Anda di halaman 1dari 12

 

 1 Full Life : PENTAKOSTA.


Nas : Kis 2:1
Hari Pentakosta merupakan hari raya terbesar yang kedua dalam tarikh Yahudi. Peristiwa
ini merupakan perayaan penuaian setelah panen gandum ketika hulu hasil dipersembahkan
kepada Allah (lih. Im 23:17). Demikianlah hari Pentakosta bagi gereja melambangkan awal
penuaian jiwa-jiwa oleh Allah dalam dunia.
  2 Full Life : TIUPAN ANGIN KERAS ... DAN ... LIDAH-LIDAH SEPERTI NYALA API.
Nas : Kis 2:2-3
Penyataan-penyataan lahiriah ini mempertunjukkan bahwa Allah hadir dan bertindak
dengan suatu cara yang luar biasa (bd. Kel 3:1-6; 1Raj 18:38-39). "Api" mungkin sekali
melambangkan penyucian dan pemisahan orang-orang percaya kepada Allah bagi pekerjaan
memuliakan Kristus (Yoh 16:13-14) dan bersaksi bagi Dia (Kis 1:8). Kedua penyataan ini
mendahului baptisan dalam Roh dan tidak diulang lagi di Kisah Para Rasul.
  3 Full Life : PENUHLAH MEREKA DENGAN ROH KUDUS.
Nas : Kis 2:4
Apakah makna dari kepenuhan dengan Roh pada hari Pentakosta?

1. 1) Itu berarti dimulainya penggenapan janji Allah dalam Yoel 2:28-29 untuk


mencurahkan Roh-Nya atas semua manusia pada hari-hari terakhir (bd. Kis
1:4-5; Mat 3:11; Luk 24:49;Yoh 1:33;

lihat cat. --> Yoel 2:28-29).


[atau ref. Yoel 2:28-29]

2. 2) Karena hari-hari terakhir dari zaman akhir ini telah mulai (ayat Kis 2:17;
bd. Ibr 1:2; 1Pet 1:20) semua orang diperhadapkan dengan tantangan untuk
menerima atau menolak Kristus, (Kis 3:19; Mat 3:2; Luk 13:3;

lihat cat. --> Kis 2:17).


[atau ref. Kis 2:17]

3. 3) Para murid "diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi" (Luk


24:49; bd. Kis 1:8), yang menyanggupkan mereka bersaksi untuk Kristus,
menginsafkan orang akan dosa, kebenaran dan penghakiman Allah sehingga
mereka berbalik dari dosa kepada keselamataan dalam Kristus (bd. Kis
4:13,33; 6:8; Rom 15:19;

lihat cat. --> Kis 1:8;


lihat cat. --> Yoh 16:8).
[atau ref. Kis 1:8; Yoh 16:8]

4. 4) Roh Kudus menyatakan sifat-Nya sebagai Roh yang rindu dan berusaha demi
penyelamatan orang dari setiap bangsa. Mereka yang menerima baptisan
dalam Roh dipenuhi dengan kerinduan yang sama demi penyelamatan umat
manusia (ayat Kis 2:38-40; 4:12,33; Rom 9:1-3; 10:1). Jadi, hari Pentakosta
merupakan awal dari penginjilan dunia (ayat Kis 2:6-11,39; Kis 1:8).
5. 5) Para rasul menjadi pelayan Roh. Mereka bukan hanya memberitakan Yesus
yang disalibkan dan dibangkitkan, menuntun orang lain kepada pertobatan
dan iman kepada Kristus, tetapi mereka juga mempengaruhi orang-orang
bertobat untuk menerima "karunia-karunia Roh Kudus" (ayat Kis 2:38-39) yang
sudah mereka terima pada hari Pentakosta. Hal menuntun orang lain untuk
menerima baptisan Roh Kudus adalah kunci karya rasuli dalam PB (lih. Kis
8:17; 9:17-18; 10:44-46; 19:6).
6. 6) Lewat baptisan dalam Roh ini para pengikut Kristus menjadi orang-orang
yang melanjutkan karya Kristus dalam dunia ini. Dalam kuasa Roh Kudus,
mereka terus melakukan dan mengajarkan hal-hal yang sama "yang dikerjakan
dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1;

lihat cat. --> Yoh 14:12;


[atau ref. Yoh 14:12]
lihat art. TANDA-TANDA ORANG PERCAYA).
  4 Full Life : MULAI BERKATA-KATA DALAM BAHASA-BAHASA LAIN.
Nas : Kis 2:4
Untuk pembahasan tentang berbahasa roh pada hari Pentakosta dan dalam gereja, serta
kemungkinan adanya bahasa roh palsu,
lihat art. BERKATA-KATA DENGAN BAHASA ROH.
  5 Full Life : ANGGUR MANIS.
Nas : Kis 2:13
(Yun. _gleukos_) Pada umumnya yang dimaksudkan adalah sari buah anggur yang tidak
difermentasi. Mereka yang mengejek murid-murid Yesus mungkin menggunakan istilah ini
dan bukan kata PB yang lebih umum untuk anggur (oinos) karena mereka percaya bahwa
murid-murid Yesus hanya menggunakan jenis anggur semacam ini. Dalam hal ini, ejekan
mereka diucapkan dengan nada sarkastis.

Introitus :
”Juga ke atas hamba hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu”
(Yoel 2 : 29)

Bacaan: Johannes 16 : 5 – 15; Khotbah: Kisah Para Rasul 2 : 1 – 8

Thema :
Roh Kudus mempersatuakan semua umat manusia (Kesah Si Badia Mpersadaken Kerina Jelma)

Pendahuluan :
Salah satu dari hari besar/hari perayaan dari umat Kristen yaitu Hari Penta Kosta, atau hari peringatan
Turunnya Roh Kudus, sesuai dengan apa yang di tulis dalam Kisah Para Rasul pasal 2. Dalam tradisi
Perjanjan Lama hari Pentakosta merupakan hari besar kedua dalam tradisi Jahudi. Peristiwa tersebut
merupakan perayaan penuaian ketika hasil pertama dipersembahkan kepada Allah ( lihat Imamat 23 :
17 ) Dalam tradisi Gereja maka Perayan Penta Kosta tersebut berhubungan dengan Hari turunnya Roh
kudus sebagai mana diungkapkan oleh Lukas dalam kitabnya yang kedua yaitu Dalam Kisah Para
Rasul pasal 2. Sampai abad ini kita dapat menyaksikan Hari Turunnya Roh Kudus tersebut tetap
diperingati Oleh Gereja.
Pendalaman Nats
Dalam bahan Bacaan ( Joh 16 : 5 – 15 ) Tuhan Yesus menekankan kepada para muridNya bahwa Dia
akan pergi kepada Bapa dan akan mengutus Penghibur Yaitu Roh Kudus yang akan menginsyafkan
manusia akan dosa, kebenaran dan penghakiman akan dosa, demkian juga akan melengkapi para
Murid agar agar mampu menjadi saksi kebenaran. Apa yang dikatakn Tuhan Yesus kepada Para murid
tentang kedatangan Penghibur tersebut menjadi nyata pada Hari Pentakosta yaitu pada hari ke lima
puluh setelah kebangkitan, dan hari kesepuluh setelah hari Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga.
Dalam Kisah Rasul Fasal 2 : 1 – 8 di ungkapkan bahwa ketika orang percaya itu berkumpul, terjadilah
satu muzizat luar biasa yaitu turun dari langit tiupan keras seperti lidah-lidah api yang menghinggapi
orang-orang yang berkumpul di rumah tersebut,dan mereka penuh dengan Roh Kudus dan mula
berkata kata dengan berbagai-bagai bahasa, dan orang-orang menjadi heran, karena mereka mendengar
Rasul-Rasul tersebut berbicara dalam bahasa mereka.
Turunnya Roh Kudus tersebut mengandung makna yang dalam yaitu :

1.  Allah menggenapi janjinya tentang pencurahan Roh kudus yang menjadi sumber kekuatan
bagi para Murid dan bagi setiap orang percaya. ( bd. Yoel 2 : 28-29 )
2.  Hari-hari terakhr dari Zaman akhir telah dimulai. (ayat 17,bd Ibrani 1 : 2, 1 Petrus 1 : 20 )
3.  Para Murid diperlengkapi dengan Kuasa, yang menyanggupkan mereka untuk bersaksi agar
menyadari dosa-dosanya dan menerma keselamatan dari Kristus. ( bd. Roma 15: 19-20 )
4.  Roh Kudus menyatakan sifatnya sebagai Roh yang rindu akan keselamatan setiap orang,
sehingga mereka berbalik dari dosa-dosanya dan menerima keselamatan dari Kristus. ( Bd.
Kis 2 :38-40 )
5.  Akibat dari pekerjaan/kuasa Roh Kudus, Para Murd menjadi orang yang berani untuk
memberitakan Injil dan itu menjadi kenyataan seperti yang telah dikatakan Tuhan Yesus
menjelang kenaikan-Nya: ”Tetap kamu akan menerima kuasa,kalau Roh Kudus turun
keatasmu,dan kamu akan menjadi saksi-Ku diYerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria
dan sampai keujung bumi”. ( Kisah 1 :8 )

Pointer Aplikasi

1. Tuhan menggenap janjinya kepada Gerejanya kepada umatnya bahwa Dia akan mengutus
Penghibur yaitu Roh Kudus.
2. 2)Kehadiran Roh Kudus memberikan Kekutan bagi orang percaya, bagi GerejaNya untuk
menjadi saksi yang tangguh, dan ini yang dibuktikan oleh Para Rasul dalam pertumbuhan
Gereja Mula-mula, dan yang diteruskan oleh pengikut-pengikutNya ber PI sampai ke ujung
Dunia.
3. Roh Kudus membebaskan dan mempersatukan orang-orang percaya, menjadi satu Gereja yag
Kudus dan Am. ( bd.1 Kor 12 : 13, Ef. 4:4 )
4. Roh Kudus menciptakan persekutuan dalam Gereja. (bd. 2 Kor 13: 14, Filipi 2 : 1 )
5. Ketika kita menerima Roh Kudus dan membiarkannya bekerja dalam hati kita maka akan
terjadi pemulihan dan buah roh itu menghasilkan suka cita dan damai sejahtera dan buah-buah
Roh ( Gal.5 : 22 ) yakni :

a.  ”Kasih” (agape) yaitu, memperhatikan dan mencari yang terbaik bagi orang lain tanpa
alasan pamrih.
b.  ”Sukacita” (chara) yaitu, perasaan senang yang berlandasakn kasih, kasih karunia,
berkat, janji, dan kehadiran Allah yang dimiliki orang yang percaya pada Kristus.
c.  ”Damai sejahtera (eirene) yaitu, ketenangan hati dan pikiran yang berlandaskan iman
percaya kepada Tuhan
d.  ”Kesabaran” (makrothumia) yaitu, ketabahan, panjang saar, tidak mudah marah atau
putus asa.
e.  ”Kemurahan ” (chrestotes) yaitu, tidak mau menyakiti orang lain atau menyebabkan
penderitaan.
f.  ”Kebaikan” (agathosune) yaitu, bergairah akan kebenaran dan keadilan serta membenci
kejahatan; dapat terungkap dalam perbuatan baik atau dalam menegur dan memeperbaiki
kejahatan.
g.  ”Kesetiaan” (pistis) yaitu,kesetiaan yang teguh dan kokoh terhadap orang yang telah
dipersatukan dengan kita oleh janji, komitmen, sifat layak dipercayai dan kejujuran.
h.  ”Kelemah lembutan” (proutes) yaitu, pengekangan yang berpadu dengan kekuatan dan
keberanian; menggambarkan seseorang yang bisa marah pada saat diperlukan( tetapi
mampu mengontrol diri )dan bisa tunduk dengan rendah hati apabila itu diperlukan.
i.  ”Penguasaan diri” (egkrateia) yaitu, menguasai keinginan dan nafsu diri sendiri
termasuk kesetiaan terhadap ikrar pernikahan; juga kesucian.

Dengan adanya buah-buah Roh tsb melekat d hati setiap insan maka terciptalah hubungan yang
harmonis antar sesama.

Pdt. Esra Bukit STh.

Catatan Sermon 

1.  Apa bukti bahwa benar roh kudus mempersatukan? Murid-murid berkata-kata dengan
berbagai bahasa dan orang yang mendengar mengerti (ayat 6= ketika mendengar sura itu,
orang banyak datang kepada murid-murid). Hal ini menekankan untuk dapat bersatu, yang
harus ada adalah saling mengerti, saling memahami, menghormati....bisa ditambahkan
2.  Roh Kudus menumbuhkan hubungan batin, sebagai keluarga. Dan itu melampaui sekat-sekat
agama, ras, golongan.
3. Roh Kudus hadir dalam persekutuan. Itulah pentingnya persekutuan. Karena itu hindarilah
menjauhkan diri dari persekutuan.
PENTAKOSTA (Kisah rasul 2:1-13)

Hari ini kita bersama-sama merayakan hari Pentakosta, yaitu hari turunnya Roh
Kudus.  Pada umumnya hari pentakosta tidak mendapat tempat terlalu penting bagi
kebanyakan gereja.  Kalau Natal dan Paskah biasanya dibuat perayaan besar-besaran,
disusun panitia jauh-jauh hari, dibuat acara yang menarik, dan mengeluarkan biaya
yang sangat banyak. Namun di hari pentakosta, semuanya tampak biasa. Tidak perlu
mempersiapkan panitia, dilakukan ibadah seperti biasa karena selalu jatuh di hari
minggu, tidak perlu mengeluarkan biaya speserpun, hanya cukup mempersiapkan
tema yang berhubungan dengan itu.  Kalau diumpamakan sebagai seorang anak,
mungkin hari Pentakosta itu seakan-akan seperti anak tiri yang tidak terlalu
dianggap.  Bahkan seandainya jika saya mewawancarai beberapa jemaat disini
tentang apa itu pentakosta, saya kira beberapa akan menggeleng-gelengkan kepala
tanda tidak tau.   Beberapa orang malah mengira bahwa Pentakosta itu hari kenaikan
Tuhan Yesus.  Ini menunjukkan betapa banyak orang /gereja yang tidak menganggap
penting hari pentakosta.

Namun demikian, bukan berarti hari Pentakosta bukanlah peristiwa yang


penting.  Tidak!  Hari ini kita sedang memperingati hari yang sangat istimewa, hanya
saja sering terlupakan.   Bagi orang-orang Yahudi jelas momen pentakosta adalah
momen yang sangat penting.  Setelah umat Israel terbebas dari perbudakan Mesir
dengan keperkasaan Tuhan yang mereka kenang sebagai hari Passover atau paskah,
50 hari setelah peristiwa itu Tuhan memberikan 10 perintah Allah di gunung Sinai
kepada Musa.  Bukan cuma itu, bagi orang Yahudi di perjanjian Lama, hari
pentakosta itu merupakan hari panen besar-besaran, yang menunjukkan pemeliharaan
Tuhan.  Semua itu terjadi di hari ke-50 setelah pembebasan dari perbudakan Mesir,
karena itu mereka menyebutnya pentakosta, yang berarti: hari ke-50.  Tuhan
memerintahkan orang Yahudi  untuk merayakannya setiap tahun secara besar-
besaran.

Itu bagi orang Yahudi.  Bagi Kekristenan saat ini pun hari pentakosta juga
merupakan peristiwa yang penting.  Pentakosta melambangkan sebuah era baru
dimana Tuhan bekerja dalam kehidupan anak-anak-Nya melalui Roh Kudus.   Kalau
zaman PL orang menyebutnya sebagai zaman Allah Bapa, dimana Allah bapa sering
bersuara dan menyampaikan Firman secara langsung;  Memasuki awal zaman-zaman
PB secara khusus bagian kitab-kitab injil seperti Matius, Markus, Lukas, Yohanes,
orang-orang  menyebutnya sebagai zaman Allah anak, dimana Allah menyatakan diri-
Nya melalui Yesus Kristus.  Memasuki zaman kisah rasul, sampai zaman kita tinggal
sekarang,  kita hidup dalam zaman Allah Roh Kudus; dimana Roh Kudus yang
berperan menjaga iman orang-orang percaya, dan memelihara kehidupan orang-orang
percaya.  Ya, sampai saat ini Roh Kudus terus bekerja atas hidup orang percaya.
Bahkan bisa dibilang terbentuknya gereja yang paling pertama dalam sejarah
kehidupan kita itu karena buah karya Roh Kudus.   Dan semuanya itu diawali melalui
hari pentakosta.  Itulah sebabnya saya mengatakan bahwa hari Pentakosta itu penting
bagi kita, yaitu sebagai hari dimana kita merayakan akan turunnya Roh Kudus dalam
kehidupan orang-orang percaya sampai saat ini.   Sebab itu tidak bisa tidak, di hari
Pentakosta ini mari kita bersama-sama belajar kembali akan peran Roh Kudus dalam
hidup kita. 

Sebenarnya apa sih peran Roh Kudus?


Seorang kawan saya pernah mendatangi saya, ia membuka kitab Kisah Rasul
pasal 2 seperti yang sudah kita baca barusan, ia menyuruh saya membaca dan
kemudian ia berkata: “Lihat Fong, Hari Pentakosta ditandai dengan para rasul
dikuasai Roh Kudus, dan lalu mereka berbicara dengan bahasa-bahasa lain.  Itu
bahasa Roh Fong.  Seharusnya orang yang memiliki Roh Kudus juga memiliki
karunia ini.  Bahkan gereja yang memiliki Roh Kudus juga harus bisa berbahasa
Roh.”  Wah, mendengar hal itu pertama saya rasa ada benarnya.  ‘Benar juga
pendapatnya’ itu yang ada di benak saya waktu itu.  Dan saya setuju dengan
ungkapannya. Namun ketika saya mempelajari Alkitab lebih dalam, saya menemukan
hal yang berbeda.  Dalam kisah selanjutnya, ketika Roh Kudus juga turun di Samaria
(Kis 8:14-17), ternyata Roh Kudus turun dengan adem ayem, tanpa ada gempa, tanpa
lidah api, dan juga tanpa orang-orang yang menerima Roh Kudus itu kemudian semua
bisa berbahasa roh.  Tapi Alkitab mencatat dengan jelas bahwa mereka menerima
Roh Kudus.  Jadi kesimpulannya adalah:  Bahasa Roh ternyata bukanlah tanda bahwa
seseorang sudah memiliki Roh Kudus atau belum.  Itu sebabnya jika ada orang
berkata bahwa gereja a atau b tidak punya roh kudus karena gereja itu tidak bisa
berbahasa roh, itu salah besar.  Karena bahasa roh bukanlah tanda bahwa sebuah
gereja memiliki roh kudus atau tidak. 
Pernah juga saya mendengar orang berkata tentang gereja kita pada awal saya
melayani di tempat ini.  Saya ingat benar, pada tahun 2010 ketika saya masih praktek
di tempat ini, dan ketika gereja kita sedang fokus membangun SD – SMU Zion yang
saat ini sudah berdiri kokoh;  Ada seorang, yang saya sendiri tidak tau siapa
dia,berkata demikian “Gereja GKKA tidak mempunya Roh Kudus.  Lihat aja, bangun
sekolah saja tidak jadi-jadi.”  Tapi benarkah demikian? Sungguhkah sebuah gereja
dapat diklaim tidak memiliki Roh Kudus hanya jika ia lambat membangun gedung
sekolah atau gereja?  Saya kira perkataan seperti ini tidak dapat dipertanggung
jawabkan bukan?  Jadi apa sih ciri sebuah gereja atau seseorang yang memiliki Roh
Kudus?

Ketika saya menyelidiki lebih lanjut kitab Kisah Para Rasul, saya menemukan
ada satu ciri pasti bagi orang yang sudah menerima dan memiliki Roh Kudus.  Apa
itu?  Ciri utamanya ialah: Seorang yang menerima Roh Kudus hidupnya akan
menjadi saksi bagi sekitarnya.  Semakin seseorang dipenuhi Roh Kudus, maka
semakin kesaksian hidupnya semakin memberkati banyak orang. Roh Kudus
berperan menjadikan dan memampukan kita untuk menjadi saksi-saksi Kristus yang
hidup.

Tentu saya mengatakan hal ini ada dasarnya.  Kalau kita mempelajari kitab
Kisah Rasul, maka kita akan menemukan kebenaran ini.  Pasal 1:8 merupakan ayat
kunci dari keseluruhan kitab ini yang berbunyi “Tetapi kamu akan menerima kuasa,
kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan Kamu akan menjadi saksi-KU di
Yerusalem dan diseluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”  Coba
perhatikan kata-katanya “....kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, kamu akan menjadi
saksi-KU.....”  Inilah yang menjadi tema utama dari kitab Kisah Para Rasul, bagaiman
Roh Kudus memimpin semua orang percaya untuk menjadi saksi Kristus.

Kesaksian itu dimulai dari peristiwa Pentakosta.  Ketika mereka berkumpul


disuatu tempat, dan Roh Kudus turun atas mereka, tiba-tiba mereka berbicara dengan
bahasa lain yang bukan bahasa mereka.  Saya tidak setuju ketika dikatakan bahwa
bahasa lain ini disamakan dengan bahasa Roh yang biasa kita dengar sekarang. 
Mengapa saya tidak setuju?  Karena bahasa roh yang diucapkan orang-orang saat ini
tidak dimengerti oleh orang lain yang mendengarnya.  Namun bahasa yang diucapkan
para rasul pada waktu itu berbeda, semua bahasa itu bisa dimengerti oleh orang lain. 
Bahkan bahasa mereka bisa dipahami oleh berbagai suku bangsa: yaitu orang Partia,
Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea, (ada 12 suku), dll.  Orang-orang yang
berkumpul waktu itu tercengang-cengang karena mendengar para rasul itu mendadak
bisa bicara dalam bahasa mereka.  Saya ga bisa bayangkan.  Misalkan saya bicara
bahasa samarinda disini “Unda handak kasi tau ikamlah, kada kawa bujur-bujur kah
nyawa” – Eh, tiba-tiba bapak ibu mendengar dalam bahasa Makassar ‘Saya kasi tau
mako na, baji-baji mako.”   Eh beberapa orang lagi mendengarnya dalam bahasa
mandarin “Wo kau su ni na,...”  Pasti mencengangkan bukan?  Itulah yang terjadi di
hari pentakosta.  Dan itulah kesaksian yang pertama semenjak Roh Kudus turun.  Roh
Kudus menjadikan orang-orang percaya itu menjadi saksi bagi bangsa-bangsa lain,
sebagai penegasan bahwa semua bangsa kelak akan menerima Kristus. 

Setelah peristiwa itu, ketika orang-orang percaya sudah menerima Roh Kudus,
perikop berikutnya (2:14-40) menceritakan tentang bagaimana Petrus menyampaikan
kesaksiannya tentang Kristus kepada banyak orang, dan 3000 orang bertobat karena
kesaksianya.  Semua orang terheran-heran, karena Petrus hanyalah seorang nelayan
biasa yang tidak berpendidikan.  Tetapi hari itu ia bisa bersaksi dengan luar biasa
hingga mempertobatkan begitu banyak orang.   Bagaimana mungkin?  Roh Kuduslah
yang memberikan kuasa bagi Petrus untuk melakukan itu semua.  Yesus sendiri
pernah berkata dalam Yohanes 14:26 “tetapi penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan
kuutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu
kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan
kepadamu.”  Jelas disini Roh Kudus yang memampukan dan memberikan keberanian
kepada Petrus untuk berkata-kata.  Roh Kudus yang mengubah dan memperlengkapi
Petrus untuk menjadi saksinya.

Bukankah kita sering dibuat tercengang dengan kehidupan seseorang yang


dulunya begitu rusak, namun tiba-tiba berubah 180 derajat.  Saya pernah mengenal
seorang yang dulunya adalah pecandu Narkoba yang juga sekaligus bandar narkoba
kelas kakap.  Namun beberapa tahun saya tidak berjumpa dengannya, tiba-tiba saya
mendengar ia saat ini sedang belajar di sekolah Alkitab menyerahkan diri menjadi
seorang hamba Tuhan.  Ada juga seorang  Kristen yang dulunya saya kenal sebagai
seorang yang sangat minder.  Ia sangat tidak berani berdiri didepan orang-orang
banyak.  Namun kini ia melayani sebagai seorang motivator yang memberkati banyak
orang.  Ada juga seorang yang dulunya kalau bicara gagap, tidak jelas apa yang
dibicarakan.  Namun beberapa waktu lamanya saya tidak berjumpa dengan dia,
sekarang ia sudah menjadi Liturgos handalan di gerejanya, yang memberkati banyak
orang..  Bagaimana mungkin mereka bisa berubah demikian?  Saya percaya Roh
Kuduslah yang mengubah mereka.  Roh Kudus mengubah, memperlengkapi dan
memampukan mereka untuk dapat menjadi saksi-saksi Kristus.  Roh Kudus itu
jugalah yang mengubah Petrus menjadi rasul yang sangat berkuasa.

Bukan hanya kesaksian secara verbal, selanjutnya (2:41-47) dikisahkan tentang


bagaimana jemaat mula-mula itu menjadi saksi melalui perilaku mereka.  Mereka
menjadi saksi Kristus ketika mereka berbagi kasih kepada sesama yang
membutuhkan, walau harus mengorbankan kenyamanan diri sendiri. Alhasil melalui
kesaksian hidup mereka, jemaat yang percaya semakin bertambah. Pasal 3 sampai 5
banyak berbicara tentang kesaksian rasul-rasul dan jemaat mula-mula, kisah tentang
Petrus menyembuhkan orang lumpuh, kisah salah satu jemaat mula-mula yang
bernama Barnabas yang dikatakan sebagai penghibur, dsb.

Dipasal 6-7 muncullah saksi yang lain yang bernama Stefanus yang dikatakan
sebagai seseorang yang penuh dengan Roh Kudus.  Stefanus bersaksi bagi banyak
orang, dan hasilnya ia menjadi martir pertama bagi kekristenan.  Pertama orang
mengira kesaksian Stefanus itu sia-sia belaka.  Tapi orang-orang itu keliru.  Karena
dari kesaksian Stefanuslah akhirnya injil pertama kalinya keluar dari lingkungan
Yudea.  Dipasal 8 dikisahkan bagaimana Filipus bersaksi di Samaria dan Etiopia.  
Dan sisa pasal selanjutnya kita melihat bagaimana Paulus, Barnabas, dan para rasul
lainnya, dengan berani menjadi saksi menyampaikan tentang Kristus kepada banyak
orang.  Sampai akhirnya tergenapilah apa yang Tuhan katakan di awal “....Kamu akan
menjadi saksiku di Yerusalem, di seluruh Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung
bumi”.  Inilah kunci dalam cerita di kitab kisah rasul.  Roh Kudus turun
memampukan mereka menjadi saksi-saksi Kristus.

Jadi dapat dikatakan bahwa seseorang yang mempunyai roh Kudus adalah
seseorang yang menjadi saksi bagi banyak orang.  Karena jika Roh Kudus ada dalam
pribadi kita, tidak bisa tidak, ia akan mendorong kita untuk menjadi saksi-saksi
Kristus.  Semakin seseorang dipenuhi oleh Roh Kudus, semakin kehidupannya
menjadi saksi dan berkat bagi banyak orang.  Karena itu jika kita ingin mengetahui
apakah Roh Kudus ada dalam hidup kita atau ada dalam sebuah gereja, cobalah untuk
melihat kehidupan kita, apakah hidup kita sudah menjadi saksi yang hidup. 
Sudahkah hidup kita menyatakan kasih Kristus di tengah dunia.  Sudahkah hidup kita
memberkati orang disekitar kita.  Itulah tanda utama seseorang yang hidupnya
dipenuhi oleh Roh Kudus.

Bagaimana caranya agar hidup kita dapat dipenuhi oleh Roh Kudus?  Pertama: 
Mari kita rendahkan hati kita untuk dibentuk dan mau dikuasai Firman Tuhan. 
Jauhkah segala keegoisan diri kita.  Ego diri merupakan penghalang utama Roh
Kudus berkuasa dalam diri kita.  Sebaliknya, kuasai hidup kita dengan Firman
Tuhan.  Semakin kita membiarkan diri kita dikuasai Firman Tuhan maka semakin
hidup kita akan dikuasai Roh Kudus.  Orang yang dikuasai Firman Tuhan itu tidak
menjalankan hidupnya berdasarkan egonya.    Sebab itu mari kita terus merenungkan
Firman Tuhan dan membiarkan Firman itu menguasai hidup kita.  Semakin kita
dikuasai oleh Firman Tuhan, semakin kita dipenuhi oleh Roh Kudus, dan semakin
hidup kita menjadi saksi yang hidup bagi banyak orang. 

Selain itu milikilah kepekaan akan suara Roh Kudus.  Kadang Roh Kudus bisa
sewaktu-waktu berbicara lewat hati kita untuk menggerakan kita untuk melakukan
sesuatu.  Pekalah dan taatlah akan hal itu.  Ketika di seminari, saya berjumpa dengan
seorang adik kelas yang duduk sendiri.  Saya menyapa dia dan diapun tersenyum
menyapa saya.  Namun ketika saya hendak pergi meninggalkan dia, tiba-tiba suara
nurani berkata ‘Fong, dia lagi ada masalah, coba kamu dampingi dia.’  Tapi logika
saya mengatakan ‘gak tuh, dia tadi senyum-senyum kayak ada masalah.’  Tapi saya
berusaha mentaati apa yang menjadi bisikan pertama yang saya yakin itu bisikan Roh
Kudus.  Saya menghampiri dia dan saya bertanya “apakah kamu ada masalah?” 
Iapun terkejut, dan berkata, “kok kamu tau kalau saya lagi ada masalah?”  Lalu ia
menangis, dan menceritakan semua pergumulan hidupnya yang berat.  Setelah ia
cerita iapun merasa lega.  Kadang-kadang kita merasakan dorong itu bukan?   Biss,
Jika Roh Kudus mendorong kita untuk melakukan sesuatu pelayanan, jangan ditahan-
tahan.  Tapi pekalah dan taat lakukan apa yang diminta.  Semakin kita peka terhadap
pekerjaan Roh Kudus, semakin hidup kita dikuasai oleh Roh Kudus. 

Ingatlah, menjadi saksi itu bukan sekedar menyampaikan Firman Tuhan di atas
mimbar seperti para hamba Tuhan yang ada di gereja-gereja.  Tapi menjadi saksi itu
juga dapat ditunjukkan dalam kehidupan kita sehari-hari, melalui perbuatan kasih
kita, melalui kebaikan hati kita, melalui telinga-telinga yang mau mendengar keluh
kesah orang lain, dan melalui tindakan, atau juga melalui teladan hidup kita. 
Seberapapun hebatnya seseorang, seberapa multitalentednya ia, seberapapun
banyaknya kemampuan yang ada pada seseorang, namun jika bukan Roh Kudus yang
bekerja maka sia-sialah semua upayanya.  Sebaliknya, jika ada seorang yang
sederhana sekalipun, yang tidak pandai bicara, yang tidak punya banyak kemampuan,
namun bila hidupnya penuh dengan Roh Kudus ia akan menjadi berkat lewat
kesaksiannya hidupnya. 

Ada seorang bapak yang sangat sederhana.  Ketika ia percaya kepada Tuhan,
Roh Kudus memenuhi hidupnya.  Ada kerinduan yang besar dalam dirinya untuk
bersaksi.  Tetapi bapak ini tidak punya kemampuan apa-apa.  Uang tidak punya,
keahlian tidak punya, bicara pun tidak pandai, sehingga ia harus berpikir keras
bagaimana caranya bersaksi tentang Kristus.  Akhirnya ia menemukan satu cara
untuk bersaksi.  Bagaimana caranya?  Tiap hari ketika ia pergi bekerja naik kereta
api, sebelum turun ia menepuk pundak orang-orang dan berkata “Percaya Tuhan,
kalau tidak masuk neraka.”  Habis mengatakan itu ia pergi.  Hanya itu yang bisa
dilakukan oleh bapak sederhana ini selama bertahun-tahun.  Setahun, dua tahun,
sampai beberapa tahun ia melakukan hal yang sama dengan setia.  Namun sampai
suatu titik ia berpikir bahwa apa yang ia lakukan sia-sia.  Ia merasa tidak ada orang
yang bakal bertobat hanya jika ia berkata demikian.  Iapun mulai putus asa.  Sampai
suatu ketika, saat bapak ini sedang duduk-duduk santai.  Seorang pemudi datang
kepadanya dan berkata “pak, mungkin bapak tidak mengenal saya, tapi saya mau
mengucapkan terimakasih kepada bapak.”  Bapak itu terheran-heran.  Kemudian
pemudi ini melanjutkan perkataannya “Dulu hidup saya kacau, hidup seenaknya,
namun ketika bapak menepuk saya dan mengucapkan kalimat singkat itu, saya
tersentak dan berpikir, bagaimana jika saya mati saat ini, pasti saya masuk neraka. 
Semenjak itu saya mulai mencari Tuhan.”  Mendengar hal itu bapak itu kembali
bersemangat untuk bersaksi.  Roh Kudus lah yang memampukan bapak itu menjadi
saksi melalui kesederhanaanya.

Bagaimana dengan kita?  Sudahkah hidup kita dipenuhi oleh Roh Kudus?
Sudahkah kita menjadi saksi yang hidup bagi orang lain?  Seorang ayah yang
dipenuhi Roh Kudus akan menjadi teladan bagi anak-anaknya sebagai kesaksian yang
hidup, dimana anak-anaknya respek dan mengagumi dia sebagai seorang kepala
keluarga.  Seorang ibu yang dipenuhi Roh Kudus, ia mampu mempertobatkan
suaminya yang belum percaya melalui sikapnya yang baik.  Seorang pekerja yang
dipenuhi Roh Kudus dapat membuat rekan-rekannya yang belum percaya menjadi
tertarik untuk mengikuti apa yang kita percayai karena kesaksian hidup kita yang
jujur dan berintegritas.  Seorang pelajar yang dipenuhi Roh Kudus akan menjadi
panutan bagi teman-temannya atas seluruh pergaulannya yang berbuah.  Intinya,
seorang yang dipenuhi Roh Kudus, kehidupannya akan menjadi saksi bagi banyak
orang.  Sudahkah kita hidup dipenuhi Roh Kudus? 

Mungkin pertanyaan yang lebih penting:  Maukah hidup kita dikuasai oleh Roh
Kudus?  Maukah hidup kita menjadi berkat bagi sesama kita? Maukah kita menjadi
saksi yang hidup untuk orang lain?   Kiranya di hari Pentakosta ini, setiap kita dapat
mengambil komitmen kembali untuk hidup dipenuhi oleh Roh Kudus dengan menjadi
saksi-saksi Kristus yang hidup.

Anda mungkin juga menyukai