurangnya supply bahan bakar terhadap ruang bakar yang
menyebabkan pembakaran tidak sempurna.

4.9 Data Trend yang ditampilkan oleh Flamescanner pada monitor HMI
Ketika Flamescanner telah aktif maka layar indikator pada Flamescanner
akan menampilkan 2 kondisi yaitu angka 0 dan 100.

45
Gambar 4.4 Layar indikator pada Flamescanner
Dapat dilihat pada gambar 4.1 layar indicator pada Flamescanner
menampilkan angka 100 dimana kondisi ini Flamescanner telah membaca
bahwa terdapat api atau pembakaran yang sempurna didalam ruang
pembakaran, lalu pada monitor HMI akan menampilkan trend atau grafik
logic 1.

Gambar 4.5 data trend pada monitor HMI

Gambar 4.4 diatas merupakan kondisi ketika Flamescanner telah


membaca api dengan sempurna maka ia akan mengirim sinyal ke monitor
HMI dan terbentuklah trend logic 1.

4.10 Analisa permasalahan pada Flamescanner


Kerusakan Flamescanner yang biasa terjadi adalah kondisi Cloaking
pada lensa, Cloaking merupakan kondisi dimana lensa pada Flamescanner
terhalangi oleh abu sisa-sisa pembakaran batubara yang mengendap terlalu
lama yang mana membuat lensa tersebut ber-kerak disamping itu
dikarenakan tidak rutinnya dalam melakukan pembersihan pada lensa
tersebut. Faktor lain yang dapat terjadi ialah disebabkan oleh batubara yang

46
tidak tergiling sempurna yang dapat menutupi lensa Flamescanner. Ketika
abu pembakaran sisa-sisa batubara menghalangi lensa maka biasanya
Flamescanner tidak dapat membaca apakah terdapat api didalamnya,
dengan kondisi seperti ini Operator akan mengetahui keadaan tersebut
melalui monitor HMI.
Lalu untuk masa pakai Flamescanner biasanya rentan waktu
maksimal sampai dengan 12 tahun. Dan pastinya alat tersebut akan terus
diperbaharui apabila telah mencapai rentan waktu pemakaian, tujuan
diperbaharuinya untuk mendapatkan sistem terbaru yang berkualitas dan
memiliki teknologi yang lebih modern serta memenuhi kebutuhan jangka
panjang operasi dan pemeliharaan yang didukung oleh ketersediaan suku
cadang.

Gambar 4.6 Lensa pada Flamescanner yang biasa terkena Cloaking

47

Anda mungkin juga menyukai