Uang
Uang
Pada zaman dahulu, ribuan tahun sebelum manusia mengenal uang, masyarakat
hasil hutan, bertani, menangkap ikan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
hasil produksi sendiri. Untuk dapat memenuhi kebutuhan akan barang yang tidak dapat
dihasilkannya sendiri, mereka mencari orang yang memiliki barang yang diinginkan.
Setelah ditemukan, kemudian dilakukan tukar- menukar barang yang dinginkan dengan
barang yang dimilikinya. Cara tukar-menukar inilah yang disebut dengan istilah barter .
Pertukaran secara barter, hanya mungkin terjadi bilamana terdapat dua pihak yang
membutuhkan barang yang dimiliki oleh orang kedua, sebaliknya orang yang kedua
membutuhkan barang yang dimiliki orang pertama. Bila syarat ini tidak terpenuhi, maka
pertukaran secara barter sulit dilakukan. Manullang (1985) memberikan contoh kesulitan
ayam, sementara si B membutuhkan jagung dan mempunyai ayam, sedangkan beras tidak
dimilikinya. Antara kedua orang tersebut tidak mungkin terjadi. Apa yang dibutuhkan B
mereka hanya mungkin terjadi jika kebetulan ada orang ketiga, yang dalam hal ini si C
yang mempunyai jagung dan membutuhkan beras. A dapat menukarkan beras yang
dimilikinya kepada jagung yang dimiliki oleh C, dan C dapat menukarkan jagung itu
untuk menemukan suatu barang yang dapat dipergunakan sebagai alat penukar. Barang
tersebut bukanlah sembarang barang, tetapi barang tersebut merupakan barang yang
sangat disukai masyarakat. Selain itu jumlahnya pun terbatas. Barang yang dapat
berfungsi sebagai alat penukar ini pada dasarnya merupakan “ uang barang “ (commodity
money “ . Barang-barang yang pernah berfungsi sebagai uang tersebut diantaranya : besi,
tembaga, perunggu, nikel, timah hitam, emas, perak, kerang, taring babi hutan, gigi ikan
paus, porselen, kulit binatang, gading, garam, beras, tembakau, babi, kuda, kambing,
lembu, dsb.
banyak yang tidak digunakan lagi, karena kurang memenuhi syarat sebagai uang,
sehingga akhirnya yang tetap dipergunakan adalah barang logam saja. Logam mulia
seperti emas dan perak, dianggap cocok sekali sebagai alat tukar karena berbagai alasan,
yaitu : (1) tahan lama, tidak mudah aus, (2) mudah menyimpannya, (3) mudah
dipindahkan, (4) mudah dibagi-bagi dengan tidak kehilangan nilainya, (5) untuk jangka
waktu yang lama nilainya tetap, sebab kemungkinan untuk menghasilkannya relatif
terbatas.
Dari uraian tentang sejarah timbulnya uang, kita telah mengetahui bahwa uang
memiliki fungsi sebagai alat penukar. Karena itu uang dapat didefinisikan sebagai segala
sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat tukar. Definisi ini dikemukakan oleh A.C
Pigou, dalam bukunya “ The Veil of Money “ . Sejalan dengan pendapat ini, Robertson
dalam bukunya “ Money “ mendefinisikan uang sebagai segala sesuatu yang umum
Dari definisi uang yang telah dikemukakan, sesungguhnya sudah tersirat fungsi
pokok dari uang, yakni sebagai alat tukar. Uraian berikut ini akan memperjelas
Fungsi uang sebagai alat tukar (medium of exchange) sangat memegang peranan
penting dalam setiap perekonomian di manapun juga, sebab dengan adanya uang akan
Tanpa adanya uang yang berfungsi sebagai alat tukar, konsumen pada umumnya
akan dipersulit kehidupannya untuk memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkannya.
Demikian pula sebagai produsen, buruh, dokter, guru, dan yang lainnya akan mengalami
kesulitan dalam menerima balas jasa yang diterimanya, bilamana tidak ada benda yang
hitung atau satuan nilai. Dengan uang, kita dapat menentukan nilai suatu barang, dengan
menghitung jumlah uang yang dipeerlukan untuk memperoleh barang yang diinginkan.
Di samping itu, dengan membandingkan nilai berbagai jenis barang, dapat ditentukan
dengan mudah nilai suatu barang jika dibandingkan dengan nilai barang yang lain.
Misalnya, dengan mengetahui nilai pesawat Televisi merk Sharp seharga Rp 2.000.000,
maka nilai sebuah jam tangan merk Titus seharga Rp 200.000, dapat dengan mudah kita
tentukan. Dalam hal ini nilai pesawat Televisi 10 kali nilai jam tangan.
Di samping itu fungsi uang sebagai alat pengukur nilai ini telah mempermudah
betapa pentingnya fungsi ini, dapat diberikan contoh sebagai berikut. Pak Akhmad
memiliki sebidang tanah seluas 1 ha. Tanah tersebut hanya baik untuk ditanami jagung
atau singkong. Pak Akhmad harus memutuskan harus menanam apa, jagung atau
bilamana ia sudah mengetahui harga jagung dan singkong di pasar. Dalam hal ini adanya
uang yang berfungsi sebagai alat pengukur nilai, akan mempermudah pengambilan
keputusan dalam bidang ekonomi. Pak Akhmad tinggal menghitung saja, berapa
kilogram jagung yang akan diperolehnya jika tanah tersebut ditanami jagung, berapa
kilogram pula singkong yang akan diperolehnya jika tanah tersbut ditanami singkong.
Dengan mengetahui harga jagung dan singkong di pasar, kemudian ia dapat menghitung
keputusan akan dilakukan setelah ia dapat membandingkan nilai yang akan diperoleh dari
Dalam hal ini orang sering menimbun kekayaan dalam bentuk uang. Bagi orang
menyimpan uang tunai untuk disimpan di rumah ataupun di bank, yang sewaktu-waktu
bisa diambil kembali. Fungsi yang ketiga ini akan mempengaruhi jumlah uang tunai yang
C. Jenis-jenis Uang
Uang yang yang beredar di masyarakat secara garis besar dapat dibedakan
1.Uang kartal, yakni uang yang secara umum digunakan sebagai alat pembayaran yang
syah dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Uang kartal ini dikeluarkan oleh Bank
Sentral, terdiri atas dua jenis, yakni uang logam dan uang kertas. Dibandingkan dengan
uang logam, uang kertas merupakan yang yang paling banyak digunakan hampir di
seluruh dunia. Ada tiga alasan mengapa mengapa lebih banyak digunakan yang kertas :
(1) ongkos pembuatannya lebih murah daripada uang logam, (2) mudah dibawa dari
tempat yang satu ke tempat yang lain, (3) jika kebutuhan suatu negara akan uang
bertambah, maka kebutuhan tersebut akan mudah dipenuhi, sebab kertas mudah
diperoleh.
Sekalipun kebanyakan uang kartal terbuat dari kertas dan memiliki nilai
instrinsik (nilai bahan) yang rendah, masyarakat akan tetap menerimanya sebagai alat
pembayaran, sebab dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki wewenang dan hak
monopoli dari pemerintah. Masyarakat percaya pada mata uang yang dikeluarkan Bank
Sentral, memiliki kekuatan sebagai alat pembayaran syah. Atas dasar itu, uang kertas
Menurut sejarahnya, pada masa lalu tiap-tiap uang kertas yang beredar diwakili
oleh suatu kesatuan berat dari logam murni (emas atau perak). Logam murni tersebut
harus disimpan oleh Bank Sentral sebagai dekking, yang pada umumnya sebesar 40%
dari nilai uang kertas bank yang beredar. Dekking tersebut menjadi dasar kepercayaan
masyarakat untuk menerima mata uang kertas yang dikeluarkan oleh Bank Sentral
tersebut. Pada zaman sekarang, sekalipun tidak ada lagi dekking untuk setiap mata uang
rupiah yang dikeluarkan oleh Bank Sentral, masyarakat tetap mempercayai mata uang
sejumlah uang kertas harus dibawa dalam jumlah yang banyak, sehingga kurang praktis
dan menimbulkan resiko. Timbullah gagasan untuk menggunakan uang giral. Uang giral
dapat terjadi dari simpanan dalam bentuk giro di bank. Bila penyimpan akan melakukan
pembayaran untuk transaksi jual belinya, ia dapat menggunakan selembar cek yang di
atasnya ditulis sejumlah pembayaran yang diinginkan. Dalam pembayaran dengan cek,
nilai nominal yang tertulis dalam cek harus lebih kecil dari simpanan gironya. Dalam hal
ini bilamana ternyata nilai nominal yang tertulis dalam cek lebih besar dari simpanan
gironya, maka cek tersebut merupakan “ cek kosong “ . Terbentuknya uang giral dalam
contoh di atas, disebut cara substitusi atau pengganti. Ada cara lainnya, yang disebut
diberikan buku cek untuk bisa digunakan kapan saja ia mengambil kredit tersebut melalui
rekening gironya.
D.Nilai Uang
Nilai uang dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni nilai intrinsik, nilai
1. Nilai intrinsik, adalah nilai bahan yang dipakai untuk membuat uang.Mata uang yang
terbuat dari logam emas nilai intrinsiknya sangat tinggi jika dibandingkan dengan
2. Nilai nominal, adalah nilai yang tertera pada mata uang itu. Nilai nominal selembar
3. Nilai tukar atau sering juga disebut tenaga beli uang, adalah tenaga beli uang untuk
membeli barang dan jasa yang kita butuhkan. Robertson, seorang akhli ekonomi
purchase the things people want “ . Dalam hal ini nilai uang Rp 5.000,00 adalah
jumlah barang dan jasa sebagai pengganti uang Rp 5.000,00 itu. Tinggi rendahnya
nilai uang, dapat ditunjukkan oleh tenaga belinya, yaitu kekuatan uang itu untuk
membeli barang-barang dan jasa-jasa. Nilai uang dikatakan turun bilamana tenaga
belinya turun, diukur oleh banyaknya barang dan jasa yang dapat dibeli oleh satu
kesatuan uang. Misalnya, jika dalam bulan Januari 2001 uang senilai Rp 5.000,00 kita
dapat membeli 2 kilogram beras, kemudian pada bulan Januari 2002 dengan uang
senilai Rp 5.000, 00 hanya bisa membeli 1 kilogram beras, maka nilai uang tersebut
mengalami penurunan.
Sebagaimana telah disinggung di atas, nilai uang (tenaga beli) uang itu dapat naik
atau turun. Hal ini sangat tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
Penawaran uang berkaitan dengan jumlah uang yang beredar di masyarakat, yakni
uang kartal dan uang giral. Kedua macam uang ini adalah uang yang digunakan dalam
dari satu tangan ke tangan yang lain, disebut juga perputaran uang. Jadi, kecepatan
peredaran uang menyatakan berapa kali tiap-tiap rupiah dalam jangka waktu tertentu
pengaruh yang sama terhadap nilai uang dan harga barang. Tiap kenaikkan jumlah uang
atau kenaikkan kecepatan peredaran uang, selalu menyebabkan turunnya nilai uang dan
naiknya harga barang. Sebaliknya, tiap penurunan jumlah uang atau penurunan kecepatan
peredaran uang, selalu menyebabkan naiknya nilai uang dan turunnya harga barang.
Persoalan tentang nilai uang telah lama menjadi pusat perhatian para akhli
ekonomi. Dua teori yang akan dibahas dalam modul ini adalah teori dari David Ricardo
membahas hubungan antara nilai uang dengan jumlah uang. Ricardo menyatakan bahwa
jumlah uang dengan nilai uang mempunyai hubungan terbalik, sehingga jika jumlah uang
naik menjadi dua kali lipat, maka nilai uang akan turun juga dua kali lipat. Sebaliknya,
jika jumlah uang berkurang sehingga menjadi setengah dari semula, maka nilai uang akan
Bila teori Ricardo tersebut dikaitkan dengan tingkat harga, maka akan memiliki
makna sebagai berikut. Bila jumlah uang naik dua kali lipat, maka harga akan naik dua
kali lipat, sebaliknya jika jumlah uang turun dua kali lipat, maka harga juga akan
menjadi setengah dari semula. Teori Ricardo ini dirumuskan dalam bentuk persamaan
tingkat harga, dan k adalah faktor yang tetap bilamana segala sesuatu tidak berubah.Teori
kuantitas ini disebut sederhana karena hanya memperhatikan faktor yang sederhana
yakni M (jumlah uang) , di mana faktor kecepatan peredaran uang (V) dan jumlah barang
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai uang itu terdiri atas tiga faktor, yakni jumlah uang
(M), kecepatan peredaran uang (V) dan jumlah barang yang diperdagangkan (T). Fisher
berarti tingkat harga (price). Ketiga faktor tersebut (M,V, dan T) berpengaruh terhadap
1. Jika M naik, sedangkan kedua faktor lainnya (Vdan T) tetap, maka P akan naik,
sebaliknya jika M turun, sedangkan kedua faktor lainnya (V dan T) tetap, maka P
akan turun. Dengan kata lain, jika M naik sedangkan V dan T tetap, akan
mengakibatkan nilai uang turun, sebaliknya jika M turun sedangkan V dan T tetap,
naik, sebaliknya jika V turun sedangkan kedua faktor lainnya(M dan T) tetap, akan
mengakibatkan P turun. Dengan kata lain, jika V naik sedangkan M dan T tetap akan
mengakibatkan nilai uang turun, sebaliknya apabila V turun sedangkan M dan T tetap
3. Jika T naik, sedangkan kedua faktor lainnya (M dan V) tetap, akan mengakibatkan P
turun, sebaliknya jika T turun, sedangkan kedua faktor lainnya (M dan V) tetap, akan
mengakibatkan P naik. Dengan kata lain, jika T naik sedangkan M dan V tetap akan
mengakibatkan nilai uang naik, sebaliknya jika T turun sedangkan M dan V tetap,
F. Inflasi
hal ini kenaikkan harga satu atau dua jenis barang saja yang tidak menyeret harga-harga
barang lain, tidak bisa disebut inflasi. Demikian pula kenaikkan harga-harga barang
secara musiman, misalnya menjelang hari-hari besar keagamaan seperti lebaran, natal dan
tahun baru yang tidak disertai pengaruh lanjutan, tidak bisa disebut inflasi.
(1) Didasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut, yang terbagi atas inflasi ringan (di
bawah 10% setahun), inflasi sedang (antara 10% - 30% setahun), inflasi berat ( antara
MODUL 10
BANK
dengan pasti di mana dan kapan bank itu dilahirkan. Namun, dalam sejarahnya, ada dua
golongan orang yang memegang peranan penting dalam kelahiran bank, yakni : (1)
Di Athena, orang yang melakukan pekerjaan tukar menukar uang itu dinamakan “
bancherri “ . Kata bank itu sendiri berasal dari “ banco “ yang berarti meja atau bangku,
sebab para tukang penukar uang ini lazimnya duduk di belakang meja, menghadapi orang
Di samping melayani penukaran uang, golongan tukang penukar uang ini juga
menerima simpanan berupa perhiasan, logam mulia batangan, maupun dalam bentuk
uang . Kemudian dibuatlah tanda-tanda khusus sebagai idenditas si penyimpan. Pada saat
demikian, usaha mereka tidak terbatas pada tukar menukar uang (berperan sebagai money
changer), tetapi juga menerima simpanan dalam bentuk uang dan perhiasan.
simpanan itu harus dikembalikan atas permintaan penyimpannya, akan tetapi simpanan
tersebut tidak pernah diambil sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Selalu ada
simpanan baru, untuk mengembalikan simpanan yang diambil. Bahkan saldo simpanan
semakin membesar. Hal ini mendorong mereka untuk memberikan pinjaman dari
sebagian saldo simpanan kepada para pedagang yang membutuhkan. Para pedagang yang
Dengan demikian usaha yang dilakukan para tukang penukar uang tersebut
berkembang menjadi sebuah bank. Mereka tidak lagi mengharapkan jasa dari para
penyimpan uang, bahkan mereka mulai membayar bunga atas simpanan yang
diterimanya, sebab semakin besar simpanan yang bisa diterimanya, semakin besar pula
selisih bunga yang didapatkan dari para peminjam, dengan bunga yang ia harus bayarkan
Selain di Athena dan Roma, di Inggris terdapat tukang-tukang emas yang bersedia
menerima simpanan uang logam (emas dan perak). Para pedagang menyimpan uang
logamnya pada tukang emas karena merasa aman. Sebagai tanda penyimpanan uang, para
pedagang menerima surat tanda bukti yang disebut “ goldsmith’s “. Tanda bukti tersebut
yang merupakan pula tanda pengakuan hutang dari tukang emas, kemudian digunakan
beredar sebagai alat pembayaran. Kemudian para tukang emas ini mulai meningkatkamn
berapa besar persediaan kas harus dipertahankan, dan berapa besar yang dapat
mengeluarkan “ goldsmith’s notes “ tanpa didukung oleh simpanan. Para tukang emas ini
disebut “ goldsmith bank “ .Dalam perkembangan berikutnya, “ goldsmith bank “
menciptakan sarana keuangan baru yang disebut cek. Dengan cek, para pedagang dapat
menarik simpanan gironya setiap saat atau melakukan pembayaran kepada pihak yang
lain.
Dari uraian tentang sejarah timbulnya bank, sudah terlintas gambaran apa yang
disebut bank dengan fungsinya. Banyak definisi yang telah dikemukakan oleh para
penulis sesuai dengan tahap perkembangan bank. Ada yang menekankan fungsi bank
sebagai penerima simpanan, ada yang menonjolkan fungsi bank sebagai penerima kredit,
penulis ini, ciri utama sebuah bank adalah menerima kredit. Karena itu, bank tidak boleh
meminjamkan uang yang jumlahnya melebihi jumlah simpanan pada bank tersebut.
Berbeda dengan pendapat tersebut, Mac Leod mendefisikan bank sebagai “ suatu
toko penjualan kredit “ (a shop for the sale of credit), sedangkan seorang bankir
Definisi yang lebih lengkap dikemukakan oleh G.M Verrijn Stuart, yang
berpendapat bahwa bank adalah “ badan yang wujudnya memuaskan keperluan orang
akan kredit, baik dengan uang yang diterimanya dari orang lain sebagai uang
simpanan,maupun dengan jalan pengeluaran uang baru sebagai uang kertas dan uang
giro”. Definisi ini menonjolkan dua tugas utama dari bank, yakni bank sebagai perantara
UU No.10/1998, disebutkan bahwa bank adalah “ badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak “
menjadi dua, yakni fungsi perantara (intermediation role), dan fungsi transmisi
(transmission role).
untuk aliran dana dari mereka yang memiliki dana nganggur atau kelebihan dana selaku
penabung kepada mereka yang memerlukan dana untuk memenuhi berbagai kebutuhan
sebagai peminjam. Dalam hal ini, bank bertindak sebagai perantara untuk menerima,
memindahkan atau menyalurkan di antara kedua belah pihak yang terpisah, tanpa
mengenal satu sama lain. Fungsi ini memiliki keuntungan-keuntungan bagi masyarakat
yakni :
1. Membantu pihak pemilik dana, dalam bentuk keuntungan bunga yang diperoleh dan
keamanan dana itu dibandingkan kalau disimpan sendiri. Dalam hal ini resiko telah
menanamkan dananya dalam jangka waktu yang relatif pendek, sementara itu di
pihak peminjam lebih menyukai pinjaman dalam jangka waktu yang panjang. Kedua
2. Pihak peminjam merasa sangat dibantu untuk membiayai berbagai keperluannya, baik
uang kartal oleh Bank Sentral, penciptaan uang giral oleh Bank Umum, penciptaan kartu
bank (bank card) yang dapat digunakan nasabahnya sebagai alat pembayaran di berbagai
tempat (hotel, swalayan, rumah sakit,dll.). Kartu ini juga bisa digunakan untuk
mengambil uang tunai setiap saat selama 24 jam pada Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
3.Jenis-jenis Bank
a. Bank Sentral, yakni bank yang fungsinya mengatur dan mengawasi bank,mengatur
b. Bank Umum, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama dalam bentuk
giro dan deposito, serta memberikan kredit dalam jangka pendek. Contohnya : BNI,
c. Bank Tabungan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima
hukum Islam, yang disebut prinsip syariah. Dengan prinsip syariah ini disusun aturan
perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan
dana, dan/atau pembiayaan kegiatan usaha yang dinyatakan sesuai dengan syariah.
Pengelolaan dengan prinsip syariah ini membawa konsekuensi adanya jenis bank
baru yang bersifat khusus, misalnya Bank Muamalat di Jakarta dengan beberapa
cabangnya.
pemerintah. Contoh Bank Negara Indonesia 1946 (BNI), Bank Rakyat Indonesia
b. Bank Swasta Nasional, yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki pihak swasta
nasional. Contoh : Bank Central Asia (BCA), Bank Niaga, Bank Lippo, dll.Bank
Swasta Nasional ini dapat dibagi lagi menjadi dua golongan berdasarkan kemampuan
Bank Devisa, yaitu bank yang dapat mengadakan transaksi internasional seperti
Bank Non Devisa, yaitu bank yang tidak dapat mengadakan transaksi
bank ini hanya membuka cabangnya saja di Indonesia, sedangkan kantor pusatnya
berada di luar negeri. Contoh ; Chase Manhattan Bank, Citibank, Rabo Bank dll.
d. Bank Campuran, yaitu bankyang sebagian sahamnya dimiliki pihak asing, dan
sebagian lagi dimiliki pihak swasta nasional. Contoh : Sanwa Indonesia Bank (Bank
Bali Indonesia dengan Sanwa Bank Jepang), Fuji International Bank (BII dengan Fuji
Nederland),dll.
4.Bank Sentral
Telah disinggung di atas, bahwa salah satu jenis bank adalah Bank Sentral.
Berdasarkan pada fungsinya,Bank Sentral dapat diartikan sebagai bank yang dimiliki
pemerintah, yang diserahi tanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi bank,
kebijakan moneter.
(1) Bank Sentral sebagai Bank Sirkulasi. Sebagai Bank Sirkulasi, Bank Indonesia
memiliki hak tunggal (monopoli) untuk mengedarkan uang kertas dan uang logam
sebagai alat pembayaran yang sah. Hak ini disebut dengan hak oktroi. Dalam UU
Bank Indonesia berwenang menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan
(2) Bank Sentral sebagai Banker’s Bank, maksudnya Bank Sentral dianggap sebagai
bankir dari bank-bank lain, di mana bank-bank tersebut dapat meminta bantuan Bank
kepada nasabahnya. Bentuk bantuan permodalan dari Bank Indonesia ini disebut
dengan kredit likuiditas. Di samping itu, Bank Sentral berfungsi pula sebagai “ lender
of last resort “ (pemberi pinjaman pada tingkat yang terakhir). Dalam hal ini Bank
segera dapat ditagih. Pada awalnya bank yang mengalami kesulitan likuiditas harus
manajemennya. Bila tidak berhasil, barulah pada tingkat terakhir Bank Indonesia
likuiditas darurat ini disertai dengan bimbingan manajemen dan pengawasan, agar
bank tersebut dalam waktu yang relatif singkat dapat sehat kembali.
peraturan,memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu
bank, melaksanakan pengawasan serta mengenakan sanksi terhadap bank. Dalam hal ini
Bank Indonesia berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat
prinsip kehati-hatian. Sementara itu dalam bidang perizinan, wewenang Bank Indonesia,
mencakup : (1) memberikan dan mencabut izin usaha bank, (2) memberikan izin
pembukaan, penutupan damn pemindahan kantor bank, (3) memberikan persetujuan atas
kepemilikan dan kepengurusan bank, (4) memberikan izin kepada bank untuk
menyampaikan laporan, keterangan dan penjelasan sesuai dengan tata cara yang
ditetapkan.
Dalam modul 6 telah dibahas beberapa aspek yang berkaitan dengan kebijakan
ekonomi, antara lain kebijakan moneter. Kebijakan moneter yang dimaksudkan adalah
kebijakan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dalam rangka
kewenangan :
yang ditetapkannya
KREDIT
A.Pengertian Kredit
asing lagi. Para pengusaha, pedagang, pegawai, bahkan ibu rumah tangga sangat
Kata kredit berasal dari bahasa Yunani “ credere “ yang berarti kepercayaan.
Karena itu yang menjadi azas kredit adalah kepercayaan, sehingga seseorang yang
ngsung, yakni pihak pemberi kredit dan pihak penerima kredit. Bilamana terjadi transaksi
kredit, berarti pihak pemberi kredit memberikan uangnya (dalam istilah perkreditan
sering disebut prestasi), kepada pihak yang memerlukan uang (penerima kredit), dan
pihak yang menerima kredit akan mengembalikan uang tersebut di masa yang akan
datang. Dalam hal ini, terdapat faktor waktu antara pemberian uang dan penerimaan
kembali uang tersebut. Di samping itu, dalam kredit terdapat unsur “resiko”, sebab
Dari uraian tersebut, muncul pertanyaan apa sesungguhnya yang disebut kredit ?
Sinungan (1983), mendefinisikan kredit sebagai “ pemberian prestasi oleh suatu pihak
kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang
akan datang dengan suatu kontra prestasi berupa bunga “ . Sementara itu dalam UU
Perbankan No.10/1998 pasal 1 dinyatakan bahwa kredit adalah “ penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam
antara bank dengan pihak yang lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
Kedua definisi tersebut, pada dasarnya memiliki makna dan unsur yang sama.
pemberi kredit kepada penerima kredit. Kemudian terdapat tenggang waktu antara
pengembalian terdapat unsur balas jasa berupa bunga dari si peminjam sebagai kontra
prestasi.
B. Fungsi Kredit
Dalam hal ini para penabung menyimpan uangnya di bank dalam berbagai bentuk,
seperti giro, deposito, dan tabungan. Kemudian, oleh bank dana tersebut disalurkan
Produsen dengan bantuan kredit bank dapat mengolah bahan mentah menjadi
bahan jadi, sehingga kegunaan barang tersebut menjadi meningkat. Demikian pula
produsen dengan bantuan krdit dari bank dapat memindahkan barang dari suatu tempat
Melalui kredit, peredaran uang kartal akan meningkat, demikian pula halnya uang
giral, sebab sebagian kredit disalurkan melalui rekening giro para pengusaha.
Untuk menekan laju inflasi dan memehuhi kebutuhan pokok rakyat, kredit bank
memegang peranan penting. Karena itu perlu diadakan pembatasan secara kualitatif,
C.Jenis-jenis Kredit
Menurut sifat penggunaannya, kredit dapat dibedakan atas kredit konsumtif dan
konsumtif dan kredit produktif. Kredit konsumtif, dipergunakan oleh peminjam untuk
dsb). Dengan demikian kredit jenis ini tidak bernilai jika dilihat dari peningkatan
kegunaan (utility) uang, tetapi bermanfaat untuk membantu seseorang dalam memenuhi
(utility) uang.
a. Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu selama-lamanya satu tahun.
b. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang jangka waktunya antara satu sampai tiga
tahun.
c. Kredit jangka panjang, adalah kredit yang jangka waktunya melebihi tiga tahun.
3.Menurut jaminannya.
Menurut jaminannya, kredit dapat dibedakan atas kredit tanpa jaminan (unsecured
loans) atau sering pula disebut kredit blanko, dan kredit tanpa jaminan (secured loans).
Kredit blanko, berarti kredit yang diberikan tanpa jaminan. Dalam dunia perbankan di
Indonesia bentuk kredit seperti ini belum lazim, dan tidak diizinkan oleh Bank Indonesia.
Sementara itu di Eropa dan Amerika, jenis kredit seperti ini sudah lazim diberikan untuk
perusahaan yang besar dan kuat (bonafid). Sekalipun jenis kredit diberikan ini tanpa
Dengan demikian, aspek analisa kredit ditekankan pada segi bonafiditas dan kekuatan
keuangan perusahaan, yang tercermin dalam Neraca dan laporan Rugi-Laba perusahaan.
Indonesia sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Jaminan kredit
(collateral), dapat berupa tanah, rumah, pabrik. Selain itu, jaminan kredit dapat pula
D.Pemberian Kredit
yang merupakan azas dalam pemberian kredit, bukan saja ditujukan kepada diri si
peminjam, tetapi juga kepada keadaan usahanya, harta bendanya, kemampuan membayar
kembali utangnya, dsb.Untuk itu pihak Bank perlu mencari data tentang calon peminjam
Formula 4 P
(1) Personality : Bank perlu mencari data tentang kepribadian si peminjam seperti
bagaimana pendapat masyarakat tentang diri si peminjam, dan hal-hal lain yang erat
(2) Purpose : Bank perlu mencari data tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit.
Apakah akan digunakan untuk kepentingan investasi, membeli rumah atau keperluan
konsumtif lainnya. Dalam hal ini yang paling penting diketahui adalah apakah kredit
yang diberikan akan digunakan sesuai dengan tujuan penggunaan kredit yang telah
(3) Prospect : Bank perlu mengetahui prospect atau harapan masa depan dari kegiatan
usaha si peminjam. Hal ini dapat diketahui dari perkembangan usaha si peminjam
perusahaanya.
(4) Payment : Bank perlu mengetahui kemampuan membayar kembali pinjaman yang
akan diberikan. Hal ini dapat diperoleh dari perkiraan tentang prospect usahanya,
pengembaliannya.
Formula 5 C
(1) Character : Sama dengan personality dalam formula 4 P. Karakter ini merupakan
(2) Capacity : Bank perlu mengetahui kapasitas atau kemampuan pengusaha sebagai
calon peminjam. Dalam hal kapasitas ini perlu diteliti tentang pengalamannya dalam
Demikian pula perlu diteliti bagaimana kekuatan perusahaan sekarang dalam sektor
usaha yang dijalankannya. Kapasitas ini merupakan ukuran dari kemampuan untuk
peminjam, tidak hanya dilihat dari besar kecilnya modal yang dimiliki, tetapi meliputi
pula pengaturan modal itu sehingga perusahaan berjalan lancar dan maju.
(4) Collateral : Bank perlu mengetahui collateral (jaminan) yang dimiliki si peminjam.
(5) Conditions : Pemberian kredit tidak hanya ditentukan oleh 4 C tersebut di atas, tetapi
harus memperhatikan pula kondisi ekonomi secara umum dan kondisi sektor usaha si
Untuk mendapatkan data tentang hal tersebut di atas, pihak Bank melakukan
berbagai upaya, baik melakukan wawancara dengan si peminta kredit maupun inspeksi
usaha nasabah serta penilaian Neraca dan Rugi Laba perusahaan.Data ini diperlukan
(1) Permohonan kredit diajukan oleh nasabah kepada Bank. Permohonan itu disampaikan
kepada Direktur, dan oleh Direktur segera diteruskan ke Bagian Kredit untuk diolah.
(2) Kemudian oleh Kepala Bagian Kredit, permohonan itu diserahkan kepada Seksi
Analisis untuk dilakukan penelaahan atau analisis. Apabila datanya dipandang cukup,
maka analisis dapat dilakukan, tetapi apabila masih terdapat kekurangan, seksi
bersangkutan.
(3) Setelah analisis dilakukan, maka hasil analisis tersebut diperiksa oleh Kepala Bagian
dilaksanakan. Persiapan perjanjian kredit diurus oleh Seksi Analisis dan setelah
diparaf oleh Kepala Bagian Kredit, perjanjian ditandatangani oleh nasabah dan
Direktur.
(6) Pengawasan/pengamanan atas fasilitas kredit yang diberikan Bank dilakukan sampai
KEUANGAN NEGARA
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat memahami persoalan yang
tersebut.
pemerintah pun semakin meningkat pula. Kegiatan dan pengeluaran pemerintah ini antara
lain ditujukan untuk penyediaan barang dan jasa publik (public goods), seperti pertahanan
sebagainya.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut di atas, seorang akhli ekonomi politik yang
bernama Adolph Wagner telah mengadakan suatu penelitian tentang kegiatan dan
pengeluaran pemerintah di beberapa negara maju pada abad ke 19. Penelitian yang
proses indutrialisasi. Pertumbuhan proses indutrialisasi memiliki kaitan yang erat dengan
udara,dan sebagainya. Hasil peneilian Wagner yang dirumuskan dalam “ Law of Ever
(GNP).
B.Anggaran Negara
Anggaran Negara ini merupakan suatu “ daftar yang terinci mengenai penerimaan dan
pengeluaran negara yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun "
(APBN). Anggaran ini disusun berdasarkan tahun kalender, dimulai dari tanggal 1
Januari dan ditutup tanggal 31 Desember dari tahun yang bersangkutan. Sejak tahun
1969,Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di Indonesia dimulai pada tanggal 1
Ketentuan yang mengatur APBN ini antara lain terdapat dalam UUD 1945 pasal
23 ayat 1 yang berbunyi bahwa “ Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ditetapkan
pula bahwa apabila Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak menyetujui atau menolak
APBN yang diusulkan pemerintah, maka pemerintah menggunakan ABPN tahun yang
lalu. Hal ini mengandung makna bahwa hak anggaran ada di tangan DPR, sebab APBN