Anda di halaman 1dari 43

MUHAMAD ALI SODIKIN, S.

Pd
Institusi : SMK NEGERI 1 JAMBU
Work Experience
CV
Email : alsod1981@gmail.com
HP. : 0813 9061 2141 SMK NUSANTARA GUBUG 2005
SMK SARASWATI SALATIGA
1. SD N 02 TRISARI GUBUG 2006
2. SMP N 1 GUBUG SMK N 1 JAMBU 2014-Sekarang
• Ahli K3 Muda
3. SMK SARASWATI SALATIGA • Instruktur 5R
4. S1 PTM UNNES • Fasilitator GSM
• Asesor LSP P1 SMK N 1 Jambu
• Tim Pengembang Sekolah
The Focus of
21 education
Century
BAGAIMANA KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
ANAK-ANAK KITA ?
PROFIL PEMBELAJARAN ANAK-ANAK INDONESIA DALAM
PENELITIAN LONGITUDINAL SELAMA 14 TAHUN
- SKALA POPULASI NASIONAL-

 Ada kesenjangan yang besar


antara kemampuan matematika
dan standard yang ditetapkan
berdasarkan kurikulum.
 Pembelajaran matematika anak
Indonesia semakin menurun
dalam 14 tahun terakhir.
 Kemampuan matematika anak
kelas 1 SMP di tahun 2014 setara
dengan kemampuan anak kelas 4
SD di tahun 2000
Keterampilan yang saya pelajari selama PJJ adalah ....
(Open Ended Question)
Grafik SD/MI: 553 jawaban Grafik SMP/MTs: 445 jawaban Grafik SMA/SMK/MA: 265 jawaban

Keterampilan hidup 34.0% Keterampilan hidup 29.6% Tidak ada 34.3%

Tidak ada 16.1% Tidak ada 23.4% Keterampilan hidup 19.6%


Karakter 14.5% Karakter 21.8% Karakter 19.6%
Literasi 10.3% Keterampilan IT 9.4% Keterampilan IT 15.5%
Keterampilan IT 10.1% Literasi 8.6% Literasi 6.8%
Kesenian 9.4% Kesenian 4.7%
Kewirausahaan 1.9%
Kesehatan 4.7% Kesehatan 1.1%
Kesenian 1.5%
Kewirausahaan 0.4% Kewirausahaan 0.3%
Kesehatan 0.8%
Dll 0.5% Dll 1.1%

Grafik Keseluruhan Jenjang


Berdasarkan hasil survey terlihat bahwa pada
40% jenjang SD/MI dan SMP/MTs keterampilan yang
35% paling banyak dipelajari yaitu keterampilan
30% hidup, sedangkan pada jenjang SMA/SMK/MA
25% jawaban siswa yaitu tidak ada keterampilan yang
20% dipelajari. Keterampilan hidup yang dimaksud
15% seperti kerajinan tangan, memasak, time
10% management, membantu orangtua, bercocok
5% tanam, beternak ikan). Namun, dapat dilihat
0% bahwa tidak ada keterampilan yang dipelajari
Dll Kewirausahaan Kesehatan Kesenian Literasi Keterampilan IT Karakter Tidak ada Keterampilan
hidup juga menjadi jawaban terbanyak kedua untuk
SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA jenjang SD/MI dan SMP/MTs.
Apa akibatnya ?
HOAX MUDAH MENYEBAR DAN DIPERCAYA
Mahasiswa yang berkuliah di Australia mengaku kesulitan untuk
beradaptasi dengan sistem pembelajaran di sana
 Penelitian dilakukan pada
mahasiswa public health di
Australia
 Mahasiswa merasa kesulitan
untuk menulis essay dan aktif
dalam diskusi
 Disebabkan system
pembelajaran yang passive 
mempertanyakan idea
 Kurangnya Praktik relevan
dalam pembelajaran
Masalah Sosial Anak-ANAK KITA
Mengapa ini terjadi ?
KARENA PENDIDIKAN KITA SUDAH
TIDAK RELEVAN LAGI
DENGAN MASA DEPAN DAN
KEBUTUHAN ANAK-ANAK KITA

Keinginan kita ≠ Kebutuhan mereka


KI HADJAR DEWANTARA

“Mendidik adalah menuntun segala


kekuatan kodrat yang ada pada anak anak,
agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan, kebermanfaatan bagi
dirinya, bangsanya dan masyarakatnya,
juga untuk kebahagiaan yang setinggi-
tingginya”.
Bagaimana pembelajaran seharusnya dilakukan
AGAR ANAK KITA TAK LAGI
MENJADI KORBAN ?
Sekolah Menyenangkan Mengadopsi
Prinsip Pendidikan Ki Hadjar Dewantoro
Menuntun Bertani Bermain Berhamba pada anak

• Menuntun segala • Pendidikan adalah


• Kodrat anak adalah
kekuatan kodrat pada persemaian benih-benih • Mendidik berdasarkan
bermain, maka
anak agar selamat, talenta dan kebudayaan perkembangan usia,
pendidikan harus
bahagia dan melalui penciptaan mental anak
menyenangkan
bermanfaat bagi orang ekosistem yang
• Bermain memantik • Mengeksplorasi DNA
lain menyenangkan, aman, genetik manusia, yakni
abstract thinking,
• Personalized kondusif kemampuan beradaptasi,
problem solving
experiences, support • Mengajar sesuai berimajinasi,
• Mengajarkan strategi
& feedback, rewards, kebutuhan anak berkolaborasi secara luas
belajar dan active
enthusiastic to inspire • Rekognisi passion & bakat
learning
others beragam
Besok kita akan mengajar siswa kita,
Apa yang bisa kita pikirkan untuk menyiapkan
pembelajaran untuk besok?

A. Memikirkan materi apa B. Memikirkan aktifitas belajar


yang akan saya sampaikan apa yang harus dilakukan
siswa
Kita bisa mengajar dengan cepat. Tapi
percayalah bahwa, siswa/siswi kita akan lupa
lebih cepat dari kecepatan kita mengajar,
karena belajar adalah peristiwa MENGALAMI,
bukan hanya sekedar MENDENGAR dan
MENCATAT
Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) merupakan
metode belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktifitas secara nyata (Kemdikbud, 2013).
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS
PROJECT
PEMBELAJARAN YANG MENANTANG,
BERDASAR PENGALAMAN DAN
BERBUDAYA

PENILAIAN FORMATIF DAN FOKUS


PADA KOMPETENSI UNIK TIAP ANAK

 Otentik dan menyelesaikan


permasalahan dunia nyata
 Menekankan pada tanggung-
jawab dan problem solving
siswa
 Penilaian dilakukan terhadap
proses
 Driving questions
PjBL
3 Kodrat Manusia
The Effect of Project-Based Learning (PjBL)  Penelitian dilakukan pada 60 siswa di
on Critical Thinking Skills Form Four sebuah SMA di Malaysia. 30 siswa di
Students on Dynamic Ecosystem Topic masukan ke dalam kelompok control dan
“Vector! Oh! Vector!” 30 siswa di masukan ke dalam kelompok
treatmen
 Setelah diberikan perlakuan selama 4
Minggu dengan PjBL dalam pelajaran
Biologi, terdapat perbedaan pada hasil
pretest dan post test di kedua kelompok
tersebut
 Siswa yang diberi pelajaran dengan PjBL
mengalami peningkatan signifikan
kemampuan berpikir kritis pada 6-9
konstruk berpikir kritis, yaitu: Atribusi,
Membandingkan dan Mengkonstruksi,
Mengelompokkan dan Mengklasifikasi,
Mendeteksi Bias dan Evaluasi.

Sumber: Alawi dan Soh (2019)


APA KATA PENELITIAN tentang PjBL ?
Motivasi
(Chiang and
Lee, 2016) Self Efikasi
Meningkatkan
Prestasi Siswa (Keyakinan
dengan SES rendah Diri) – Shin
(Halvorsen dkk,
2014)
(2018)

PjBL

Variasi
pengalaman Student
mengajar bagi Engagement
guru (Maxwell (Thomas, 2000)
dkk, 2005)
Robert Karplus | LC – 3 E
Anthony W Lorsbach | LC – 5E

Learning Cycle 5E dalam


Research Based Learning
Mengapa 5E
Model pembelajaran yang Student centered yang
menggabungkan antara hand memberikan dasar
s-on, minds- observasi, pengumpulan
on, dan penyelidikan ilmiah data, analisis ttg
berbasis pedagogik kegiatan, peristiwa, dan
fenomena.

Memberikan kesempatan siswa untuk mengkonstruksi


pengetahuan & pengalaman mereka sendiri dgn terlibat
secara aktif mempelajari Fenomena bermakna dgn bekerja &
berpikir baik secara bersama, sehingga siswa dapat
menguasai kompetensi-kompetensi yang diharapkan.
EVALUATE ENGAGE
Keterlibatan siswa ke dalam
• Fasilitator mencari tahu kualitas konsep baru dengan cara:
dan kuantitas ketercapaian • pertanyaan motivasi,
pemahaman siswa terhadap topik • gambaran tentang materi yang

yang telah mereka pelajarii. akan dipelajari,


• demonstrasi yang digunakan
• Fasilitator mengajukan pertanyaan
untuk menggali pengetahuan
dan membuat siswa merespon
awal siswa
secara lisan atau tulisan, • mengembangkan rasa
keingintahuan siswa.

ELABORATE EXPLORE
• Memfasilitasi siswa dapat
menerapkan konsep yg
diperoleh berdasarkan kegiatan
dilakukan ke dalam situasi atau
5E Siswa diajak terlibat secara
langsung:
• menyelidiki fenomena/situasi
masalah yang baru.. yang terjadi.
• Siswa dapat dilibatkan kembali • Kegiatan merancang &
dalam kegiatan diskusi dan EXPLAIN melakukan
pencarian informasi. eksperimen,pengujian
Memberi kesempatan untuk hipotesis, pengumpulan data
menunjukkan:
untuk memecahkan masalah.
• Pemahaman konsep mereka,
keterampilan proses, dan
perilakunya.
• Diskusi untuk menganalisis data/
informasi yang dikumpulkan.
• Fasilitator memberikan definisi

5 E Dalam PjBL formal dan penjelasan ilmiah.


Dalam rangka membangun
Prakondisi menjadi media awal Family Growth, dipilih
komunikasi antara guru dan Keluarga
tema-tema yang
tentang:
memungkinkan
• Tujuan
dilaksanakan bersama- • Dipadukan pemanfaatan daring
• Waktu yang tepat,
sama keluarga. dan luring (BLENDED
• Peran keluarga,
• Tata cara proses LEARNING), disesuaikan
• Portofolio Penilaian dengan kebutuhan komunikasi
Semua dimaksudkan agar tidak hanya yang diperlukan antara sekolah
memindah beban dari sekolah ke dan rumah.
rumah.

Untuk sekolah
Memikirkan
berbasis mata
pelajaran,
kolaborasi antar
keluarga, sehingga
kolaborasi antar
dapat membangun
mapel menjadi ketahanan sosial
faktor penting. Mengantisipasi bagi masyarakat
keluarga yang belum
dapat menjalankannya
Membuat BATIK TULIS
Membuat Kain jumputan
Refleksi pembelajaran
Pengamalan Nilai-nilai Pancasila Berdasarkan
Lingkungan Sekitar
Menciptakan pojok belajar di rumah
Memahami konsep waktu
1 HARI 1 KEBAIKAN
MENGENAL KONSEP PECAHAN
Hiburan Rumah

Anda mungkin juga menyukai