Anda di halaman 1dari 7

Materi Kuliah

2. Persiapan :
a. Perijinan dan Koordinasi

b. Pemilihan Jenis Mesin Bor


c. Penyiapan dan Transportasi Peralatan
d. Penyiapan Lokasi Pemboran
2. Persiapan
a. Perijinan dan Koordinasi
Setelah lokasi titik pemboran yang paling dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis ditentukan, tahapan berikutnya adalah pembebasan
tanah lokasi dan menyelesaikan perijinan.
Peraturan perundang-undangan yang perlu diperhatikan dalam
perijinan dan koordinasi tersebut antara lain :
1. UU No.11 Thn. 1974, tentang Pengairan (Lembaran Negara RI Thn. 1974
No. 65, Tambahan Lembaran RI No.3046)
2. UU No.5 Thn. 1974, tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah
3. Peraturan Presiden RI No.44 Thun.1974 tentang Pokok-Pokok Organisasi
Departemen dan No.15 Thn.1984 tentang Susunan Organisasi Departemen,
4. Peraturan Pemerintah No.14 Thn.1987 tentang Penyerahan sebagai Urusan
Pemerintahan Di Bidang Pekerjaan Umum Kepada Daerah,
5. UU No.4 Thn.1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara RI Th.1982 No.12, Tambahan
Lembaran Negara RI No.3215),
6. Peraturan Pemerintah No.22 Thn.1982 tentang Tata Pengaturan Air
(Lembaga Negara RI Thn.1982 No.37, Tambahan Lembaran Negara RI
No.3225,
7. Peraturan Pemerintah No.23 Thn 1982 tentang Irigasi (Lembaran Negara RI
Thn.1982 No.38, Tambahan Lembaran Negara No.3226)
8. Keputusan Presiden RI No.45/M Thn 1984 tentang Pembentukan Kabinet
Pembangunan IV (Lembaran Negara No.3889)
9. Instruksi Presiden Thn 1984 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Kepada
Propinsi Daerah Tk.I dan Kabupaten/Kotamadya Daerah Tk.II.,
10. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.275/KPTS/1987 tentang Pedoman
Umum Mengenai Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
Penggunaan dan Pengembangan Airtanah di Lingkungan Dep. Pekerjaan
Umum.
11. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No.03/P/M.Pertamben/1983
tentang Pengelolaan Air Bawah Tanah
12. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.1451 K / 10 / MEM
/ 2000 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan Di
Bidang Pengelolaan Air Bawah Tanah.
b. Pemilhan Jenis Mesin Bor

Untuk dapatmenyelesaikan pekerjaan pembuatan sumur dalam sesuai


dengan rencana, pada tahap persiapan perlu pemilihan jenis bor yang akan
digunakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilhan jenis mesin bor antara
lain sebagai berikut :
Jenis litologi / formasi yan akan ditembus
Kedalaman dan diameter lubang bor yang direncanakan
Tujuan dan kegunaan pemboran
Persyaratan sanitasi
Kesampaian lokasi pemboran
Pedoman Pemilihan Jenis Mesin Bor berdasar formasi yang ditembus
FORMASI MESIN BOR KETERAN
GAN

Tumbuk Putar Sirkulasi Langsung Putar Sirkulasi Putar


Terbalik tumbuk
Aluvial pasir dan lpg * ** ** - *
urai lunak (untuk formasi urai Jika terdapat lempung yg mengambang digunakan Jika tdk terdapat Kecepatan
perlu diikuti casing) polymer kondisi artesis, penetrasi
Jika dijumpai kondisi artesis gunakan bentonit boulder, lempung tinggi
yg mengambang
**
Endapan gunun * ** ** - Kecepatan
api,selang-seling (untuk formasi urai Jika terdapat lempung yg mengambang digunakan Jika tdk terdapat penetrasi
breksitufa dan lava, perlu diikuti casing) polymer kondisi artesis, rendah –
urai kompak Jika dijumpai kondisi artesis gunakan bentonit boulder, lempung tinggi
yg mengambang
- Tdk
direkomend
Endapan * * - - asikan
mengandung (Perlu casing dan Dgn bentonit jika tdk terlalu banyak boulder
boulder selang- bailer yang sesuai dgn Casing mungkin diperlukan
seling dgn pasir, bolder
urai kompak

Batgamping ** ** - **
sdementasi sedang, Sirkulasi udara tekan atau foam Untuk
keras batugam
ping
keras
Batugamping dgn ** ** * -
perselingan lpg, aga Gunakan polymer jika ada lpg yg mengambang
urai, konsolidasi Gunakan bentonit (+polymer) jika agak urai dan
sedang kondisi artesis kuat
Dapat digunakan udara atau foam jika kompak

Batuan beku sgt * * - **


keras dan kompak (Hanya untuk lapisan Hanya untuk lapisan lapuk kuat atau terkekarkan
yg lapuk kuat
Sampai Jumpa..

Anda mungkin juga menyukai