Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak azasi dan sekaligus sebagai investasi, sehingga
perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh
seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan
pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal
ini perlu dilakukan karena kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah saja,
namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat, termasuk
swasta. Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama
atau investasi dalam pembangunan kesehatan
Salah satu grand strategy kementerian kesehatan dalam pembangunan
kesehatan adalah dengan menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk
hidup sehat dan meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas melalui desa siaga yang bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat desa yang sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan
kesehatan di wilayahnya. Sebuah desa telah menjadi desa siaga apabila desa
tersebut telah memiliki sekurang-kurannya sebuah pos kesehatan desa (Poskesdes)
yaitu Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yg dibentuk di desa
dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat desa.
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi.

1
Peran kader dalam bidang kesehatan masyarakat sangat besar sekali baik
untuk kegiatan posyandu maupun diluar kegiatan posyandu. Permasalahan yang
ditemukan adalah kader belum optimal dalam melakukan peran dan fungsinya
sebagai kader. Hal ini dapat dilihat dari belum dilaksanakannya sistem 5 meja
posyandu dengan baik. Kader hanya bertugas di bagian penimbangan, sementara
untuk penyuluhan di Meja 5 Posyandu belum dilaksanakan secara maksimal.
Peran kader sangat penting sebagai penuluh kesehatan dan tenaga penghubung
antara puskesmas dengan seluruh masyarakat untuk memperluas jangkauan
pelayanan dan kegiatan kesehatan.
Pada tahun 2016 Poltekkes Kemenkes Kaltim pernah melaksanakan teknik
penyuluhan kesehatan pada kegiatan Penyegaran Kader Posyandu di Desa Muang
Dalam. Evaluasi dari kegiatan tersebut kader belum optimal dalam menjalankan
kegiatannya sebagai Penyuluh Kesehatan di Posyandu.
Berdasarkan fenomena tersebut maka untuk mewujudkan salah satu Tri
Dharma Perguruan Tinggi dan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dari kegiatan teknik
penyuluhan kesehatan pada kader Posyandu yang pernah diadakan sebelumnya,
kami melaksanakan kembali kegiatan Pengabdian Masyarakat dalam bentuk
teknik penyuluhan kesehatan pada kegiatan penyegaran kader Posyandu
Joyomulyo (RT 36,37) dan Sukorejo (RT 42,43) Kelurahan Lempake Kecamatan
Samarinda Utara Kecamatan Lempake.
Joyomulyo (RT 36,37) dan Sukorejo (RT 42,43) merupakan wilayah kerja
Puskesmas Lempake, terletak 4 km dari Puskesmas Lempake. Letaknya yang jauh
dan akses jalan yang masih sulit ditempuh sehingga masyarakat mengalami
kesulitan menjangkau sarana kesehatan / puskesmas sehingga dirasa perlu untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader dalam melakukan kegiatan
penyuluhan kesehatan melalui kegiatan penyegaran kader posyandu ini agar
menjadi desa mandiri dan siaga dalam bidang kesehatan.

B. PERUMUSAN MASALAH
Kader kesehatan merupakan tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan
untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan.

2
Tidak jarang, kader juga dijadikan sebagai perpanjangan tangan oleh tenaga
kesehatan untuk menggerakkan masyarakat agar berpartisipasi aktif dalam
kegiatan kesehatan masyarakat seperti upaya-upaya promosi kesehatan dan
pemberdayaan kesehatan. Menyadari akan pentingnya peran dan fungsi kader
kesehatan di lingkungan masyarakat, maka dirasakan perlu agar kader-kader
kesehatan tersebut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam
melaksanakan peran dan tugasnya khususnya dalam melakukan penyuluhan
kesehatan.

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyegaran diharapkan pengetahuan dan keterampilan
kader posyandu dalam melakukan penyuluhan kesehatan akan meningkat
baik di posyandu maupun di luar posyandu
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyegaran diharapkan kader mampu menyebutkan,
menjelaskan dan melakukan kembali :
a. Peran dan fungsi kader posyandu
b. Tehnik penyuluhan kader posyandu
c. Penyuluhan Diare

D. MANFAAT KEGIATAN
Setelah dilakukan penyegaran pada kader puskesmas diharapkan
pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan penyuluhan kesehatan
akan meningkat baik di posyandu maupun di luar posyandu

E. Sasaran

Sasaran langsung adalah Kader Posyandu

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kader
Kader adalah seseorang yang karena kecakapannya atau
kemampuannya diangkat, dipilih atau ditunjuk untuk mengambil peran dalam
kegiatan dan pembinaan Posyandu, dan telah mendapat pelatihan tentang KB dan
Kesehatan. Syarat-syarat untuk memilih calon kader menurut Depkes RI
adalah; dapat membaca dan menuulis dengan bahasa Indonesia, secara fisik dapat
melaksanakan tugas-tugas sebagai kader, mempunyai penghasilan sendiri dan
tinggal tetap di desa yang bersangkutan, aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial
maupun pembangunan desanya, dikenal masyarakat dan dapat bekerjasama
dengan masyarakat calon kader lainnya dan berwibawa, sanggup membina paling
sedikit 10 KK (Kepala Keluarga) untuk meningkatkan keadaan kesehatan
lingkungan diutamakan mempunyai keterampilan.
Kader kesehatan mempunyai peran yang besar dalam upanya meningkatkan
kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal. Selain itu peran kader ikut membina masyarakat dalam bidang
kesehatan dengan melalui kegiatan yang dilakukan di posyandu.

B. Tujuan Pembentukan Kader


Pada hakekatnya pelayanan kesehatan dipolakan mengikutsertakan
masyarakat secara aktif dan bertanggung jawab. Keikutsertaan masyarakat dalam
meningkatkan efisiensi pelayanan adalah atas dasar terbatasnya daya dan dana di
dalam operasional pelayanan kesehatan masyarakat. Dengan demikian
masyarakat akan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat seoptimal
mungkin. Pola pikir yang semacam ini merupakan penjabaran dari karsa
pertama yang berbunyi meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.
Pembentukan kader merupakan salah satu metode pendekatan edukatif,
untuk mengaktifkan masyarakat dalam pembangunan khususnya dalam bidang

4
kesehatan. Disamping itu pula diharapkan menjadi pelopor pembaharuan dalam
pembangunan bidang kesehatan. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat
tersebut, maka dilakukan latihan dalam upaya memberikan keterampilan dan
pengetahuan tentang pelayanan kesehatan disesuaikan dengan tugas yang
diembannya.
Para ahli mengemukakan bahwa untuk menimbulkan partisipasi dan
menggerakkan masyarakat perlu di bentuk wakilnya dalam bidang kesehatan
yang nantinya akan membantu program pelayanan guna mencapai kemampuan
hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan yang
optimal.
Pola pikir pembentukan kader kesehatan berdasarkan prinsip: Pertama, dari
segi pengorganisasian, bentuk pengorganisasian yang seperti itu diaplikasikan
dalam bentuk kegiatan keterpaduan KB kesehatan yang telah dikenal dengan
nama Posyandu. Adapun kegiatan berdasarkan kebutuhan masyarakat setempat,
dapat diterapkan pada masyarakat pedesaan dan perkotaan, pelayanan yang murah
dapat dijangkau oleh setiap penduduk. Kedua, dari segi kemasyarakatan, perilaku
kesehatan tidak terlepas daripada kebudayaan masyarakat.
Dalam upaya untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat harus pula
diperhatikan keadaan sosial budaya masyarakat. Sehingga untuk
mengikutsertakan masyarakat dalam upaya pembangunan khususnya dalam
bidang kesehatan, tidak akan membawa hasil yang baik bila prosesnya melalui
pendekatan instruktif. Akan tetapi lebih berhasil bila proses pendekatan dengan
edukatif yaitu berusaha menimbulkan kesadaran untuk dapat memecahkan
permasalahan dengan memperhitungkan sosial budaya setempat.
Dengan terbentuk kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama ini
dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan
demikian masyarakat bukan hanya merupakan objek pembangunan, tetapi
juga mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya dengan adanya kader maka
pesan-pesan yang diterima tidak akan terjadi penyimpangan. Sehingga pesan-
pesan yang disampaikan dapat diterima dengan sempurna berkat adanya kader,

5
jelaslah bahwa pembentukan kader adalah perwujudan pembangunan dalam
bidang kesehatan (Depkes RI, 2000).

C. Tugas Kader Posyandu


Mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga profesional
melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan untuk itu pula perlu
adanya pembatasan tugas yang diemban baik menyangkut jumlah maupun jenis
pelayanan. Adapun yang menjadi tugas kader pada kegiatan Posyandu adalah;
Pertama, sebelum hari pelaksanaan Posyandu meliputi kegiatan pencatatan
sasaran yaitu pada bayi dan balita, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS,
pemberitahuan sasaran kegiatan Posyandu pada ibu yang mempunyai bayi dan
balita, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS. Kedua, kegiatan pada hari Posyandu
meliputi kegiatan pendaftaran pada pengunjung, penimbangan terhadap bayi
dan balita, pencatatan KMS bayi dan balita, penyuluhan pada ibu yang
mempunyai bayi dan balita, ibu hamil dan menyusui dan PUS, pemberian alat
kontrasepsi, pemberian vitamin. Ketiga, kegiatan sesudah hari Posyandu meliputi
kegiatan pencatatan dan pelaporan, mendatangi sasaran yang tidak hadir,
mendatangi sasaran yang mempunyai masalah untuk diberikan penyuluhan,
menentukan tidak lanjut kasus (rujukan) yang mempunyai masalah setelah
diperiksa dan tidak bisa ditangani oleh kader.

D. Kegiatan kader Posyandu


Kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya
kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan
kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik
menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan. Adapun kegiatan pokok yang perlu
diketahui oleh dokter kader dan semua pihak dalam rangka melaksanakan
kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut didalam maupun diluar Posyandu antara
lain yaitu:
1) Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah; melaksanakan
pendaftaran, melaksanakan penimbangan bayi dan balita, melaksanakan

6
pencatatan hasil penimbangan, memberikan penyuluhan, memberi dan
membantu pelayanan. dan merujuk.
2) Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB-kesehatan
adalah; bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi
dan penanggulangan diare.
3) Mengajak ibu-ibu untuk datang para hari kegiatan Posyandu
4) Kegiatan yang menunjang upanya kesehatan lainnya yang sesuai dengan
permasalahan yang ada yaitu ; pemberantasan penyakit menular,
penyehatan rumah, pembersihan sarang nyamuk, pembuangan sampah,
penyediaan sarana air bersih, menyediakan sarana jamban keluarga,
pembuatan sarana pembuangan air limbah, pemberian pertolongan
pertama pada penyakit dan P3K, dana sehat dan kegiatan pengembangan
lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.

E. Tehnik Penyuluhan Kader Posyandu


1). Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan merupakan penyampaian pesan dari satu orang atau kelompok
kepada satu orang atau kelompok lain mengenai berbagai hal yang
berkaitan dengan suatu program. Sesuai dengan Program kegiatan
Posyandu, penyuluhan yang diberikan di Posyandu lebih banyak mengenai
Kesehatan Ibu dan Anak.
2). Tujuan Penyuluhan
Perubahan perilaku pada sasaran penyuluhan baik perorangan maupun
masyarakat agar sesuai dgn norma.
3). Pesan Penyuluhan
Pesan penyuluhan berisi :
a. Pesan-pesan pokok ; informasi yg diharapkan sasaran mau
melaksanakannya.
b. Manfaat; penjelasan mengenai manfaat apabila sasaran melaksanakan
pesan-pesan itu.

7
c. Akibat ; penjelasan mengenai apa akibatnya apabila hal itu tdk
dilaksanakan.

4). Metode Penyuluhan


a) Penyuluhan Perorangan; seperti kunjungan rumah, pendataan kasus,
survey .
b) Penyuluhan kelompok; seperti pada saat pertemuan
kelurahan,pengajian,pertemuan PKK dan lain-lain.
c) Penyuluhan Massa; dapat dilakukan pada saat digelarnya pesta rakyat,
kesenian tradisional, ceramah umum,dapat dilakukan pemasangan
media massa, seperti poster dan spanduk di tempat-tempat umum sesuai
dengan kelompok sasaran.
d) Ceramah :
Metode ini kurang melibatkan peserta, peserta hanya sebagai
pendengar.
e) Diskusi Kelompok :
Mendorong peserta berpartisifasi lebih aktif, karena peserta merupakan
kelompok”kecil untuk melakukan pembahasan secara bersama-sama
f) Simulasi :
Metode ini melibatkan semua peserta dalam sebuah permainan yang
menggambarkan proses sesungguhnya terjadi di masyarakat. Misalnya;
seseorang berperan sebagai kader Posyandu, sedangkan peserta lain
berperan sebagai masyarakat, kemudia melakukan sesuatu seolah-olah
berada dalam keadaan yang sesungguhnya di desa. Hasil simulasi
kemudian didiskusikan.
g) Peragaan/Demonstrasi
Metode ini biasanya digunakan untuk memberikan contoh dalam
melakukan sesuatu yang bersifat teknis. Misalnya cara mengisi Kartu
Menuju Sehat (KMS) dan cara membuat Larutan Gula Garam (LGG)
untu anak yang diare. Setelah itu peserta melkukan praktik (mencoba),
apa yang telah diperagakan.

8
h) Praktek/ Redemonstrasi
Metode ini dianggap cukup untuk memperkenalkan sesuatu yang
bersifat teknis (keterampilan), kemudian dilakukan praktik. Misalnya
ibu-ibu mempraktikkan cara mengisi Kartu Menuju Sehat (KMS) dan
cara membuat Larutan Gula Garam (LGG) untu anak yang diare
dibimbing oleh kader Posyandu.
Kader sebaiknya mencoba menggunakan berbagai macam metode agar
kegiatan belajar lebih menarik dan bervariasi.
5). Media Penyuluhan
Media penyuluhan adalah alat bantu dfalam melakuan penyuluha agar
penyuluhan lebih menarik dan mudah dilaksanakan, contohnya: lembar
balik, kartu konseling, p[oster, booklet, brosur, lembar simulasi, lembar
kasus, komik, dan alat peraga.
Kader Posyandu sebaiknya tidak tergantung pada media cetak yang mahal
dan mungkin sulit didapat. Kader bisa membuat sendiri media penyuluhan
yang sederhana. Misalnya: mencari gambar yang sesuai dari majalah bekas
atau ditulis tangan saja. Kemudian digunting sendiri.
6). Sikap Penyuluh yang Baik
a) Bersikap Sabar
b) Mendengarkan dan tidak mendominasi.
c) Menghargai dan rendah hati.
d) Mau belajar.
e) Bersikap sederajat dan akrab.
f) Tidak menggurui.
g) Tidak memihak, menilai dan mengkritik.
h) Bersikap terbuka.
i) Bersikap positif.

9
F. Gizi Seimbang pada bayi dan balita
1. Pengertian Gizi Seimbang
Gizi adalah zat-zat yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses
didalam tubuh. Gizi seimbang adalah komposisi atau zat-zat yang cukup
atau ideal untuk menjalankan proses didalam tubuh.
2. Makanan yang bergizi seimbang setidak-tidaknya mengandung 3 fungsi
utama yaitu :
a. Sebagai sumber tenaga, antara lain : nasi, ketela, singkong, dsb.
b. Sebagai sumber pengatur, pada sayur dan buah.
c. Sebagai sumber pembangun, terdapat pada lauk pauk.
3. 13 pesan – pesan dasar gizi seimbang
Hal ini berfungsi untuk pertumbuhan dan pengganti sel yang rusak.
Untuk mencukupi gizi seimbang terdapat 13 pesan-pesan dasar yaitu :
a. Makanlah aneka ragam makanan yang mengandung semua zat yang
kita perlukan kecuali ASI.
b. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.
c. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah kebutuhan energi.
d. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat kebutuhan
energi.
e. Gunakan garam beryodium.
f. Makanlah makanan sumber zat besi.
g. Berikan ASI saja sampai anak berumur 4 atau 6 bulan.
h. Usahakan makan pagi.
i. Minumlah air bersih yang cukup.
j. Olahraga atau kegiataan fisik secara teratur.
k. Hindari alcohol.
l. Makanlah makanan yang aman.
m. Baca label pada makanan yang dikemas.

10
4. Pengertian Asi Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu,
yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI eksklusif adalah pemberian
ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai
enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan
makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai
tumbuh kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World Health Organization /
Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam
bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan
sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku
lagi.
5. Bagaimana Mencapai Asi Eksklusif
WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk
memulai dan mencapai ASI eksklusif yaitu dengan menyusui dalam satu jam
setelah kelahiran Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak
ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun. Menyusui
kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan
malam. Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.
Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan,
disaat tidak bersama anak serta mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.
6. Kebaikan Asi Dan Menyusui.
ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:
a. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,
mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
b. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan.
Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang
bermanfaat untuk:

11
1) Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.
2) Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan
asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.
3) Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.
4) Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium,
magnesium.
c. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi
selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen
C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
d. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi
pada bayi.
e. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan
bayi. Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga
dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:
1) Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan
“kehidupan” kepada bayinya.
2) Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit
yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan
anak.
3) Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat
menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil
4) Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.
5) Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk
beberpa bulan (menjarangkan kehamilan)
6) Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan
datang.
7) Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan,
sehingga
8) Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda
kehamilan berikutnya

12
9) Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak
membutuhkan zat besisebanyak ketika mengalami menstruasi
10) Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu
menyusui enam bulan lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang
menyusui empat bulan.
f. Manfaat Asi
Untuk Bayi
Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang
terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga
bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang
dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan
pertama kehidupannya.Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan
makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi.
Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI).
Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari
kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih
memberikan manfaat. ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia,
seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi.

G. INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)


1. Pengertian
Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah infeksi akut yang terjadi
pada saluran napas termasuk adneksanya. Akut adalah berlangsung sampai
14 hari, Adneksa yaitu sinus, rongga telinga dan pleura. Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran pernapasan yang
berlangsung sampai 14 hari. Saluran pernapasan meliputi organ mulai dari
hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti :
sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
2. Klasifikasi
Secara anatomis yang termasuk Infeksi saluran pernapasan akut :

13
a. ISPA atas : Rinitis, faringitis,Otitis
b. ISPA bawah :
Laringitis ,bronchitis,bronkhiolitis,pneumonia.
3. Etiologi
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau
kuman golongan A streptococus, stapilococus, haemophylus influenzae,
clamydia trachomatis, mycoplasma, dan pneumokokus yang menyerang
dan menginflamasi saluran pernafasan (hidung, pharing, laring) dan
memiliki manifestasi klinis seperti demam, meningismus, anorexia,
vomiting, diare, abdominal pain, sumbatan pada jalan nafas, batuk, dan
suara nafas wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara
pernafasan.
Disamping itu terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi
yaitu; usia dari bayi/ neonatus, ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan
tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca (Whaley and
Wong; 1991; 1419).
Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut
berpengaruh didalam derajat keparahan penyakit. Karena dengan lobang
yang semakin sempit maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup
secara keseluruhan dari jalan nafas.
4. Tanda – Tanda Klinis ISPA
a. Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea),
retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas
lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.
b. Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi,
hypotensi dan cardiac arrest.
c. Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala,
bingung, papil bendung, kejang dan coma.
d. Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
5. Tanda - Tanda Laboratoris ISPA
a. Hypoxemia,

14
b. Hypercapnia dan
c. Acydosis (metabolik dan atau respiratorik)
b. Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun
adalah: tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi
buruk, sedangkan tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2
bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun
ampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang,
kesadaran menurun, stridor,Wheezing.
6. Faktor Resiko
a. Faktor diri (host) : Umur, jenis kelamin, status gizi, kelainan congenital,
imunologis, BBLR dan premature.
b. Faktor lingkungan : Kualitas perawatan orang tua, asap rokok,
keterpaparan   terhadap infeksi, social ekonomi, cuaca dan polusi udara.
7.  Patofisiologi
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 3 tahap yaitu :
a. Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan
reaksi apa-apa.
b. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh
menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya
rendah.
c. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul
gejala demam dan batuk. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat
yaitu dapat sembuh sempurna,sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos
dan meninggal akibat pneumonia.
8. Penatalaksanaan  ISPA
Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang
benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program
(turunnya kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik
dan obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA).
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar
pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan

15
antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi
penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan
kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman
sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA.
9. Upaya pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
a. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
b. Immunisasi.
c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
10. Pengobatan dan perawatan
Prinsip perawatan ISPA antara lain :
a. Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
b. Meningkatkan makanan bergizi
c. Bila demam beri kompres dan banyak minum
d. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan
sapu tangan yang bersih
e. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak
terlalu ketat.
f. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak
tersebut masih menetek.

H. TUBERCULOSIS (TBC) PADA ANAK


1. Pengertian
Tuberkulosis anak merupakan penyakit menular yang disebarkan
oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini menyebar dari satu orang ke
orang lain melalui droplet nuclei (percikan dahak) yang dibatukkan.
Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai
organ tubuh lainnya. TB pada anak terjadi pada anak usia 0-14 tahun. Di
negara-negara berkembang jumlah anak berusia kurang dari 15 tahun

16
adalah 40-50 % dari jumlah seluruh populasi umum dan terdapat sekitar
500.000 anak di dunia menderita TB setiap tahun.

2. Etiologi
Tuberculosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, kuman
batang aerobik dan tahan asam yang pada umumnya menyerang paru dan
juga mengenai organ tubuh lainnya, seperti kelenjar getah bening, kulit,
usus/saluran pencernaan, selaput otak, dan sebagainya.
3. Tanda – Tanda Klinis TBC
a. Batuk persisten
b. Berat badan turun atau gagal tumbuh
c. Demam lama
d. Lesu dan tidak aktif
e. Gejala-gejala tersebut menetap (lebih dari 2 minggu) walaupun sudah
diberi terapi yang adekuat (misalnya antibiotika atau anti piretik dan
pemberian nutrisi yang adekuat untuk masalah berat badan)
4. Tanda - Tanda Laboratoris TBC
a. Pemeriksaan dahak dengan 3 spesimen S (sewaktu) – P (Pagi) – S
(Sewaktu)
b. Pemeriksaan foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas
pada TB Paru
c. Uji tuberkulin, hasil negative uji tuberkulin belum tentu menyingkirkan
diagnosis TB
d. Pemeriksaan Patologi Anatomi
5. Skoring TB pada Anak
Dalam sistem skoring ini, anak didiagnosis TB jika jumlah skor ≥ 6, dengan skor
maksimal 13.

17
Tabel 2.1 Skoring TB pada Anak

5.Patofisiologi
Berbeda dengan TBC pada orang dewasa, TBC pada anak tidak
menular. Pada TBC anak, kuman berkembang biak di kelenjar paru-paru.
Jadi, kuman ada di dalam kelenjar, tidak terbuka. Sementara pada TBC
dewasa, kuman berada di paru-paru dan membuat lubang untuk keluar
melalui jalan napas. Pada saat batuk, percikan ludahnya mengandung

18
kuman. Ini yang biasanya terisap oleh anak-anak, lalu masuk ke paru-paru
(Wirjodiardjo, 2008).

Patogenesis penyakit tuberkulosis pada anak terdiri atas :


1) Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan
kuman TBC. Kuman TBC berhasil berkembang biak dengan cara
pembelahan diri di paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru.
Saluran limfe akan membawa kuman TBC ke kelenjar limfe di sekitar
hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer predileksinya
disemua lobus, 70% terletak subpelura. Fokus primer dapat mengalami
penyembuhan sempurna, kalsifikasi atau penyebaran lebih lanjut. Waktu
antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah
sekitar 4-6 minggu. Masa inkubasi, yaitu waktu yang diperlukan mulai
terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar 6 bulan.
2)  TBC Pasca Primer (Post Primary TBC)
 TBC pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun
sesudah infeksi primer,   misalnya karena daya tahan tubuh menurun
akibat terinfeksi HIV atau status gizi yang buruk.   Ciri khas dari TBC
pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas
atau efusi pleura.
6. Penatalaksanaan TB
Panduan obat TB pada anak
Pengobatan TB dibagi dalam 2 tahap yaitu tahap awal/intensif (2 bulan pertama)
dan sisanya sebagai tahap lanjutan. Prinsip dasar pengobatan TB adalah minimal
3 macam obat pada fase awal/intensif (2 bulan pertama) dan dilanjutkan
dengan 2 macam obat pada fase lanjutan (4 bulan, kecuali pada TB berat).
OAT pada anak diberikan setiap hari, baik pada tahap intensif maupun tahap
lanjutan.
Untuk menjamin ketersediaan OAT untuk setiap pasien, OAT disediakan dalam
bentuk paket. Satu paket dibuat untuk satu pasien untuk satu masa pengobatan.

19
Paket OAT anak berisi obat untuk tahap intensif, yaitu Rifampisin (R), Isoniazid
(H), Pirazinamid (Z); sedangkan untuk tahap lanjutan, yaitu Rifampisin (R) dan
Isoniasid (H).Panduan OAT disediakan dalam bentuk Kombinasi Dosis Tetap =
KDT (Fixed Dose Combination = FDC). Tablet KDT untuk anak tersedia dalam 2
macam tablet, yaitu:

a) Tablet RHZ yang merupakan tablet kombinasi dari R (Rifampisin), H


(Isoniazid) dan Z (Pirazinamid) yang digunakan pada tahap intensif.
b) Tablet RH yang merupakan tablet kombinasi dari R (Rifampisin) dan H
(Isoniazid) yang digunakan pada tahap lanjutan.

Jumlah tablet KDT yang diberikan harus disesuaikan dengan berat badan anak dan
komposisi dari tablet KDT tersebut.

Tabel berikut ini adalah contoh dari dosis KDT yang komposisi tablet RHZ adalah
R = 75 mg, H = 50 mg, Z = 150 mg dan komposisi tablet RH adalah R = 75 mg
dan H = 50 mg.

Tabel 2.2 . Dosis KDT (R75/H50/Z150 dan R75/H50) pada anak

2 BULAN TIAP HARI 4 BULAN TIAP HARI


BERAT BADAN (KG)
RHZ (75/50/150) RH (75/50)
5-9 1 tablet 1 tablet
10-14 2 tablet 2 tablet
15-19 3 tablet 3 tablet
20-32 4 tablet 4 tablet
Keterangan:

 Bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg dirujuk ke rumah sakit


 Anak dengan BB ≥ 33 kg , disesuaikan dengan dosis dewasa
 Obat harus diberikan secara utuh, tidak boleh dibelah
 OAT KDT dapat diberikan dengan cara: ditelan secara utuh atau
digerus sesaat sebelum diminum.

Bila paket KDT belum tersedia, dapat digunakan paket OAT Kombipak Anak.
Dosisnya seperti pada tabel berikut ini.

20
Tabel 2.3. Dosis OAT Kombipak-fase-awal/intensif pada anak

BB 10-20 KG
JENIS OBAT BB<10 KG BB 20-32 KG
(KOMBIPAK)
Isoniazid 50 mg 100 mg 200 mg
Rifampisin 75 mg 150 mg 300 mg
Pirazinamid 150 mg 300 mg 600 mg

Tabel 2.4 . Dosis OAT Kombipak-fase-lanjutan pada anak

BB 10-20 KG
JENIS OBAT BB<10 KG BB 20-32 KG
(KOMBIPAK)
Isoniazid 50 mg 100 mg 200 mg
300
Rifampisin 75 mg 150 mg

8. Kriteria Hasil Pengobatan

a) Sembuh: Pasien telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap dan


pemeriksaan apusan dahak ulang (follow up), hasilnya negatif pada AP
dan pada satu pemeriksaan sebelumnya.
b) Pengobatan lengkap: Pasien yang telah menyelesaikan pengobatannya
secara lengkap tetapi tidak ada hasil pemeriksaan apusan pada AP dan
pada satu pemeriksaan sebelumnya.
c) Meninggal: Pasien yang meninggal dalam masa pengobatan karena sebab
apapun.
d) Putus obat: Pasien yang tidak berobat 2 bulan berturut-turut atau lebih
sebelum masa pengobatan selesai.
e) Gagal: Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali
menjadi positif pada bulan kelima atau selama pengobatan.
f) Pindah: Pasien yang dipindah ke unit pencatatan dan pelaporan lain dan
hasil pengobatannya tidak diketahui.

21
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. KHALAYAK SASARAN
Khalayak sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Kader
Posyandu Joyomulyo (RT 36,37) dan Sukorejo (RT 42,43 Puskesmas Lempake
Kelurahan Sempaja Utara Kecamatan Samarinda Utara yang berjumlah 15
orang.

B. METODE PENGABDIAN
Metode pengabdian dilakukan melalui penyampaian materi dengan
metode Brainstorming, simulasi, dan redemonstrasi. Melalui kegiatan ini
kader diharapkan mampu mengetahui, memahami dan melaksanakan perannya
dalam hal:
1. Peran dan fungsi kader posyandu
2. Tehnik penyuluhan kader posyandu
3. Diare
4. ISPA
5. TB Paru pada anak

C. KETERKAITAN
Kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyegaran kader yang telah
dilakukan oleh tim dosen Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur ini
membantu puskesmas Lempake untuk dapat memperkuat dan memotivasi
kinerja para kader kesehatan yang tersebar di beberapa posyandu yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Lempake. Materi-materi yang diberikan juga berupa
penguatan dan penyegaran kembali pengetahuan dan keterampilan para kader
untuk melaksanakan peran dan tugasnya sebagai penyuluh kesehatan. Tim
dosen Poltekkes Kemenkes Kaltim juga mendapatkan manfaat berupa

22
mendapatkan kesempatan dan lahan untuk dapat berbagi ilmu dan informasi
yang telah dimiliki agar dapat bermanfaat dan diterapkan di masyarakat.

D. RANCANGAN EVALUASI

a. Evaluasi Awal

Evaluasi awal dilakukan dengan memberikan kuesioner ( pre test) kepada


seluruh kader untuk mengetahui pengetahuan awal tentang Peran dan fungsi
kader posyandu,Tehnik penyuluhan kader posyandu, dan Diare.
b. Evaluasi Proses
Pada saat menyampaikan materi evaluasi dilakukan dengan melihat peran
aktif kader dan memberikan pertanyaan dan melakukan diskusi dan tanya
jawab.
c.Evaluasi Akhir
Evaluasi akhir dilakukan dengan memberikan kuesioner kembali (post test),
meminta kader untuk melakukan simulasi penyuluhan Diare.

E. JADWAL PELAKSANAAN
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan

No Hari/Tgl Materi Waktu Nara sumber


1 Senin, 27 1. Peran dan fungsi 10 menit dr. Hilda, M.Kes
kader posyandu
Maret
2018 2. Tehnik penyuluhan Edi Purwanto,
15 menit
kader posyandu SST.,MKes.

3. Simulasi Penyuluhan Ns. Junita Lusty, S.Kp


1 5 menit
Gizi, ISPA, & TB H. Rasmun, S.Kp,
Paru pada anak M.Kes
Arsyawina,
SST.,M.Kes.
20 menit
4. Praktik Kader Posyandu
Penyuluhan Gizi,
ISPA, & TB Paru
pada anak

23
F. RENCANA ANGGARAN BELANJA
Adapun biaya dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini
akan di bebankan pada DIPA poltekkes Kemenkes Kaltim Kaltim

Total biaya yang tersedia : Rp 3.500.000,-

Tabel 3.2 Rencana Anggaran Belanja

No Jenis Kegiatan Proporsi Biaya Jumlah Biaya


1 Konsumsi (Bahan habis pakai, 30% x Rp. 3.500.000 Rp. 1.050.000
konsumsi, peralatan)
2 Perjalanan 30% x Rp. 3.500.000 Rp. 1.050.000
3 Lain-lain ( Publikasi, Laporan, 40% x Rp. 3.500.000 Rp. 1.400.000,
Responden)
Total Biaya Rp. 3.500.000,

G. MEDIA
Media yang digunakan adalah : LCD, Laptop, Leaflet, alat dan bahan peraga.

24
25

Anda mungkin juga menyukai