Anda di halaman 1dari 33

KARYA ILMIAH

PENGELOLAAN PANTAI TERPADU

TENTANG
PENANGANAN KERUSAKAN PANTAI LASIANA

Dikerjakan Oleh :

1. Nikolaus Anriano Ata Deona (1823715722)


2. Anjany Dewi Achmaly (1823715706)
3. Inda Vania Natu (1823715715)
4. Juardi Dominggus Yosepus Telnoni (1823715717)
5. Kristian Wabang (1823715719)
Program studi
Teknik Perancangan Irigasi dan Penanganan Pantai (TPIPP)
Kelas TPIPP A Semester VII
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Kupang
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Pengelolaan Pantai Terpadu dengan judul
Penanganan Kerusakan Pantai Lasiana dengan baik dan bertanggung jawab sesuai yang diinginkan.
Adapun isi dari karya ilmiah ini secara terperinci menjelaskan tentang potensi alami
potensi buatan dan potensi kerusakan yang terjadi serta alternative penanganan kerusakan untuk
melindungi potensi yang dimiliki Pantai Lasiana agar mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun karya ilmiah ini banyak kendala yang
dihadapi. Oleh sebab itu pada kesempatan ini kami mengucapkan limpah terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan karya
ilmiah ini. Ucapan terima kasih ini, disampaikan kepada :

1. Ibu Dian Erlina Wati Johannis, ST.,MEng. Selaku dosen pembimbing mata kuliah pengelolaan
pantai terpadu yang telah membimbing kami dalam hal penyajian materi untuk pembuatan karya
ilmiah ini.
2. Teman-teman TPIPP A Semester VII Jurusan Teknik Sipil Angkatan 2018 yang telah bersama-
sama melakukan studi lokasi pada Pantai Lasiana.
Kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat diterima oleh pembaca dan menambah wawasan
mengenai Pantai Lasiana dan alternative penanganan kerusakan.
Akhir kata, sebagaimana pepatah mengatakan bahwa ‘’Tak ada gading yang tak retak” maka
kami menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu segala usul
saran dari pihak lain yang bersifat membangun sangatlah diharapkan sebagai acuan dalam memperbaiki
penulisan-penulisan berikutnya.

Kupang, Januari 2022

Kelompok 2 TPIPP A
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pantai Lasiana adalah salah satu pantai yang berada di Kelurahan Lasiana Kecamatan
Kelapa Lima Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur yang merupakan salah satu tempat
obyek wisata bahari bagi masyarakat. Sebelah timur Pantai Lasiana berbatasan langsung
dengan Pantai Manikin dan sebelah barat berbatasan dengan Pantai Batu Nona. Karakteristik
dari Pantai Lasiana adalah memiliki pasir putih kecoklatan, topografi pantai yang datar dan
terdapat muara sungai di sebelah barat.
Adapun potensi yang dimiliki oleh Pantai Lasiana dapat digolongkan menjadi dua yaitu
potensi alami dan potensi buatan. Potensi alami dapat dilihat dari vegetasi yang hidup di
sekitaran Pantai Lasiana berupa pohon lontar, pohon ketapang, dan pohon bakau di sebelah
barat. Pantai dengan pasir putih kecoklatan ini juga memiliki hamparan laut biru yang luas
sehingga dapat menambah unsur estetika dan keunikan tersendiri bagi Pantai Lasiana. Melihat
potensi alami yang dimiliki oleh Pantai Lasiana ini maka pemerintah setempat melakukan
penataan Pantai Lasiana dengan adanya pengadaan fasilitas wisata berupa lopo sebagai tempat
berteduh bagi pengunjung, arena bermain, jalan pantai yang dilengkapi dengan lampu hias
jalan dan latar papan nama Pantai Lasiana dengan menggunakan huruf plat baja sehingga
menjadi sarana pendukung keindahan Pantai Lasiana. Hal ini dapat digolongkan ke dalam
potensi buatan yang dimiliki oleh Pantai Lasiana.
Pantai Lasiana juga memiliki papan peringatan dini dari bahaya yang bisa saja terjadi di
pantai atau juga disebut early warning system. Early warning system ini berupa jalur evakuasi,
peringatan bahaya tsunami dan peringatan bahaya dari hewan buas (buaya). Dengan adanya
early warning system berupa jalur evakuasi dan peringatan bahaya tsunami ini menandakan
bahwa Pantai Lasiana berpotensi terjadi tsunami dan kenaikan muka air laut sehingga dibuat
early warning system untuk mengatasi dampak yang akan terjadi.
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa Pantai Lasiana dapat terjadi bencana
tsunami dan kenaikan muka air laut maka tentunya Pantai Lasiana juga berpotensi terjadinya
kerusakan. Akibat energi gelombang yang besar dan pantai tidak mampu meredam energi
tersebut serta keadaan topografi Pantai Lasiana yang datar menyebabkan Pantai Lasiana
berpotensi terjadi tsunami maupun kenaikan muka air laut sehingga menimbulkan kerusakan
pantai, maka perlu dilakukan penanganan terjadinya kerusaka tersebut.. Perlunya dilakukan
penanganan kerusakan adalah untuk menjaga keseimbangan pantai sebagai objek wisata
termasuk potensi yang dimiliki oleh Pantai Lasiana agar tetap dinikmati masyarakat. Jika tidak
ada penanganan kerusakan maka para pengunjung dengan sendirnya tidak ingin berwisata ke
Pantai Lasiana sehingga manfaat dari Pantai Lasiana sebagai objek wisata akan menurun.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan di atas mengenai Pantai Lasiana maka
kelompok kami akan melakukan peninjauan penanganan kerusakan Pantai Lasiana untuk
memberikan perlindungan potensi yang dimiliki oleh Pantai Lasiana serta keamanan dan
kenyamanan bagi pengunjung.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana potensi yang dimiliki oleh Pantai Lasiana?
b. Bagaimana cara penanganan kerusakan Pantai Lasiana?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Dapat mengetahui dan memahami potensi yang dimiliki oleh Pantai Lasiana.
b. Dapat mengetahui dan memahami cara penanganan kerusakan Pantai Lasiana.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pantai Menurut Para Ahli


Pantai merupakan bagian dari tanah yang berdekatan dengan laut, yang masih
dipengaruhi oleh proses abrasi (erosi air laut), sedimentasi (sedimentasi), dan pasang
surut air laut. Berikut ini ada beberapa pengertian pantai menurut para ahli:
a. Menurut Sandy (1996).
Pantai merupakan muka bumi yang terdiri dari garis khayal tempat bertemunya
daratan dan perairan, serta dari permukaan air laut rata-rata terendah hingga muka air
tertinggi.
b. Definisi pantai secara fisiologi.
Pantai sebagai wilayah garis pantai hingga kearah yang masih dipengaruhi dari
terjadinya pasang surut air laut. Dan lebarnya ditentukan oleh kelandaian pantai dan
dasar laut dengan dibentuk oleh endapan lempung hingga pasir yang bersifat lepas
dan kadang materinya berupa kerikil.
c. Menurut Bird (1984).
Pantai dapat di definisikan sebagai pertemuan antara daratan, lautan dan udara.
Ketiga ini saling mempengaruhi, yang meluas pada arah daratan hingga ke batas
pengaruh laut masih dirasakan.
d. Menurut Yuwono (1992).
Pantai adalah jalur yang merupakan batas antara darat dan laut, diukur pada saat
pasang tertinggi dan surut terendah, dipengaruhi oleh fisik laut dan sosial ekonomi
bahari, sedangkan ke arah darat dibatasi oleh proses alami dan kegiatan manusia di
lingkungan darat.
e. Menurut Ginting (2004).
Pantai adalah wilayah yang menjadi batas antara daratan dan lautan. Bentuk-bentuk
pantai berbedabeda karena terjadi proses yang beragam, seperti pengikisan,
pengangkutan dan pengendapan oleh adanya gelombang, arus dan angin yang
berlangsung secara terus menerus.
f. Menurut Djauhari Noor (2014).
Pantai adalah daerah dimana air laut dan daratan bertemu. Panatai berupa daratan
yang sempit atau lebar dimana pengaruh air laut berpengaruh dalam cara
pembentukannya.
g. Menurut UU No.27 Tahun 2007.
Pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk
dan kondisi fisik pantai, minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
h. Menurut Robert J. Kodoatie dan Roestam Sjarief (2010).
Pantai adalah daerah yang berada yang berada di tepi laut sebatas antara surut
terendah dan pasang tertinggi.Di mana daerah pantai ini terdiri atas daratan dan
perairan. Pada daerah pantai ini masing masing wilayahnya dipengaruhi oleh
aktivitas darat (dilakukan di daerah perairan) serta aktivitas marin (di lakukan di
daerah daratan) sehingga saling mempengaruhi.
2.2 Kerusakan Pantai
2.2.1 Jenis Kerusakan
a. Abrasi Pantai
Secara umum, pengertian abrasi adalah suatu proses alam berupa pengikisan
tanah pada daerah pesisir pantai yang diakibatkan oleh ombak dan arus laut yang
sifatnya merusak terkadang juga disebut dengan erosi pantai. Salah satu kerusakan
garis pantai ini dapat dipicu karena terganggunya keseimbangan alam di daerah
pantai tersebut. Akan tetapi meskipun pada umumnya abrasi diakibatkan oleh gejala
alam, namun cukup banyak perilaku manusia yang juga ikut menjadi penyebab abrasi
pantai. Sederhananya abrasi adalah pengikisan di daerah pantai akibat gelombang dan
arus laut yang sifatnya destruktif atau merusak. Karena adanya pengikisan tersebut
sehingga menyebabkan berkurangnya daerah pantai di mana wilayah yang paling
dekat dengan air laut menjadi sasaran pengikisan. Oleh karenanya apabila dibiarkan
abrasi akan terus mengikis bagian pantai dan air laut bisa membanjiri daerah di
sekitar pantai tersebut. Berikut ini terdapat beberapa abrasi menurut para ahli yaitu
antara lain :

a. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)


Abrasi adalah pengikisan batuan oleh angin, air atau es yang mengandung
bahan yang sifatnya merusak.
b. Menurut Undang-Undang No. 24 Tahun 2007
Pengertian abrasi menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007 adalah proses,
pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang sifatnya
merusak, yang di picu oleh terganggu keseimbangan alam di daerah tersebut.
c. Menurut Aditya Pebriansyah
Abrasi menurutnya adalah proses pengikisan tanah yang disebabkan oleh
hantaman gelombang laut, air sungai, gletser atau angin yang ada di
sekitarnya.
b. Erosi Pantai
Erosi pantai merupakan suatu proses terjadi terkikisnya material
penyusun pantai oleh gelombang dan material hasil kikisan itu terangkut ke tempat
lain oleh arus.
Dari sudut pandang keseimbangan interaksi antara kekuatan-kekuatan yang
berasal dari darat dan kekuatan-kekuatan yang berasal dari laut,
Erosi pantai terjadi karena kekuatan-kekuatan yang berasal dari laut lebih kuat
daripada kekuatan-kekuatan yang berasal dari darat.
Menurut Damaywanti (2013), pengertian erosi pantai adalah pengikisan wilayah
pantai atau daratan yang diakibatkan oleh aktivitas gelombang, arus laut, serta pasang
surut air laut.
c. Sedimentasi Pantai
Sedimentasi merupakan sebuah peristiwa atau proses pengendapan yang terjadi
pada beberapa komponen abiotik yang ada di lingkungan seperti halnya tanah dan
juga pasir.  Proses pengendapan atau sedimentasi ini bisa diesbabkan oleh beberapa
hal seperti aliran air ataupun hembusan angin yang dapat memindahkan partikel-
partikel kecil dari tanah atau pasir ke tempat lain hingga mengalami pengendapan dan
membentuk sesuatu yang baru. Proses sedimentasi atau pengendapan ini bisa terjadi
di berbagai tempat seperti di darat, di laut maupun di ekosistem sungai. Material-
material yang dipendahkan ini merupakan material- material sisa dari pelapukan atau
pengikisan yang berlangsung dalam jangka waktu cukup lama sehingga mudah
diangkut.
Proses sedimentasi atau pengendapan ini membutuhkan waktu yang lama untuk
menghasilkan sesuatu yang baru, misalnya membentuk batuan baru. Jenis batuan
yang akan terbentuk melalui proses sedimentasi ini disebut dengan batuan sedimen.
Kemudian batuan sedimen ini akan mempunyai banyak contohnya yang berbeda-
beda antara pengendapan suatu materi dengan materi yang lainnya. Proses
sedimentasi ini dapat terjadi karena bantuan dari berbagai kekuatan, seperti kekuatan
aliran air, kekuatan angin maupun kekuatan es atau glester.
2.2.2 Penyebab Kerusakan
a. Abrasi Pantai
Abrasi atau erosi pantai bisa terjadi karena berbagai faktor mulai dari faktor alam
hingga faktor manusia, simak pembahasannya berikut ini:
1. Faktor Alam
Fenomena alam yang menimbulkan abrasi antara lain pasang surut air laut,
angin di atas lautan yang menghasilkan gelombang dan juga arus laut yang
sifatnya merusak. Faktor alam yang seperti ini tidak bisa dihindari karena laut
memang memiliki siklusnya tersendiri. Pada suatu periode angin akan bertiup
dengan sangat kencang dan menghasilkan gelombang dan arus laut yang besar.
2. Faktor Manusia
Sedangkan ulah manusia yang bisa menimbulkan abrasi ialah sebagai berikut:
a. Ketidakseimbangan ekosistem laut
Ketidakseimbangan ekosistem laut biasanya terjadi karena adanya
eksploitasi besar-besaran terhadap kekayaan laut, seperti ikan, terumbu
karang dan lain sebagainya sehingga arus dan gelombang laut dalam
jumlah besar mengarah ke arah pantai, hal inilah yang berpotensi
menimbulkan abrasi.
b. Pemanasan global yang dilakukan manusia
Pemanasan global biasanya terjadi karena pemakaian kendaraan,
khususnya kendaraan bermotor secara berlebihan, asap yang dihasilkan
oleh pabrik-pabrik industri dan juga pembakaran hutan. Asap tersebut
menghasilkan zat karbon dioksida yang menghalangi keluarnya panas
matahari yang dipantulkan bumi sehingga panas tersebut akan
terperangkap di lapisan atmosfer. Suhu dibumi akan meningkat, es di
kutub akan mencair dan permukaan air laut akan mengalami peningkatan
sehingga menggerus wilayah yang rendah.
c. Penambahan pasir
Kegiatan penambangan pasir pantai yang dilakukan secara besar-besaran
dengan cara mengeruk pasir sebanyak mungkin dalam intensitas tinggi
bisa mengurangi volume pasir laut dan juga mengurasnya sedikit demi
sedikit. Hal ini akan berpengaruh langsung terhadap arah dan kecepatan
air laut yang mengantam daerah pantai. Jika tidak membawa pasir, air
pantai akan menjadi lebih ringan dan lebih cepat saat menghantam pantai,
proses yang seperti ini akan Dampak Abrasi
b. Erosi Pantai
Adapun penyebab yang membuat terjadinya erosi pantai sebagai berikut:
a. Kerusakan hutan mangrove
Masyarakat pesisir pantai menebang hutan mangrove untuk dijadikan
pertambakan. Selain itu, kayu- kayu dari pohon mangrove juga dijual dan
dijadikan pondasi bangunan. Kegiatan tersebut sangat mengganggu regenerasi
dan menghambat proses suksesi hutan mangrove. Hal ini juga menyebabkan
terjadi abrasi, dan hilangnya beberapa ekosistem pulau.
b. Penurunan Permukaan Tanah (Land Subsidence)
Permukaan tanah pada wilayah pesisir yang mengalami penurunan turut menjadi
penyebab abrasi. Kondisi tersebut umumnya disebabkan oleh pengambilan air
tanah secara berlebihan untuk mencukupi kepentingan masyarakat dan industri
sekitar pesisir.
c. Kerusakan akibat kegiatan manusia
Aktivitas manusia yang menjadi penyebab erosi pantai yaitu dalam bentuk
penambangan pasir, pencemaran sampah anorganik dan penambangan terumbu
karang.
d. Kerusakan Akibat Hidrodinamika Gelombang
Hidrodinamika gelombang adalah gaya atau pergerakan gelombang air laut yang
terjadi pada pantai yang relatif tegak lurus atau sejajar dengan puncak
gelombang dominan.
c. Sedimentasi Pantai
Sedimentasi atau pengendapan merupakan proses alam. Proses alam ini terjadi dalam
waktu yang berulang- ulang. Dalam waktu lama sedimentasi ini akan menghasilkan
berbagai macam bentukan. Untuk mengetahui informasi yang lebih mendalam
mengenai sedimentasi, berikut beberapa faktor yang menyebabkan atau mendorong
terjadinya sedimentasi antara lain sebagai berikut:
1. Adanya material seperti pasir, tanah atau debu yang akan menjadi bahan yang
mengendap
2. Terdapat lingkungan pengendapan yang cocok baik di darat, laut dan transisi
3. Terjadinya pengangkutan sumber material atau transportasi yang dilakukan
oleh air, angin dan juga es
4. Berlangsungnya pengendapan yang terjadi karena perbedaan arus dan juga
gaya
5. Terjadinya replacement atau penggantian dan juga rekristalisasi atau
perubahan material
6. Diagenesis yakni perubahan yang terjadi saat pengendapan berlangsung baik
secraa kimia maupun secara fisika
7. Kompaksi merupakan akibat dari adanya gaya yang berat dari material
sedimen yang memaksa volume lapisan sedimennya menjadi berkurang
8. Lithifikasi merupakan akibat dari adanya kompaksi yang terus menerus
sehingga lama kelamaan sedimen akan mengeras.

2.2.3 Dampak Kerusakan


a. Abrasi Pantai
Menurut Muhammad Arsyad (2012) menyatakan: “abrasi tentu sangat berdampak
terhadap kehidupan. Pada umumnya abrasi lebih banyak memiliki dampak negatif
dibandingkan dampak positif. Dampak negatif yang dihasilkan dari abrasi juga
sangat merugikan lingkungan khususnya manusia. Berikut ini akan dipaparkan
bukti-bukti kerugian yang diakibatkan abrasi.
1 Air laut tidak pernah diam. Air laut bergelombang di permukaannya, kadang-
kadang besar kadang-kadang kecil, tergantung pada kecepatan angin dan
kedalaman dasar lautnya. Semakin dalam dasar lautnya makin besar
gelombangnya. Gelombang mempunyai kemampuan untuk mengikis pantai.
Akibat pengikisan ini banyak pantai yang menjadi curam dan terjal.
2 Penyusutan lebar pantai sehingga menyempitnya lahan bagi penduduk yang
tinggal di pinggir pantai.
3 Kerusakan hutan bakau di sepanjang pantai karena terpaan ombak yang
didorong angin kencang begitu besar.
4 Kehilangan tempat berkumpulnya ikan-ikan perairan pantai karena terkikisnya
hutan bakau.
5 Apabila pantai sudah mengalami abrasi, maka tidak akan ada lagi wisatawan
yang datang untuk mengunjunginya. Hal ini tentunya sedikit banyak akan
mempengaruhi perekonomian di Indonesia karena secara otomatis devisa negara
dari sektor pariwisata akan mengalami penurunan. Selain itu, sarana pariwisata
seperti hotel, restoran, dan juga kafe-kafe yang terdapat di areal pantai juga akan
mengalami kerusakan yang akan mengakibatkan kerugian material yang tidak
sedikit.
6 Pemukiman penduduk yang berada di areal pantai akan kehilangan tempat
tinggalnya akibat rumah mereka terkena dampak dari abrasi.
7 Kemungkinan dalam beberapa tahun ke depan luas pulau-pulau di Indonesia
banyak yang akan berkurang dan banyak pulau yang akan tenggelam.
8 Dalam beberapa tahun terakhir garis pantai di beberapa daerah di Indonesia
mengalami penyempitan yang cukup memprihatinkan. Di beberapa daerah
abrasi pantai dinilai belum pada kondisi yang membahayakan keselamatan
warga setempat, namun bila hal itu dibiarkan berlangsung, dikhawatirkan dapat
menghambat pengembangan potensi kelautan di daerah tersebut secara
keseluruhan, baik pengembangan hasil produksi perikanan maupun pemanfaatan
sumber daya kelautan lainnya.
9 Pantai yang indah dan menjadi tujuan wisata menjadi rusak. Pemukiman warga
dan tambak tergerus hingga menjadi laut. Tidak sedikit warga di pesisir pantai
yang telah direlokasi gara-gara abrasi pantai ini”.
b. Erosi Pantai
Berikut merupakan dampak dari terjadinya erosi pantai yaitu :
1. Terjadinya penyusutan lebar pantai, sehingga lahan untuk permukiman
penduduk menjadi berkurang.
2. Rusaknya hutan bakau di sekitar pantai yang disebabkan karena ombak yang
menerjang terus-menerus.
Dampak yang terjadi bagi masyarakat adalah dampak terhadap kesehatan masyarakat
seperti penyakit kulit, penyakit pencernaan dan gangguan pada fungsi ginjal.
c. Sedimentasi Pantai
1. Delta
Salah satu dampak dari sedimentasi yaitu akan membentuk Delta, delta
terbentuk di muara sungai yang laut nya dangkal dan aliran sungai nya
membawa banyak bahan endapan. Daerah delta ini biasa nya subur. Berdasarkan
dari bentuk fisik, delta bisa berbentuk kaki burung, busur segitiga, dan kapak.
Lahan delta bisa dimanfaatkan untuk suatu kegitan pertanian, peternakan, dan
perikanan.
2. Tanggul Alam
Tanggul alam ini terbentuk ditepi sungai akibat sebuah timbunan material yang
terbawa saat terjadi banjir. Material tersebut ini terendapkan dikanan kiri sungai.
Timbunan tersebut ini semakin tinggi menyerupai tanggul.
3. Meander
Meander yaitu sebuah kelokan-kelokan alur sungai. Meander ini terbentuk
melalui proses sebuah pengikisan dan pengendapan yang terjadi dibagian dalam
ataupun luar lekukan sungai. Pada bagian sungai yang alirannya cepat akan
terjadi suatu pengikisan. Bagian sungai yang aliran nya lambat akan terjadi suatu
pengendapan. Proses ini berlangsung secara terus-menerus sehingga akan
membentuk meander.
4. Danau Tapal Kuda (Oxbow Lake)
Oxbow Lake ini terbentuk akibat sebuah proses sedimentasi yang terus menerus
di meander sungai. Akibat dari proses pengendapan, material sedimen akan
memotong alur sungai yang sehingga menjadi lurus. Cekungan alur sungai yang
terpotong akan membentuk suatu genangan air yang menjadi danau.
5. GumukPasir
Gumuk pasir ini terbentuk dari hasil suatu pengendapan oleh angin. Tiupan
angin yang kuat didaerah gurun ataupun pantai akan membentuk sebuah gumuk
pasir. Gumuk pasir ini terdapat di sepanjang pantai barat Belanda yang menjadi
tanggul laut negara tersebut dan dipantai Parangtritis Yogyakarta.
2.3 Penanganan Kerusakan
2.3.1 Penanganan Kerusakan Pantai Secara Soft Solution
Penanganan kerusakan pantai secara soft solution merupakan penanganan
kerusakan pantai Non-Terstruktur yaitu penanganan dengan rehabilitasi dan revitalisasi
tanpa pembangunan struktur baru di daerah pantai yang terdiri dari :
a. Penanaman Tumbuhan Pelindung Pantai.
Penanaman tumbuhan pelindung pantai (bakau, nipah dan pohon api-api)dapat
dilakukan terhadap pantai berlempung, karena pada pantai berlempung pohon
bakau dan pohon api-apidapat tumbuh dengan baik tanpa perlu perawatan yang
rumit. Pohon bakau dan pohom api-api dapat mengurangi energi gelombang yang
mencapai pantai sehingga pantai terlindung dari serangan gelombang. Penanaman
pohon bakau juga dapat mempercepat pertumbuhan pantai karena akar-akar
pohon bakau akan menahan sedimen/lumpur yang terbawa arus sehingga akan terjadi
pengendapan di sekitar pepohonan bakau. Pohon bakau juga dapat berfungsi
sebagai tempat berlindung biota laut dan bagi ikan, sehinggadapat melestarikan
kehidupan di sekitar pantai tersebut. Pohon bakau juga berfungsi sebagai
penghasil oksigen dan sebagai penyeimbang untuk kelestarian lingkungan pantai
(Triatmodjo, 1999). Agar dapat berfungsi dengan efektif diperlukan banyak bibit
pohon bakau dan diperlukan area yang sangat luas untuk pelestarian pohon bakau.
Perawatan pada masa-masa awal penanaman bakau juga diperlukan, karena
pohon bakau memerlukan waktu yang lama agar dapat berfungsi dengan baik
sebagai penahan gelombang. Untuk itu diperlukan perencanaanyang matang dan
terpadu mulai menanam, memelihara dan perawatan tanaman bakau.
b. Pengisian Pasir (Sand Nourishment).
Perlindungan pantai dengan sand nourishment dipilih berdasar pertimbangan
kesesuaian dan keharmonisan dengan lingkungan. Metode sand nourishment
biasanya memerlukan biaya investasi lebih murah dibandingkan metode
lainnya, tetapi biaya operasi dan perawatannya relatif lebih
mahal(Triatmodjo, 1999).Prinsip kerjasandnourishmentyaitu dengan
menambahkan suplaisedimen ke daerah pantai yang potensial akan tererosi.
Penambahan sedimendapat dilakukan dengan menggunakan bahan dari laut
maupun dari darat,tergantung ketersediaan material dan kemudahan
transportasi. Suplai sedimenberfungsi sebagai cadangan sedimen yang akan di
bawa oleh badai (gelombangyang besar) sehingga tidak mengganggu garis
pantai. Diusahakan kualitas pasirurugan harus lebih baik atau sama dengan
kualitas pasir yang akan diurug ataudiameter pasir urugan diusahakan lebih besar
atau sama dengan diameter pasir asli(Triatmodjo, 1999).Sandnourishmentmerupakan
cara yang cukup baik dan tidakmemberikan dampak negatif pada daerah
lain, namun perlu dilakukan secaraterus-menerus sehingga memerlukan biaya
perawatan yang mahal. Mengingat biaya operasional yang mahal maka sand
nourishment hanya dilakukan jika memberikan keuntungan yang cukup besar
dan nyata, seperti pantai untuk pariwisata
2.3.2 Penanganan Kerusakan Pantai Secara Hard Solution
Cara hard solution (struktur) merupakan penanganan dengan jalan membuat
struktur bangunan pelindung pantai, seperti dinding pantai (seawall), groin, jetty atau
pemecah gelombang (breakwater).
a. Groin.
Struktur groin dibagi menjadi 2 bagian yaitu diffracting dan non-difracting. Groin
non-difracting biasanya memiliki panjang yang relatif lebih pendek jika
dibandingkan dengan groin difracting. Panjang groin akan efektif menahan sedimen
apabila bangunan tersebut menutup lebar surfzone. Namun keadaan tersebut dapat
mengakibatkan suplais edimen ke daerah hilir terhenti sehingga dapat
mengakibatkan erosi di daerah hilir. Sehingga panjang groin dibuat 40% s ampai
dengan 60% dari lebars urfzone dan jarak antar groin adalah 1-3 panjang groin.
(Triatmodjo, 1999). Groinmemiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
1) Kelebihan (Triatmodjo, 1999):
a) Mampu menahan transpor sedimen sepanjang pantai.
b) Grointipe T dapat digunakan sebagai inspeksi dan untuk keperluan wisata.
2) Kelemahan (Triatmodjo, 1999):
a) Pembangunan groin pada pantai yang tererosi akibat onshore offshore
transport dapat mempercepat erosi tersebut.
b) Perlindungan pantai dengang roindapat menyebabkan erosi di daerah hilir
b. Breakwater.
Breakwater adalah pemecah gelombang yang ditempatkan secara terpisah-pisah
pada jarak tertentu dari garis pantai dengan posisi sejajar pantai. Struktur
pemecah gelombang ini dimaksudkan untuk melindungi pantai dari hantaman
gelombang yang datang dari arah lepas pantai (Triatmodjo, 1999). Prinsip kerja dari
breakwater adalah dengan memanfaatkan difraksi gelombang. Akibat adanya
difraksi gelombang akan menimbulkan pengaruh terhadap angkutan sedimen
yang dibawa, salah satunya dengan terbentuknya tombolo di belakang posisi
breakwater. Penentuan panjang breakwater didasarkan pada tujuan pembentukan
garis pantai yang diinginkan, yaitu tombolo ataus alient. Tombolo adalah
sedimentasi yang terbentuk tepat di belakang bangunan breakwater. Tombolo
terjadi apabila jarak antara pemecah gelombang dengan garis pantai lebih kecil
dibandingkan panjang pemecah gelombang. Sedangkan salient adalah sedimentasi
yang terbentuk pada garis pantai. Breakwater memiliki kelebihan dan kekurangan
sebagai berikut :
1) Kelebihan (Triatmodjo, 1999):
a) Tidak dibangun sepanjang garis pantai yang akan dilindungi sehingga
volume bahan yang lebih sedikit.
b) Berfungsi juga untuk mengurangi ketinggian dan meredam energy
gelombang.
c) Berfungsi untuk menahan laju sedimen ke arah laut.
2) Kelemahan (Triatmodjo, 1999):
a) Proses pembangunan relative lebih sulit dikarenakan pembangunan
dilakukan terpisah dari pantai sehingga membutuhkan teknik khusus guna
menempatkan peralatan konstruksi.
b) Membutuhkan waktu agar dapat bekerja sesuai dengan fungsinya karena
harus menunggu terjadinya tombolo/salient.
c) Merupakan konstruksi berat sehingga biaya pembangunannya mahal.
d) Karena biayanya yang mahal, konstruksi ini jarang digunakan untuk
perlindungan pantai.
c. Revetmen dan Seawall.
Revetment dan seawall merupakan bangunan yang digunakan untuk melindungi
struktur pantai dari bahaya erosi/abrasi dan gelombang kecil. Revetment dan
seawall dibangun pada sepanjang garis pantai yang diprediksikan mengalami abrasi.
Revetment dan seawall dimaksudkan untuk melindungi pantai dan daerah
dibelakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan abrasi dan
limpasan gelombang.
1) Kelebihan (Triatmodjo, 1999):
a) Lebih masif sehingga dapat menahan gelombang yang besar.
b) Pada seawall dengan dinding vertikal pemakaian material relatif sedikit
Seawall dengan dinding miring mempunyai bidang kontak dengan
tanah dasar yang luas sehingga tidak membutuhkan kondisi tanah dasar
yang prima.
c) Konstruksi relatif murah dan pembangunannya relatif mudah.
d) Revetment dengan sisi tegak dapat dimanfaatkan sebagai dermaga.
2) Kelemahan (Triatmodjo, 1999):
a) Pembangunan seawall dinding tegak pada tanah lunak memerlukan
perbaikan tanah atau pemakaian pondasi tiang pancang.
b) Pada seawall dinding miring harus diperhatikan tingginya rayapan
gelombang yang terjadi, sehingga membutuhkan mercu bangunan yang
lebih tinggi.
c) Harus diperhatikan kemungkinan terjadinya erosi di kaki bangunan.
d) Kurang kuat untuk menahan gelombang yang cukup besar.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Data
3.1.1 Jenis Data
Adapun jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Primer

1) Potensi kerusakan Pantai Lasiana.

2) Kondisi material
b. Data Skunder

1) Peta Pantai Lasiana.

2) Data Angin

3.1.2 Proses pengambilan Data


Cara atau proses pengambilan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Survey lokasi Pantai Lasiana.
b. Melakukan survey potensi kerusakan dan mengambil data kerusakan yang terjadi
c. Pendataan penyebab kerusakan dan dampak kerusakan.
d. Mencari alternatif penanganan kerusakan.

3.2 Proses pengolahan Data


3.2.1 Diagram Alir
Untuk proses pengolahan dan data hinga tercapai apa yang merupakan tujuan dari
penulisan ini makan disini disajikan prosedur pengolahan data dalam bentuk diagram alir.
Diagram alir “Penanganan Kerusakan Pada Pantai Lasiana” dengan lokasi studi Pantai
Lasiana di wilayah Kelapa Lima Kota Kupang.
MULAI

IDENTIFIKASI
LOKASI

PENGAMBILAN
DATA

DATA SKUNDER DATA PRIMER


Data angin Data kerusakan
Peta pantai Lasiana Data material

Pengelolahan Data dan


Pembahasan

Penanganan dan
Perbaikan

Kesimpulan dan Saran

SELESAI
Gambar 3.1 Diagram Alir
3.2.2 Penjelasan Bagan Alir
a. Identifikasi Kerusakan
Pekerjaan identifikasi kerusakan diawali dengan melakukan identifikasi lapangan
untuk memperoleh input berupa data primer, sekunder, topografi dan geologi. Data
primer doperoleh yaitu data tingkat kerusakan, dan data penyebab kerusakan. Dari
dara skunder diperoleh mengenai data angin untuk mengetahui besar arus dan
tinggi gelombang yang mana dari keduannya dapat menyebabkan kerusakan pantai
dan proses sedimentasi dan akresi.Untuk geologi disini hanya akan memberi
gambaran tentang kondisi dan jenis tanah dan struktur batuan. Sehinga dari data-
data yang ada ini makan dapat dianalisis tingkat-tingkat kerusakan dan penyebab
kerusakan.
b. Analisis Penyebab Kerusakan
Dari hasil study identifikasi maka diperoleh data-data kerusakan pantai yang perlu
dianalisis antara lain :
1) Angin
Menganalisis besarnya fetch, arah mata angin, kecepatan angin, tekanan angin,
lamanya angin bertiup dengan membuat diagram windrose sehingan
menimbulkan glombang yang mana gelombang tersebut adalah penyebeb
kerusakan pantai.
2) Gelombang
Dengan menghitung tinggi dan besarnya gelombang yang mana merupakan
salah satu penyebab kerusakan pantai.
3) Arus
Yaitu penghitung besarnya arus yang diakibatkan gelombang yang dapat
merusak pantai.
4) Sedimentasi
Apakan pantai tersebut terjadi sedimentasi.

c. Penanganan dan Perbaikan Pantai


Cara penanganan dan perbaikan pantai dapat dilakukan dengan soft solution
yaitu penanaman tumbuhan pantai maupun penambahan suplay pasir serta dapat
dilakukan penanganan secara hard solution yaitu membuat bangunan pengaman
pantai berupa seawall, revetment, groin maupun breakwater.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Studi


Pantai Lasiana terletak di Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima
Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur berjarak sekitar 12 km ke arah timur
dari pusat Kota Kupang. Secara astronomis terletak pada 123°34'41.1" Bujur
Timur, 10° 10'18.9" Lintang Selatan. Pantai Lasiana yang berhadapan langsung
dengan Laut Sawu memiliki ombak yang tenang, air yang bening serta pantai
berpasir putih. Sebelah timur Pantai Lasiana berbatasan langsung dengan Pantai
Manikin dan sebelah barat berbatasan dengan Pantai Batu Nona. Gelombang
besar yang biasa terjadi pada saat berlangsungnya angin muson barat
merupakan ancaman terbesar terhadap kerusakan Pantai Lasiana. Hal ini
menimbulkan kerusakan infrastruktur dan pemukiman masyarakat yang
berada di pesisir panta. Selain itu juga terjadi kerusakan pada bangunan
pengaman pantai. Pantai Lasiana juga mengalami kemunduran garis pantai ke
arah daratan. Dengan demikian perlu dilakukan pengamanan pantai yang
sesuai dengan karakteristik Pantai Lasiana.
4.2 Kondisi Eksisting Pantai Lasiana

No Identifikasi Penjelasan Gambar

Terdapat Pohon

Lontar dan Pohon

Kelapa yang hasil

pohon tersebut

dapat membantu

pencaharian

masyarakat seperti

menjual buah

kelapa diarea

pantai Lasiana
Pada Pantai

Lasiana disebelah

kanan terdapat

Muara Sungai yang


Alam
mengarah pada

Laut

2 Pada Pantai

Lasiana terdapat

Breakwater yang

berfungsi sebagai

Pemecah

Gelombang dan

pada Area

Breakwater banyak

orang yang bisa

berekreasi seperti

memancing ikan.
Buatan

Masyarakat sekitar

menggunakan area

sempadan pantai

untuk membangun

tempat berjualan

makanan minuman

dan lain – lain.


Terdapat tempat

rekreasi untuk

melihat keindahan

Pantai Lasiana
Buatan

3
Pantai Lasiana

mempunyai jalur

Early Warning evakuasi sebagai

System tempat sebagai

pintu keluar

darurat, dan

penandaannya

sangat penting bagi

pantai yang

mengalami bencana

seperti Tsunami

dan Gempa Bumi.

4.3 Identifikasi Kerusakan Pantai Lasiana

No Nama Kerusakan Dokumentasi Penyebab Dampak


1 Tembok Adanya Dampak dari
Pengaman Pantai hantaman arus rusaknya
(Seawall) gelombang tembok
yang mengenai penahan
tembok pantai ini
pengaman yaitu air
sehingga dapat dengan
tembok mudah masuk
pengaman ke
pantai menjadi permukaan di
rusak sekitaran
pantai.

2 Jalan Pantai Penyebab dari Dampak dari


rusaknya jalan rusaknya
pantai yaitu jalan pantai
disebabkan ini yaitu para
oleh kurangnya wisatawan
pemadatan tidak bisa
tanah sehingga melewati
terjadi sehingga
kerusakan harus melalui
tersebut jalan yang
lain.

4.5 Alternatif Penanganan Kerusakan


Dari hasil studi kondisi eksisting Pantai Lasiana dan Identifikasi
Kerusakan yang terjadi maka kelompok kami menyarankan untuk melakukan
Tindakan penanganan kerusakan secara hard solution yaitu membuat bangunan
pengamanan pantai sertai melakukan perbaikan kerusakan jalan pantai dan
tembok penahan pantai.

Tabel Kelebihan dan Kekurangan Penanganan Kerusakan Secara Hard Solution

Jenis Kelebihan Kekurangan


Penanganan
Groin  Tidak dibangun  Pembangunan groin
sepanjang garis pada pantai yang
pantai yang akan tererosi akibat
dilindungi sehingga onshore offshore
volume bahan yang transport dapat
lebih sedikit. mempercepat erosi
 Berfungsi juga tersebut.
untuk mengurangi  Perlindungan pantai
ketinggian dan dengang roindapat
meredam energy menyebabkan erosi di
gelombang. daerah hilir
 Berfungsi untuk
menahan laju sedimen
ke arah laut.
Breakwater  Tidak dibangun  Proses pembangunan
sepanjang garis relative lebih sulit
pantai yang akan dikarenakan
dilindungi sehingga pembangunan
volume bahan yang dilakukan terpisah
lebih sedikit. dari pantai sehingga
 Berfungsi juga membutuhkan teknik
untuk mengurangi khusus guna
ketinggian dan menempatkan
meredam energy peralatan konstruksi.
gelombang.  Membutuhkan waktu
 Berfungsi untuk agar dapat bekerja
menahan laju sedimen sesuai dengan
ke arah laut. fungsinya karena
harus menunggu
terjadinya
tombolo/salient.
Seawall  Lebih masif sehingga  Pembangunan seawall
dapat menahan dinding tegak pada
gelombang yang tanah lunak
besar. memerlukan
 Pada seawall dengan perbaikan tanah atau
dinding vertikal pemakaian pondasi
pemakaian material tiang pancang.
relatif sedikit Seawall  Pada seawall dinding
dengan dinding miring harus
miring mempunyai diperhatikan
bidang kontak tingginya rayapan
dengan tanah dasar gelombang yang
yang luas sehingga terjadi, sehingga
tidak membutuhkan membutuhkan mercu
kondisi tanah dasar bangunan yang lebih
yang prima. tinggi.
 Konstruksi relatif  Harus diperhatikan
murah dan kemungkinan
pembangunannya terjadinya erosi di
relatif mudah. kaki bangunan.
 Kurang kuat untuk
menahan gelombang
yang cukup besar.

Dari kelebihan dan kekurangan penanganan kerusakan secara hard solution dipilih
jenis penanganan menggunakan breakwater. Penggunaan groin pada pantai
lasiana akan menambah laju transport sedimen sehingga cepat mengalami erosi
pantai. Gelombang yang cukup besar di Pantai Lasiana dapat cepat merusak
seawall karena seawall sendiri kurang kuat untuk menahan gelombang. Selain
dari system penilaian kelebihan dan kekurangan di atas, breakwater dipilih
karena memiliki pengaruh yang baik jika nantinya juga dilakukan
pengamanan pantai secarasoft solution seperti reboisasi mangrove. Beberapa
keuntungan penggunaan breakwater disertai reboisasi mangrove antara lain:

a. Sebagai pelindung hutan mangrove.


Penanaman kembali hutan mangrove seringkali gagal karena bibit mangrove
yang baru di tanam belum memiliki akar yang kuat untuk menahan diri dari
gelombang ombak yang besar. Dengan adanya breakwater di depan
hutan mangrove, akan mengurangi tinggi gelombang datang
sehingga tingkat kerusakan mangrove dapat di kurangi.
b. Mendukung kondisi social ekonomi masyarakat.
Dengan adanya breakwater masyarakat dapat membuat tambak dan
memancing ikan di sekitaran breakwater.
c. Memiliki ruang untuk kegiatan pariwasata.
d. Kemudahan pemeliharaan.

4.7 Manfaat Pengamanan Pantai


Mengingat peran pantai untuk berbagai kepentingan oleh
masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya di Kota Kupang, maka
penanganan bencana kerusakan wilayah pesisir pantai yang tererosi dan terabrasi
sangat diperlukan serta manfaat pembangunan bangunan pengamanan pantai
adalah:

a. Melindungi zona pantai dari bahaya gelombang pasang serta naiknya muka
air laut yang dapat merusak sarana dan prasarana seperti; Jalan raya,
Pemukiman, Rumah Ibadah, Pasar, Sekolah, Kawasan Wisata.
b. Pengendalian daya rusak air sepanjang zona pantai seperti; erosi, abrasi yang
disebabkan oleh arus dan gelombang pasang air Laut.
c. Meningkatkan kenyamanan kehidupan masyarakat pesisir yang berdomisili di
zona pesisir dan meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan serta
membuka peluang wisata bahari.
d. Pengelolaan wilayah pesisir secara berpadu terencana dan konservasi daerah
pesisir dan penataan wilayah pantai sesuai peruntukannya secara jangka
panjang dan berkelanjutan.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Salah satu potensi dan daya tarik wisata berupa Pantai dengan letaknya
yang strategis berada dekat pusat Kota Kupang. Pantai ini disebut Pantai Lasiana yang
berjarak ± 10 km dari pusat Kota Kupang mengingat Pantai Lasiana memiliki
potensi dan peluang yang besar dalam bidang pariwisata dan sebagai salah satu daya
tarik wisata yang pernah dikembangkan sebelumnya maka perlu ditindaklanjuti dengan
pengembangan Pantai serta Pantai Lasiana juga dapat memberikan pendapatan atau
membantu perekonomian masyarakat yang tinggal di sempadan Pantai Lasiana. Dilihat
dari kondisi jalan menuju lokasi wisata Pantai Lasiana memang cukup baik namun
kondisi jalannya masih sangat sempit dan masih berlubang disepanjang jalan menuju
lokasi wisata Pantai Lasiana.
Pantai Lasiana juga memiliki breakwater yang berfungsi sebagai peredam energi
gelombang pada saat bencana atau gelombang datang dikarenakan Pantai Lasiana
mempunya gelombang yang sangat besar apalagi saat bencana seroja yang menimpa
Kota Kupang.

5.2. Saran
Dalam pengembangan pariwisata Pantai Lasiana diperlukan suatu usaha
untuk melestarikan dan mengembangkan aset atau potensi wisata yang dimiliki
Pantai Lasiana. Upaya pengembangan tersebut juga diharapkan dapat memajukan
pariwisata di Pantai Lasiana menjadi pariwisata yang berkelanjutan dan dapat
memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat menuju
peningkatan kesejahteraan masyarakat, memajukan kebudayaan masyarakat,
pelestarian alam, lingkungan dan sumber daya lainnya di lokasi wisata Pantai Lasiana
dan daerah sekitarnya dan Akses itu, perlu adanya perbaikan akses jalan menuju lokasi
wisata Pantai Lasiana dan bila perlu memperluas jalan raya yang masih sempit
sehingga mempermudah kendaraan beroda empat.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Triatmodjo, 1999, Teknik Pantai, beta offset, Yogyakarta.

https://www.sarobena.com/2017/10/definisi-dan-batasan-pantai.html

https://kl.itera.ac.id/wp-content/uploads/2019/05/PPT-Teknik-Pantai-Itera-2019-
new_compressed.pdf

Anda mungkin juga menyukai