Anda di halaman 1dari 81

DIKTAT

PENGANTAR ILMU FILSAFAT

Disusun oleh;
Pdt. Matheus Karyo Utomo, M.Th.

1
SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA NUSANTARA (S T T N)
SALATIGA
PROGRAM SARJANA TEOLOGI (S.Th.)

Materi Kuliah

PENGANTAR ILMU FILSAFAT

Disusun oleh;
Pdt. Matheus Karyo Utomo, M.Th.

SALATIGA – 2014

2
KONTRAK PERKULIAHAN

Mata kuliah : PENGANTAR ILMU FILSAFAT


Kode Mata Kuliah : A.104
Bobot : 2 SKS
Semester : VI/ Tahun 2014
Dosen : Pdt. Matheus Karyo Utomo, M.Th.
Ruang Kuliah :

MANFAT MATA KULIAH


Dengan berfilsafat, bertujuan untuk menjadi manusia yang bersusila, berfilsafat, berpikir
kreatif, logis dan berhikmat sebagai jati diri hamba Tuhan, dalam terang iman Kristen,
dan membawa pemikiran filsafat umum itu untuk percaya kepada Tuhan.

DESKRIPSI MATA KULIAH

Matakuliah ini merupakan pengantar ilmu filsafat yang berusaha untuk


mengenal apa pengertian dan devinisi filsafat, sejarah lahirnya pemikiran dan
perkembangan ilmu filsafat barat, mengenal methode-methode penelitian dalam ilmu
filsafat, dan pembagian atau cabang-cabang ilmu filsafat, serta pengaruh filsafat
terhadap teologi kristen dengan diakhiri sikap orang percaya terhadap ilmu filsafat.

KOMPETENSI DASAR

1. Mahasiswa mampu mengenal ilmu filsafat, memberikan arti dan devinisi ilmu
filsafat serta mengerti letaknya dalam disiplin ilmu teologi.
2. Mahasiswa mampu mengenal sejarah lahirnya pemikiran dan perkembangan ilmu
filsafat barat dari asal mulanya sampai pada masa sekarang ini.
3. Mahasiswa mampu mengenal metode dalam ilmu filsafat dan tokoh filsuf serta
pemikirannya.
4. Mahasiswa mampu membedakan cabang-cabang dan aliran-aliran pemikiran ilmu
filsafat barat.
5. Mahasiswa mampu mengerti pengaruh ilmu filsafat terhadap teologi kristen, dan
mampu menemukan suatu nilai yang terbaik dari suatu perbuatan.
6. Mahasiswa mampu bersikap terhadap ilmu filsafat.

3
PENGORGANISASIAN MATERI

BAB I
MENGENAL ILMU FILSAFAT
A. Pengertian dan Devinisi Ilmu Filsafat
B. Pola pikir dan Sifat Ilmu Filsafat
C. Asal Mula Ilmu Filsafat
D. Peranan Ilmu Filsafat
E. Manfaat dan Kegunaan Ilmu Filsafat
F. Mengenal Fisafat Kristen
BAB II
SEJARAH LAHIRNYA DAN
PERKEMBANGAN ILMU FISAFAT BARAT
A. Filsafat Kuno
B. Filsafat Abad Pertengahan
C. Filsafat Modern
D. Filsafat Abad 19-20
BAB III
METHODE-METHODE DALAM ILMU FILSAFAT
A. Metode dalam Ilmu Filsafat
B. Metode Zeno
C. Metode Sokrates
D. Metode Plato
E. Metode Aristoteles
F. Metode Plotinus
G. Metode Descrates
H. Metode Bacon
I. Metode Eksistensialis
J. Metode Fenomenologi
K. Metode Analistik
BAB IV
CABANG-CABANG ILMU FILSAFAT
A. Efistemologi
B. Metafisika
1. Ontologi
2. Kosmologi
3. Teologi Metafisika
4. Antropologi
C. Logika
D. Etika
E. Estetika
F. Fifsafat Khusus Disiplin Ilmu
1. Filsafat Agama
2. Filsafat Hukum
3. Fisafat Pendidikan
4. Filsafat Sejarah
5. Filsafat Bahasa
6. Filsafat Matematika

4
BAB V
PEMIKIRAN FILSAFAT BARAT DAN TEOLOGI
KRISTEN
A. Pengaruh Pemikiran Filsafat Barat
1. Pengaruh dari Renaissance
2. Pengaruh dari Rasionalisme
3. Pengaruh dari Kebebasan
4. Pengaruh dari Naturalis Modern
5. Pengaruh dari Teori Evolusi
6. Pengaruh dari Kant Terhadap Agama
B. Munculnya Faham Baru dalam Teologi
1. Munculnya Teologi Liberal
2. Munculnya Teologi Kekinian (Kontemporer)
3. Munculnya Otonomi Berpikir (Kebebasan)
4. Munculnya ’DOG’ Teologi
C. Reformasi dan Renaissance
D. Sikap Terhadap Perlakuan Alkitab
E. Hubungan antara Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Teologi
F. Membedakan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan ilmu Teologi
G. Perbedaan Filsafat Umum dan Filsafat Kristen
H. Hubungan Filsafat dan Alkitab
I. Manusia dan Pertanggungjawaban Moral
BAB VI
SIKAP TERHADAP ILMU FILSAFAT
A. Menerima Filsafat
B. Menolak Filsafat
C. Tanggapan Terhadap Ilmu Filsafat

STRATEGI PEMBELAJARAN
Perkuliahan melalui pendekatan individu, kelompok dan partisipasi kelas.
Metode yang dipakai dalam pembelajaran :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab dan Diskusi
3. Tugas dan Study Mandiri
4. Presentasi

SUMBER PEMBELAJARAN
Ringkasan buku diktat bahan ajar
Buku buku referensi

TUGAS-TUGAS
1. Mahasiswa akan mengikuti perkuliahan dan study mandiri Pengantar Ilmu
Filsafat
2. Mahasiswa akan mengikuti ujian pertengahan dan akhir semester.
3. Bacaan Wajib:
: Pengantar Filsafat karangan Jan Hendrik Rapar
: Filsafat dalam Terang Iman Kristen karangan Jonar Situmorang
Membuat Laporan Bacaan (lihat blanko surat pernyataan)

5
Contoh Surat pernyataan.
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ……………….., NIM : .………… Tingkat: .………….
Menyatakan : Bahwa saya telah membaca buku ……………………..
Isi pokok : ……………………… (tidak boleh lebih satu halaman)
Tanggal, dan tanda tangan
4. Bacaan Mandiri
Silahkan membaca buku-buku referensi dalam daftar kepustakaan.
5. Mahasiswa akan berdiskusi kelompok dan presentasi (jadwal menyusul)
6. Membuat paper 3 halaman isi dengan format umum penulisan paper.
Diserahkan sebelum ujian akhir semester.
Thema yang diusulkan yaitu:
: Sikap saya terhadap IlmuFilsafat atau
: Filsafat Kristen menurut pemikiran saya

PENILAIAN
1. Kehadiran dan partisifasi kelas : 10 %
2. Bacaan : 20 %
3. Ujian Ujian Tengah Semester : 20 %
4. Ujian Akhir Smester : 20 %
5. Tugas Tugas Presentasi dan Paper : 30 %

ALOKASI WAKTU
1. Matakuliah akan disampaikan selama 16 pertemuan
2. Matakuliah ini berbobot 2 SKS X 50 menit tatap muka

Jadwal Pembelajaran

Minggu Materi Sumber Ajar Keterangan


1 Pengantar - Bahan Ajar
BAB I : Mengenal Ilmu Filsafat - Buku Referensi
 Devinisi
 Pola pikir dan Sifat
 Asal Mula
2  Peranan - Bahan Ajar
 Manfaat dan Kegunaan - Buku Referensi
 Fisafat Kristen
BAB II: Sejarah Lahirnya Pemikiran
dan Perkembangan Ilmu Filsafat Barat
 Filsafat Kuno – Pra Sokrates
3  Filsafat Kuno - Bahan Ajar
 Sokrates, Plato, Aristoteles - Buku Referensi
 Helenisme dan Romawi
 Filsafat Patristik
 Filsafat Abad Pertengahan
4  Filsafat Modern - Bahan Ajar
- Buku Referensi
6
5  Filsafat Abad 19 - Bahan Ajar
- Buku Referensi
6  Filsafat Abad 20 - Bahan Ajar
- Buku Referensi
7  Presentasi Mahasiswa Tugas
Kelompok
8 TTS KD 1 dan KD 2 ESAY

9 BAB III: Metode Dalam Ilmu Filsafat - Bahan Ajar


A. Metode Zeno - Buku Referensi
B. Metode Socrates
C. Metode Plato
D. Metode Aristoteles
E. Metode Plotinus
10 F. Metode Descrates - Bahan Ajar
G. Metode Bacon - Buku Referensi
H. Metode Eksistensialis
I. Metode Fenomenologi
J. Metode Analistik
11 BAB IV: Cabang Aliran Pemikiran - Bahan Ajar
Ilmu Filsafat Barat. - Buku Referensi
A. Efistemologi
B. Metafisika
C. Logika
D. Etika dan Estetika
E. Fifsafat Khusus Disiplin Ilmu
1. Filsafat Agama
2. Filsafat Hukum
3. Fisafat Pendidikan
4. Filsafat Sejarah
5. Filsafat Bahasa
6. Filsafat Matematika
12 BAB V: Pemikiran Filsafat Barat Dan - Bahan Ajar
Teologi Kristen - Buku Referensi
A. Pengaruh ilmu filsafat terhadap
1. Pengaruh dari Renaissance
2. Pengaruh dari Rasionalisme
3. Pengaruh dari Kebebasan
4. Pengaruh dari Naturalis Modern
5. Pengaruh dari Teori Evolusi
7. Pengaruh dari Kant Terhadap
Agama
13 B. Munculnya Faham Baru dalam - Bahan Ajar
Teologi - Buku Referensi
1. Munculnya Teologi Liberal
2. Munculnya Teologi Kekinian
(Kontemporer)
3. Munculnya Otonomi Berpikir
(Kebebasan)
4. Munculnya ’DOG’ Teologi
7
14 C. Reformasi dan Renaissance - Bahan Ajar
D. Sikap Terhadap Perlakuan Alkitab - Buku Referensi
E. Hubungan antara Filsafat, Ilmu
Pengetahuan dan Teologi
F. Membedakan Filsafat, Ilmu
Pengetahuan dan ilmu Teologi
G. Perbedaan Filsafat Umum dan
Filsafat Kristen
H. Hubungan Filsafat dan Alkitab
I. Manusia dan Pertanggungjawaban
Moral
15 BAB VI: Sikap terhadap ilmu filsafat. - Bahan Ajar
 Sikap menerima Filsafat - Buku Referensi
 SikapMenolak Filsafat
 Tanggapan Terhadap Ilmu Filsafat
16 TAS - ESAY

Daftar Kepustakaan

1. Achmadi, Asmoro, Filsafat Umum, (Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995)


2. Berkhof, H. Dr., Sejarah Gereja, (BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1988)
3. Bertens, K. ; Filsafat Barat Kontemporer Inggris-Jerman; Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta 2002
4. Geisler, Norman L. Dan Peinberg, Paul D., Filsafat dari Perspektif Kristiani,
(Gandum Mas, Malang, 2002)
5. Hadiwijono, Harun ,Dr., Sari Sejarah Filsafat Barat 1, (Kanisius, Jogyakarta, 1980)
6. – , Sari Sejarah Filsafat Barat 2, (Kanisius, Jogyakarta, 1980)
7. Hassan, Fuad, Pengantar Filsafat Barat,(Pustaka Jaya, Jakarta, 1996)
8. Lane, Tony, Runtut Pijar,(BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1996)
9. Nasution, Hasan Bakti, Filsafat umum, (Gaya Media Pratama, Jakarta, 2001)
10. Poejdawijatna, I.R, Pembimbing ke arah Filsafat, (Rineka Cipta, TK, 1994)
11. Rapar, Jan Hendrik, Filsafat Politik Aristoteles,(Rajawali Pers, Jakarta, 1998)
12. - , Pengantar Filsafat, (Kanisius, Jogyakarta, 2002)
13. Situmorang,Jonar,Filsafat dalam Terang Iman Kristen, (Kanisius, Jogyakarta, 2009)
14. Sudarsono, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Reineka Cipta, Jakarta, 1995)
15. Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Rajawali Pers, Jakarta, 1996)
16. Suseno, Frans Magnis, menalar tuhan, (Kanisius, Jogyakarta, 2010)
17. Harvei M. Conn, Teologi Kontemporer, SAAT, Malang, 1991
18. Paulus D.H Daun, Apakah Liberalisme dan Modernisme, Andi, Yogyakarta,1987
19. Paulus D.H Daun, Apakah DOG THEOLOGY ITU, Gandum Mas, Malang,1985

MKU 042014

8
GARIS BESAR
PRAKATA
PENDAHULUAN

BAB I
MENGENAL ILMU FILSAFAT
A. Pengertian dan Devinisi Ilmu Filsafat
B. Pola pikir dan Sifat Ilmu Filsafat
C. Asal Mula Ilmu Filsafat
D. Peranan Ilmu Filsafat
E. Manfaat dan Kegunaan Ilmu Filsafat
F. Mengenal Fisafat Kristen

BAB II
SEJARAH LAHIRNYA DAN
PERKEMBANGAN ILMU FISAFAT BARAT
A. Filsafat Kuno
B. Filsafat Abad Pertengahan
C. Filsafat Modern
D. Filsafat Abad 19-20

BAB III
METHODE-METHODE DALAM ILMU FILSAFAT
A. Metode dalam Ilmu Filsafat
B. Metode Zeno
C. Metode Sokrates
D. Metode Plato
E. Metode Aristoteles
F. Metode Plotinus
G. Metode Descrates
H. Metode Bacon
I. Metode Eksistensialis
J. Metode Fenomenologi
K. Metode Analistik

BAB IV
CABANG-CABANG ILMU FILSAFAT
A. Efistemologi
B. Metafisika
1. Ontologi
2. Kosmologi
3. Teologi Metafisika
4. Antropologi
C. Logika
D. Etika
E. Estetika
F. Fifsafat Khusus Disiplin Ilmu

9
1. Filsafat Agama
2. Filsafat Hukum
3. Fisafat Pendidikan
4. Filsafat Sejarah
5. Filsafat Bahasa
6. Filsafat Matematika

BAB V
PEMIKIRAN FILSAFAT BARAT DAN TEOLOGI
KRISTEN
A. Pengaruh Pemikiran Filsafat Barat
1. Pengaruh dari Renaissance
2. Pengaruh dari Rasionalisme
3. Pengaruh dari Kebebasan
4. Pengaruh dari Naturalis Modern
5. Pengaruh dari Teori Evolusi
6. Pengaruh dari Kant Terhadap Agama
B. Munculnya Faham Baru dalam Teologi
1. Munculnya Teologi Liberal
2. Munculnya Teologi Kekinian (Kontemporer)
3. Munculnya Otonomi Berpikir (Kebebasan)
4. Munculnya ’DOG’ Teologi
C. Reformasi dan Renaissance
D. Sikap Terhadap Perlakuan Alkitab
E. Hubungan antara Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Teologi
F. Membedakan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan ilmu Teologi
G. Perbedaan Filsafat Umum dan Filsafat Kristen
H. Hubungan Filsafat dan Alkitab
I. Manusia dan Pertanggungjawaban Moral

BAB VI
SIKAP TERHAADAP ILMU FILSAFAT

A. Menerima Filsafat
B. Menolak Filsafat
C. Tanggapan Terhadap Ilmu Filsafat

10
PRAKATA

Pertama-tama penulis bersyukur kepada Tuhan Yesus, Tuhan dan Juru Selamat
serta Guru Yang Agung yang sejati, yang memberi kemampuan, hikmad, pengetahuan
kepada penulis, untuk menyusun bahan ajar pengantar ilmu Filsafat. Suatu pengantar
yang membawa kepada pengertian tentang Ilmu Filsafat, Pemikiran dan perkembang
Ilmu Filsafat Barat, metode-metode dalam ilmu Filsafat Barat, dan cabang-cabangnya.
Serta Pengaruh pemikiran filsafat Barat terhadap Teologi Kristen serta sikap orang
percaya terhadap Ilmu Filsafat Barat.
Berterima kasih kepada institusi STT Nusantara yang telah memberikan
kepercayaan penulis untuk mengampu mata kuliah Pengantar Filsafat; yang merupakan
pengalaman pertama untuk mengampu mata kuliah tersebut. Namun sangat
menyenangkan karena telah banyak belajar dari sejarah pemikiran Ilmu Filsafat Barat
dan belajar menanggapi atau bersikap berdasarkan pandangan Iman Kristen/ Alkitab.
Sehingga membawa penulis untuk lebih mantap dan terus memperdalam Kekristenan
dan mengajarkan kebenaran kepada para mahasiswa supaya jangan ada yang tersesat
dan terjebak dengan “Filsafat Kosong”
Belajar filsafat bertujuan untuk menjadi manusia yang bersusila, berfilsafat,
berpikir kreatif, logis dan berhikmat sebagai jati diri hamba Tuhan, dalam terang iman
Kristen, dan membawa pemikiran filsafat umum itu untuk percaya kepada Tuhan.
Belajar filsafat diharapkan akan mampu mengenal ilmu filsafat, memberikan arti dan
devinisi ilmu filsafat serta mengerti letaknya dalam disiplin ilmu teologi. Mengenal
sejarah lahirnya pemikiran dan perkembangan ilmu filsafat barat dari asal mulanya
sampai pada masa sekarang ini. Mengenal metode dalam ilmu filsafat dan tokoh filsuf
serta pemikirannya. Mampu membedakan cabang-cabang dan aliran-aliran pemikiran
ilmu filsafat barat. Mampu mengerti pengaruh ilmu filsafat terhadap teologi kristen, dan
mampu menemukan suatu nilai yang terbaik dari suatu perbuatan. Dan Mampu bersikap
terhadap ilmu filsafat.
Semoga tulisan yang masih banyak kekurangannya ini, dan perlu penyempurnaan
bermanfaat bagi pribadi dan intitusi. Segala puji, syukur, hormat dan kemuliaan hanya
bagi Tuhan Yesus sumber hikmad. Amin
Paskhah, Medio April 2014

11
PENDAHULUAN

Ilmu Filsafat adalah sebuah ilmu pengetahuan. Orang mempelajari filsafat tentu
untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Kepuasan akan terlihat apabila ia sudah
tahu yang memuaskan hati manusia yang disebut tahu yang benar. Jika tahu yang keliru
dan seandainya dijadikan dasar tindakan, sering kali tindakannya pun keliru juga dan
berakibat fatal.
Sementara bagi sebagian orang yang setelah tahu akan filsafat, dapat bersikap
untuk menerima filsafat tersebut. Mereka beranggapan bahwa walaupun telah memiliki
kenbenaran yaitu Firman Tuhan (Alkitab) tidak ada salahnya tetap menggunakan filsafat
Yunani. Yaitu hanya menggunakan metodenya/ cara berpikirnya saja. Namun harus hati-
hati supaya jangan sampai terjebak dalam filsafat kosong. (Kolose 2:8) Bukan berarti
orang percaya tidak boleh berfilsafat, hanya supaya berhati-hati, agar tidak berakibat
mengagungkan rasio, sedangfkan iman menjadi lemah.
Dengan berfilsafat, bertujuan untuk menjadi manusia yang bersusila, berfilsafat,
berpikir kreatif, logis dan berhikmat sebagai jati diri hamba Tuhan, dalam terang iman
Kristen, dan membawa pemikiran filsafat umum itu untuk percaya kepada Tuhan.
Sebagai orang beriman, kita harus berfilsafat dan mengerti filsafat. supaya kita
tahu apa itu fisafat dan pola pikir berfilsafat. Dengan berfilsafat kita dapat mengadakan
pendekatan-pendekatan injil kepada dunia khususnnya filsafat guna menjembatani
pemikir-pemikir filsafat untuk menyampaikan firman Tuhan kepada mereka melalui
pola pikir filsafat. Dalam berfilsafat, dasar kebenaran kita adalah Alkitab. Kita
menggunakan rasio untuk belajar Alkitab agar rasio atau pikiran kita diterangi oleh
kebenaran alkitab. Ketika kita berfilsafat harus diterangi oleh Firman Tuhan. Teologi
bertanggungjawab untuk menguji dan memberi nilai kepada ilmu pengetahuan dan
filsafat. Jika ada pemikiran ilmu pengetahuan dan atau filsafat yang tidak sesuai dengan
kebenaran Firman Tuhan, maka harus kita tolak atau kita luruskan. Filsafat kristen
bertugas memberi nilai yang terakhir melalui Alkitab; Tujuan kita berfilsafat adalah agar
dapat mengkomunikasikan berita injil kepada dunia dengan pendekatan filsafat.
Sekalipun kita memiliki hati nurani, tetapi tolok ukur kebenaran yang hakiki adalah
Alkitab (Fiman Tuhan.)
Tulisan ini merupakan pengantar ilmu filsafat yang berusaha untuk mengenal
apa pengertian dan devinisi filsafat, sejarah lahirnya pemikiran dan perkembangan ilmu

12
filsafat barat, mengenal methode-methode penelitian dalam ilmu filsafat, dan
pembagian atau cabang-cabang ilmu filsafat, serta pengaruh filsafat terhadap teologi
kristen dengan diakhiri sikap orang percaya terhadap ilmu filsafat.
Secara terinci akan disajikan bagian-bagian materi atau tulisan ini diantaranya:
bagian pertama akan menyajikan mengenal ilmu filsafat, memberikan arti dan devinisi,
Pola pikir dan Sifat Ilmu Filsafat, Asal Mula Ilmu Filsafat, Peranan Ilmu Filsafat,
Manfaat dan Kegunaan Ilmu Filsafat dan Mengenal Fisafat Kristen
Bagian kedua menyajikan pengenalan akan sejarah lahirnya pemikiran dan
perkembangan ilmu filsafat barat dari asal mulanya Filsafat Kuno, Filsafat Abad
Pertengahan, Filsafat Modern, sampai pada masa sekarang ini yaitu abad 19 dan 20.
Kemudian pada bagian ke tiga akan menyampaikan metode–metode dalam ilmu
filsafat yait Metode Zeno, Metode Sokrates, Metode Plato, Metode Aristoteles, Metode
Plotinus, Metode Descrates, Metode Bacon, Metode Eksistensialis, Metode
Fenomenologi, dan Metode Analistik
Bagian ke empat akan membedakan cabang-cabang dan aliran-aliran pemikiran
ilmu filsafat barat. Efistemologi, Metafisika, Logika, Etika dan Estetika, Fifsafat Khusus
Disiplin Ilmu
Pada bagian ke lima akan menyajikan pemikiran Filsafat barat dan teologi
Kristen suatu pengaruh ilmu filsafat terhadap teologi kristen, Reformasi dan
Renaissance, Sikap Terhadap Perlakuan Alkitab, Hubungan antara Filsafat, Ilmu
Pengetahuan dan Teologi, Membedakan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan ilmu Teologi,
Perbedaan Filsafat Umum dan Filsafat Kristen, Hubungan Filsafat dan Alkitab, dan
Manusia dan Pertanggungjawaban Moral
Diakhiri bagian ke enam suatu sikap terhadap ilmu filsafat, diantaranya
menolak atau menerima dengan segala kosekuensinya serta sikap terhadap ilmu filsafat.

13
BAB I
MENGENAL ILMU FILSAFAT

Untuk mengerti dan memahami apa itu filsafat dan dari mana asalnya filsafat,
maka kita akan belajar untuk mengenal filsafat. Penalaran ini merupakan sekedar
pengantar kepada ilmu filsafat, sehingga sedikit atau banyak akan mengenal filsafat
sebagi sebuah ilmu yang dapat dipelajari. Mengenal ilmu filsafat merupakan pengantar
ilmu filsafat yang berusaha untuk mengenal apa pengertian dan devinisi filsafat, sejarah
lahirnya pemikiran dan perkembangan ilmu filsafat barat, mengenal methode-methode
penelitian dalam ilmu filsafat, dan pembagian atau cabang-cabang ilmu filsafat, serta
pengaruh filsafat terhadap teologi kristen dengan diakhiri sikap orang percaya terhadap
ilmu filsafat.
Mempelajari ilmu filsafat adalah usaha untuk mempelajari secara umum arti dan
devinisi ilmu filsafat, sehingga dapat mengerti apa itu ilmu filsafat. Tujuan berfilsafat,
supaya menjadi manusia yang bersusila, berfilsafat, berpikir kreatif, logis dan berhikmat
sebagai jati diri hamba Tuhan. Dalam terang iman Kristen, kita membawa pemikiran
filsafat umum itu untuk percaya kepada Tuhan.

A. PENGERTIAN DAN DEVINISI ILMU FILSAFAT

Setiap manusia pasti berpikir, tetapi tidak semua manusia disebut filsuf. Berpikir
yang dikatakan berfilsafat adalah: Radikal; Universal; Konseptual; Koheren dan
konsisten (runtut); Sitematis; Konprehensip; Bebas dan Bertanggungjawab.
Pertanyaan yang sering muncul dalam pikiran ketika sedang belajar ilmu filsafat
yaitu : Apakah filsafat itu ? Pertanyaan ini sulit di jawab karena banyaknya jawaban
yang telah diberikan sejak filsafat itu di kenal dan diusahakan manusia. Berbagai
jawaban telah diberikan sehingga persoalannya makin rumit.
Kenyataan sekarang ini banyak orang yang beranggapan bahwa filsafat itu suatu
misteri/ rahasia yang sulit untuk dipecahkan, sesuatu yang aneh. Bahkan ada yang
berpendapat bahwa filsafat itu merupakan kombinasi antara bebagai ilmu seperti teologi,
antropologi dan psikologi. Dll.

14
Secara etimologi, istilah filsafat itu berpadanan dengan kata falsafah (bahasa
Arab), dan philosophy (bahasa Inggris); kedua berasal dari bahasa Yunani 
(philosophia/ filosofia).  (Philosophia/ Filosofia) merupakan kata majemuk
yang terdiri dari  (Philos) dan  (Sophia) yang diturunkan dari kata kerja
(Filosofein). Kata philos berarti sahabat/ kekasih; sedangkan kata sophia
berarti kebijaksanaan/ kearifan/ ilmu pengetahuan. Sehingga dapat dimengerti bahwa
philosophia berarti mencintai ilmu pengetahuan/ kebijaksanaan. Kata philosophia telah
di-Indonesia-kan menjadi kata filsafat. Oleh karena itu dapat diambil pengertian
sementara bahwa filsafat berarti mencintai kebijaksanaan. Arti kata tersebut belum
merupakan hakekat filsafat yang sebenarnya. Pengertian sebenarnya terkandung gagasan
yang mengandung arti himbauan kepada kebijaksanaan. Jadi kebijaksanaan itu belum
diraih, masih diusahkan. Berarti seorang filsuf adalah seorang yang sedang mencari atau
mengusahakan kebijaksanaan.
FILSAFAT dari kata FHILOSOPHIA. Dari kata kerja PHILO dan SOPHEIN
–yang berarti mencintai kebijaksanaan. Para filsuf Sokratik berpendapat bahwa filsafat
adalah ilmu yang berupaya untuk mamahami hakekat alam dan realitas dengan
mengandalkan akal budi. Menurut Plato ”Filsafat adalah pengetahuan yang berusaha
untuk meraih kebenaran tang asli dan murni; penyelidikan tentang sebab-musabab asas-
asas yang paling akhir tentang segala yang ada”. Sedangkan menurut Aristoteles
”Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mencari prinsip-prinsip dan penyebab-
penyebab dari realitas yand ada; mempelajari perilaku yang ada (being as being )atau
peri ada sebagaimana adannya (being as such); meliputi ilmu metafisika; logika;
retorika; etika; ekonomi; politik; dan estetika. Harry Hamersena memberi pengertian
”Filsafat adalah pengetahuan metodis; sistematis dan koheren tentang seluruh
kenyataan.” Harun Hadiwijono dalam bukunya sari sejarah filsafat barat, memberikan
definisi tentang filsafat yang menurutnya hampir mendekati usaha untuk menelusuri
sejarah filasafat disepanjang abad hingga sekarang. Dan mengatakan ”Filsafat adalah
usaha manusia dengan akalnya untuk memperoleh suatu pandangan dunia dan hidup
yang memuaskan hati.
Dari definisi tersebut diungkapkan bahwa filsafat adalah usaha manusia dengan
akalnya untuk meperoleh suatu pandangan dunia dan hidup. Dengan akalnya menjadi
penekanan bahwa filsafat adalah usaha/ akal manusia. bahwa apa yang dihasilkan oleh
pikiran para filsuf itu adalah hasil mengolah akal pikiran manusia, para filsuf berusaha

15
dengan akalnya untuk mengungkapkan atau menemukan pandangan dunia dan hidup;
sehingga para filsuf lebih mengutamakan akal manusia (hanya akal yang bekeja).

B. POLA PIKIR ILMU FILSAFAT

Mempelajari ilmu filsafat berarti memahami substansi yang terdalam dari suatu
keberadaan atau hakekat suatu keberadaan (being). Dengan berfilsafat kita berusaha
menjadikan manusia yang bersusila(dalam arti ruang lingkup tertentu, sesuai dengan
tempat dan aturan yang ada). Orang susila dipandang sebagai ahli filsafat, ahli hidup,
dan dipandang sebagai orang bijaksana.
Secara khusus mempelajari ilmu filsafat akan:
- Mampu menemukan suatu nilai yang terbaik dari suatu perbuatan.
- Mampu menemukan hubungan yang ada antara satu ilmu dan pemikiran filsafat.
- Mempelajari hierarki dan susunan kualitas kosmogonis dan kosmologis.
- Mempelajari ontologis manusia.

C. ASAL MULA ILMU FILSAFAT


Sifat manusia yang tidak pernah puas mendorong manusia untuk mengetahui
berbagai hal. Diantaranya sifat itu adalah ketakjuban/ keheranan; keraguan/ kesangsian;
ketidak puasan; hasrat bertanya. Ke empat sifat tersebut menurut menurut Jan Hendrik
Rapar mendorong manusia berfilsafat. Yaitu Ketakjuban; ketidak puasan; hasrat
bertanya; dan keraguan.
1. Keheranan/ ketakjuban. Banyak filsuf berpendapat bahwa yang menjadi awal
kelahiran filsafat yaitu  thaumasia ( kekaguman, keheranan, atau
ketakjuban); artinya berupa pertanyaan-pertanyaan dan merangsang manusia
melakukan penelitan terhadap apa yang dapat diamati.
2. Kesangsian/ keraguan. Yang menjadi sumber utama bagi pemikiran
manusia(Agustinus dan Rene Descrates); hal ini muncul setelah keheranan –
cotigo ergo sum - jika saya berfikir maka saya ada. Bagi iman kristen adalah
DEUS EST ERGO SUM. (Allah ada, maka aku ada). Manusia tidak dapat
menjelaskan dengan pikirnannya tentang adanya Tuhan dan bagaimana terjadinya
alam semesta. Sehingga akhirnya kembali kepada iman; ”karena iman kita
mengerti ” Ibrani 11:3

16
3. Ketidakpuasan. Sikap ini membuat manusia terus menerus mencari penjelasan
dan keterangan yang lebih pasti dan meyakinkan; ketidakpuasan dan membuat
manusia melepaskan segala sesuatu yan tidak dapat memuaskannya.
4. Hasrat bertanya. Dari ketidakpuasan, membuat manusia bertanya-tanya yang tak
kunjung habis. Dari pertanyaan itu membuat manusia melakukan pengamatan,
penelitian dan penyelidikan; sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang baru, yang
semakin memperkaya manusia dengan pengetahuan yang terus menerus
bertambah. Pertanyaan itu menurut SATRE, membuat kesadaran manusia yang
bertanya yang sungguh-sungguh bertanya. Itulah yang membuat filsafat ada,
tetap ada dan terus ada.
5. Kesadaran keterbatasan. Ketika menyadari bahwa dirinya kecil bila dibanding
alam semesta, maka manusia mulai berfilsafat. Kesadaran ini tinggal dalam hati
manusia, dan kesadaran ini baru terwujud sebagai kesadaran ketika berhubungan
dengan sesuatu yang lain yaitu yang bukan kesadaran. Sehingga membawa kepada
sebuah pemikiran yang rendah hati yaitu ”yang saya ketahui adalah bahwa saya
tidak tahu apa-apa. Sebagaimana ungkapan Socrates . Kesadaran yang demikian
memacu seseorang untuk lebih giat belajar dalam segala hal sehingga tidak
membuatnya seperti katak di bawah tempurung.

D. PERANAN ILMU FILSAFAT


Ilmu Filsafat telah memerankan sedikitnya tiga peranan yaitu sebagai pendobrak,
pembebas, dan pembimbing. J.H. Rapar menuturkan sbb.
1. Sebagai Pendobrak Telah berabad-abad pemikiran manusia tertawan oleh
tradisi dan kebiasaan, mistik atau mitos-mitos; dongeng dll. Para filsuf Yunani
dan kehadiran filsafat mendobrak belenggu-belenggu tersebut; meskipun
membutuhkan waktu yang panjang. Tetapi kenyataannya filsafat telah berhasil
membuka belenggu tersebut.
2. Sebagai pembebas Filsafat bukan hanya medobrak pintu. Belenggu tradisi
yang bearbd-abad, tetapi sekaligus membawa manusia keluar dari penjara tersebut.
Filsafat membebaskan manusia dari ketidaktahuan dan kebodohan, dan dari
belenggu mistis dan tradisi. Filsafat juga membebaskan manusia dari cara berpikir
yang tidak kritis, dan dari segala “penjara” yang hendak mempersempit ruang
gerak akal budi manusia.

17
3. Sebagai pembimbing Selaku Ilmu Pengetahuan, filsafat hanya mampu
membimbing; yaitu dengan cara membimbing manusia untuk berpikir secara
rasional. Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang picik, dangkal dan
membimbing manusia untuk berpikir secara luas dan lebih mendalam.

E. MANFAAT DAN KEGUNAAN ILMU FILSAFAT

1. Bagi Ilmu Pengetahuan


Dalam dunia ilmu pengetahuan, kehadiran filsafat sangat berguna. Ketika
hadir, ilmu pengetahuan masih merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
Filsafat. Pada waktu itu para ilmuwan sekaligus para Filsuf, atau seorang filsuf
sekaligus ilmuwan. Bagi mereka ilmu pengetahuan adalah filsafat, dan filsafat
adalah ilmu pengetahuan.
Cara berpikir filsafat telah membukakan pikiran manusia dengan cara berpikir
yang lebih luas dan mendalam; rasional; teratur dan terang; integral dan kopheren;
methodeis dan sistematis, logis, kritis dan analis. Karena itu ilmu pemngetahuan
semakin berumbuh dan berkembang dan menjadi dewasa. Kemudian berbagai
ilmu pengetahuan mulai mandiri dan meisahkan diri dari filsafat satu persatu.
Karena itu filsafat disebut sebagai Mater Scientiarum atau induk ilmu
pengetahuan.
Ilmu pengetahuan mengalami kemajuan dengan pesat, dan manusia mulai
percaya bahwa ilmu pengetahuan itu benar-benar mahakuasa, dan banyak manusia
yang mulai mendewakan ilmu pengetahuan, dan menganngap bahwa ilmu
pengetahuan itu adalah segala-galanya, dan mencoba meyakinkan bahwa ilmu
pengetahuan itu dapat menyelesaikan segala persoalan. Anggapan ini dikukuhkan
dengan berbagai penemuan baru di dunia ilmu pengetahuan.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan ini dan respons manusia terhadap ilmu
pengetahuan, membuat manusia mulai meninggalkan dan sinis terhadap filsafat
dan beranggapan bahwa filsafat tidak dapat menghasilkan sesuatu apapun juga
sehingga tidak berguna lagi.
Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas, karena tidak hanya menyelidiki suatu
bidang tertentu dari realitas tertentu saja. Filsafat selalu mempersoalkan hakekat,
prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas yang ada. Ketidaktrbatasan filsafat

18
yang demikian itu amat berguna bagi ilmu pengetahuan,dan sanggup memeriksa,
mengawasi, mengevaliasi, mengoreksi dan menyempurnakan prinsip-prinsip dan
asas yang melandasi berbagai ilmu pengetahuan.

2. Dalam Kehidupan Praktis.


Filsafat memang abstrak, namun tidak berarti bahwa filsafat itu sama sekali
tidak bersangkut-paut dengan kehidupan sehari-hari. Sekalipun tidak member
petunjuk praktis, tetapi filsafat sanggup memberi pemahaman tentang kehidupan
sehari-hari. Filsafat menggiring manusia kepada pengertian yang terang dan
pemahaman yang jelas; menuntun manusia kepada tindakan dan perbuatan yang
konkrit berdasarkan pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas.

F. MENGENAL FILSAFAT KRISTEN


(Tokohnya yaitu Aurelius Augustinus)
Sebenarnya tidak ada yang namanya filsafat Kristen. Filsafat adalah ilmu
pengetahuan dan filsafat itu berarti mencintai kebijaksanaan; filsafat itu usaha manusia
dengan akal untuk memperoleh suatu pandangan dunia dan hidup yang memuaskan hati.
Filsafat adalah suatu pengetahuan yang tidak memiliki batasan sehingga berfilsafat
mampu berada dimana-mana dalam pengembangan pikiran manusia.
Aurelius Augustinus (354-430) Lahir di Thagaste; ayahnya bukan Kristen,
Ibunya seorang Kristen yang saleh. Tetapi pada masa mudanya ia hidup menuruti hawa
nafsunya, namun akhirnya ia bertobat dan dibaptis tahun 387, dan ditahbiskan pada
tahun 392. Kemudian diangkat menjadi uskup pada tahun 396. Dialah yang mula-mula
membentuk ”filsafat Kristen”. Ia juga menentang aliran skeptisme
Filsafat kristen adalah upaya gerejawi untuk mengambil pengetahuan filsafat,
supaya dengan pengetahuan itu dapat menjajagi seluruh ilmu pengetahuan. Filsafat
Kristen merupakan bagian dari filsafat secara umum; dengan tujuan mengarahkan
filsafat umum untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Filsafat kristen membawa
filsafat umum mengerti tentang kebenaran. Sehingga akhirnya kembali kepada iman;
”karena iman kita mengerti ” Ibrani 11:3
Filsafat kristen bertugas memberi nilai yang terakhir melalui Alkitab; karena
Alkitab kebenaran universal yang berasal dari Allah. Sedang filsafat umum adalah
usaha manusia untuk memahai berbagai kenyataan lewat kegiatan berpikir. Karena

19
manusia terbatas, maka hasil pemikirannya adalah terbatas Hanya satu kebenaran yang
’AM’ yaitu Alkitab, yang sudah pasti benar, karena bersumber dari Allah.
Filsafat kristen akan menghasilkan hakekat dan nilai komprehensip mampu
menimbang dan menilai dalam berbagai hal menurut pandangan Alkitab. Hakekat
filsafat kristen meliputi keseluruhan, sebab kekristenan adalah universal, mampu
menyorot berbagai hal dengan tolok ukur Alkitab sebagai nilai kebenaran. Sebab
kebenaran yang dari Allah melampaui rasio manusia. Apa yang tidak kita pikirkan itulah
yang Tuhan sediakan. (band. Yohanse 2:1-11)
Filsafat kristen menjadikan filsafat umum sebagai sarana Pekabaran injil. Dasar
Filsafat Kristen adalah pikiran yang sudah diperbaharui oleh Roh Kudus (lahir baru.
Tujuan filsafat Kristen yaitu untuk memperkenalkan Kristus melalui pendekatan
filosofis (Filipi 1-9-10). Akhirnya filsafat Kristen menjadi komando dalam amanat
agung Tuhan Yesus (Matius 28:18-20). Filsafat Kristen lebih berkualitas dari pada
filsafat umum, sebab filsafat Kristen menguasai filsafat umum dan filsafat Kristen
memiliki kemampuan adikodrati yaitu Roh Kudus (I Kor. 2:10-11)

20
BAB II
SEJARAH LAHIRNYA DAN PERKEMBANGAN
ILMU FILSAFAT BARAT

Sejarah filsafat Barat secara ringkas dapat dibagi dalam empat kurun waktu.
Dimulai sejak abad ke 6 sebelum Masehi, hingga masa kini. Kurun waktu tersebut
yaitu:
Filsafat Kuno (abad 6 SM – 8 M)
 Filsafat Zaman Pra Sokrates (abad 6-5 SM)
 Filsafat Zaman Sokrates, Plato dan Aristoteles(5-3 SM)
 Zaman Filsafat Helenisme dan Romawi (3 SM-1M)
 Zaman Filsafat Patristik (abad 1-8 M)
Filsafat Abad Pertengahan (abad 8-16 M)
1. Awal Skolastik
2. Kejayaan Skolastik
3. Akhir Skolastik
Filsafat Modern
 Renaissance
 Abad 17
 Abad 18
Filsafat Abad 19-20

A. FILSAFAT KUNO

Kemungkinan dimulai abad 6-4 SM. Diyakini bahwa Thales adalah filsuf
pertama dengan bukti ramalan gerhana matahari pertama tgl 28 Mei 585 SM. Para filsuf
beriktiar untuk menentukan asal muasal alam semesta ini (ARCHE). Ada yang
mengatakan arche itu adalah AIR (Thales); UDARA (Anaximenes); BILANGAN
(Pythagoras) dll. Namun mereka tidak dapat memberi kepastian dari mana asal muasal
air, udara dll. itu. Namun Alkitab menjelaskan kepada kita asal segala sesuatu adalah

21
Allah. Kejadian 1:1 ”Pada Mulanya Allah.” dan Yohanes 1:1 ”Pada mulanya adalah
Firman dan Firman itu adalah Allah.”
Filsafat kuno ini dimulai sejak timbulnya filsafat di Yunani pada abad 6, sampai
zaman pertengahan. Pereode yang panjang ini meliputi empat bagian utama yaitu:
Zaman Filsafat Pra Sokrates; Zaman Filsafat Sokrates, Plato dan Aristoteles; Zaman
Filsafat Helenis dan Romawi dan Zaman Filsafat Patristik.

1. Zaman Filsafat Pra Sokrates

a. Alam
Perhatian utama mereka adalah terhadap alam semesta yang bersifat materi.
 Thales (624-548 SM). Arche adalah air.Semua dari air dan kembali lagi
menjadi air.
 Anaximandros /Anaximander (610-547 SM) Yang asal yaitu Apairon
suatu zat yang tidak terbatas dan memiliki sifat keilahian dan abadi.
Alam ini terjadi melelui proses antagonisme dua unsure berlawanan
yaitu panas dan dingin, dan mengkristal . Yang mengering menjadi
daratan yang dingin menjadi lautan. Selanjutnya yang panas menjadi
matahari bulan dan bintang, beredar mengelilingi bumi.
 Anaximenes (585-528 SM) arche adalah hawa atau udara Udara
meliputi seluruh alam semesta dan memberikan kehidupan kepada semua
yang ada. Pada mulanya adalah udara, kemudian ada pemadatan dan
pengenceran. Udara yang memadat menjadikan angin, air, tanah dan
batu. Semuanya terjadi dari udara.

b. Filsafat Menjadi Tokohnya adalah Herakleitos (535-475 SM)


Yaitu bahwa di dunia ini segalanya serba berubah, serba bergerak, tidak
tetap dan terus berkembang untuk mencapai kesempurnaan. Semuanya dalam
keadaan menjadi. Dasar arche adalah api, karena api selalu bergerak, berubah
dan tidak tetap. Segala sesuatu mengalir (panta-rhei). Ada menurutnya
adalah tidak ada; yang benar-benar ada adalah: menjadi. Herakleitos
menyinggung tentang logos. dan mengutamakan indra.

22
c. Filsafat Ada Tokohnya dalah Parmanides -540-475 SM.
Kebalikan dari filsafat menjadi. Pandangannya adalah ia menganggap
sifat ’ADA’ itu sebagai kenyataan alami dan realitas. Dunia ini semata-mata
ilusi belaka . sebab semuanya akan berakhir (tidak ada) satu satunya realitas
adalah ’Yang Ada dan abadi’ Parmanides pertama kali mempraktekan
metafisika.

d. Filsafat Pythagoras -580-500SM


Segala sesuatu yang ada dapat diterangkan atas dasar bilangan-
bilangan.Not-not tangga nada sepadan dengan perbandingan antara bilangan-
bilangan. Hasil penemuannya melahirkan ilmu pasti dengan rumusan ”dalil
Pythagoras” - Dalam segitiga siku-siku, jumlah kwadrat sisi siku-siku sama
dengan kwadrat sisi miring.

Ada 10 azaz yang saling berlawanan :


 Terbatas X Tidak terbatas
 Diam X Gerak
 Ganjil X Genap
 Lurus X Bengkok
 Satu X Banyak
 Terang X Gelap
 Kanan X Kiri
 Baik X Jahat
 Lelaki X Perempuan
 Persegi X Bulat Panjang

Bilangan 10 disebut bilangan suci, dan angka 13 disebut angka sial;


sedangkan angka 7 disebut angka sempurna. Pendiri tarekat kebatinan
dengan penyucian roh. Jika seseorang meninggal maka rohnya akan pindah
kepada badan lain. Manusia itu berasal dari Tuhan, jiwa merupakan
penjelmaan dari Tuhan yang jatuh kedunia karena dosa dan akan kembali ke
lingkungan Tuhan apabila telah habis dicuci dosanya. Dari pandangan ini
lahirlah pandangan Gnostikisme.

23
e. Filsafat Kaum Elea
Karena berasal dari kota ELEA. Pandangannya hampir sama dengan
Parmanides yang berusaha mencari jawaban ”yang ada”
 Xenophanes (580-470 SM) Pergumulannya adalah antara logos dan
mitos. Mitos mengajarkan bahwa Tuhan (dalam hal ini dewa-dewa ) itu
banyak; tetapi Xenophanes mengajarkan Tuhan itu tidak banyak
melainkan satu yang terbesar diantara allah-allah dan manusia. Namun
Xenophanes tidak sama dengan dengan pemikiran Allah dalam iman
kristen.
 Zeno (lahir tahun 490 SM) Ia mempertahankan ajaran Parmenides, tetap
mempertahankan benar kesatuan ada ini dan mengingkari benar gerak, ia
juga tidak menyambung ajaran gurunya.
 Melissos (th ...? ) Sifat ”ada” sekarang dan dulu selalu ada , dan selalu
akan tetap ada; tiada awal dan tiada akhir.; tidak terbatas.. Dari yang tidak
ada hanya dapat timbul yang tidak ada; mustahil akan keluar yan ada dari
yang tidak ada.
 Empedokles (492-432 SM) Ia setuju dengan Parmenides bahwa di alam
semesta tiada suatupun yang dilahirkan sebagai hal yang baru dan dapat
dimusnahkan sehingga tidak ada lagi. Tidak ada ruang kosong Ia tidak
setuju dengan Parmenides tentang kesaksian pancaindra itu palsu. Ia
mengajarkan bahwa alam itu pada mulanya satu, disatukan oleh cinta ;
karena benci itulah hidup di dunia ini menjadi sukar.
 Anaxagoras(499-420 SM) Ia berusaha menggabungkan antara ”ada”
dengan ”menjadi”. Ia mengembangkan kesadaran (nous) yang mengatur
segala-galanya waktu pada mulanya. yang masih campur baur (chaos)
 Demokritos (460-370SM) Pelopor aliran Atomisme (atom / tidak
terbagi-bagi) . Atoom tidak dijadikan tetapi sudah ada sejak semula.

2. Zaman Filsafat Sokrates, Plato dan Aristoteles

a. Kaum Sofis dan Sokrates


Kaum Sofisme (kelompok orang yang pintar dalam masalah kehidupan
sehari-hari. fasih lidah dalam berpidato (retorika). Sofisme bukanlah suatu
mashab, melainkan suatu aliran dalam bidang intelek. Kaum sofis hidup
24
bersamaan dengan Sokrates; sebutan sofis dikenakan kepada para guru yang
bekeliling dari kota ke kota untuk mengajar. Yang pada akhirnya sebutan sofis
tidak harum lagi karena seorang sofis adalah seorang yang menipu orang lain
dengan menggunakan alasan yang tidak sah, mereka dituduh meminta-minta
uang bagi ajaran mereka.
Faktor penyebab munculnya kaum sofis adalah: Pada masa pemerintahan
Perikles (429) Athena sudah berkembang dengan pesat sehingga filsafat juga
menjadi matang. Pada waktu itu para guru mulai berkeliling untuk mengajar
dan maju. Mereka mengajar politik, matematika, atronomi, tata bahasa untuk
politik. Athena juga menjadi pusat pergaulan bangsa-bangsa lain. Tokoh -
tokoh Kaum Sofis diantaranya:
 Protagoras (+ 480-411SM)
Inti filsafatnya adalah, bahwa manusia menjadi ukuran bagi segala
sesuatu, bagi segala hal yang ada dan yang tidak ada, tiap buah pikiran
yang dilahirkan dari pemandangan adalah benar tetapi sekarang juga tidak
benar. Manusialah yang menentukan benar tidaknya sesuatu atau ada
tidaknya sesuatu. Apa yang baik bagi seseorang belum tentu baik bagi
orang lain. Misalnya – Angin.
Menurutnya, negara didirikan oleh manusia, bukan karena hukum
alam. Pada awalnya manusia hidup sendiri-sendiri . saat mereka
mendapatkan kesukaran, mereka berkumpul di kota-kota. Guna mengatasi
masalah hidup bersama, mereka menciptakan keadailan (dike), hormat
terhadap orangt lain ( aidos). Sehingga munculah undang-undang yang satu
tidak lebih benar dengan yang lainnya, tergantung kepada yang
menerimanya. Protagoras juga meragukan dunia dewa, sehingga dia
digugat sebagai orang munafik dan buku-bukunya mengenai agama
dibakar.
 Gorgias (480-380SM) Tidak ada sesuatu pendapat yang benar.
 Hippias ( Th ..?) Banyak menguraikan masalah etiks. Kodrat manusia
merupakan dasar bagi tingkah laku manusia dan susunan masyarakat.
Hukum negeri merupakan sang pemerkosa bagi manusia sebab
bertentangan dengan hokum alam.
 Prodikos ( Th..?) Pidatonya terutama mengenai agama dan adapt. –
Manusia itu ajaib sifatnya; kematian dipandang sebagai jalan untuk

25
melepaskandiri dari kesusahan dalam hidup manusia. Agama adalah nomos
(ciptaan manusia)
 Sokrates (+ 469-399 SM)
Lahir di pegunungan Lycabettus; tidak ada yang tahu persis bilamana
Sokrates dilahirkan, yang jelas pada tahun 399, ia dijatuhi hukuman mati
dengan harus minum racun. Pada saat itu ia berumur 70 tahun. Ia berasal
dari keluarga kaya, yang kemudian menjadi miskin. Namun ia mendapat
pendidikan dengan baik. Murid Arkhelaus, belajar matematika dan
astronomi dan ajaran filsuf sebelumnya.. Semboyan Socrates ‘kenalilah
dirimu’ (Gnothy seauton); ‘yang saya ketahui ialah bahwa saya tidak
tahu apa-apa’
Sokrates memberi pelajaran kepada rakyat dengan tanpa memungut
beaya (bayaran). Maksud dan tujuan memberi pelajara adalah untuk
menodorong orang untuk mengetahui dan menyadari sendiri, bukan untuk
meyakinkan orang agar mengikuti dia. Sokrates menentang relativisme
kaum sofis, karena ia yakin bahwa ada kebenaran yang obyektif.
Sokrates memberi pelajaran adalah dengan cara mendatangi berbagai
orang (ahli politik, pejabat dll.) kemudian mengajukan pertanyaan
mengenai pekerjaan mereka dan hidup mereka sehari hari. Jawaban mereka
kemudia dianalisa dan disimpulkan dalam hipotesa. Kemudia hipotesa ini
dikemukankan nlagi kepada mereka yang ditanya, dan dianaliosa lagi.
Demikian seterusnya sehingga mencapai tujuan yaitu membuka kedok
peraturan/ hukum yang bersifat semu dan mengajak orang untuk melacak
sumber hukum yang sejati. Oleh karena itu diperlukan pembentukan
pengertian yang murni.
Cara pengajaran Sokrates pada umumnya disebut dialektika (dialog).
yang mengarah kepada logika. Dengan cara ini Sokrates menemukan cara
berpikir induksi yaitu menyimpulkan pengetahuan yang sifatnya umum
dengan berpangkal dari banyak pengetahuan yang khusus. Misalnya
seorang tukang sepatu, beranggapan bahwa keutamaannya adalah membuat
sepatu yang baik.. Menurut Sokrates, jiwa manusia adalah hidup manusia
yang mnedalam.(intisari manusia). Oleh karena itu manusia harus
mengutamakan kebahagiaan jiwanya (eudaimonia- daimon = jiwa) yang

26
baik. Menurut Sokrates, alat untuk mencapai eudaimonia adalah kebajikan
(arete)
Pandanganya mengenai negara tidak jelas, tetapi ia memberi azas etika
kenegaraan. Negara mempunyai tugas untuk mewujudkan kebahagiaan
warga negaranya. Dan pemerintahan yang benar adalah keahlian yaitu
mengetahui atau mengenal yang baik
Tujuannya mencari kebenaran; ia memberikan konsep-konsep pada
muridnya untuk menimbulkan pendapat sendiri. Karena ajarannya ini
Socrates dituduh merusak jiwa pemuda, dan djatuhi hukuman mati.
Sebelum hukuman mati dilakukan, diminta Socrates untuk mengadakan
pembelaan di depan 500 orang juri. Dalam pembelaaannya ia meremehkan
pengadilan dan dari sini muncul istilsh APOLOGET.Akhirnya Socrates di
jatuhi hukuman mati dengan cara ia harus minum racun yang telah
disediakan di mangkok. Bagi Socrates jiwa sangat penting, karena jiwa
adalah intisari manusia, hakekat manusia sebagai pribadi yang
bertanggungjawab, karena itu manusia wajib mengutamakan kebahagiaan
jiwa (eudaimonia=memiliki daimon / jiwa yang baik.)
Jika dibanding dengan Alkitab bahwa manusia telah jatuh dalam dosa
dan telah kehilangan kemuliann Allah, sehingga tak mampu untuk berlaku
yang baik. Ketika manusia menerima Yesus, Roh kudus ada di dalamnya
dan memberi kemampuan untuk berbuat baik sesuai dengan kehendak
Allah. (Yohanes 3:5-6)
 Antisthenes.
Ia mengajar setelah kematian Sokrates. Ia menaruh perhatian pada
etika. Menurut dia, manusia harus melepaskan diri dari segala sesuatu.
Tidak boleh sesuatupun yang menjadikan manusia bergirang atau
bersusah> Manusia harus senantiasa puas terhadap dirinya sendiri .
Prinsipnya adalah bebas secara mutlak terhadap semua anggapan orang
banyak dan hukum-hukum mereka
 Aristippos (dari kirene)
Pandangannya berbeda dengan Antisthenes; Satu-satunya tujuan
hiduup menurut dia adalah kenikmatan (hedone) . Sekalipun demikian
orang bijak adalah untuk menguasai kenikmatan, bukan dikuasai. Zaman

27
Sokrates sangat penting artinya bagi penghubung antara Sokrates dengan
Helenis

b. Plato (427-347 SM)


Adalah filsuf Yunani pertama yang diketahui lebih banyak berdasarkan
karyanya yang utuh. Ia lahir dari keluarga terkemuka, dari kalangan politikus.
Semula ia ingin menjadi politikus, tetapi kematian Sokrates memadamkan
ambisinya tersebut. Ia menjadi murid Sokrates selama 8 tahun.
Setelah pengembaraannya, ia mendirikan sekolah ”Akademi”. Ia bermaksud
untuk memberikan pendikan yang intensifdalam ilmu pengetahuan dan
filsafat. Selama 40 tahun ia memimpin sekolah tersebut.
Plato berpendapat bahwa yang tetap, tidak berubah adalah ide. Bagi plato,
ide bukanlah gagasan yang hanya terdapat dalam pikiran saja, yang bersifat
subyektif; ide ini bukanlah buatan manusia, karena iotu ide bersifat obyektif.
Tetapi perbedaan antara Sokrates dan Plato adalah: Sokrates mengusahakan
adanya definisi tentang hal yang bersifat umum guna menentukan hakekat/
esensi segala sesuatu. Plato meneruskan usaha tersebut secara lebih maju lagi,
dengan mengemukakan bahwa hakekat segala sesuatu bukan hanya sebutan
saja, tetapi memiliki kenyataan yang lepas daripada sesuatu yang berada
secara kongkrit yang disebut ide. Ide-ide tersebut nyata ada dii dalam dunia
idea.
Ada dua macam dunia yaitu dunia indera yang bisa ditanmgkap dengan
indera, dan dunia ide. Hubungan antara kedua dunia tersebut yaitu bahwa ide
dari dunia atas itu hadir dalam benda kongkrit. (ide ini berfungsi sebagai
model benda-benda yang kita amati di dalam dunia.)
Mengenai jiwa, Plato berpendapat bahwa jiwa dan tubuh dipandang
sebagai dua kenyataan yang harus dibedakan dan dipisahkan.Jiwa berdisi
sendiri. Jiwa adalah sesuatu yang adikodrati, yang berasal dari dunia ide ,
karena itu bersifat kekal, tidak dapat mati.
Menurut Plato bagian jiwa ada tiga yaitu: 1). Bagian Rasional, yang
berhubungan dengan kebijaksanaan; 2). Bagian Kehendak atau keberanian
yang berhubungan dengan kegegahan dan 3). Bagian Keinginan / nafsu; yang
berhunbunghan dengan pengendalian diri. Supaya jiwa dapat dilepaskan dari
penjaranya, maka orang harus mendapatkan pengetahuan, yang menjadikan

28
orang dapat melihat idea-idea ke atas. Sehingga setelah mati jiwanya akan
menikmati kebahagiaan.
Plato / Aristokles ; Murid Socrates. Ia mengembangkan filsafat
spekulatif mengenai dunia ide yang sempurna dan abadi. Ia belajar dari
Pythagoras dan mendirikan sekolah akademia. Pandangannya ialah ,
pemerintah suatu negara menjadi baik jika kekuasaan dalam negeri
diserahkan kepada para filsuf Doktrin utamanya ialah EIDOS yaitu ajaran ide
yang abstrak yang tak mungkin diperoleh dengan berpikir dan pikiran.
”Bahwa sebagian besar umat manusia seakan-akan hidup dalam gua yang
remang-remang. Tubuh kita terantai, pandangan kita hanya bisa mengarah
kepada sebuah dinding; sementara itu sebuah perapian menyala-nyala di
belakang kita . Pada dinding itu kita melihat bayangan yang bergerak-gerak;
hanya bayangan itulah yang kita lihat , akibatnya, bayang-bayang itu kita
anggap sebagai realitas . Satu satunya cara melihat realitas adalah belajar
mengalihkan pandangan dari dinding gua beserta bayangan yang terdapat
disana , lalu keluar dari gua tersebut.
Dari pandangan ini yang sempurna tidak kita capai di dunia ini; hanya
kita temui di dalam Yesus (band. Ibrani 12:14; Efesus 2:8-9)
Menurut Plato ”jiwa adalah suatu yang adi-kodrati , yang berasal dari
dunia ide oleh karenanya bersifat kekal tidak dapat mati. Tetapi kemudian
jatuh dan ditawan dalam badan manusia. Agar jiwa dapat dilepaskan dari
penjara tubuh manusia ini harus berusaha mendapat ’pengetahuan’ yang
menjadikan manusia dapat melihat ide-ide ke atas .
Tiga bagian jiwa adalah Akal ; Kemauan dan Nafsu . Jadi titik berat
pengajaran Plato adalah pengertian ide.
Menurut Plato, dalam negara yang ideal ada tiga yaitu hal yaitu:
 Golongan tertinggi yang terdiri dari para yang memerintah. Menurut
Plato golongan ini disebut penjaga, yang sebaiknya terdiri dari orang
bijak yang mengetahui yang baik. Kebajikan golongan ini adalah
kebijakan.
 Golongan pembantu, yaitu para prajurit, yang menjaga keamanan.
Kebajikan mereka adalah keberanian.

29
 Golongan terendah, yaitu rakyat biasa, petani dan tukang, pedangan,
yang menanggung ekonomi negara. Kebajikan mereka adalah
pengendalian diri.

c. Aristoteles (384-322 SM)


Lahir di Strageira, Yunani Utara, anak seorang dokter pribadi Raja
Makedonia. Pada umur 18 tahun , ia dikirim ke Athena untuk belajar kepada
Plato. Selama 20 tahun menjadi murid Plato. Setelah Plato meninggal,
Aristoteles mendirikan sekolah di Assos (Asia Kecil). Pada tahun 342, ia
kembali ke Makedonia untuk menjadi pendidik bagi pangeran Alexander yang
Agung. Setelah Alezander menjadi raja; Aristoteles kembali ke Athena dan
mendirikan sekolah di sana. Ketika Alxander wafat (323 SM), Aristoteles
dituduh sebagai mendurhaka, karena itu ia lari ke Khalkes, sampai ia
meninggal (322 SM)
Aristoteles; Pelopor logika dan ilmuwan biologi, psykologi dan politik.
Dia sebagai filsuf ilmu yang pertama. Dia menggunakan dua istilah logika
yaitu Analitika (meneliti berbagai argumentasi berangkat dari proposisi yang
benar) dan dialektika (meneliti berbagai argumentasi berangkat dari
proposisi yang diragukan)
Karya menonjol dari Aristoteles adalah penelitian ilmiah dan mendirikan
sekolah Lykeiros dan mengajar dengan berdiskusi yang menimbulkan
penalaran yaitu suatu penarikan kesimpulan baru yang dianggap sahih / valid
kalau proses penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara logika
(Analitka dan dialektika)
Pengetahuan manusia ditampilkan dalam dua cara yaitu Induksi (proses
berpikir dari hal-hal khusus untuk mencapai kesimpulan yang sifatnya umum)
dan Deduksi (proses berpikir bertitik tolak pada dua kebenaran yang tidak
diragukan lagi untuk mencapai kesimpulan sebagai kebenaran yang ketiga.
Cara ini- Deduksi atau silogisme - yang lebih baik untuk melahirkan
pengetahuan yang baru.
Contoh I Yohanes 3:9
 Premis mayor _ Setiap orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa
lagi.
 Premis minor – Saya adalah orang percaya yang telah lahir baru.

30
 Kesimpulan – Saya adalah orang yang tidak berbuat dosa lagi.

Dalam ilmu bumi, Aristoteles beranggapan bahwa bumi menjadi pusat


alam semesta, sedang angkasa raya dengan bintang-bintangnya diputar oleh
dewa-dewi dari luar. Dewa-dewi ini menyebabkan bergeraknya planet-planet
dengan arah berlawanan.

Dalam Ilmu negara Aristoteles mengatakan bahwa ”negara baru akan


bahagia kalau anggotanya berbahagia. Negara yang baik adalah kalau
semua anggota sebagai warga negara memiliki hak yang sama”
Ada banyak hasil karyanya, diantaranya mengenai:
 Logika, sebagai ajaran tentang berpikir secara ilmiah, yang
membicarakan hal bentuk-bentuk pikiran itu sendiri.
 Fisika dan metafisika
 Yang ada; didasarkan pada ajaran filsuf sebelumnya.
 Manusia

d. Epikurisme - EPIKUROS (341-270 SM)


Filsafat Epikuros hanya bertujuan memberi kebahagiaan kepada
manusia. yaitu kalau manusia memiliki kepastian tidak ada pidana dari dewa-
dewi. Pokok ajarannya ATORAXIA ilmu mengenai bagaimana manusia
bahagia dalam hidupnya 1. Takut akan marah dewa; 2. Takut akan mati;
3. Takut akan nasib. Ajaran ini kalau kita bandingkan dengan ajaran Tuhan
Yesus tentang bahagia ( khotbah di bukit) sangat jauh berbeda (Mat. 5: 3-12)

e. Stoaisme - Dari kata STOA = Ruang.


Tokonya adalah Zeno (366-264 SM) Jagad raya ini berasal dari
LOGOS (rasio) oleh karena itu kejadian di alam semesta ini berlangsung
menurut ketetapan yang tak dapat dielakkan. Kebaikan adalah hal yang
paling berharga dalam kehidupan.

f. Skeptisisme dari kata Skeptis =Sangsi; orang yang ragu-ragu kurang pecaya.
Tokohnya Pyrrhe (360-270 SM). Pyrrhe tercengang melihat cara hidup
asketis (sangat saleh). Pokok pengajarannya adalah bagaimana manusia dapat

31
hidup bahagia; syratnya adalah manusia tidak mengambil keputusan. Karena
orang yang tidak pernah mengambil keputusan tidak pernah salah; agar tidak
pernah keliru manusia harus selalu ragu ragu terhadap segala bentuk
kebenaran dan pengetahuan. Orang yang bijaksana adalah orang yang selalu
ragu-ragu.
 Meragukan putusan tentang pengetahuan yang mungkin dan yang
tidak mungkin.
 Tidak ada kepercayaan yang dikatakan mungkin, tidak mungkin ,
lebih mungkin atau kurang mungkin.
 Seseorang seharusnya tidak menerima suatu kepercayaan.
 Percaya atau tidak percaya tidak pernah dapat dibuktikan benar atau
salah.
 Percaya atau tidak percaya seharusnya dihindari sebab menimbulkan
gangguan emosional dan mental dan tujuan hidup seharusnya
ataraxia / ketenangan jiwa.

Filsafat ini didasarkan kepada logika orang skeptis /ragu-ragu ; yang tidak cocok
bila dibanding dengan Yakobus 1:5-6 ”tetapi apabila diantara kamu kekurangan
hikmad, hendaklah ia memintanya kepada Allah.., sebab orang yang mendua hati
tidak akan tenang hidupnya” Kesulitan orang skeptis adalah sikap ragu-ragu itu
sendiri. Jika orang selalu ragu-ragu terhadap semua hal, tentunya ia tidak akan ragu-
ragu lagi terhadap keragu - raguan itu sendiri.

3. Zaman Filsafat Helenisme dan Romawi

Setelah zaman Aristoteles, berbeda sekali dengan zamannya; zaman baru yang
dimulai dengan pemerintahan Aleksander yang Agung. Zaman ini kemudian disebut
zaman Helenisme; berasal dari kata Yunani HELLENIZEIN, dimana Yunani dan
bahasa Yunani menjadi roh dan kebudayaan yang menjadi cirri-ciri bangsa-bangsa
sekitarnya. Yang ditandai dengan filsafat teori menjadi filsafat praktis. Tokoh-tokohnya
adalah sebagai berikut:
EFIKUROS (341-271 SM) Lahir di Samos, tetapi belajar di Athena. Tujuan
filsafatnya adalah menjamin kebahagiaan manusia. Menurutnya tiada sesuatupun yang

32
ada yang ditimbulkan oleh sesuatu yang tidak ada; dan tidak sesuatupun yang ada yang
kemudian musnah tidak ada.
STOA Didirikan oleh ZENO di Siprus (336-264 SM). Ada tida tahap STOA yaitu
Stoa Yunani kuno; Stoa tengah/ zaman Helenis Romawi (150-100 SM) dan Stoa baru
yaitu Zaman Romawi (50-200 M). Dunia adalah materialistis, yang jasmaniah itu yang
nyata, menurutnya Allah sifatnya jasmaniah. Segala sesuatu dijadikan oleh kekuatan
ilahi; dimana ada 4 anasir yaitu api; hawa/ udara; air; dan tanah. Jiwa juga bersifat
jasmaniah. Dunia dikuasai oleh logos (akal atau rasio ilahi), yaitu tata tertibdunia yang
melahirkan segala sesuatu dan yang mengatur serta meminpin segala sesuatu.
FILSAFAT NEOPYTHAGURIS. Campuran antara Aristoteles dengan Stoa.
Menurutnya Yang Ilahi adalah yang ada, yang tak bergerak, realitas yang sempurna,
substansi yang tak berjasad; sedangkan benda pada dirinya adalah gerak yang tak teratur,
kemungkinan murni, yang menjadi pengandaian eksistensi segala sesuatu.Yang ilahi tak
terhampiri oleh manusia, terlalu tinggi / imanen. Manuisamemiliki dua macam daya
untuk mengenal dunia rohani (nous, daya intuitip) dan daya pengamatan (aesthesis)
Manusia terdiri dari jiwa dan tubuh, jiwa terkurung dalam tubuh dan kematian yang
melepaskan jiwa dari belenggu tubuh.
FILSAFAT PLATONIS TENGAH Tokohnya adalah Plutarkhos (117) dan
Noumenios (akhir abad 2 M) Menurutnya Yang Ilahi jauh lebih tinggi dari yang
bendawi, hakekatnya tidak dapat dikenal, namanya tidak dapat diucapkan, sifatnya tidak
dapat dimengerti. Agama Kristen bukan sesuatu yang baru karena satu dengan hikmat
Yunani. Tafsirannya bersifat alegoris, sehingga taurat ditafsikan alegoris.
FILSAFAT YAHUDI Kira-kira abad 2 SM, terdiri dari tiga kelompok yaitu :
1) yang setia kepada ajaran nenek moyang 2) yang jatuh kepada aliran ortodoks dan
3) Campuran Yahudu dengan Filsafat Helenis. Tokohnya PHILO, yang berpendapat
bahwa Allah adalah tokoh adikodrati yang secara mutlak berbeda dengan kosmos
danAllah adalah roh yang transeden yang berada di seberang sana (bukan di dunia ini).
Logos adalah Allah kedua,Anak Allah yang Sulung, juru bahasa Allah , wakil Allah,
Parakletos. pengantara antara Allah dengan dunia, ia adalah idea segala idea. Manusia
adalah gambar alam semesta yaitu manusia secara ide, yang sudah ada sejak kekal dalam
logos.Tujuan hidup manusia adalah menjadi sama dengan Allah
NEOPLATONISME Kira-kira 5 abadsetelah Aristoteles, yang didirikan oleh
AMMONIUS SAKKAS dari Aleksandria (175-242 M). Ajarannya hamper tidak
diketahuni karena ia meninggal tanpa meninggalkan tulisan apapun.

33
PLOTINOS (204-269); menurutnya Allah adalah esa, yang pertama, yang kekal,
yang tertingga dan yang terbaik, yang mengatasi segala perlawanan dan bebas daripada
segala pengertian karena Ia adalah sempurna dalam diriNya sendiri. Jiwa manusia sejak
kekal berada di dalam jiwa dunia

4. Zaman Filsafat Patristik

Lahirnya agama Kristen menyebabkan filsafat barat menduduki tempat yang baru.
Munculnya hikmat hidup yang diajarkan oleh filsafat dan hikmat hidup yang diajarkan
oleh kekristenan, yang saling bertentangan (konfrontasi). Dan Tampilah tokoh seperti
Yohanes dan Paulus dan rasul-rasul yang lain yang menghadapkan kepercayaan Kristen
kepada kepercayaan yang bukan kristen. Dimana-mana kekristenan ditentang, baik oleh
penguasa maupun oleh para pemikir pada waktu itu.
Zaman ini disebut PATRISTIK ( dari kata Latin PATER = BAPA) Yang dimaksud
yaitu Bapa-Bapa gereja; yang meliputi zaman para Rasul pada abad 1 sampai abad 8 M.
Para pemikir zaman ini ada yang menolak filsafat Yunani, karena dianggap sebagai hasil
pemikiran manusia semata; tetapi ada juga yang menerima filsafat Yunani karena
perkembangan pemikiran Yunani dipandang sebagai persiapan bagi Injil.

a. Patristik Timur
Pemikiran filsafati Kristen dimulai dengan para APOLOGIT (pembela
Kristen) yang mencoba membela iman Kristen terhadap filsafat Yunani, dengan
memakai alasan-alasan dari filsafat Yunani. Tokoh penting yaitu ARISTIDES dari
Athena dan YUSTINUS MARTIR dari Skhen, Palestina.
Orang non Kristen pada waktu itu menuduh orang Kristen sebagai orang
nunafik, hidup persundalan, sek bebas, membenci sesama, menentang para dewa.
Sehingga karena ancaman can tuduhan tersebut, orang Kristen harus beribadah
dengan bersembunyi. Para Apologit Kristen membela bahwa hal itu hanya
fitnahan belaka, sebab kenyataannya orang Kristen hidup menurut Hukum Allah
yang jauh dari apa yang mereka tuduhkan. Orang Kristen menyembah pada Allah
yang Esa, dan menentang penyembahan kepada adanya banyak ilah.
Ada usaha lain untuk menyatukan agama Kristen dengan Filsafat Yunani.
Ajaran ini disebut GNOSTIK dari kata Yunani GNOSIS, yang berarti
pengetahuan. Aliran ini peleburan gagasan dari filsafat Yunani dengan unsur-unsur

34
dari agama rahasia Yunani dan gagasan dari Kitab Suci Kristen. Aliran ini muncul
bermacam-macam , yang justru membahayakan iman Kristen, karena merusak
agama Kristen dari dalam. Isi ajaran Gnostik pada umumnya terdiri dari:
 Semua mengajarkan adanya pertentangan yang mutlak antara roh sebagai
asas segala yang baik dan benda sebagai asas segala yang jahat.
 Penciptaan bukan dilakukan oleh Allah, melainkan oleh tokoh rohani yang
lebih rendah dari Allah.
 Kelepasan hanya terbatas pada sekelompok kecil orang yang berhasil naik
dari iman ke pengetahuan (gnosis), karena iman dipandang sebagai perlu
bagi orang yang sederhana, psikis, dan somatis yaitu yang terikat oleh banda,
sedangkan pengetahuan perlu bagi kaum pneumatisi, kaum rohani, yaitu
orang yang rohnya telh mendalam.
Pengetahuan tentang gnostik diperoleh dari para tokoh yang menentang gnostik
dan juga dari para pengikut gnostik.
 Erenaeus (+ 202) menentang gnostik karena alasan yang dialektis dengan
pembuktian dari kitab Suci. Para Gnosis uraiannya bertentangan dengan
dirinya sendiri. Contoh Allah itu Esa, sehingga sejak mula tidak mungkin
ada yang sesuatu yang ada di atas atau di bawahNya. Dengan berlandasan
kitab Suci Erenaeus menjelaskan bahwa sang pencipta segala yang ada
adalah Allah.
 Klemens (+ 150-215); dari Aleksandria (mashab Aleksandria) menurutnya
filsafat dapat memimpin manusia kepada pengetahuan tentang Allah, dan
Allah adalah sebab dari segala sesuatu. Iman diperlukan bagi orangKristen,
namun disamping iman masih ada yang lebih tinggi yaitu pengetahuan
(Gnosis) yang diperlukan bagi orang Kristen yang dapat berpikir secara lebih
mendalam. Pengetahuan menerangi iman, iman harus bertumbuh hingga
menjadi pengetahuan. Klemens mengajarkan Gnosis, tetapi menentang
Gnostik. Ajaran tentang gnosis justru dipakai untuk menentang Gnostik.
Bagi Klemen Gnosis harus mengandaikan adanya iman, tanpa iman tiada
gnosis. Kaum gnostik, gnosis meniadakan iman.
 Origenes (185-254), mashab Aleksandria, menggati Klemens sebagai
kepala sekolah kateketik hingga 231. Selajutnya menjadi kepala sekolah
kateketik di Kesaria. Orang pertama yang memberikan uraian sistematik
teologi. Hal penting yaitu hubungan antara iman dan pengetahuan.
35
 Gregorius Nazianze (+390) mengajarkan bahwa akal manusia pada dirinya
sendiri dapat mengenal Allah. Melalui ciptaan alam semesta, manusia dapat
mengetahui bahwa Allah aitu ada dandapat mengenal Allah.
 Basilius Yang Agung; menjabarkan mengenai penciptaan bahwa hanya
Allahlah yang tanpa awal, sedangkan dunia ada awalnya. Awal dunia adalah
awal waktu, ketuika Allah menciptakan dunia, dimulai juga waktu , tetapi
perbuatan Allah menciptakan dunia tidak dikuasai waktu.
 Gregorius dari Nyssa ( + 395) Ia menjabarkan perbedaan antara iman dan
pengetahuan, sumbernya berbeda, hakekat iman lebih tnggi dari pada
hakekat pengetahuan. Akal dapat mengenal Allah dengan mempelajari
penciptaan. Orang diselamatkan karena kasih karunia semata, untuk itu
diperlukan iman. Puncak pengetahuan tentang Allah ialah memandang Allah
sendiri.

b. Patristik Barat
Para Patristik Barat juga tidak beda dengan Patristik Timur, ada yang menolak
filsafat Barat, tetapi ada juga yang menerima filsafat Barat.
 Tertullianus (160-222). Mashab Montanus. Lahir dari keluarga bukan
Kristen di Karthago, kemudian bertobat dan menjadi pembela agama
Kristenserta menjadi seorang teolog. Ia menolak Filsafat Barat, sebab
menurtutnya filsafat adalah sumber segala ajaran bidat. Kebenaran hanya
ada pada Kristus. Namun ia tidakm menolak cara berpikir rasional. Karena
cara berpikir rasional itu sangat berguna juga. Ia juga menolak Stoa.
 Aurelius Augustinus (354-430) Lahir di Thagaste; ayahnya bukan Kristen,
Ibunya seorang Kristen yang saleh. Tetapi pada masa mudanya ia hidup
menuruti hawa nafsunya, namun akhirnya ia bertobat dan dibaptis tahun
387, dan ditahbiskan pada tahun 392. Kemudian diangkat menjadi uskup
pada tahun 396. Dialah yang mula-mula membentuk ”filsafat Kristen”. Ia
juga menentang aliran skeptisme
 Dionisius dari Areopagus. Ia adalah Dionisius yang bertobat karena
pemberitaan Paulus di Aeropaguos (KPR 17:34), tetapi mungkin namanya
samaran saja. Pandangannya adalah Allah itu adalah asal dari segala sesuatu
yang ada yang keadaan-Nya transenden secara mutlak. Dionisius

36
menekankan kehendak bebas manusia danmenolak ajaran tentang
perpindahan jiwa dan penyamaan antara tubuh dan dosa. Tubuh pada dirinya
bukan dosa. di mana ada kejahatan, tiada kebaikan.

B. FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN

Filsafat pertengahan (abad 13) disebut juga filsafat skolastik, yang menunjukan
arah pemikiran yang berbeda dengan filsafat kuno yang mendahuluinya. Sebutan
Skolastik mengungkapkan bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan diusahakan oleh
sekolah-sekolah, dan bahwa ilmu itu terikat pada tuntutan pengajaran disekolah-sekolah
itu. Skolastik semula timbul di biara-biara tertua di Galilea selatan. Akhirnya sampai ke
Irlandia, belanda dan Jerman. Kemudian Skolastik tibul disekolah-sekolah yang
berkaitan dengan gereja.

1. Awal Skolastik

Tokoh-tokohnya :
Johanes Scotus Eriugena (810-870) dari Irlandia, ia menguasai bahasa Yunani
dengan baik. Pemikiran filsafatnya didasari iman Kristiani, karena itu segala
penelitiannya dimulai dari iman. Wahyu ilahi sebagai sumber filsafatnya, dan akal
bertugas mengungkapkan arti yang sebenarnya dari bahan-bahan filsafat yang
digalinya dari wahyu ilahi. Menuurutnya alam itu esa, tetapi yang esa itu
dibedakan empat (4) bentuk yaitu: 1). Alam yang menciptakan, tetapi tidak
diciptakan, esa, mutlah (Allah); 2). Alam yang menciptakan, tetapi ia sendiri
diciptakan (teofani pertama, dunia ide, logos); 3). Alam yang diciptakan, tetapi ia
sendiri tidak menciptakan (teofani kedua, realisasi segala sesuatu di dalam dunia
yang tampak ini- jagat raya); 4). Alam yang tidak menciptakan dan tidak
diciptakan, ini adalah Allah sebagai bentuk alam yang ke empat, Alah sebagai
tujuan akhir segala sesuatu.
Anselmus Dari Canterbury (1033-1109), lahir di Aosta, Piemont; kemudian
menjadi uskup di Canterbury. Pemikirannya adalah bahwa kebenaran-kebenaran
yang diwahyukan harus dipercaya terlebih dahulu; sebab akal tidak memiliki
kekuatan pada dirinya sendiri guna menyelidiki kebenaran yang termasuk wahyu.
Iman adalah bebas merdeka tidak memerlukan dasar akali.

37
Petrus Abaelardus (1079-1142), lahir di Le Pallet, Perancis. Metode yang
dipakai adalah rasionalistis, yang menundukan iman kepad akal. Iman harus
diawasi oleh akal. Yang wajib dipercaya adalah apa yang telah disetujui oleh akal.
Menurutnya berpikir harus diberi tempat di luar iman/ kepercayaan. Akal kita
dapat memikirkan sifat-sifat yang bemacam-macam secara tersendiri, tanpa
dipisahkan dari benda-benda yang konkrit. Ajarannya mengenai universal,
dialektika da etika menentukan perkembangan pemikiran filsafati berikutnya.

2. Kejayaan Skolastik

Abad 13 disebut juga kejayaan Skolastik. Faktor yang memeberi sumbangan yang
sangat berguna bagi abad 13 adalah:
a. Mulai abad 12 ada hubungan baru antara pemikiran Yunani dengan pemikiran
Arab. Melaluinya orang mulai mengenal Aristoteles .
b. Tibulnya universitas-universitas. Sejak abad 9 di Eropa barat muncul sekolah-
sekolah, dan muncul 4 fakultas yang ternama yaitu fakultas teologi, hukum,
kedokteran dan sastra.
c. Timbulnya ordo-ordo baru yaitu Fransiskan dan Dominikan; yang giat
memperkembangkan ilmu yang disumbangkan kepada universitas.
Tokohnya adalah Albertus Agung (1206-1280) dari ordo Dominikan.
Pandangannya adalah bahwa kebenaran iman tidak dapat dibuktikan. Contoh:
Dunia diciptakan oleh Allah dalam waktu; pemahaman waktu ini tidak dapat
dibuktikan; karena penciptaan dalam waktu adalah kebenaran iman. Hal lain yaitu
keberadaan Allah, dapat dibuktikan. Untuk membuktikan adanya Allah yaitu
bahwa Allah sebagai penggerak pertama, yang harus secara mutlak ada, sebagai
aktus murni (akal yang ada padaNya) yang tanpa potensi. Konsep penciptaan
adalah Ex Nihilo (penciptaan dari yang tidak ada).
Tokoh lain adalah Thomas Aquinas (1225-1274). Filsafatnya erat sekali
dengan teologi, filsafatnya kodrati yang murni.Ada dua pengetahuan yaitu
alamiah yang berpangkal pada akal dan pengetahua iman yang berpangkal pada
wahyu dan memiliki kebenaran ilahi yang ada di Kitab Suci sebagai sasarannya.

38
3. Akhir Skolastik
Awal abad 14, orang makin lama makin nampak kejenuhan terhadap
filsafat yang konstruktif. Abad ini mulai akhir dari skolastik dan memulai suatu
era baru yang modern. Pada masa ini timbul aliran baru yang berbeda dengan
pemikiran skolastik. Yang disebut Via Moderna (Jalan modern). Aliran ini di
mulai oleh William dari Ockham (1285-1349). Menurutnya yang nyata adalah
hal-hal yang tunggal (individual) dalam kenyataan. Pengertian umum tidak
memiliki exixtensi, sebab hanya yang tunggal itulah yang bereksistensi.
Universalia hanya berada di dalam akal saja.

C. FILSAFAT MODERN

Ini adalah filsafat Barat dalam arti yang sebenarnya. Karena setelah pada abad
pertengahan , muncul segala perkembangan suatu pemikiran bebas. Filsafat pada zaman
pertengahan ini masih bergerak dalam belenggu kekuasaan teologia dan iman Kristen

1. RENAISSANCE (kira-kira abad 15-16)


Kata Renaissance berarti ‘kelahiran kembali’; yaitu gerakan yang meliputi
suatu zaman dimana orang merasa dirinya sebagai telah dilahirkan kembali dalam
keadaban. Adanya gerakan humanisme Italia. Tujuannya adalah merealisasikan
kesempurnaan pandangan hidup kristiani yang mengkaitkan antara hikmad klasik
dengan wahyu. Perkembangan filsafat tidak secara langsung pada abad 15-16,
tetapi pada abad tersebut menjadi persiapan untuk pembentukan filsafat abad 17.
Pada Zaman Renaissance ada banyak penemuan; diantaranya:
a. Nikolaus Kopernikus (14-73-1543) dengan penemuannya bahwa matahari
sebagai pusat jagat raya, dan bumi bergerak pada porosnya dan bergerak
mengedari matahari. Karena takut dikucilkan dari Gereja, baru setelah
kematiannya tahun 1543 temuan itu diterbitkan
b. Johanes Kepler (1571-1630); Ia menerima teori Kopernikus, dan
menambahkan bahwa planet bergerak membentuk lingkaran bulat panjang.
c. Galileo Galilei (1564-1642) Penemu teori percepatan dan hukum benda jatuh,
penemu teleskop dan penemu galaksi Bimasakti

39
2. FILSAFAT ABAD 17
Pada abad 17, pemikiran renaissance mencapai penyempurnaan; sehingga
pada abad ini yang dipandang sebagai sumber pengetahuan hanya apa yang secara
alamiah dapat dipakai manusia, yaitu akal (rasio) dan pengalaman ( empiris). Pada
abad ini muncul aliran yang saling bertentangan yaitu:
Rasionalisme yang berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang mencukupi
dan dapat dipercaya yaitu rasio/ akal, pengalaman dipakai untuk meneguhkan
pengetahuan yang didapat oleh akal. Methode yang diterapkan alah deduktif.
Penggagasnya adalah Rene Descartes (Cartesius) 1596-1650; yang disebut juga
bapa filsafat modern. Tokoh lain yaitu Blaise Pascal (1623-1662) Empirisme
yang berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang baik adalah pengalaman bukan
akal/ rasio. Akal mendapat tugas untuk mengolah bahan yang diperoleh dari
pengalaman. Methode yang dipakai adalah induktif.

3. FILSAFAT ABAD 18

a. Pencerahan (AUFKLÄRUNG)
Pada abad 18, dimulai suatu zaman baru yang berakar pada Renaissance
yang memwujudkan rasionalisme dan empirisme. Abad 18 ini disebut zaman
pencerahan atau AUFKLÄRUNG. Menurut Immanuel Kant, zaman pencerahan ini
adalah zaman dimana manusia keluar dari keadaan tidak akil balik, yang
disebabkan karena kesalahan manusia itu sendiri. Voltaire menyebut zaman
pencerahan ini adalah “zaman akal”.
Sikap pencerahan terhadap agama wahyu pada umumnya dapat dikatakan
memusihi atau mencurigai. Usaha ini diungkapkan dalam usaha manusia untuk
mengganti agama Kristen dengan agama alamiah murni, yang isisnya
dikembalikan kepada beberapa kebenaran tentang Allah dan jiwa yang dapat
dimengerti oleh akal dan peraturan kesusilaan tanpa bergabung dengan gereja.
Pada abad 18 ini, sikap pencerahan terhadap ilmu filsafat dan pengetahuan
adalah bahwa manusia membuang jauh ajaran Descartes. Pencerahan dipengaruhi
oleh ilmu pengetahuan alam yang teklah dibawa puncaknya oleh Isaac Newton
(1642-1727). Metode yang dipakai dalam filsafat adalah metode Induksi (Orang
berpangkal pada gejala dan mencoba mengembalikan kepada beberapa asas dan
hokum yang bersifat umum).
40
b. Penceerahan di Inggris –George Berkeley dan David Hume
Pencerahan dimulai di Inggris, kemudian ke Perancis dan ke seluruh Eropa.
Pencerahan di Inggris di sebut DEISME ( yaitu suatu aliran yang mengakui adanya
yang menciptakan alam semesta ini, tetapi kemudian setelah dunia diciptakan,
Allah menyerahkan dunia ini kepada nasibnya sendiri. Maksud aliran ini adalah
menaklukan wahyu ilahi beserta dengan kesaksiannya dan buku Alkitab kepada
kristikakal serta menjabarkan agama dari pengetahuan alamiah. Sumbernya adalah
akal manusia. Tokohnya adalah John Toland (1670-1722) yang menulis buku
Chritianity not Mysterious (1696) dan Matthew Tindal (1656-1733) yang menulis
buku Christianity as Old as Creation (1730).
Tokoh lain yang meneruskan fisafat pencerahan ini adalah George Berkeley
(1685-1753) dengan aliran idealisme yang mengatakan bahwa segala pengetahuan
kita bersandar pada pengamatan dan David Hume(1711-1776) dengan filsafat
empirisme, manusia tidak membawa pengetahuan ke dalam hidupnya.

c. Pencerahan di Perancis-Voltaire dan Jean Jacques Rousseau


Tokoh pencerahan di Perancis adalah Voltaire (1694-1778). Dengan
pandangannya bahwa agama alamiah yang memenuhi tuntutan akal bahwa orang
mengasihi Allah dan berbuat adil dan baik terhadap sesame sebagai terhadap
saudaranya dan terbatas kepada beberapa perintah kesusilaan karena itu ia
menentag dogma. Tokoh yang lain adalah Jeans Jaqoues Rousseau (1712-1778)

d. Pencerahan di Jerman – Immanuel Kant


Di Jerman, pencerahan tidak begitu bermusuhan dengan gereja (agama
Kristen). Pusat perhatian di Jerman adalah etika. Orang mengubah ajaran
kesusilaan yang berdasarkan wahyu diganti dengan kebaikan umum. Tokoh yang
sangat penting di Jerman adalah Immanuel Kant (1724-1804). Filsafat Kant
disebut juga filsafat Kritisisme . Karyanya yaitu Kritik der reinen Vernunft (kritik
atas Rasio Murni- 1781); Kritik der praktischn Vernunft (kritik atas rasio praktis-
1788) dan Kritik der Urteilskraft (kritik atas Daya Pertimbangan 1790).

41
D. FILSAFAT ABAD 19-20

Filsafat pada masa ini yaitu pada abad 19-20 mulai terpecah menjadi filsafat
Jerman, Perancis, Inggris, Amerika dan Rusia. Sekalipun berbeda, tetapi masih ada
persamaannya. Perbedaannya karena berbagai aspek pemikiran budaya yang berbeda.

1. FILSAFAT ABAD 19

Pada abad 19 adalah abad yang ruwet dibanding dengan abad sebelumnya.
Karena daerah sebaran filsafat lebih luas; ilmu pengetahuan makin cepat
berkembang; produksi yang dihasilkan mesin mempengaruhi pola piker manusia;
terjadi revolusi dibidang filsafat dan politik terhadap system tradisional; dominasi
jerman dalam hal intelektual dan pengaruh besar dari Darwin(1809-1882) tentang
evolusi dan perang untuk hidup (the struggle for life) suatu gagasan tentang teori
evolusi.

a. Idealisme di Jerman – J.C Fichte; F.W.J Schelling; dan G.W.F Hegel;


serta ArthurSchopenhauer;
Pada masa abad 19 ini, J.C Fichte; F.W.J Schelling; dan G.W.F Hegel;
serta Arthur Schopenhauer; mereka telah di jiwai oleh Immanuel Kant, namun
tidak berhasil memasukan pikiran Kant ke dalam segala bagian filsafat
mereka. Mereka filsuf transcendental yang menjadikan akal pusat
pembicaraan dalam menangani pengalaman.

b. Positivisme – August Comte; John Stuart Mill; Herbert Spenser


Pada abad 19 timbul filsafat yang disebut Positifisme. Filsafat ini
berpangkal pada apa yang telah diketahui, yang factual, dan yang positif.
Segala yang diluar apa yang ada sebagai fakta dikesampingkan; karena itu
metafisika ditolak. Filsafat Positifisme dengan Empirisisme keduanya ada
kesamaannya yaitu sama-sama mengutamakan pengalaman; namun
positifisme hanya membatasi diri pada pengalaman obyektif, sedang
empirisisme menerima pengalaman batiniah. Tokohnya adalah: August
Comte; John Stuart Mill; Herbert Spenser.

42
c. Kemunduran Filsafat Hegel, dan Timbulnya Materialisme di Jerman –
Ludwig Feuerbach; Karl Marx; Soren Kierkegaard; Friedrich Nietzsche
Perlawanan terhadap Hegel timbul dari pihak para ahli sejarah dan dari
aliran Romantik. Pada masa kini masih muncil aliran Positifisme dan
Materialisme. Yang mengakibatkan perpecahan diantara pengikut Hegel.
Yang disebut sayap kanan (konservatif) dan sayap kiri (progresif)
Setelah perpecahan pengikut Hegel, muncul aliran Materialisme yang
diprakrasai oleh Ludwig Feuerbach (1804-1872) seorang sayap kiri Hegel,
yang mekritik agama, bahwa agama itu timbul keluar dari hakekat manusia
sendiri, dari sifat egoisnya dan pendambaan terhadap kebahagiaan. Sayap kiri
Hegel yang lain adalah Karl Marx (1818-1883), karyanya adalah Das Kapital
(Kapital). Manusia dipandang sebagai GATTUNG, sebagai makluk alamiah.
Oleh karena itu sebagai makluk alamiah manusia harus dibedakan dengan
binatang, sebab manusia adalah makluk yang bermasyarakat, makluk yang
dilibatkan ke dalam produksi, dilibatkan ke dalam hubungan kerja dan
hubungan milik. Sehingga agama adalah hasil proyeksi keinginan manusia.
Karl Marx berusaha menerapkan materialism, sehingga filsafatnya disebut
filsafat materialism yang historis
Para kaum kapitalis berusaha untuk meningkatkan miliknya dan terjadi
persaingan diantara kaum kapitalis. Sehingga terjadi ujurang pemisah antar
kaum kapitalis dan kaum proletar. Produksi makin melimpah, sedang daya
beli masyarakat makin lemah, masyarakat yang demikian akan runtuh.

2. FILSAFAT ABAD 20
Kira-kira tahun 1890 dimulailah suatu zaman baru, yang menjadi
kesimambungan abad sebelumnya. Pada abad 20 ini masih dijiwai oleh pandangan
bahwa cara yang paling baik untuk menemukan kebenaran di bidang filsafat
adalah cara yang dengan sadar meninggalkan apa yang telah disumbangkan oleh
para pemikir sebelumnya. Pada abad 20 ada bermacam-amacam aliran filsafat
yang berdiri sendiri yang menyebarkan pengaruhnya yaitu:

a. Prakmatisme – William James; John Dewey


Di Amerika Serikat, Prakmatisme dipelopori oleh Willian James (1842-
1910). Karya-karyanya adalah The Principles of Psychology (1890); The Will

43
to Believe (1897); The varieties of Religious Experience (1902) dan
Pragmatism (1907). Yang terpenting bagi James adalah Psychology, karena
psychology adalah suatu ilmu pengetahuan tentang gejala-gejala yang sejajar
dengan ilmu pengetahuan alam, namun dengan hokum dan metode tersendiri.
Tokoh lain yaitu John Dewey (1859-1952), seorang guru besar Filsafat
dan seorang Pragmatisme. Menurutnya tugas filsafat adalah memberikan
garis-garis pengarahan bagi perbuatan dalam kenyataan hidup, karena itu
filsafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiran metafisis yang tiada
faedahnya; dan harus berpijak pada pengalaman (experience) dan menyelidiki
serta mengolah pengalaman itu secara aktif-kritis.

b. Filsafat Hidup – Henri Bergson (1859-1941)


Awal abad 20 ilmu dan teknologi berkembang pesat, akibatnya segala
pemikiran manusia diarahkan kepada hal-hal yang bendawi saja. Roh
bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri, kerjanya disebabkan oleh proses
bendawi yang berjalan karena keharusan.
Tokohnya adalah Henri Bergson (1859-1941). Karyanya diantaranya
adalah essai sur les données immediate de la conscience (karangan mengenai
hal-hal yang langsung ditemu dalam kesadaran (1889); evolusi yang kreaktif
(1907) dan kedua sumber kesusilaan dan agama (1932).
Menurut Bergson, hidup adalah suatu tenaga eksplosif yang telah ada
sejak awal dunia, yang berkembang dengan melawan penahanan atau
penentangan materi (sesuatu yang lambing yang menentang gerak yang
dipandang sebagai materi atau benda). Bergson yakin adanya evolusi, yaitu
suatu perkembangan yang menciptakan, yang meliputi segala kesadaran,
segala hidupsegala kenyataan yang dalam perkembangan terus menerus
menciptakan bentuk-bentuk yang baru dan menghasilkan kekayaan baru.
Naluri adalah tenaga bawaan kelahiran guna memanfaatkan alat organis
tertentu dengan cara tertentu. Sedangkan akal yaitu kecakapan untuk
menciptakan alat-alat kerja bagi dirinya dan secara bebas dapat mengubah
perbuatan alat-alat kerja itu. Bergson menegaskan bahwa manusia adalah
makluk social yang hidup bersama dalam pergaulan yang mebawa kewajiban-
kewajiban hidup dalam masyarakat. Sedangkan agama menurut Bergson ada
dua macam yaitu agama statis (timbul dari hasil karya perkembangan) dan

44
agama yang dinamis (yaitu yang diberikan oleh intuisi) Karena agama inilah
manusia diikatkan kepada hidup dan masyarakat atas dasar yang lebih tinggi.
Bentuk agama yang paling tin ggi adalah mistik, yang secara sempurna
terdapat dalam agama Kristen.

c. Fenomenologi – Edmund Husserl; Max Scheler


Aliran filsafat ini ditemukan oleh Edmund Husserl (1859-1938). Ia
adalah seorang filsuf Jerman yang pernah mengajar filsafat di Halle,
Göttingen, dan Freiburg. Fenomenologi bersumber dari perbedaan yang
dilakukan oleh Immanuel Kant, antara Noumenal (alam yang sesungguhnya)
dan phenomenal. Husserl yakin bahwa ada kebenaran bagi semua dan
manusia dapat mencapainya. Tetapi sesungguhnya dalam filsafat itu sendiri
tiada kesesuaian dan kesepakatan karena tidak ada metode yang tepat sebagai
pegangan yang dapat diandalkan. Untuk mengembangkan metode ini,
perhatian harus terpusat pada fenomena itu tanpa praduga apapun. Slogannya
Zu Den Sachen Selbst (terarah pada benda itu sendiri). Pada saat terarah
pada benda itu, sesungguhnya benda itu sendiri yang dibiarkan untuk
mengungkapkan hakekat benda itu sendiri. Tokoh lain yang meneruskan
Husserl adalah Max Scheler (1874-1928)

d. Eksistensialisme – Martin Heidegger; Jean Paul Sartre; Karl Jasper; Gabriel


Marcel
EKSISTENSIALISME adalah suatu filsafat yang memandang segala
gejala dengan berpangkal pada eksistensi, menolak pemutlakan akal budi dan
menolak pemikiran-pemikiran abstrak murni. Pada umumnya para pemikirr
eksistensialisme mengaku bahwa ada kebenaran ilmiah yang obyektif, tetapi
tidak terlalu penting. Yang penting adalah kebenaran Subyektif . Tentu
bukan semua keyakinan subyektif itu adalah kebenaran. Para filsuf
berkeyakinan bahwa kebenaran haruslah senantiasa bersifat personal dan
tidak semata-mata proposional. Kebenaran hanya dapat ditemukan di dalam
yang konkret dan bukan di dalam yang abstrak. Kebenaran hanya dapat
ditemui dalam eksistensial dan bukan secara rasional. Tokohnya adalah :
Martin Heidegger; Jean Paul Sartre; Karl Jasper; Gabriel Marcel
Ciri pokok para filsuf eksistensialisme adalah:

45
 Motif pokok adalah apa yangdisebut eksistensi, yaitu cara manusia
berada. Hanya manusia yang bereksistensi.
 Bereksistensi harus diartikan secara dinamis, menciptakan dirinya
secara aktif, menjadi lebih atau kurang dari keadaannya
 Dalam filsafat eksistensialisme, manusia dipandang sebagai terbuka
yaitu suatu realitas yang bekum selesai yang masih harus dibentuk.
 Filsafat eksistensialisme memberi tekanan pada pengalaman yang
kongkrit, pengalaman yang eksistesial. Hegel member tekanan kepada
ematia yang menyuramkan, Marcel kepada pengalaman keagamaan dan
Jaspers kepada pengalaman hidup yang bermacam-macam sepeerti
kematian, penderitaan, perjuangan dan kesalahan.

46
BAB III
METODE METODE DALAM ILMU FILSAFAT

Istilah metode ( methodeuo) dalam Ilmu Filsafat, berarti mengikuti


jejak atau mengusut, menyelidiki, dan meneliti. Setiap cabang ilmu pengetahuan
mengembangkan metodologinya sesuai ilmu pengetahuan itu sendiri. Ilmu Filsafat
memiliki metode sendiri, namun sangat banyak metodenya sesuai dengan para filsufnya.
Metode yang digunakan dalam ilmu filsafat pada umumnya :

A. METODE ZENO
(REDUCTIO AD ABSURDUM)

Zeno, seorang murid Parmenides, lahir di Elea thn 490 SM. Ia mengembangkan
metode untuk meraih kebenaran dengan membuktikan kesalahan premis-premis lawan
yang caranya mereduksinya menjadi suatu kontradiksi, sehingga konklusi (kesimpulan)
menjadi mustahil (reduction ad absurdum).
Menurut Zeno, realitas sesungguhny hanya ada satu (monisme) ia menyatukan
seandainya ada banyak titik antara A dan B, berarti kita juga harus mengikuti adanya
suatu jumlah tak terbatas karena akan seantiasa terdapat titik-titik diantara titik-titik itu,
dan seterusnya. Oleh karena itu hipotesa semula yang menyatakan bahwa banyak titik
yang terdapat antara titik A dan B, adalah tidak benar jadi pruralitas itu absurd, tidak
masuk akal dan mustahil.
Bahwa jika ada gerak, maka harus ada ruang kosong. Karena gerak hanya
mungkin terjadi jika ada ruang kosong. Zeno membuktikan dengan empat contoh:
 DIKOTOMI PARADOKS. Apabil ada ruang kosong yang membuat suatu jarak
tertentu, sesungguhnya jarak itu tak terbatas; karena dapat dibagi lagi dalam jarak-
jarak tertentu yang juga tak terbatas jumlahnya. Karena jarak itupun masih dapat
dibagi lagi ke dalam titik-titik yang tak ada habisnya. Jika memang ada gerak,
pelaku gerak yang hendak menempuk suatu jarak terlebih dahulu harus menempuh
setengah jarak dari jarak itu hingga ke titikyang tak terbatas, sehingga si pelaku
gerak itu tak pernah dapat sampai pada garis akhir dari jarak yang harus
ditempuhnya

47
 AKHILES, SI JUARA LARI. Apabila si juara lari dalam mitologi Yunani,
hendak bertanding dengan seekor kura-kura yang ditempatkan dalam jarak tertentu
di depan Akhiles, kerndati Akhiles dapat lari bagaikan kilat, ia tidak akan pernah
dapat menyusul, apalagi melewati si kura-kura itu. Karena si kura-kura akan selalu
berada di depan si Akhiles. Jika Akhiles mampu melangkah 20 langkah, dan kura-
kura mampu melangkah 1 langkah, maka sesudah Akhikiles melangkah 20
langkah, si kura-kura itu sudah berada satu langkah di depan Akhiles. Dan jika
Akhiles terus maju 20 langkah lagi, maka kura-kura akan berada 1/20 langkah di
depan Akhiles . demikian seterusnya, sampai tak terhingga.
 ANAK PANAH Apabila anak panah dilemparkan dari busurnya, apakah benar
anak panah itu bergerak? Yang terjadi ialah bahwa pada setiap saat anak panah itu
berada di tempat anak panah itu sedang berada. Di setiap tempat anak panah itu
berada sesungguhnya anak panah itu sedang berhenti dan diam di situ. Jelas
bahwa setiap saat anak panah itu berada di tempat tertentu dalam keadaan diam.
Apakah berdiamnya anak panah disetiap tempat tertentu merupakan suatu gerak ?
Jika benar demikian, apa yang disebut gerak itu tidak lain adalah rangkaian diam
di tempat. Lalu benarkah yang diam itu bergerak? Jadi sesungguhnya gerak itu
merupakan sesuatu yang ABSURD.
 BENDA YANG BERGERAK BERTENTANGAN. Kondisi ini terjadi apabila
benda padat yang sangat kecil memiliki ukuran sama dan bergerak dalam
kecepatan sama dengan arah yang saling bertentangan; disamping itu ada lagi
benda yang sama berada dalam keadaan diam. Ke dua benda yang bergerak itu
akan melewati benda yang tidak bergerak dalam suatu unit waktu yang minimum.
Kedua benda yang bergerak itu akan saling berpapasan dalam waktu yang lebih
singkat dari pada unit waktu minimum tersebut. Tetapi kedua-duanya merupakan
un it waktu yang minimum sehingga dapoat disimpulkan bahwa yang setengah
sama dengan satu. Oleh sebab itugereak itu adalah suatu yang ABSURD.

B. METODE SOKRATES (470-399 SM)


(MAIEUTIK DIALEKTIS KRISTIS INDUKTIF)

Sokrates dianggap sebagai seorang Filsuf besar sepanjang zaman, namun


kenyataannya ia tidak pernah menulis sesuatu apapun, sehingga tidak seorang pun yang

48
dapat memaparkan pikirannya berdasarkan hasil pikirannya. Sokrates dikenal melalui
tulisan murid-muridnya yaitu Aristophanes, Xenophon, Plato dan Aristoteles. Ajaran
dan karyanya disampaikan oleh murid-muridnya.
Sokrates menurut Plato dikenal dengan dialog-dialognya (dialog sokratik). Dalam
karyanya itu Plato berupaya menampilkan Sokrates lewat dialog-dialognya. Pemikiran
Sokrates berpusat pada manusia. Sokrates berupaya menggapai kebenaran obyektif,
guna meraih kebajikan; karena menurut Sokrates, filsafat adalah upaya untuk mencapai
kebajikan.
Untuk menggapai kebajikan / kebenaran obyektif itu Sokrates mengunakan suatu
metode yang dilandaskan pada suatu keyakinan bahwa pengetahuan akan kebenaran
yang obyektif ada dalam jiwa seseorang sejak praexistensi. Karena itu Sokrates
berupaya menolong untuk mengungkapkan apa yang terdapat dalam jiwa seseorang. Ia
menolong orang untuk “melahirkan” pengetahuan akan kebenaran yang dikandung oleh
jiwanya, (ibarat seorang bidang menolong kelahiran). Maka tehni ini dinamakan
tehnik/ metode kebidannan / Maieutika Tekhne.
Sokrates melakukan metode ini lewat percakapan. Dan setiap kesempatan untuk
berdialog dengan siapa saja, ia menjelaskan kebenaran individual yang bersifat
universal, dfan ia mem,perkokoh dasar berpikir induktif. Dalam dialognya, ia
melibatjkan diri secara aktif dengan menggunakan argumentasi rasional yang didukung
oleh analis yang cermat tentang apa saja dalam menunjukan perbedaan, pertentangan,
penolakan, menyaring,. Membersihkan serta menjelaskan keyakinan dan pendapat demi
lahirnya kebenaran obyektif. Lewat dialognya, ia menggiring seseorang untuk
menemukan kebenaran yang sesungguhnya. Band. dengan PI Karena itu metode ini
disebut metode dialektik (Yunani –  - dialegesthai) yang berate bercakap-
cakap. Ada juga yang menyebut metode interogasi (interrogation method).

C. METODE PLATO
(DEDUKTIF SPEKULATIF TRANSENDENTAL)

Sebenarnya metode Sokrates adalah metode Plato, tetapi Plato jauh melebihi
Sokrates dalam berfilsafat. Plato memusatkan perhatiannya pada bidang yang
menyangkut seluruh ilmu pengetahuan. Khususnya bidang eksakta.Plato ikut meletakan
dasar bagi penalaran deduktif lewat argumentasi deduktif yang cermat dan sistematis.

49
Tiga pereode yaitu dialog Plato:
 Pereode dialog-dialog awal disebut juga pereode penyelidikan (inquiry). Dalam
dialog awal Plato menyanggah para sofis yang menolak spekulasi, sain, teori etika,
dan tradisi.
 Pereode dialog-dialog pertengahan disebut juga pereode spekulasi/ pemikiran
(speculation). Dalam dialog ini berkembang suatu filsafat sistematis. Hasil
pemikiran yang abstrak, melahirkan teori yang dituanhgkan dalam tema pokok
yaitu:
 Teori tentang bentuk-bentuk/ teori iode-ide. ( the theory of forms)
 Sifat cinta (the nature of love)
 Metode dialektika(the method of dialectic).
 Bentuk atau ide tentang kebaikan ( the form of good)
 Sifat jiwa ( the nature of soul)
 Masyarakat ideal (the ideal society).

 Pereode dialog-dialog akhir disebut juga pereode kritisisme, penilaian dan aplikasi
(criticism, appraisal and application). Dialog ini mengaplikasikan secara rinci
sistem spekulasi yang agung (detailed application of the great speculative system)
Inti dan dasar ajaran Plato adalah ajaran tentang ide-ide. Menurut Plato ide
yang tertangkap oleh pikiran lebih nyata dari pada obyek material yang terlihat
oleh mata. Keberadaan bunga, pohon, dll. dapat berubah bahkan berakir; tetapi ide
tentang pohon, bunga dll, tidak akan berubah - kekal adanya. Dunia indrawi
adalah merupakan realitas yang tidak tetap dan berubah-ubah, dan itulah yang
dialami manusia – hic et nunc. Adapun dunia ide adalah suatu realitas yang tidak
dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar; dunia yang benar-benar obyektif yang
berada di luar pengalaman manusia. Apa yang disebut pengetahuan sebenarnya
hanyalah ingatan terhadap apa yang telah diketahui di dunia ide. Karena itu sIstem
pemikiran Plato adalah TRANSENDENTAL. Sehingga secara menyeluruh
metode Plato disebut METODE DEDUKTIF SPEKULATIF
TRANSENDENTAL

50
D. METODE ARISTOTELES
(SILOGISTIS DEDUKTIF)
Aristoteles ( 384-322 SM), mengatakan bawa sebenarnya ada dua maca cara
menarik kesimpulan yaitu metode Induktif/ Epigogi (cara menarik kesimpulan yang
bersifat umum dari hal-hal yang khusus) dan Dedukti/ podiktif, (cara menarik
kesimpulan berdasarkan kedua kebenaran yang pasti dan tidak diragukan lagi yang
bertolak dari sifat umum ke khusus.
Dan sebenarnya Aristoteles memakai keduanya. Namun karena sebagai filsuf
Barat yang pertama yang secara rinci dan sitematis menyusun ketentuan dalam
penalaran deduktif, ia seringkali dihubungkan dengan penalaran deduktif. Logika
merupakan salah satu karya filsafat-nya. Dan karena sebagai pelopor/ penemu, ia disebut
bapak logika.
Inti logika adalah Silogisme, dan silogisme adalah suatu alat dan mekanisme
penalaran untuk menarik konklusi yang benar berdasarkan premis-premis yang benar
adalah suatu bentuk formal dari penalaran deduktif. Dan menurut Aristoteles deduksi
merupakan metode terbaik untuk memperoleh konklusi demi meraih pengetahuan dan
kebenaran baru. Sehingga metode ini disebut metode silogistis deduktif.

Contoh Silogisme:
Semua anjing adalah hewan berkaki empat (umum/ universal)
Si hitam adalah seekor anjing (khusus/ partikular)
Si hitam adalah hewan berkaki empat

Pola kerja silogistis –deduktif adalah: ditetapkan suatu kebenaran universal dan
kemudian menjabarkannya pada hal-hal yang khusus, sesudah ketentuan umum
ditetapkan, baru kemudian berdasarkan ketentuan umum itu ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus atau kasus tertentu.

E. METODE PLOTINOS
(KONTEMPLATIF MISTIS)

Plotinos (205-270 M). Dia adalah seorang filsuf neoplatonis (filsafat yang
mengembangkan dasar-dasar pemikiran Plato). Ia lahir di Mesir. Belajar filsafat dari

51
Ammonius Sakkas sejak 231-242. Ia mengajar filsafat di Roma tahun 245-268. Karya-
karyanya mulai ditulis 253-270, yang meliputi semua cabang ilmu filsafat kecuali
politik. Filsafat Plotinos berdasarkan ajaran Plato, khususnya ide kabaikan selaku ide
yang tertinggi dalam dunia ide Plato.
Ide kebaikan selaku ide tertinggi bagi Plato, oleh Plotinos disebut  to hen
yang esa the one. Yang Esa itu adalah yang awal, yang pertama, yang paling baik, yang
paling tinggi dan yang kekal. Yang Esa itu tidak dapat dikenal oleh manusia karena ia
tidak dapat dibandingkan atau dismakan dengan apapun juga. Yang esa itu adalah pusat
daya dan pusat kekuatan. Seluruh raelitas berasal dari pusat itulewat suatu proses
mengalir keluar /pancaran . Proses ini disebut EMANASI .
Dalam proses emansi,yang pertama mengalir keluar dari Yang Esa adalah 
nous, ada yang menterjemahkan budi, akal, dan roh. Dari  - nous kemudian
mengalir keluar -psyche/ jiwa.  psyche ini memiliki tingkat lebih rendah
dari  - nous. - psyche berada pada perbatasan antara -nous dan
materimerupakan penghubung antara nou - nous yang terang dan materi yang
gelap; penghubung antara roh dengan materi. -psyche merupakan penghubung
dan penggabungan antara yang rohani dengan yang jasmani.
-psyche kemudian disusul oleh  me on (materi/ zat) sebagai
pengaliran lingkaran ke 3. Me on juga merupakan potensi/ suatu kemungkinan bagi
perwujudan suatu keberadaan dalam suatu bentuk. Kemudian  psyche manusia
bertemu dengan materi, lalu melahirkan suatu tubuh, yang pada hakekatnya berlawanan
dengan  - nous dan dengan  to hen.
Untuk mencapai kebenaran, manusia harus kembali kepada  to hen dan
menyatu dengannya. Itulah yang menjadi tujuan hidup manusia. Jika manusia
meninggalkan terang yang mutlak dan masuk kegelapan yang mutlak , maka untuk
mencapai kebenaran manusia harus menempuh jalan sebaliknya, yaitu meninggalkan
kegelapan yang mutlak lalu berjalan menuju terang yang mutlak. Kesatuan mistis
dengan  to hen merupakan kebenaran yang sejati. Agar kesatuan mistis ini
dapat terwujud, maka manusia harus berani berpikir tanpa berorientasi pada hal-hal
indrawi; harus berkontemplasi untuk mengatasi hal-hal yan indrawi yang merupakan
penghambat dalam upaya pembebasan dari keterikatan dengan materi yang gelap.
Filsafat Plotinos merupakan suatu system yang menjelaskan asal-mula dan tujuan
seluruh realitas, termasuk manusia. Yang merupakan way of life. Filsafat Plotinos

52
merupakan jalan pembebasan dari ketterikatan dengan materi yang merupakan
penyimpangan dari kebenaran menuju suati mistis dengan to hen yang madalah
kebaikan dan kebenaran mutlak, lewat kontemplasi . Metode Plotinos ini disebut
metode kontemplasi mistis.

F. METODE DESCARTES
(SKEPTIS)
Rene Descartes / latin Renatus Cartesius (1596-1650), Ia lahir di La Haye,
Prancis tanggal 31 Maret 1596. Ia adalah seorang ahli matematika, saintis, dan filsuf
Prancis yang terkenal sebagai tokoh dalam filsafat modern; dan sebagai peletak dasar
rasionalisme.
Ia belajar filsafat yang di dasarkan pemikiran pemikiran Francisco Suarez, di La
Fleche Jesuit College. Akhirnya pemikiran ini tidak disukai. Dan melanjutkan dibidang
hukum tahun 1616. Dalam bidang matematika, ia terkenal dengan geometri analitis
(analytical geometry). Descartes memadukan antara geometri dengan aritmatika dengan
menggunakan rumus-rumus aljabar yang kemudian dikenal dengan Cartesian
Coordinates (Koordinat Kartesian)
Karya Descartes di bidang filsafat berjudul Discourse on method (1637) dan
Meditations (1642) Kedua karya/ buku tersebut diawali dengan kesangsian Kartesian
(the method of Cartesian doubt). Suatu pengetahuan baru yang didambakan oleh
Descartes adalah suatu pengetahuan yang sebenarnya tidak diragukan lagi. Pengetahuan
yang benar itu harus berangkat dari kepastian. Di suatu tempat harus ada suatu titik
yang sedikitpun tidak diragukan lagi. Dari titik itulah segala-galanya menjadi pasti, dan
itulah yang menjadi dasar pengetahuan.Kepastian itu harus tidak bersyarat, dan tidak
bergantung dari hal-hal yang dipelajari dan dialami karena segala sesuatu yang dipelajari
dan dialami sewaktu-waktu dapat berubah dan yang berubah-ubah itu tidak pasti.
Kebenaran yang sanggup membentuk pengetahuan baru yang pantas menjadi ilmu
induk yang mengatasi seluruh ilmu penghetahuan haruslah bertitik pangkal pada sesuatu
yang kepastiannya benar-benar tidak dapat disangsikan lagi.
Untuk memastikan hal tersebut agar tidak hanya khayalan/ impian saja, maka
harus disangsikan terlebih dahulu. Segala tuntutan tentang kebenaran yang selama ini
telah diterima sebagai kebenaran haruslah diragukan kebenarannya. Apabila lewat
kesangsian yang begitu radikal sanggup bertahan , sehingga tidak dapat diragukan lagi,

53
maka itu dalah kebenaran yang pasti yang harus menjadi filsafat yang pertama dan
utama (primum philosophicum). Karena itu kata Descartes “ saya yang sedang
meragukan segala sesuatu, sedang berpikir, dan jika saya sedang berpikir itu berarti
tidak dapat diragukan lagi bahwa saya pasti ada.”
Sehingga Descartes berpendapat ‘Je Pense, donc je Suis’ (saya berpikir maka saya
ada). Keraguan Descartes bukanlah skeptic, melainkan keraguan metode belaka.

G. METODE BACON
(INDUKTIF)
Francis Bacon (1561-1626), ia lahir di York House, London, Inggris pada
tanggal 22 Januari 1561. Ayahnya Lord Nicholas Bacon, seorang pejabat tinggi Inggris.
Pada usia 12 tahun, ia sudah belajar di Trinity College, Cambridge University. Setelah
lulus, Ia daiangkat menjadi salah satu staf kedutaan Inggris di Perancis, dan pada usia
23 diangkat menjadi angggota parlemen. Dan tahun 1618, raja James I, mengangkatnya
menjadi Lord Chancellor kemudian menjadi Viscoun St. Albans
Karya Bacon yang terkenal adalah The Advancement of Learning; New Atlantis
dan Novum Organum. Pandangan Bacon bersifat praktis, konkret, dan utilitaris
(Practical, Concrete and Utilitarian). Semboyan Bacon pengetahuan adalah kekuasaan
(knowledge is power)
Dalam bukunya Novum Organum, Bacon berupaya memperbaiki dan
menyempurnakan konsepsi mengenai metode ilmiah yang telah dikenal. Menurut Bacon,
logika silogistis tradisional tidak sanggup menghasilkan penemuan empiris, namun
hanya dapat membantu mewujudkan konsekuensi deduktif dari apa yang sebenarnya
telah diketahui.
Metode induksi dengan nama Induction By Simple Enumeration (induksi melalui
penjumlahan sederhana) tidak dapat diandalkan untuk meraih pengetahuan yang benar.
Gambaranya sebagai berikut. Konon diadakan sensus di salat satu desa, dan nama yang
pertama bernama William Williams; demikian juga yang kedu dan ketiga dan
seterusnya. Pikir pendek jika namanya semua William Williams, dari pada mencatat
semuanya namanya sama dan membosankan, lebih baik dihitung jumlahnya saja, karena
jelas nama satu desan itu sama William Williams. Dan ternyata saying sekali
pemikirannya salah sebab di desa itu ada satu nama lain selain William Williams.

54
Bacon menemukan metode baru, yaitu induktif yang digambarkan sebagai berikut;
Bacon ingin mengetahui tentang sifat panas yang diduganya merupakan gerakan tidak
teratur yang cepat dari bagian kecil dari suatu benda. Kemudian membuat daftar benda
dengan tingkat panas yang berbeda. Lewat penelitian yang seksama terhadap daftar
benda tersebut, ia menemukan kakrakteristik yang senantiasa hadir pada benda panas,
karateristik yang tidak terdapat pada benda dingin, dan yang selalu pada benda yang
memiliki tingkatan panas yang berbeda. Dengan demikian ia berharap akan berhasil
menemukan suatu hukum yang berlaku umum tentang apa yang diselidikinya. Bacon
mengembangkan metode induktif dengan observasi yang ekstensif dan eksperimen yang
sistematis.

H. METODE EKSISTENSIALISME
(EKSITENSIAL)
EKSISTENSIALISME adalah suatu filsafat yang menolak pemutlakan akal budi dan
menolak pemikiran-pemikiran abstrak murni. Faham ini berupaya untuk memahami
manusia yang berbeda di dalam dunia, yang berada pada situasi khusus dan unik. Suatu
filsafat keberadaan, suatu filsafat pembenaran dan penerimaan dan suatu penolakan
usaha rasionalisasi pemikiran yang abstrak tentang kebenaran (Blackham).
Metode yang digunakan para pemikir adalah eksistensial, yang pada dasrnya
dipengaruhi oleh bapak eksistensialisme - KIERKEGAARD (1813-1855). Metode ini
merupakan reaksi yang tertutama tertuju kepada rasionalisme idealistis Hegel yang
dianggap telah mati. Pada umumnya para pemikirr eksistensialisme mengaku bahwa ada
kebenaran ilmiah yang obyektif, tetapi tidak terlalu penting. Yang penting adalah
kebenaran Subyektif . Kierkegaard berpendapat bahwa kebenaran adalah subyektivitas
(truth is subjectivity). Tentu bukan semua keyakinan subyektif itu adalah kebenaran.
Para filsuf berkeyakinan bahwa kebenaran haruslah senantiasa bersifat personal dan
tidak semata-mata proposional.
Para pemikir eksistensialisme sependapat bahwa tidak seorangpun dapat meraih
kebenaran hanya dengan menjadi penonton atau melalukan observasi. Namun mereka
harus berperan serta dalam kehidupan itu sendiri. Hal ini menjadi titik tolak esistensial.
Kebenaran hanya dapat ditemukan di dalam yang konkret dan bukan di dalam yang
abstrak. Kebenaran hanya dapat ditemui dalam eksistensial dan bukan secara rasional.

55
I. METODE FENOMENOLOGI (Jerman –Ingris)
(FENOMENOLOGIS)

Aliran filsafat ini ditemukan oleh Edmund Husserl (1859-1938). Ia adalah


seorang filsuf Jerman yang pernah mengajar filsafat di Halle, Göttingen, dan Freiburg.
Fenomenologi bersumber dari perbedaan yang dilakukan oleh Immanuel Kant, antara
Noumenal (alam yang sesungguhnya) dan phenomenal.
Husserl yakin bahwa ada kebenaran bagi semua dan manusia dapat mencapainya.
Tetapi sesungguhnya dalam filsafat itu sendiri tiada kesesuaian dan kesepakatan
karenatidak ada metode yang tepat sebagai pegangan yang dapat diandalkan. Untuk
mengembankan metode ini, perhatian harus terpusat pada fenomena itu tanpa praduga
apapun. Slogannya Zu Den Sachen Selbst (terarah pada benda itu sendiri). Pada saat
terarah pada benda itu, sesungguhnya benda itu sendiri yang dibiarkan untuk
mengungkapkan hakekat benda itu sendiri.
Husserl menyadari betapa sulitnya membiarkan benda itu mengungkapkan hakekat
dirinya secara murni, sesuai dengan realitas yang sesungguhnya. Karena fenomena /
obyek dalam hubungan dengan kesadaran tidak secara langsung menampakan hakekat
dirinya. Hakekat fenomena yang sesungguhnya berada di balik yang menamnpakan diri.
Pengamatan pertama belum sanggup membuat fenomena itu mengungkapkan
hakekat dirinya sehingga perlu pengamatan kedua. Pengamatan kedua (pengamatan
intuitif) harus melewati tiga tahapan penyaringan yaitu: Petama reduksi fenomenologi,
dengan cara menyisihkan atau menyaring pengalaman pengamatan pertama yang terarah
kepada eksistensi fenomena. Kedua reduksi eidetic, yaitu upaya untuk menemukan eidos
atau hakekat fenomena yang tersembunyi; segala sesuatu yang dianggap kahekat
fenomena yang diamati harus disaring untuk menemukan hakekat yang sesungguhnya
dari fenomena. Pengamatan harus terarah kepada isi yang paling fundamental dan
hakiki. Ketiga reduksi transcendental yaitu menyiisihkan dan menyaring semua
hubungan antara fenomena yang diamati dan fenomena lain. Misalnya fenomena yang
diamati itu adalah diiri sendiri , harus menyadari bahwa diri sendiri selalu memiliki
hubungan dengan fenomena lain yang berada diluar diri kita. Keterhubungan ini
membuat diri kita itu selalu berada dalam situasi yang tertentu, seperti sedang makan,
minum dll. Pengalaman yang demikian itu harus disisihkan karena merupakan bagian
dari kesadaran empiris. Reduksi Transendental harus menemukan kesadaran murni
dengan menyisihkan empiris sehingga kesadaran diri tidak lagi berlandasan pada

56
keterhubungan dengan fenomena lain. Kesadaran diri yang telah terbebaskan dari
kesadaran empiris itu mengatasi seluruh pengalaman, maka bersifat transcendental.

J. METODE ANALISTIK
(VERIFIKASI DAN KLARIFIKASI)
Ada dua metode dalam aliran metode analistik. Yaitu metode pertama Konfirmasi
atau Verifikasi. Tokohnya adalah A.Y. Ayer (1910-1970); ia berupaya untuk
meneliminasi metafisika. Eliminasi itu didasarkan pada prinsip verifikasi, yaitu agar
suatu pernyataan benar-benar penuh arti, pernyataan itu harus dapat diverifikasi
(synthetic) oleh salah satu atau lebih dari kelima pancaindra.
Metode kedua yaitu Klarifikasi; tokohnya adalah Ludwig Wittgenstein.
Pemikirannya yaitu bahwa segala teka-teki dan kekacauan filsafati akan dapat diatasi
oleh analisis bahasa. Mengatur bahasa agarungkapannya bermakna, dan kita harus
mendengar apa arti yang terkandung dari ungkapan bahasa itu. Agar jelas maka harus
menganalisa bentuk hidup hingga ke dasar terdalam dari setiap permainan bahasa. Lewat
analiisis bahasa, orang dapat membuat jelas (CLARIFY) arti bahasa sebagaimana yang
dimaksudkan oleh orang yang menggunakan bahasa itu.

BAB IV
57
CABANG-CABANG ILMU FILSAFAT

A. EFISTEMOLOGI

Epistemologi disebut juga filsafat pengetahuan. Mempersoalkan tentang asal,


susunan, serta kebenaran pengetahuan. 4 kriteria untuk menguji benar salahnya
pendapat.
a. Konsistensi
b. Konprehensif
c. Koheren
d. Kongruen.

Segala gagasan ilmu pengetahuan yang tidak sesuai dengan Firman Allah tidak
akan dapat dibenarkan. Epistemolohgi adalah untuk membuktikan suatu kebenaran, -
apakah ada kebenarannya ? Oleh karena itu dalam filsafat kristen, segala gagasan dalam
ilmu pengetahuan atau kebenaran melalui ratio(akal) yang tidak sesuai dengan firman
Tuhan tidak akan dibenarkan dan tidak dibenarkan.

B. METAFISIKA

Meta-fisika (/ meta ta physika = sesudah fisika) yang berarti


suatu upaya mengkaraterisasi eksistensi (realitas) sebagai suatu keseluruhan. Meta-
fisika yaitu study tentang realitas dan tentang apa yang nyata. Cabang filsafat yang
menyelidiki prinsip-prinsip pertama; tentang segala sesuatu yang ada (being) yaitu
semua yang ada baik yang ada secara mutlak maupun ada yang tidak mutlak, maupun
ada dalam kemungkinan. Metafisika mempersoalkan asal dan struktur alam semesta.
Secara umum dapat dikatakan bahwa metafisika adalah suatu pembahasa filsafati yang
komprehensif mengenai seluruh realita atau tentang segala sesuatu yang ada.
Bandingkan dengan Kejadian 1:1 Padamulanya Allah menciptakan langit dan
bumi.

Tiga sikap menghadapi:

58
 Sikap tidak mampu memberi jawaban atas masalah metafisika = Agnostisme/
berpendirian tidak tahu.
 Sikap Medium /tengah-tengah karena pertimbangan umum masih memberi
jawaban entah positif atau negatif = Metafisika Postularis
 Sikap yang memberi jawaban yang menentukan , baik positif maupun negatif.
Metafisika umum (ontologis) ; khusus (kosmologi)

Metafisika biasanya dibagi:


1. Metafisika umum/ Ontologi
Yaitu membahas segala sesuatu yang ada secara menyeluruh dan sekaligus,
dengan cara membedakan dan memisahkan realitas yang sesungguhnya dari
penampakan yang eksistensi itu.

Ada tiga teori tentang ontology:


a. Idealisme.
Yaitu teori yang mengajarkan bahwa ADA yang sesungguhnya berada di
dunia IDE. Yang nyata (indrawi) adalah gambaran dari yang
sesungguhnya yang berada di dunia ide.
Tokoh idealisme subyektif: George Berkeley (1685-1753) - satu-satunya
realitas yang sesungguhnya ialah Aku Subyektif; Imannuel Kant (1724-
1804) – Obyek pengalaman kita yang ada dalam ruang dan waktu.
Tokoh idealism obyektif: George Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831)
segala sesuatu yang ADA adalah SATU BENTUK dari satu pikiran.

b. Materialisme.
Yaitu menolak hal-hal yang tidak kelihatan. Bagi materialism, ADA yang
sesungguhnya adalah yang keberadaannya semata-mata bersifat MATERI
(bergantung pada material)
Tokohnya:
 Leukippos dan Demokritos (460-370 SM) – realitas terdiri dari banyak
unsur yang tidak dapat dibagi lagi yaitu atom Yunani 
 Thomas Hobbes (1588-1679) – seluruh realitas adalah materi yang tidak
bergantung pada gagasan dan pikiran kita.

59
 Ludwig Andreas Feuerbach (1804-1872) – mater harus menjadi titik
pangkal dari segala sesuatu; alam material adalah realitas yang
sesungguhnya.

c. Dualisme
Daulisme mengajarkan substansi individual terdiri dari dua tipe
fundamental yaitu MATERAL dan MENTAL.

2. Metafisika Khusus

a. Kosmologi
Dari kata Yunani Kosmos dan- Logos. Kosmos
berarti dunia/ ketertiban lawan dari Chaos (kacau/tidak tertib) dan logos
berarti kata, percakapan atau ilmu. Berarti percakapan tentang dunia atau
alam dan ketertiban yang paling fundamental dari seluruh realitas

b. Teologi Metafisika
Yaitu mempersoalkan eksistensi Allah yang dibahas secara terlepas dari
kepercayaan agama. Eksistensi Allah yang dipahami secara rasional,
konsekuensinya Allah menjadi sistem filsafat yang perlu dianalisis dan
dipecahkan lewat ilmiah.
Beberapa hasil kemungkinan:
 Allah tidak ada
 Tidak dapat dipastikan apakah Allah ada atau tidak .
 Allah ada tanpa dapat dibuktikansecara rasional
 Allah ada dengan bukti rasional.

Para filsuf yang telah berupaya membuktikan bahwa Allah itu benar-
benar ada yaitu Alselmus, Descartes, Thomas Aquinas, Imannuel Kant;
dengan argumen ontologis (realitas adalah ide, Tuhan pasti ada dan
realitas adanya lebih sempurna dari ide manusia); argumen kosmologis
(sebab-akibat; penyebab adanya dunia ini adalah Tuhan); argumen
teleologis (tujuan segala sesuatu - mata untuk melihat- berarti seluruh
realitas tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan oleh pengatur tujuan

60
yaitu Tuhan) dan argumen moral (manusia dpat membedakan baik dan
buruk, benar dan salah, dasar dan sumber moralitas adalah Allah.)

c. Filsafat Antropologi
Yaitu khusus mempersoalkan apakah manusia itu ? Apakah hakekat
manusia ? Bagaimanakah hubungan antara manusia dengan alam dan
sesamanya ? Filsafat ini berupaya menemukan jawaban atas pertanyaan
tersebut di atas sebagaimana adanya, menyangkut esensi, eksistensi, ststus
dan relasi-relasi manusia. Tokoh- tokohnya diantaranya : Domokritos
(460-730 SM) Plato (428-348 SM); Aristoteles (384-322 SM); Descartes
(1596-1650)

C. LOGIKA
Logika dapat diartikan ilmu berpikir yang tepat dan lurus dan dapat
menunjukan adanya kekelirua dalam mata rantai proses berpikir , sehingga
kekeliruan itu dapat dicegah. disebut juga ilmu tehnik berpikir .

Kegunaan mempelajari LOGIKA :

 Membantu orang berpikir rasional, kritis, lurus, tepat, tertib, methodis dan
koheren.
 Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak cermat dan obyektif.
 Menambah kecerdasan dan kemampuan untuk berpikir secara tajam dan mandiri.
 Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kekeliruan serta kesesatan.

D. AKSIOLOGI etika dan estetika

Aksiologi Yaitu cabang filsafat yang bergumul tentang masalah tata nilai atau
seni dan keindahan; memikirkan makna dan nilai; menyelidik hakekat nilai (baik dan
indah) yang meliputi bidang Etika dan Estetika
Etika : yaitu mencari ukuran baik – buruk tingkah laku manusia. Ada banyak
teori yang mengungkapkan apa yang benar :

Kuat adalah benar

61

Moral adalah adat istiadat

Yang menjadi ukuran adalah manusia

Yang benar adalah yang berlaku bagi bangsa

Yang benar adalah yang moderat

Tidak ada yang benar.

Yang benar adalah mendatangkan kesenangan

Yang benar adalah kebikann yang terbesar untuk umat manusia.

Yang baik adalah yang diinginkan demi kebaikan itu sendiri

Kebaikan tidak dapat di definisikan

Kebaikan adalah yang dikehendaki Allah.
Menurut etika Kristen adalah pola ’TEONOMI’ yaitu Allah sebagai sumber.
Estetika Yaitu berbicara mengenai keindahan/ filsafat seni /citarasa. Kesan yang
terkandung dari syair sebuah lagu, puisi dan mazmur-mazmur.

E. FILSAFAT KHUSUS DISIPLIN ILMU

1. Filsafat Agama
Filsafat agama ini adalah merupakan cabang ilmu filsafat yang muncul sejak
abad 18. Filsafat ini sering dikacaukan dengan teologi natural; yaitu upaya
rasional untuk menjawap pertanyaan tentang Allah, apakan Allah benar-benar ada?
Jika benar ada, bagaiman keberadaannya? Sifat-sifatnya? Bagaiman Hubunganya
dengan manusia? Dengan alam?
Filsafat agama sebenarnya berarti pemikiran filsafati tentang agama,
pemikiran kritis analitis tentang agama. Yang hendak dianalis adalah hakekat
agama, yaitu pengalaman religious manusia. Filsafat agama tidak mengalisis isi
kepercayaan iman, melainkan apakah hakekat iman itu an sich. Filsafa ini juga
menjelaskan fenomena agama yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan.

2. Filsafat Hukum
Karya filsuf Yunani seperti Plato, dan Aristoteles akan jelas nampak filsafat
hukum merupakan bagian filsafat politik. Filsafat hukum berbeda dengan ilmu
hukum. Filsafat hukum bersifat universal, karena mempersoalkan hukum an sich,
62
bukan hokum suatu negara. Fillsafat ini refleksi filsafat mengenai apakah hakekat
hokum yang sebenarnya, apa dan bagaiman sifat hokum, apa fungsi hokum, apa
tujuan hokum, apa keadilan itu, mengapa manusia harus takluk kepada hokum?
Plato (dalam buku Republik, Politicus dan The Laws),mengatakan bahwa
hokum hanya merupakan sebagian dari pengetahuan yang dimiliki oleh manusia
sang pengasa Negara yaitu raja, karena itu raja tidak tunduk kepada hokum.
Hukum bias berarti baik kalau di tangan orang arif. Tetapi Plato menyadari bahwa
ternyata sangat sulit mencari orang arif. Karena itu perlunya menegakkan hokum
dan membuat undang-undang.Hukum dan uindang-undang untguk menolong
rakya/ warga Negara mencapai keutamaan / kebijakan pokok sehingga benar-benar
layank menjadi warga Negara yang ideal.
Aristotels berpendapat bahwa hokum adalah sumber kekuasaan dalam
negara. Jika demikian barulah pemerintahan para penguasa akan terarah untuk
kepentingan, kebaikan dan kesejahteraan umum. Hukum harus memiliki
kewibawaan dan kedaulatan tertinggi dalam negara bukan manusia.
Para filsuf Kristen berpendapat bahwa hokum yang berlaku harus selara
dengan hokum illahi (divine law). Hukum itu harus sejalan dengan natus manusia;
bila tidak, maka hokum itu bukan hokum yang benar.

3. Fisafat Pendidikan
Filsafat pendidikan adalah pemikiran filsafati tentang pendidikan, yaitu
tentang proses pendidikan, dan juga fisafat tentang disiplin ilmu pendidikan. (The
Philosophy of the discipline of education. Beberapa aliran filsafat mempengaruhi
perkembangan filsafat pendidikan sampai saat ini; yaitu:
Filsafat analitik. yaitu mengfalisis serta menguraikan iistilah-istilah dan
konsep-konsep pendidkan seperti pengajaran (teaching); kemampuan (ability);
pendidikan (education); dll. serta mengecam slogan seperti: ajarlah anak-anak, dan
bukan mata pel;ajaran (teach children, not subjects) Alat yang digunakan adalah
Logika; dan Linguistik serta tekink-teknik analistik masing-masing filsuf.
Progresivisme; pendidikan bukan sekedan mentransfer pengetahuan kepada
anak didik, melainkan melatih kemampuan dan ketrampilan berpikir dengan
member rangsangan yang tepat. Para tokoh berpendapat bahwa sekolah merupakan
institusi sisial dan pendidikan itu sendiri adalah suatu proses social. Pendidikan
merupakan proses kehidupan (process of living) bukan persiapan masa depan.
63
Sebagai proses kehidupan maka kebutuhan individu anak didik harus lebih
diutamakan bukan subject-oriensted.
Eksistensialisme, yang menjadi tujuan utama pendidikan adalah agar mereka
mengalami secara penuh eksistensi mereka. Ukuran hasil pendidikan adalah agar
anak didik mampu dan mengalami. Para pendidik eksistensialis, menolah
indoktrinasi.
Rekonstruksionisme reformasi social yang menghendaki renaisans sivilisasi
modern. Para pnedidik rekontrusionisme memandang bahwa pendidikan dan
reformasi sisial itu sesungguhnya sama. Mereka memandang kurikulum sebagai
problem centerd

4. Filsafat Sejarah
Filsafat sejarah; mengikuti dua alur yaitu :
Pertama : Pemakaian alur ini berupaya untuk memandang proses sejarah
secara menyeluruh, kemudian mencoba untuk menafsirkan sedemikian rupa untuk
memahami arti dari makna serta tujuan sejarah (Filsafat sejarah spekulatif) Dalam
filsafat ini ada bebeapa pertanyaan, yaitu apakah hakekat, arti, makna sejarah Apa
yang sebenarnya menggerakan proses sejarah itu ? tujuan akhir proses sejarah ?
Kedua: memikirkan masalah pokok penyelidikan sejarah, cara dan metode
yang digunakan oleh sejarahwan (Filsafat sejarah kritis). Pertanyaan ini muncul
setelah renungan atas pemikiran dan penalaran menurut ilmu sejarah, yang bersifat
efitemologidan konseptual.

5. Filsafat Bahasa
Filsafat bahasa sering disebut juga filsafat analitik, yang dipelopoi oleh
seorang filsuf Inggris, George Edward Moore(1873-1959). Filsafat ini merupakan
kritik terhadap neo-idealisme yang membuat pertanyaan-pertanyaan yang tidak
dapat difahami karena berdasarkan logika. Kekacauan dalam filsafat terjadi karena
ungkapan filsafati bersimpang jalan dengan bahasa biasa yang digunakan sehari
hari. Karena itu akal sehat (common sense) telah diabaikan.
Menurut tokoh filsafat ini, bahasa merupakan deskripsi/ gambaran yang jelas dari
suatu realitas, bila tidak bahasa ini sama sekali tidak memiliki arti. Permainan
bahasa merupakan suatu proses pemakaian kata, termasuk pemakaian bahasa yang

64
sederhana. Setiap bentuk permainan bahasa memiliki aturan sendiri. Jelas bahwa
arti sebuah kata tergantung pada pemakaiannya dalam kalimat. Arti kalimat
tergantung pada pemakaiannya dalam bahasa.

6. Filsafat Matematika
Matematika telah dikenal di Mesir dan Babel sebagai alat untuk
memecahkan persoalan dan masalah praktis, kira-kira abad 5-3 SM. Contoh ketika
banjir dilembah Nil, memaksa orang mesir purba untuk membuat rumus kontruksi,
kalender, dan perhitungan perniagaan. Matematika sebagai ilmu baru
dikembangkan sekitar 5000 tahun kemudian oleh Filsuf Yunani; oleh Phytagoras,
dan Plato. Seboyan Phytagoras adalah  - Panta Arithmos
(segala sesuatu adalah bilangan. Sedankan Plato berpendapat bahwa geometri
adalah kunci untuk meraih pengetahuandan kebenaran filsafati, ada suatu dunia
yang disebut ide yang dirancang secara matematis. Prinsip utama matematis
adalah abstraksi, karena kebenaran pada hakekatnya hanya bersangkut paut
dengan suatu entitas permanen dan suatu keterhubungan yang tidak berubah-
ubah. Matematika merupakan alat bagi pemahaman filsafati dan bagian dari
pemikiran filsafati itu sendiri.

65
BAB V
PEMIKIRAN FILSAFAT BARAT
DAN TEOLOGI KRISTEN

A. PENGARUH PEMIKIRAN FILSAFAT BARAT

Pengaruh pemikiran Filsafat Barat yang akan menyoroti pengaruh Filsafat Modern
terhadap Teologi Kristen. Pengaruh yang kuat dimulai saat munculnya Renaissance dan
kebebasan berpikir. Memang tidak dipungkiri kemajuan cara berpikir manusia saat itu
membawa kemajuan di berbagai bidang ilmu dan teknologi, tetapi disisi yang sama juga
berdampak yang kurang baik terhadap pemikiran Teologi Kristen. Perkembangan
pemikiran Filsafat barat selain berpengarung kurang baik terhadap Teologi Kristen,
tetapi sekaligus sebagai peluang/ kesempatan munculnya Reformasi, dan Kaum Injili.
Ilmu filsafat pada mulanya dikenal oleh orang Kristen sebagai ilmu yang
mengajarkan kebijaksanaan orang-orang kafir. Salah satunya aliran filsafat yang dikenal
adalah filsafat Aristoteles. Pada mulanya filsafat Aristoteles dipelajari oleh orang
Kristen bukan untuk menggantikan Alkitab, tetapi untuk melihat hubungan antara kedua
buku itu. Pada akhirnya orang-orang Kristen tidak lagi melihat Alkitab sebagai satu-
satunya pusat teologi.
Dasar pemikiran filsafat adalah pikiran manusia, sedangkan dasar pemikiran
teologi adalah wahyu Allah. Filsafat mengajarkan bahwa manusia sebenarnya di dalam
dirinya memiliki/ mempunyai kebebasan yang mutlak untuk menentukan apa saja yang
dapat ia ketahui dan pikirkan. Dan akhirnya filsafat menolah gagasan wahyu Allah.

1. Pengaruh dari Renaissance


Kata Renaissance berarti ‘kelahiran kembali’; yaitu gerakan yang
memulihkan kembali kebudayaan kuno dan kebebasan berpikir dan manusia
merasa dirinya sebagai telah dilahirkan kembali dalam keadaban. Tujuannya
adalah merealisasikan kesempurnaan pandangan hidup kristiani yang
menghubungkan antara hikmad klasik dengan wahyu.
Pada masa ini terjadi banyak penemuan di bidang ilmu pengetahuan
diantaranya Nikolaus Kopernikus (14-73-1543) dengan penemuannya bahwa

66
matahari sebagai pusat jagat raya, dan bumi bergerak pada porosnya dan bergerak
mengedari matahari. Dan Galileo Galilei (1564-1642) Penemu teori percepatan
dan hukum benda jatuh, penemu teleskop dan penemu galaksi Bimasakti.
Keterbukaan pandangan manusia dan kesadaran rasio manusia sebenarnya
sauatu tanda kemajuan yang dicapai oleh manusia, namun kemajuan ini tidak
membawa manusia semakin dekat kepada Allah, sebaliknya membuat manusia
lupa diri dan sombong serta menolak Allah sebagai penciptanya. Manusia semakin
bersandar pada pengetahuan otaknya dan mulai meragukan existensi Allah.

2. Pengaruh dari Rasionalisme

Renaissance membawa manusia mendewakan rasio, dan puncak


pemikirannya ketika memasuki abad XVIII, yang membawa manusia pada masa
pencerahan. Abad 18 ini disebut zaman pencerahan atau AUFKLÄRUNG, zaman
dimana manusia keluar dari keadaan tidak akil balik, yang disebabkan karena
kesalahan manusia itu sendiri atau disebut juga “zaman akal”.
Rasionalisme menjunjung tinggi kepintaran manusia (akal budi), sehingga
hampir menggeser kedudukan Allah. Meskipun secara jujur pengaruh rasionalisme
ini tidak sepenuhnya menolak Allah (atheis), tetapi ada kecenderungan
meninggalkan kepercayaan Kristen ortodoks.
Manusia mulai membangun agama kodrati (agama akali) yang suam dan
dangkal, yang berbeda jauh dengan agama sejati. Hukum dasar agama kodrati
yaitu Allah, kebajikan dan hidup kekal. Mereka menghormati Yesus sebagi guru
dan teladan dalam kebajikan. Mereka membelokan dan memperkosa kebenaran
injil, yang disesuaikan dengan pemikiran mereka; yang bersifat optimism dan yang
hanya menjunjung tinggi akal budi.

3. Pengaruh dari Kebebasan


Pada masa abad 19 ini, J.C Fichte; F.W.J Schelling; dan G.W.F Hegel;
serta Arthur Schopenhauer; mereka telah di jiwai oleh Immanuel Kant, namun
tidak berhasil memasukan pikiran Kant ke dalam segala bagian filsafat mereka.
Mereka filsuf transcendental yang menjadikan akal pusat pembicaraan dalam
menangani pengalaman.

67
4. Pengaruh dari Naturalis Modern
 Dengan pemikiran bahwa manusia hanya makluk alamiah saja (naturalis)
 Manusia tidak memiliki Roh yang menghidupkan.
 Sehingga pandangan bahwa manusia dapat melakukan apa saja sesuai
dengan apa yang diangapnya baik. Termasuk Aborsi, Eutanasia (membunuh
dengan alasan medis), rekayasa genetika (bayi tabung dan cloning. dll.
 Bandingkan dengan Kej. 1:27, tentang teori penciptaan. ‘Allah menciptakan
manusia itu segambar dengan Allah’ dan Allah menghembuskan Nafas Allah

5. Pengaruh dari Teori Evolusi.


Charles Darwin (1809-1882) seorang ahli zoologi, mengemukakan teorinya
tentang asal mula manusia (1871) yang menyebutkan bahwa manusia itu berasal
dari binatang yang paling maju yaitu kera, melalui proses panjang sedikit demi
sedikit dan berubah mengarah pada wujud manusia(Evolusi). Karena itu Charles
Darwin telah menghilangkan perbedaan yang hakiki antara manusia dengan
binatang. Sehingga tidak ada bedanya antara manusia dengan binatang
Manusia yang berasal dari sel purba dapat berkembang seperti sekarang
ini, tentu juga dimasa yang akan datang manusia akan terus mengalami proses
evolusi sampai pada puncak kesempurnaan. Proses evolusi ini bukan hanya
terbatas secara bilogis, tetapi juga secara pemikiran, peralatan, etika dan moral
yang dapat ditempuh melalui jalur pendidikan, perubahan sistem dalam
masyarakat dan sebagainya. Karena itu ajaran tentang jatuhnya manusia kedalam
dosa dan pengajaran tentang Keselamatan dan korban Yesus untuk
menyelamatkan umat manusia hanya menjadi bahan tertawaan (ejekan)

6. Pengaruh dari Kant Terhadap Agama


Immanuel Kant (1724-1804). Filsafat Kant disebut juga filsafat Kritisisme .
Karyanya yaitu Kritik der reinen Vernunft (kritik atas Rasio Murni- 1781); Kritik
der praktischn Vernunft (kritik atas rasio praktis- 1788) dan Kritik der Urteilskraft
(kritik atas Daya Pertimbangan 1790)
.

68
B. REFORMASI DAN RENAISSANCE

Pada abad XV dan XVI disebut abad pencerahan, pada saat itu terjadi pergerakan
besar yaitu gerakan Reformasi (bidang agama) dan gerakan Renaissance (bidang ilmu
pengetahuan). Baik dari pihak gereja Katolik Roma maupun pihak liberal, kedua
pergerakan ini sama-sama dianggap sebagai pergerakan yang sejalan dan setujuan.
Tetapi pandangan tersebut keliru/ tidak benar, karena Renaissance yang berarti
kelahiran kembali dari manusia modern, hanya mengakui kuasa akal budi manusia.
Sedangkan Reformasi berarti bahwa mereka hanya mengakui kuasa Firman Tuhan dan
menghormatinya.
Secara lahiriah kedua pergerakan ini terjadi pada abad yang hampir sama yaitu
abad XV dan XVI, dan memiliki perasaan yang sama yaitu sama-sama telah mebuang
rantai yang mengikatnya; Reformasi telah membuang rantai pengikat yaitu tradisi gereja
Katolik Roma dan Renaissance telah membuang rantai yang mengikat jiwa masyarakat
yang berabad-abad dan memiliki kesadaran baru akan keindahan dunia dan manusia dari
kebudayaan dan kesenian kuno (kelahiran kembali/ Prancis-renaissance.)

Perbedaan antara Reformasi dan Renaissance


Gerakan Reformasi Gerakan Renaissance
Berpusat pada Allah (Teosentris) Berpusat pada manusia (Antroposentris)
Dasar gerakannya adalah Alkitab Dasar gerakannya kembali kepada
(kembali pada Alkitab) kebudayaan kuno
Efek Reformasi timbul gerakan Efek dari renaissance timbul gerakan
penginjilan sedunia humanisme
Reformasi menitikberatkan kuasa Allah Renaissance menitikberatkan kemampuan
manusia
Berpangkal pada iman Berpangkal pada rasio
Bertujuan untuk memuliakan Allah Bertujuan untuk memuliakan manusia

C. MUNCULNYA FAHAM BARU DALAM TEOLOGI

1. Munculnya Teologi Liberal

Pada abad 15 dan 16; yaitu munculnya kesadaran manusia di bidang rohani yang
ditandai dengan gerakan Reformasi. Dan kesadaran manusia di bidang ilmu pengetahuan

69
(ratio) membawa efek Renaissance. Keterbukaan pandangan manusia dankesadaran
ratio manusia membawa kemajuan kemajuan yang dapat dicapai oleh manusia. Namun
sangat disayangkan, kemajuan tersebut tidak membuat manusia semakin denkat dengan
Tuhan, tetapi sebaliknya membuat manusia semakin mengandalkan rasio dan semakin
jauh dari Tuhan.
Manusia makin hari semakin bersandar kepada pengetahuan/ akal dan mulai
meragukan existensi Allah. Bayangan gelap Humanisme mulai mempengaruhi
pandangan teologi ortodoks. Maka mulai timbul kebobrokan pandangan di bidang
teologi, yang semakin jauh mempengaruhi teologi, yang akhirnya timbul liberalisme
dibidang teologi.
Liberalisme muncul juga karena pengaruh romantisme abad 19. Yang menitik
beratkan kebebasan di bidang emosional, rasional dan sebagainya. Pengaruh romantisme
juga mempengaruhi filsafat, sastra, teologi, seni dll. Pengaruh negatif dari romantisme
terhadap teologi adalah membawa teologi kristen semakin jauh meninggalkan hakekat
teologi ortodoks.
Pada zaman pencerahan, para tokoh filsuf seperti Immanuel Kant (1724-1804)
tokoh teologi etika-moral, yang mengatakan bahwa teologi etika-moral akan menuntun
kepada konsep yang sempurna dan rasional tentang Allah. Dan Frederich Ernest
Schleirmacher (1768-1834) bapak teologi modern yang berpendapat bahwa agama
adalah perasaan manusia terhadap Allah atau pengalaman langsung antara manusia dan
Allah; pengalaman manusia menyebabkan adanya doktrin agama. Dan Alberecht
Ritschl (1823-1899) Yang berpendapat bahwa pikiran agama adalah salah satu fungsi
agama, sedangkan hakekat agama adalah kesadaran gereja. Alkitab adalah catatan hati
nurani gereja, oleh karena itu perlu menerima kritikan untuk mennetukan kebenarannya.
Ia menyelidiki Yesus dalam sejarah dan menyangkal adanya mujizat dan dosa asal. Dan
memakai ajaran moral dan rohani Alkitab sebagai dasar pengajarannya
Pandangan Immanuel Kant dan Frederich Ernest Schleirmacher dan Alberecht
Ritchl, langsung atau tidak menyerang dasar kepercayaan kristen tentang wahyu Allah
yang berisikann pengajaran dan kebenaran Allah. Dan masih banyak pemikiran filsuf
yang membawa efek timbulnya liberalisme.
Pola pikir liberalisme pertama adalah memodernkan pemikiran teologi Kristen.
Karena kemajuan jaman, maka kaidah yang ditetapkan oleh gereja sudah tidak relevan
lagi, oleh karena itu perlu digunakan cara pemikiran yang dimengerti dan diterima oleh
orang-orang masa kini dalam menyelidiki dan mengungkapkan kebenaran Alkitab.

70
Pola pikir ke dua yaitu bahwa kaum liberalisme tidak mau tunduk pada satu
otoritas yang ada untuk menerima pengakuan iman; oleh karena itu iman harus diuji
dengan rasio dan pengalaman. Manusia mempunyai kemampuan untuk mencari
kehendak Allah melalui naluri dan mampu menelusuri sifat Allah memalalui perasaan
dan rasio.
Ketiga yaitu bahwa setiap buku dalam Alkitab mempunyai latar belakang
kebudayaan dan sejarahnya sendiri; dalam menafsirkan Alkitab mementingkan aspek
budaya, arti dan doktrin oleh pemikiran sekuler.
Ke empat yaitu kaum liberalisme menerima filsafat agama dari Romantisme.
Tujuan teologi adalah pengalaman manusia di bidang keagamaan. Tugas penyelidikan
para teolog bukan Alkitab sebagai wahyu Allah melainkan pengalaman manusia

2. Munculnya Teologi Kekinian (Kontemporer)


Teologi kekinian diantaranya:
a. Teologi Neo Ortodoksi
b. Teologi Liberal
c. Teologi Sekular
d. Teologi Evolusi
e. Teologi Sejarah
f. Teologi Proses
g. Teologi Ada
h. Teologi Mistik dll
Teologi kontemporer/ teologi modern, yaitu hasil dari pencerahan barat.
Tokohnya adalah Karl Barth; hasil dari pemikiran Immanuel Kant (1724-1804),
didukung oleh filsafat immanuel Kant dan Pencerahan.
Sifat teologi kontemporer
 Universitas (hanya mengetahui dan bukan untuk kebutuhan gereja)
 Historis Kritis- melihat alkitab sebuah dokumen yang harus dinilai dan
dikritik oleh akal manusia
 Tidak berdasar Alkitab
 Disebut juga bidat
 Dasarnya adalah filsafat
 Menempatkan manusia sebagai pusat alam semesta

71
3. Munculnya Otonomi Berpikir (Kebebasan)
Mereka filsuf transcendental yang menjadikan akal pusat pembicaraan dalam
menangani pengalaman. Manusia dapat berdiri sendiri dalam hal berpikir dan
hidup. Manusia tidak lagi percaya adanya mujizat dan hal-hal yang adikodrati.
Hidup manusia ini terletak pada keputusan pribadinya dan bukan campurtangan
Allah dalam hidupnya

4. Munculnya ’DOG’ Teologi


DOG Theology atau The Death Of God Theology, suatu faham atau
pandangan bahwa Allah sudah mati. Bahkan seorang teolog Pdt. Dr. Sen Chang,
menyebutkan bahwa DOG Theology dalah Dog Theology atau teologi anjing.
Banyak orang Kristen yang tidak kuat imannya, meninggalkan Tuhan karena
pengaruh pandangan bahwa Allah Mati. Bersyukur bawha Alkitab dengan jelas
menyatakan bahwa ALLAH HIDUP, DAN KEKAL, tidak pernah dikalahkan .
(Maz. 29:10)
a. Penyebabnya
Munculnya DOG Theology, tidak lerlepas dari pengaruh pikiran filsafat
yaitu filsafat Immanuel Kant, Auguse Comte, Soren Kierkegaard, Karl Marz,
Friedrich Engels, dan Frederich Nietzche serta Jean Paul Sartre dan Albert
Camus. Disamping itu keadaan masyarakat Amerika pasca perang dunia
pertama yang banyak kehilangan tempat tinggal dan orang-orang yang
dikasihinya, serta pengaruh dari perkembangan ajaran teologi yang
berorientasi humanisme, sehingga konsep pikiran tentang Allah mulai kabur,
dan mulai meninggikan manusia yang dipengaruhi Filsafat Aufklarung dan
Renaisance. Teologi Liberal, Neo Orthodoxy, teologi sekularisasi, teologi
Existensi dan ajaran Occultisme turut ambil bagian penyebab munculnya
DOG Theology.
b. Cirikas DOG Theology
Dog Theology sejalan dengan Secular Theology. Isi ajarannya adalah
filsafat yaitu metafisika dan positivisme. Sehingga pandangan tentang Allah
yang didirikan diatas dasar metafisika sebagai asal-muasal yang oleh filsafat
positivisme telah dianggap mati, maka pandangan tentang Allah-pun
dianggap mati, Allah dalam filsafat sudah mati.

72
Karena dunia ini dianggap telah mencapai kemajuan, manusia dapat
berdiri sendiri dalam hal berpikir dan hidup. Manusia tidak lagi percaya
adanya mujizat dan hal-hal yang adikodrati. Hidup manusia ini terletak pada
keputusan pribadinya dan bukan campurtangan Allah dalam hidupnya. Serta
dalam menghadapi masalah, manusia berpendapat bahwa Allah tidak dapat
menyeleaikan masalah dalam masyarakat seperti perang, kelaparan dll.
Manusia menggunakan logika metafisikanya untuk menyelidiki Allah.

D. PERLAKUAN ALKITAB

1. Alkitab dianggap sebagai dokumen yang harus diselidiki dan dikritisi oleh akal
manusia
2. Menggunakan Alkitab tetapi dasar pikirannya adalah filsafat
3. Alkitab hanya bagian pilihan saja
4. Alkitab diterima sebagai alternatif
5. Kata-kata dalam Alkitab tidak perlu dianggap sama dengan Firman Tuhan
6. Alkitab hanya akan menjadi Firman Tuhan apabila bagian Alkitab itu berbicara
secara pribadi kepada pembacanya.
7. Alkitab di terima memiliki nilai moral
8. Kebenaran sejarah dalam alkitab tidak dianggap penting
9. Hal-hal yang bersifat supranatural dianggap sebagai mitos (demitologisasi)

E. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DENGAN


ILMU PENGETAHUAN DAN TEOLOGI

Filsafat adalah induk dari segala ilmu, Ilmu pengetahuan bertugas untuk
memberi jawab secara khusus bidang-bidang tertentu. Teologi bersumber dari Alkitab
bertanggungjawab untuk menguji dan memberi nilai atas kedua bidang yaitu filsafat
dan ilmu pengetahuan. Bila hasil temuan filsafat dan Ilmu pengetahuan tidak sesuai
dengan kebenaran Alkitab harus ditolak. contoh. Teori Evolusi
Berhati hati terhadap filsafat yang kosong (kolose 2:8). Orang percaya harus
berfilsafat, tetapi jangan sampai terjebak dengan filsafat itu sendiri. Alkitab tidak
bergantung pada pembelaan filsafat dan ilmu pengetahuan; Alkitab dapat membela

73
T
A
S
L
I
F
dirinya sendiri karena bersumber dari Allah. (Band. Yoh.14:6 KataYesus; Akulah Jalan
dan Kebenaran dan Hidup
Alkitab memerlukan filsafat karena Alkitab berada dalam lingkungan manusia
yaitu berada didunia. Jika manusia sudah tidak di dunia, tidak memerlukan filsafat dan
ilmu pengetahuan sebab pengetahuannya sudah sempurna. Manusia memiliki
pengetahuan; ketika manusia menghadapi suatu problem pada pengetahuan, maka ia
akan berusaha menjawab dengan ilmu pengetahuan. Jika memiliki problem dalam ilmu
pengetahuan akan berusaha dijawab dengan Filsafat. Dan ketika memiliki problem
dalam tingkat filsafat, maka Agama harus memberi jawabannya.
Contoh masalah:
Dari mana asal ayam ? Para Filsuf akan menjawab sesuai dengan akal dan ilmu
pengetahuan dari mana asal ayam. Mungkin ada yang menjawab dari telor, atau
terjadinya evolusi yang begitu panjang dan makluk yang kecil sehingga menjadi
ayam seperti sekaran ini. Tetapi Agama (Keristenan) akan menjawab bahwa Allah
menciptakan ayam pada hari ke lima sesuai dengan Alkitab.

Teologi yang merupakan sentral memberi nilai. Walaupun filsafat bertugas memberi
nilai terhadap disiplin ilmu pengetahuan
terletak pada Teologi / Teologi Alkitabiah
yang ada. Nilai kebenaran

74
yang hakiki
M
S
IL
F
U
H
A
T
G
N
E
P
F. MEMBEDAKAN FILSAFAT, ILMU PENGETAHUAN
DAN AGAMA

Filsafat : usaha manusia dengan akalnya untuk memperoleh suatu pandangan


dunia dan hidup yang memuaskan hati.
Ilmu Pengetahuan: suatu pemikiran filsafat yang telah memagari diri dalam
suatu ruang-lingkup tertentu. Sebagai suatu keseluruhan pengetahuan obyektif dan untuk
menemukan keterangan yang umum berlaku di bidang tertentu kenyataan tersebut.
Teologi : Suatu keseluruhan pengetahuan adi-kodrati yang obyektif
menyangkut hal-hal yang dinamai Wahyu Allah. Mempelajari keberadaan, sifat dan
yang

karya-karya Tuhan melalui Alkitab sebagai satu-satunya referensi. Substansinya adalah


saya percaya bahwa Tuhan itu ada sesuai dengan pernyataan Alkitab. Dan saya
percaya seluruh keterangan tentang penjelasan yang ada pada Alkitab. DEUS EST
ERGO SUM. (Allah ada, maka aku ada).

75
F
H
R
Y
D
U
B
T
P
M
N
K
E
L
A
I
O
S
Suatu keseluruhan pengetahuan kodrati yang obyektif yang disusun secara kritis,
metodis, sistematis, dengan maksud untuk mencari struktur dasar dari dan bagi sebagai
keseluruhan dengan jalan merenungkan kenyataan tersebut.

G. FILSAFAT UMUM DAN FILSAFAT KRISTEN.

Filsafat adalah suatu pengetahuan yang tidak memiliki batasan sehingga berfilsafat
mampu berada dimana-mana dalam pengembangan pikiran manusia. Perbedaan
pendapat dilatar belakangi oleh sifat dan bangsanya. Filsafat kristen membawa filsafat
umum mengerti tentang kebenaran.
Filsafat kristen akan menghasilkan
menimbang dan menilai
hakekat dan nilai komprehensip mampu
dalam berbagai hal menurut pandangan Alkitab. Filsafat
kristen menjadikan filsafat umum sebagai sarana Pekabaran injil. Filsafat kristen
berdasar pada pemikiran yang sudah diperbaharui oleh Roh Kudus.
Segala gagasan ilmu pengetahuan yang tidak sesuai dengan Firman Allah tidak
akan dapat dibenarkan. Epistemolohgi adalah untuk membuktikan suatu kebenaran, -
apakah ada kebenarannya ? Oleh karena itu dalam filsafat kristen, segala gagasan dalam
ilmu pengetahuan atau kebenaran melalui ratio (akal) yang tidak sesuai dengan firman
Tuhan tidak akan dibenarkan dan tidak dibenarkan.
Pemikiran filsafati Kristen dimulai dengan para APOLOGIT (pembela Kristen)
yang mencoba membela iman Kristen terhadap filsafat Yunani, dengan memakai alasan-

76
alasan dari filsafat Yunani. Tokoh penting yaitu ARISTIDES dari Athena dan
YUSTINUS MARTIR dari Skhen, Palestina.
Filsafat kristen adalah upaya gerejawi untuk mengambil pengetahuan filsafat,
supaya dengan pengetahuan itu dapat menjajagi seluruh ilmu pengetahuan. Filsafat
Kristen merupakan bagian dari filsafat secara umum; dengan tujuan mengarahkan
filsafat umum untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Filsafat kristen membawa
filsafat umum mengerti tentang kebenaran. Sehingga akhirnya kembali kepada iman;
”karena iman kita mengerti ” Ibrani 11:3

H. HUBUNGAN FILSAFAT DAN ALKITAB.

Filsafat kristen bertugas memberi nilai yang terakhir melalui Alkitab; karena
Alkitab adalah kebenaran universal yang berasal dari Allah. Sedang filsafat umum
adalah usaha manusia untuk memahami berbagai kenyataan lewat kegiatan berpikir.
Karena manusia terbatas, maka hasil pemikirannya adalah terbatas. Hanya satu
kebenaran yang AM yaitu Alkitab, yang sudah pasti benar, karena bersumber dari
Allah.
Filsafat sumbernya adalah hasil kajian pikiran manusia. Bila melihat kembali
pengertian tentang filsafat yang berarti mencintai kebijaksanaan. Pengertian sebenarnya
terkandung gagasan yang mengandung arti himbauan kepada kebijaksanaan. Jadi
kebijaksanaan itu belum diraih, masih diusahkan. Berarti seorang filsuf adalah seorang
yang sedang mencari atau mengusahakan kebijaksanaan. Sedangkan Alkitab sumbernya
adalah Allah sndiri, melalui para penulis Alkitab.
Dengan berfilsafat kita dapat mengadakan pendekatan-pendekatan injil kepada
dunia khususnnya filsafat guna menjembatani pemikir-pemikir filsafat untuk
menyampaikan firman Tuhan kepada mereka melalui pola pikir filsafat. Dalam
berfilsafat, dasar kebenaran kita adalah Alkitab. Kita menggunakan rasio untuk belajar
Alkitab agar rasio atau pikiran kita diterangi oleh kebenaran alkitab. Ketika kita
berfilsafat harus diterangi oleh Firman Tuhan.

77
I. MANUSIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN MORAL

Manusia adalah makluk yang utama dari segala makluk yang memiliki gambar
Allah, dan Allah memberi mandat kepada manusia untuk menguasai ciptaanNya.
Pertanggungjawaban moral manusia adalah kemampuan untuk mengadakan suatu
tindakan melalui pengukuran batin tentang yang baik. Dan Allah menempatkan Hati
Nurani atau Batin dalam diri manusia yang selalu memberi pertimbangan yang baik.
Tuhan memberi hati nurani kepada manusia untuk dapat mempertimbangkan mana
yang baik dan buruk. Segala sesuatu yang diputuskan oleh manusia. Harus
dipertwnggungjawabkan di hadapan Allah. Ini adalah pertanggungjawaban moral
manusia. Sehingga dengan hati nurani tersebut manusia dapat mengambil keputusan
dengan benar.
Namun karena manusia telah jatuh dalam dosa, maka hati nurani manusia telah
dipengaruhi oleh dosa, sehingga tidak mampu untuk mengambil keputusan dengan
benar. Manusia membutuhkan karya anugerah Allah agar hati nuraninya dapat
mengambil keputusan dengan benar. Melalui karya Anugerah Allah hati nurani manusia
dipulihkan kembali, sehingga mampu mengambil keputusan dengan benar. Keputusan
inilah yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

78
BAB VI
SIKAP TERHADAP ILMU FILSAFAT

A. MENOLAK FILSAFAT

Ilmu Filsafat adalah sebuah ilmu pengetahuan. Orang mempelajari filsafat tentu
untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Kepuasan akan terlihat apabila ia sudah
tahu yang memuaskan hati manusia yang disebut tahu yang benar. Jika tahu yang keliru
dan seandainya dijadikan dasar tindakan, sering kali tindakannya pun keliru juga dan
berakibat fatal.
Setelah tahu, maka manusia dapat bersikap menerima filsafat tersebut atau
menolaknya. Bagi yang menolak filsafat, beranggapan bahwa ia sudah mempunyai
sumber kebenaran yaitu firman Tuhan (Alkitab) Oleh karena itu tidak dibenarkan
mencari kebenaran lain seperti filsafat.

B. MENERIMA FILSAFAT

Sementara bagi sebagian orang yang setelah tahu akan filsafat, dapat bersikap
untuk menerima filsafat tersebut. Mereka beranggapan bahwa walaupun telah memiliki
kenbenaran yaitu Firman Tuhan (Alkitab) tidak ada salahnya tetap menggunakan filsafat
Yunani. Yaitu hanya menggunakan metodenya/ cara berpikirnya saja. Namun haru hati-
hati supaya jangan sampai terjebak dalam filsafat kosong. (Kolose 2:8) Bukan berarti
orang percaya tidak boleh berfilsafat, hanya supaya berhati-hati, agar tidak berakibat
mengagungkan rasio, sedangfkan iman menjadi lemah.

C. TANGGAPAN TERHADAP ILMU FILSAFAT

Bersyukur Kepada Tuhan Yesus, sebab kita sebagai umat percaya memiliki
sumber kebenaran yaitu Alkitab, yang sudah dibukukan dan dapat dipelajari oleh
siapapun di muka bumi baik dengan tujuan baik atau tidak baik. Alkitab itu sebagai
sumber satu-satunya kebenaran kita. Sehingga kita tidak perlu bersusah payah untuk

79
mencari kebenaran. Sebagaimana di katakan Yesus ”Akulah Jalan dan Kebenaran dan
Hidup ...”Kebenaran sudah kita miliki, sehingga kita tidak perlu lagi mencari kebenaran
melalui filsafat atau ilmu pengetahuan. Hanya di dalam Yesus kita menemukan
kebenaran.
Munculnya aliran-aliran filsafat pada zamannya berdasarkan sejarah filsafat;
masing-masing sesuai dengan hasil pemikiran dan kondisi saat itu, guna mencetuskan
ide dalam memahami kebenaran. Mereka saat itu sedang mencari sebuah kebenaran,
sehingga mereka mulai berpikir dan berfilsafat. Saat ini munculah bermacam filsafat
atau filosofi yang mendasari seseorang melakukan suatu tindakan.. Sekarang munculah
bermacam-macam filsafat; ada filsafat pendidikan; filsafat pancasila; filsafat ekonomi;
filsafat kedokteran filsafat agama dll. Karena tindakan-tindakan tersebut dilandasi oleh
sebuah filosofi.
Sebagai orang beriman, kita harus berfilsafat dan mengerti filsafat. supaya kita
tahu apa itu fisafat dan pola pikir berfilsafat. Dengan berfilsafat kita dapat mengadakan
pendekatan-pendekatan injil kepada dunia khususnnya filsafat guna menjembatani
pemikir-pemikir filsafat untuk menyampaikan firman Tuhan kepada mereka melalui
pola pikir filsafat. Dalam berfilsafat, dasar kebenaran kita adalah alkitab. Kita
menggunakan rasio untuk belajar Alkitab agar rasio atau pikiran kita diterangi oleh
kebenaran alkitab. Ketika kita berfilsafat harus diterangi oleh Firman Tuhan. Teologi
bertanggungjawab untuk menguji dan memberi nilai kepada ilmu pengetahuan dan
filsafat. Jika ada pemikiran ilmu pengetahuan dan atau filsafat yang tidak sesuai dengan
kebenaran Firman Tuhan, maka harus kita tolak atau kita luruskan. Filsafat kristen
bertugas memberi nilai yang terakhir melalui Alkitab; Tujuan kita berfilsafat adalah agar
dapat mengkomunikasikan berita injil kepada dunia dengan pendekatan filsafat.
Sekalipun kita memiliki hati nurani, tetapi tolok ukur kebenaran yang hakiki adalah
Alkitab (Fiman Tuhan.)
Filsafat Kristen membawa filsafat umum mengerti tentang kebenaran. Filsafat
kristen akan menghasilkan hakekat dan nilai komprehensip yang mampu menimbang
dan menilai dalam berbagai hal menurut pandangan Alkitab. Filsafat kristen menjadikan
filsafat umum sebagai sarana Pekabaran injil. Filsafat kristen berdasar pada pemikiran
yang sudah diperbaharui oleh Roh Kudus
Filsafat Kristen akan menghasilkan hakekat dan nilai komprehensip mampu
menimbang dan menilai dalam berbagai hal menurut pandangan Alkitab. Hakekat
filsafat kristen meliputi keseluruhan, sebab kekristenan adalah universal, mampu

80
menyorot berbagai hal dengan tolok ukur Alkitab sebagai nilai kebenaran. Sebab
kebenaran yang dari Allah melampaui rasio manusia. Apa yang tidak kita pikirkan itulah
yang Tuhan sediakan. (band. Yohanse 2:1-11)
Filsafat Kristen menjadikan filsafat umum sebagai sarana Pekabaran injil. Dasar
Filsafat Kristen adalah pikiran yang sudah diperbaharui oleh Roh Kudus (lahir baru.
Tujuan filsafat Kristen yaitu untuk memperkenalkan Kristus melalui pendekatan
filosofis (Filipi 1-9-10). Akhirnya filsafat Kristen menjadi komando dalam amanat
agung Tuhan Yesus (Matius 28:18-20). Filsafat Kristen lebih berkualitas dari pada
filsafat umum, sebab filsafat Kristen menguasai filsafat umum dan filsafat Kristen
memiliki kemampuan adikodrati yaitu Roh Kudus (I Kor. 2:10-11). Amin.

The and
MKU, April 2014

81

Anda mungkin juga menyukai