Anda di halaman 1dari 21

PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

Pasar Legi Parakan Tempo Dulu Rumah Kawedanan Parakan Klenteng Hok Tek Tong Parakan

PENDAHULUAN

Bab I Laporan Pendahuluan berisi tentang latar belakang,


maksud dan tujuan, sasaran, ruang lingkup, definisi operasional
dan kriteria, referensi hukum, serta sistematika pembahasan
dalam penyusunan RTBL Kota Pusaka Parakan Kabupaten
Temanggung.

I.1. LATAR BELAKANG

Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah kegiatan yang bertujuan mengendalikan
pemanfaatan ruang dan menciptakan lingkungan yang tertata, berkelanjutan, berkualitas serta
menambah vitalitas ekonomi dan kehidupan masyarakat. Oleh karenanya penyusunan dokumen
RTBL, selain sebagai pemenuhan aspek legal formal yaitu sebagai produk pengaturan
pemanfaatan ruang serta penataan bangunan bangunan dan lingkungan pada kawasan terpilih,
juga sebagai dokumen panduan/pengendali pembangunan dalam penyelenggaraan penataan
bangunan dan lingkungan kawasan terpilih supaya memenuhi kriteria perencanaan tata
bangunan dan lingkungan. Peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas
lingkungan dan ruang publik, perwujudan perlindungan lingkungan serta peningkatan vitalitas
ekonomi lingkungan.

Dalam keterkaitannya dengan Kota Pusaka, RTBL menjadi salah satu pranata yang digunakan
dalam pedoman penataan bangunan dan lingkungan lebih rinci sesuai amanat Undang-undang
Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya sehingga mampu meningkatkan kualitas dan

draft Laporan Pendahuluan

I |1
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

vitalitas keberadaan saujana budaya yang ada di Kawasan Parakan. Penataan yang dilakukan
tidak hanya sekedar penataan dalam segi fisik namun termasuk pengelolaan dan pelestariannya
terjadi sebagai proses transaksi yang melibatkan banyak aspek dan sektor secara menyeluruh,
termasuk persoalan kepekaan, selera dan kreasi pengelola terhadap pusaka-pusaka yang
dimiliki di Kawasan Parakan.

Kota Kecamatan Parakan di Kabupaten Temanggung menjadi salah satu kota pusaka di wilayah
Provinsi Jawa Tengah karena keberadannya yang masih kaya akan pusaka dan sejarah. Dari
dimulainya sejarah Kabupaten Temanggung menjadi salah satu simpul persinggahan sejak
zaman Hindu Kuno, masuknya orang-orang Tionghoa, Belanda, Jepang, hingga peran ulama
dalam pergerakan Bambu Runcing pada masa kemerdekaan Indonesia. Selain itu, kedudukan
Mataram Kuno di wilayah Kabupaten Temanggung telah terukir jelas dalam prasasti Prasasti
Wanua Tengah III Tahun 908 Masehi yang ditemukan penduduk dusun Dunglo Desa Gandulan
Kecamatan Kaloran Temanggung pada bulan November 1983. Begitu pula dengan keberadaan
Situs Liyangan yang menunjukkan sisa rumah berbahan kayu dan bambu merupakan situs
perdusunan masa Mataram Kuno sekitar 1.000 tahun lalu yang juga berada di Kabupaten
Temanggung.

Parakan sendiri sudah mulai ramai sejak kedatangan kelompok Cina perantauan (Tionghoa)
pada abad 18 M dan semakin ramai pada masa kini. Terlebih lagi, Parakan menjadi salah satu
jalur strategis menuju Wonosobo dan Magelang ataupun Yogyakarta. Keberadaan aktivitas
kelompok Tionghoa pun juga masih dapat terlihat di kawasan Parakan hingga saat ini.

Selain kelompok Cina Perantauan, Kelurahan Parakan Kauman di Parakan juga menjadi salah
satu aset pusaka di Kabupaten Temanggung yang masih terlihat hingga sekarang. Beberapa aset
pusaka di Parakan Kauman mampu berceritan tentang zaman keemasan saat itu sebagai salah
satu kawasan yang melahirkan para pejuang dalam Kemerdekaan Indonesia.

draft Laporan Pendahuluan

I |2
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

Gambar 1.1. Kelompok yang masuk dalam Kawasan Parakan, Kabupaten Temanggung
Sumber: olah data, 2016

Setelah ditetapkannya Parakan sebagai Kota Pusaka oleh Kementerian Pekerjaan Umum RI
tahun 2015 lalu, maka sebagai upaya dalam mengarahkan pemanfaatan ruang sejak dini yang
menjunjung karakter kota pusaka yang berkelanjutan diperlukannya penyusunan dokumen
RTBL.

Akan tetapi, Kawasan Parakan sebagai kota pusaka memiliki tantangan yang cukup besar
melihat kecenderungan perkembangan wilayah yang ada. Dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2009-2029 diketahui bahwa Kawasan Parakan menjadi Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang
nantinya berperan penting menjadi pusat pelayanan Kabupaten Temanggung. Untuk
memperlancar aksesibilitas antar PKL tersebut dalam lingkup provinsi, maka dalam RTRW
Provinsi Jawa Tengah direncanakan pengembangan jalan kolektor primer penghubung Weleri –
Parakan. Pentingnya jalur tersebut berhubungan erat dengan masa lalu yaitu hubungan wilayah
pedalaman – pesisir. Dimana wilayah pedalaman Jawa (bagian tengah Pulau Jawa termasuk
kawasan Kabupaten Temanggung) merupakan pusat produksi hasil bumi yang dipasarkan di
wilayah pesisir (Pekalongan, Kendal, dan Batang). Keterkaitan hubungan produksi – distribusi ini
sudah terjalin sangat lama, sejak zaman Hindu Kuno. Hanya saja, perkembangan PKL yang
nantinya menjadikan perekonomian Kawasan Parakan semakin tumbuh dan berkembang cukup
berpengaruh terhadap keberlangsungan bangunan cagar budaya yang ada.

Begitu pula dengan PKL Parakan yang terhubung dengan PKL Weleri di Kabupaten Kendal
melalui jalan kolektor primer. Jalur ini sebagai salah satu jalur penghubung wilayah tengah
dengan wilayah utara Provinsi Jawa Tengah. Kawasan Perkotaan Parakan dilalui jalur tengah
Provinsi Jawa Tengah Penghubung Jakarta – PKW Purwokerto – PKL Purbalingga – PKL
Banjarnegara – PKW Wonosobo – PKL Parakan – PKL Temanggung – PKL Secang – PKN Semarang –
PKN D.I Yogyakarta berdampak pada tingginya arus pergerakan lintas daerah. Hal ini tentu
menjadikan Parakan sebagai posisi strategis yang turut mempengaruhi perkembangan kawasan.

draft Laporan Pendahuluan

I |3
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

Gambar I.2. Kedudukan PKL Parakan terhadap Sistem Struktur Ruang Perkotaan
di Wilayah Provinsi Jawa Tengah
Sumber: RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 dan RTRW Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2030

Selain itu, Kawasan Perkotaan Temanggung – Parakan mempunyai peran penting bagi
perekonomian regional Jawa Tengah, sehingga kawasan Perkotaan Temanggung – Parakan
ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029 sebagai Kawasan Strategis
Provinsi (KSP) dari sudut kepentingan Pertumbuhan Ekonomi. Dalam RTRW Kabupaten
Temanggung Tahun 2011 – 2031 dijelaskan pula, Koridor Perkotaan Temanggung – Parakan
ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dari sudut kepentingan Pertumbuhan
Ekonomi. Pertumbuhan perekonomian kedua kawasan perkotaan tersebut adalah paling tinggi
di Kabupaten Temanggung. Mengingat pentingnya peran Parakan dalam hal ekonomi regional,
tentu memiliki perkembangan wilayah yang pesat sehingga rencana tata bangunan dan
lingkungan sebagai pengatur pertumbuhan wilayah sejak dini perlu disusun.

Dalam penataan ruang, RTBL Kawasan Kota Pusaka Parakan harus dilakukan merujuk pada
penataan ruang di atasnya (RTRW Kabupaten Temanggung dan Rencana Penataan kawasan
Pusaka) dan dapat mengacu maupun diacu oleh RDTR. Secara diagramatis, kedudukan RTBL
Kota Pusaka Kawasan Parakan adalah sebagai berikut.

draft Laporan Pendahuluan

I |4
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

Gambar I.3. Kedudukan RTBL Kota Pusaka Parakan dalam Platform Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka
Sumber: Grand Design Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka

Adapun potensi dan permasalahan terkait perlunya dilakukan segera Penyusunan RTBL Kota
Pusaka Kawasan Parakan adalah sebagai berikut.
a. Perkembangan perekonomian yang cukup tinggi di Perkotaan Parakan berdampak pada
padatnya bangunan yang ada. Kondisi ini sangat terasa pada bangunan – bangunan berfungsi
komersial di sepanjang jalan – jalan utama. Padatnya bangunan tersebut berdampak pada
kesemrawutan kawasan. Di sisi lain, ternyata kawasan Perkotaan Parakan memiliki
lingkungan permukiman kumuh yang perlu ditangani. Mengacu pada Surat Keputusan Bupati
Nomor 05/210/2011 Tanggal 19 Maret 2011 tentang Penetapan Lokasi Lingkungan
Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Temanggung, Kelurahan Parakan Wetan di
Kecamatan Parakan menjadi salah satu dari 5 (lima) kelurahan yang memiliki masalah
lingkungan permukiman kumuh. Dengan kondisi faktual seperti ini, maka penyusunan RTBL
diharapkan mampu menjadi salah satu jalan untuk menyelesaikan permasalahan
kesemrawutan lingkungan dan permukiman kumuh di wilayah perencanaan.
b. Kawasan Perkotaan Parakan dibangun oleh tiga kelompok utama, yaitu warga asli,
kelompok Cina perantauan, dan bekas para pengikut Pangeran Diponegoro (kaum
pendherek). Kondisi ini masih ada hingga sekarang. Dua kelompok pendatang, yaitu
Pendherek dan Cina perantauan, menempati lahan-lahan kosong di Parakan hingga pada
akhirnya terbentuklah kawasan-kawasan dengan kaum berbeda di Perkotaan Parakan yaitu
berada di Kelurahan Parakan Wetan dan Kauman.

draft Laporan Pendahuluan

I |5
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

Gambar I.4. Rumah Famili Tjiong1 dan Masjid Al-Baroqah Bamburuncing 2


Sumber: Pelaksanaan Kegiatan Kajian Morfologi Kota Parakan dan Potensi Kota Pusaka, Kabupaten
Temanggung, Bappeda Kabupaten Temanggung Tahun 2015

c. Terdapat beberapa bangunan kuno yang masih terjaga keasliannya dan menjadi saksi
sejarah dari perkembangan Parakan.

Gambar I.5. Kantor Kecamatan Parakan3 dan Pasar Legi4

1 Rumah berlanggam Cina Selatan atau Hokkian, tempat asal pendirinya, yaitu Famili Tjiong. Rumah
ini dibangun pada dasawarsa 1890 dan mencerminkan kehidupan kaum peranakan Tionghoa di Jawa,
yang beribukan perempuan Jawa dan menggemari wayang kulit. Kondisi rumah masih terpelihara
baik.

2 Mesjid terpenting di kawasan Kedu Utara, dibangun oleh para pendherek (bekas pengikut
Pangeran Diponegoro) di Parakan di akhir abad ke-19. Sangat bersejarah karena pada masa
Revolusi Kemerdekaan menjadi pusat kegiatan penyepuhan banburuncing dan pengobaran
semangat Jihad mempertahankan kemerdekaan.

3 Di jaman penjajahan banguan ini adalah koffiepakhuis atau gudang penimbunan kopi
beserta kediaman controlleur atau kepala kantornya. Pada masa Revolusi Kemerdekaan
terbengkalai dan rusak berat. Tahun 1950 dibangun kembali dan digunakan sebagai kantor
Kecamatan Parakan sampai sekarang. Keadaannya terpelihara dengan baik, berpotensi
menjadi bagian identitas budaya sebagai tetenger kota Parakan.

draft Laporan Pendahuluan

I |6
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

I.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kota Pusaka Parakan
Kabupaten Temanggung adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Kota
Pusaka Parakan sebagai upaya menciptakan penataan bangunan dan lingkungan yang
berkualitas, memenuhi syarat dan dapat diimplementasikan dalam mewujudkan tata
bangunan dan lingkungan yang layak huni, berjati diri, produktif, bercirikan nilai-nilai
pusaka, melalui transformasi upaya-upaya pelestarian menuju sustainable urban
(heritage) development dengan dukungan dan pengelolaan yang handal, serta
berkelanjutan.
2. RTBL ini sebagai masukan rencana dan program pembangunan fisik yang mampu mewadahi
kepentingan preservasi dan konservasi bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung
dalam penanganan tata bangunan dan lingkungan Kawasan Kota Pusaka Parakan,
3. RTBL menjadi panduan penataan bangunan dan lingkungan yang memperkuat budaya dan
meningkatkan vitalitas citra Kota Pusaka Parakan yang berjati diri.
4. Masukan teknis bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung maupun Pihak Provinsi/
Pusat dalam mengarahkan peran serta seluruh pelaku pembangunan (pemerintah, swasta,
masyarakat lokal, investor) dalam mewujudkan lingkungan Kota Pusaka Parakan
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.06/PRT/M/2007
tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar budaya.

Adapun tujuan dari Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kota Pusaka
Parakan Kabupaten Temanggung adalah sebagai berikut :
1. Mewadahi kebutuhan penanganan kawasan Kota Pusaka Parakan terkait penataan bangunan
dan lingkungan yang berkelanjutan dan memahami identitas kota yang memiliki nilai
historis cukup siginifikan.
2. Menyiapkan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada Kawasan Kota Pusaka Parakan
Kabupaten Temanggung sebagai bagian dari upaya penataan fungsi dan fisik kawasan,
bersama masyarakat dan semua stakeholder, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal
dengan memperhatikan keserasian dengan alam sekitarnya;

4 Bagian terpenting dari kompleks Pasar Legi dibangun pada tahun 1925. Bangunan kecil
ini adalah bagian dari kenangan khalayak (collective memory) bagi bagian terbesar
masyarakat Parakan. Bangunannya memperlihatkan ciri-ciri arsitektur hasil BOW (Dinas
Pekerjaan Umum masa penjajahan) yang sudah amat jarang ditemui.

draft Laporan Pendahuluan

I |7
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

3. Menyusun program investasi, ketentuan, dan pedoman pengendalian pembangunan sebagai


acuan implementasi dari rencana dan rancangan yang telah disusun, dengan menyertakan
masyarakat sekitar sebagai bagian integral dari upaya pembangunan di lingkungan /
kawasan yang dimaksud;
4. Menjaga konsistensi dan keserasian pembangunan Kawasan Kota Pusaka Parakan Kabupaten
Temanggung kajian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah di atasnya serta kebijakan/
program pembangunan terkait pelestarian bangunan dan budaya di Kabupaten Temanggung.

I.3. SASARAN

Sasaran dari kegiatan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kota Pusaka
Parakan ialah sebagai berikut :
1. Tersusunnya indentifikasi karakteristik kewilayahan yang mendukung urgensitas
penyusunan RTBL Kawasan Kota Pusaka Parakan;
2. Teridentifikasinya delineasi kawasan perencanaan yang masuk dalam Kawasan Kota Pusaka
Parakan;
3. Terumuskannya potensi, permasalahan, isu strategis, dan analisis aspek-aspek wilayah
terkait Kawasan Kota Pusaka Parakan;
4. Terumuskannya konsep dasar pengembangan Kawasan Kota Pusaka Parakan yang mampu
mewujudkan kota Pusaka Parakan yang berjati diri dan menunjung tinggi upaya preservasi
dan konservasi kawasan.
5. Terumuskannya program bangunan dan lingkungan yang meliputi : visi dan misi
pembangunan Kawasan Kota Pusaka Parakan dan blok-blok penanganan kawasan;
6. Tersusunnya arahan penataan, ketentuan pengelolaan, dan pengendalian pemanfaatan
ruang Kawasan Kota Pusaka meliputi arahan rencana umum dan panduan rancangan
kawasan;
7. Terumuskannya kelembagaan sumber daya manusia dalam Penanganan Kawasan Pusaka di
Wilayah Parakan;
8. Tersusunnya rencana program investasi di Kawasan Kota Pusaka Parakan dalam jangka
menengah (5 tahun) dan jangka panjang (20 tahun);
9. Tersusunnya ketentuan pengendalian rencana dan pengendalian pelaksanaan Kawasan Kota
Pusaka Parakan;
10. Tersusunnya Naskah Draft Peraturan Bupati tentang penetapan Dokumen RTBL pada
Kawasan Kota Pusaka Parakan sebagai produk pengaturan yang legal di kawasan tersebut.

draft Laporan Pendahuluan

I |8
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

I.4. RUANG LINGKUP

1.4.1 Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi penyusunan RTBL Kawasan Kota Pusaka Parakan Kabupaten Temanggung
meliputi :
a. Identifikasi kondisi aspek kebijakan di atasnya, fisik dasar, penggunaan lahan,
perekonomian, kependudukan, sejarah dan signifikansi historis kawasan, serta sarana
prasarana kawasan;
b. Analisis kawasan perencanaan yang meliputi komponen sebagai berikut :
 Analisis sosial kependudukan
 Analisis morfologi kawasan
 Analisis tata kualitas lingkungan kawasan
 Analisis bangunan cagar budaya dan adat istiadat
 Analisis prospek pertumbuhan ekonomi
 Analisis daya dukung fisik dan lingkungan
 Analisis aspek legal konsolidasi lahan perencanaan
 Analisis kecenderungan perkembangan kawasan
 Analisis bencana kawasan kota pusaka dan identifikasi resiko bencana
c. Analisis pengembangan pembangunan berbasis peran masyarakat dengan melakukan jaring
aspirasi;
d. Penyusunan konsep program bangunan dan lingkungan yang memuat gambaran dasar
penataan pada kawasan perencanaan yang akan ditindaklanjuti dengan konsep dasar
perancangan. Komponen dasar perancangan berisi visi pembangunan, konsep perancangan
struktur bangunan dan lingkungan, konsep komponen perancangan kawasan, blok – blok
pengembangan kawasan, dan program penanganannya;
e. Rencana umum dan panduan rancangan yang memuat :
Rencana umum memuat :
 Rencana peruntukan lahan
 Rencana Intensitas Pemanfaatan Lahan
 Rencana tata bangunan

draft Laporan Pendahuluan

I |9
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

 Rencana sistem sirkulasi dan jalur penghubung


 Rencana sistem ruang terbuka dan tata hijau
 Rencana tata kualitas lingkungan
 Rencana sistem prasarana dan utilitas lingkungan

f. Rencana investasi yang merupakan indikasi besaran biaya yang dikeluarkan dalam suatu
program penataan kawasan dalam kurun waktu tertentu, tahapan pengembangan, serta
peran dari masing-masing pemangku kepentingan
g. Ketentuan pengendalian rencana yang merupakan perangkat untuk mengendalikan
berbagai rencana kerja, program kerja, maupun kelembagaan pada masa pemberlakuan
aturan dalam RTBL dan pelaksanaan penataan suatu kawasan dan mengatur
pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat.
h. Pedoman pengendalian pelaksanaan yang berisi arahan perwujudan pelaksanaan penataan
bangunan dan lingkungan/kawasan dan memandu pengelolaan kawasan agar dapat
berkualitas, meningkat, dan berkelanjutan.

1.4.2 Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan penyusunan RTBL Kawasan Kota Pusaka Parakan Kabupaten Temanggung
meliputi :
a. Koordinasi awal kegiatan penyusunan RTBL Kawasan Kota Pusaka Parakan terkait :
 Penjelasan lingkup tugas konsultan dalam penyusunan dokumen RTBL
 Penjelasan tahapan kegiatan dalam penyusunan dokumen RTBL
 Penjelasan delineasi kawasan studi
 Pembahasan jadwal penyampaian/paparan laporan
 Perkenalan tenaga ahli tim konsultan
b. Penyusunan Laporan Pendahuluan;
c. Pembahasan Laporan Pendahuluan;
d. Pelaksanaan survey lokasi perencanaan;
e. Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) I untuk menyampaikan hasil survey awal lokasi
untuk dapat dikonfirmasi oleh pihak terkait serta mengidentifikasi sebanyak-banyaknya
aspirasi daerah;
f. Penyusunan Laporan Antara;
g. Pembahasan Laporan Antara;
h. Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) II untuk menyampaikan hasil analisis dan tema
pengembangan kawasan perencanaan kepada pihak-pihak terkait;
i. Penyusunan Laporan Akhir;

draft Laporan Pendahuluan

I | 10
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

j. Pembahasan Laporan Akhir; dan


k. Penyempurnaan Laporan Akhir.

1.4.3 Ruang Lingkup Keluaran


Keluaran yang diharapkan dari kegiatan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) Kota Pusaka Parakan, Kabupaten Temanggung adalah:
- Laporan Pendahuluan : 6 (enam) eksemplar
- Laporan Antara : 6 (enam) eksemplar
- Laporan Akhir : 6 (enam) eksemplar
- Rancangan Perbup : 6 (enam) eksemplar
- Album peta A3 dan gambar yang berisi data peta digital
dan gambar perspektif / ilustrasi (3D) : 10 (sepuluh) eksemplar
- Executive Summary : 6 (enam) eksemplar
- DVD yang memuat laporan dan gambar persepktif : 5 (lima) keping dan
2 (dua) buah Eksternal Hard Disk 1 TB

1.4.4 Ruang Lingkup Wilayah


Lingkup wilayah perencanaan Rencana Tata Bangunan Lingkungan (RTBL) Kawasan Kota Pusaka
Parakan berada di sebagian Kelurahan Parakan Kauman dan sebagian Kelurahan Parakan Wetan.
Secara rinci, ruang lingkup wilayah perencanaan dijelaskan pada Bab V Gambaran Umum
Wilayah Perencanaan.

KABUPATEN KECAMATAN
TEMANGGUNG PARAKAN WILAYAH
PERENCANAA
N
KELURAHAN KESEPAKATAN
PARAKAN WETAN DELINEASI
DAN PARAKANN KAWASAN
KAUMAN PERENCANAAN
WILAYAH
KAJIAN
KAWASAN
PERENCANAAN
TERPILIH

Gambar I.6. Lingkup Spasial RTBL Kawasan Kota Pusaka Parakan, Kabupaten Temanggung
Sumber: Konsultan, 2016

draft Laporan Pendahuluan

I | 11
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

1.4.5 Ruang Lingkup Waktu


Waktu Pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Kawasan Kota Pusaka Parakan, Kabupaten Temanggung dilaksanakan selama 6 (enam) bulan
kalender terhitung pada Tanggal 1 Maret 2016 hingga 27 Agustus 2016.

I.5. DEFINISI OPERASIONAL DAN KRITERIA

Definisi operasional merupakan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan kegiatan


Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kota Pusaka Parakan Kabupaten
Temanggung. Berikut merupakan beberapa definisi operasional yang terkait dengan kegiatan.
1). Rencana adalah proses penataan, pemanfaatan dan pengendalian, pemanfaatan dalam
hal ini ruang;
2). Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain
hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya;
3). Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengendalian pemanfaatan ruang;
4). Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang;
5). Pengaturan Penataan Ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang;
6). Pemanfaatan Ruang adalah rangkaian kegiatan pelaksanaan pembangunan yang
memanfaatkan ruang menurut jangka waktu yang ditetapkan;
7). Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah kegiatan yang berkaitan dengan pengawasan
dan penertiban agar pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah
ditetapkan. Pengawasan dimaksudkan untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang
dengan fungsi ruang yang ditetapkan dalam rencana yang diselenggarakan dalam bentuk
pelaporan, pemantauan, dan evaluasi pemanfaatan ruang. Penertiban pemanfaatan ruang
adalah usaha untuk mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang yang direncanakan
dapat terwujud.
8). Perencanaan kota adalah kegiatan penyusunan rencana-rencana kota maupun kegiatan
peninjauan kembali atas rencana kota yang telah ada untuk disesuaikan dengan kondisi
dan situasi kebutuhan pengembangan kota untuk masa tertentu;

draft Laporan Pendahuluan

I | 12
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

9). Kota Pusaka adalah kota yang memiliki kekentalan sejarah yang bernilai dan memiliki
pusaka alam, pusaka budaya berwujud dan tak berwujud, serta rajutan bebagai pusaka
tersebut secara utuh sebagai aset pusaka dalam wilayah/kota atau bagian dari
wilayah/kota yang hidup, berkembang dan dikelola secara efektif (P3KP, 2012). Menurut
Adishakti (2008), Kota Pusaka adalah kota yang memiliki kekentalan sejarah yang besar
yang terwujud dan berisikan keragaman pusaka alam, budaya baik ragawi dan tak ragawi,
serta saujana.
10). Pusaka merupakan wujud dari hasil, cipta, karsa manusia dalam
menanggapi perubahan dan keberlanjutan kehidupan, dan karena itu dapat beragam
sesuai dengan tempat dan waktunya serta beragam di tiap kebudayaan.
11). Pusaka menurut Piagam Pelestarian dan Pengelolaan Pusaka Indonesia Tahun 2003
tersebut meliputi:
 Pusaka alam, yaitu bentukan alam yang istimewa
 Pusaka budaya, yaitu hasil cipta, rasa, karsa, dan karya yang istimewa dari
lebih 500 (lima ratus) suku bangsa di tanah air Indonesia, secara sendiri-sendiri,
sebagai kesatuan bangsa Indonesia dan dalam interaksinya dengan budaya
lain sepanjang sejarah keberadaannya. Pusaka budaya mencakup pusaka berwujud
(tangible) dan pusaka tidak berwujud (intangible).
 Pusaka saujana, yaitu gabungan pusaka alam dan pusaka budaya dalam kesatuan
ruang dan waktu.
12). Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya,
Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar
Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki
nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan
melalui proses penetapan.
13). Pelestarian adalah upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan Cagar Budaya
dan nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan,dan memanfaatkannya.
14). Pelindungan adalah upaya mencegah dan menanggulangi dari kerusakan, kehancuran,
atau kemusnahan dengan cara Penyelamatan, Pengamanan, Zonasi, Pemeliharaan, dan
Pemugaran Cagar Budaya.
15). Penyelamatan adalah upaya menghindarkan dan/atau menanggulangi Cagar Budaya
dari kerusakan, kehancuran, atau kemusnahan.
16). Pengamanan adalah upaya menjaga dan mencegah Cagar Budaya dari ancaman
dan/atau gangguan.
17). Pemugaran adalah upaya pengembalian kondisi fisik Benda Cagar Budaya, Bangunan
Cagar Budaya, dan Struktur Cagar Budaya yang rusak sesuai dengan keaslian bahan,
bentuk, tata letak, dan/atau teknik pengerjaan untuk memperpanjang usianya.

draft Laporan Pendahuluan

I | 13
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

18). Pengembangan adalah peningkatan potensi nilai, informasi, dan promosi Cagar Budaya
serta pemanfaatannya melalui Penelitian, Revitalisasi, dan Adaptasi secara berkelanjutan
serta tidak bertentangan dengan tujuan Pelestarian.
19). Revitalisasi adalah kegiatan pengembangan yang ditujukan untuk menumbuhkan
kembali nilai-nilai penting Cagar Budaya dengan penyesuaian fungsi ruang baru yang tidak
bertentangan dengan prinsip pelestarian dan nilai budaya masyarakat.
20). Adaptasi adalah upaya pengembangan Cagar Budaya untuk kegiatan yang lebih sesuai
dengan kebutuhan masa kini dengan melakukan perubahan terbatas yang tidak akan
mengakibatkan kemerosotan nilai pentingnya atau kerusakan pada bagian yang
mempunyai nilai penting.
21). Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah strategi dan arahan kebijaksanaan
pemanfaatan ruang wilayah, yang meliputi struktur dan pola ruang wilayah, serta kriteria
dan pola pengelolaan kawasan wilayah;
22). Rencana Umum Tata Ruang (RUTR)/ Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) adalah adalah
rencana pemanfaatan ruang wilayah kota secara terperinci yang disusun untuk penyiapan
perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan kota;
23). Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan rancang bangun
suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang,
penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program
bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi,
ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan
lingkungan/kawasan.
24). Dokumen RTBL adalah dokumen yang memuat materi pokok RTBL sebagai hasil proses
identifikasi, perencanaan dan perancangan suatu lingkungan/ kawasan, termasuk di
dalamnya adalah identifikasi dan apresiasi konteks lingkungan, program peran masyarakat
dan pengelolaan serta pemanfaatan aset properti kawasan.
25). Penataan bangunan dan lingkungan adalah kegiatan pembangunan untuk
merencanakan, melaksanakan, memperbaiki, mengembangkan atau melestarikan
bangunan dan lingkungan/kawasan tertentu sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang dan
pengendalian bangunan gedung dan lingkungan secara optimal, yang terdiri atas proses
perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian
dan pembongkaran bangunan gedung dan lingkungan;
26). Pembinaan pelaksanaan adalah kegiatan pengaturan, pemberdayaan, dan pengawasan
yang ditujukan untuk mewujudkan efektivitas peran para pelaku penyelenggara penataan
bangunan dan lingkungan (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha) pada tahap
penyusunan RTBL, penetapannya menjadi peraturan gubernur/bupati/walikota,
pelaksanaan pembangunan, dan peninjauan kembali/ evaluasi terhadap penerapan RTBL.

draft Laporan Pendahuluan

I | 14
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

27). Strategi pengembangan adalah langkah-langkah sistematis penataan bangunan dan


lingkungan serta pengelolaan kawasan yang perlu dilakukan untuk mencapai visi dan misi
pembangunan/ penataan area yang telah ditetapkan;
28). Ketentuan Pengendalian Rencana adalah upaya yang ditujukan untuk mengendalikan
berbagai rencana kerja, program kerja, maupun kelembagaan kerja pada masa
pemberlakuan aturan dalam RTBL dan pelaksanaan penataan suatu kawasan serta
mengatur pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam mewujudkan RTBL pada
tahap pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan;
29). Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek/pengamatan
administrasi pemerintahan dan atau aspek/pengamatan fungsional;
30). Wilayah Perencanaan adalah wilayah yang diarahkan pemanfaatan ruangnya sesuai
dengan masing-masing jenis rencana tata ruang;
31). Kawasan adalah suatu wilayah yang mempunyai fungsi dan atau aspek/pengamatan
fungsional tertentu;
32). Kawasan Strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan
keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan.
33). Tipologi Kawasan adalah penggolongan kawasan sesuai dengan karakter dan kualitas
kawasan, lingkungan, pemanfaatan ruang, penyediaan prasarana dan sarana lingkungan,
yang terdiri dari kawasan mantap, dinamis, dan peralihan;
34). Kawasan Terbangun adalah ruang dalam kawasan permukiman yang mempunyai ciri
dominasi penggunaan lahan secara terbangun atau lingkungan binaan untuk mewadahi
kegiatan daerah;
35). Pusat Pertumbuhan adalah lokasi konsentrasi kegiatan ekonomi yang sudah
berkembang dan berfungsi sebagai pusat pelayanan perdagangaan, jasa, dan industri
pengolahan, sehingga berperan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah
tersebut dan daerah tertinggal di sekitarnya.
36). Sempadan Sungai adalah kawasan tertentu sepanjang kiri kanan sungai yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai;
37). Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disingkat GSB adalah garis yang tidak
boleh dilampaui oleh denah bangunan ke arah GSJ yang ditetapkan dalam rencana ruang
kota;
38). Garis Sempadan Jalan yang selanjutnya disingkat GSJ adalah garis rencana jalan
yang ditetapkan dalam rencana ruang kota;
39). Intensitas Bangunan adalah perbandingan jumlah luas/seluruh lantai terhadap luas
tanah perpetakan yang sesuai dengan rencana ruang kota;

draft Laporan Pendahuluan

I | 15
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

40). Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah perbandingan jumlah luas seluruh lantai
bangunan terhadap luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang sesuai dengan
rencana ruang kota;
41). Intensitas Ruang adalah besaran ruang untuk fungsi tertentu yang ditentukan
berdasarkan pengaturan Koefisien Lantai Bangunan, Koefisien Dasar Bangunan dan
Ketinggian Bangunan tiap kawasan bagian wilayah kabupaten sesuai dengan kedudukan
dan fungsinya dalam pembangunan kota;
42). Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka perbandingan jumlah luas lantai dasar
terhadap luas tanah perpetakan yang sesuai dengan rencana daerah;
43). Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka perbandingan jumlah luas seluruh
lantai terhadap luas tanah perpetakan yang sesuai dengan rencana daerah;
44). Unit Lingkungan adalah satuan permukiman terkecil yang secara fisik merupakan
bagian unit wilayah terbangun, yang berperan dalam perkembangan daerahnya;
45). Blok Peruntukan adalah bagian dari unit lingkungan yang mempunyai peruntukan
pemanfaatan ruang tertentu yang dibatasi oleh jaringan pergerakan dan atau jaringan
utilitas;
46). Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik yang memungkinkan kawasan permukiman
daerah dapat berfungsi sebagaimana mestinya, yang meliputi jalan, saluran air minum,
saluran air limbah, saluran air hujan, pembuangan sampah, jaringan listrik, dan
telekomunikasi;
47). Sarana adalah kelengkapan kawasan permukiman daerah yang berupa fasilitas
pendidikan, kesehatan, perbelanjaan dan niaga, pemerintahan dan pelayanan umum,
peribadatan, rekreasi dan kebudayaan, olah raga dan lapangan terbuka, serta
pemakaman umum;
48). Fasilitas Lingkungan atau juga disebut Sarana Lingkungan adalah sarana penunjang
yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan
budaya dapat berfungsi sebagaimana mestinya;
49). Utilitas Umum adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan;
50). Ijin Lokasi adalah izin yang diberikan kepada perorangan atau Badan Hukum/
Perusahaan untuk memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal,
yang berlaku pula sebagai ijin pemindahan hak atas tanah dan untuk menggunakan tanah
sesuai dengan tata ruang wilayah;
51). Pemerintah Daerah adalah Gubernur, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah;
52). Peran masyarakat adalah keterlibatan masyarakat secara sukarela di dalam proses
perumusan kebijakan dan pelaksanaan keputusan dan/atau kebijakan yang berdampak

draft Laporan Pendahuluan

I | 16
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

langsung terhadap kehidupan masyarakat pada setiap tahap kegiatan pembangunan


(perencanaan, desain, implementasi, dan evaluasi);

I.6. REFERENSI HUKUM

Referensi hukum dijadikan pertimbangan dalam proses analisa dan penyusunan rencana dari
setiap aspek dalam penyusunan dokumen RTBL yang sinergis dengan peraturan diatasnya.
Referensi Hukum dalam Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kota Pusaka
Parakan Kabupaten Temanggung meliputi:
1) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah;
2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kabupaten-Kabupaten dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Tengah (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 42);
3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3881);
5) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4169);
6) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
7) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara
RI Tahun 2005 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara nomor 4444);
8) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
9) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara nomor 4725);
10) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4851);
11) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4966);

draft Laporan Pendahuluan

I | 17
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

12) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
13) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5052);
14) Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
15) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan;
16) Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
17) Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
18) Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang / Jasa Pemerintah, beserta Peraturan Presiden RI No.70 tahun 2012;
19) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
20) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran
Negara Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4655);
21) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4385);
22) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4833);
23) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman
Pengelolaan Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004);
24) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5098);
25) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
26) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata
Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
27) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai;

draft Laporan Pendahuluan

I | 18
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

28) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5347);
29) Peratuiran Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang;
30) Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 32/Permen/M/2006 tentang Petunjuk
Teknis Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri;
31) Peraturan Menteri PU Nomor 29/PRT/2006 tentang Pedoman Teknis Bangunan Gedung;
32) Peraturan Menteri PU Nomor 30/PRT/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Fasilitas
dan aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
33) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan;
34) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknik Analisis
Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata
Ruang;
35) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor.01/PRT/2015 tentang
Bangunan Gedung Cagar Budaya yang Dilestarikan;
36) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup;
37) Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah327/KPTS/M/2002 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaaan;
38) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 630/KPTS/M/2009 tentang Penetapan Ruas-
Ruas Jalan Dalam Jaringan Primer Menurut Fungsinya Sebagai Jalan Arteri dan Jalan
Kolektor I;
39) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 631/KPTS/M/2009 tentang Penetapan Ruas-
Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Nasional;
40) Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah 327/KPTS/M/2002 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaaan;
41) SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan;
42) Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 01/SE/DC/2009 perihal Modul
Sosialisasi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
43) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 22 Tahun 2003 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung di Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2003 Nomor 134);
44) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2031;

draft Laporan Pendahuluan

I | 19
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

45) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2004 Tentang Garis Sempadan;
46) Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung nomor 15 Tahun 2011 tentang Bangunan
Gedung;
47) Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung nomor 29 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
sampah;
48) Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Temanggung Tahun 2011-2031.

I.7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan Laporan Pendahuluan ini terdiri dari beberapa bagian yang masing-
masing memuat uraian-uraian sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab I Laporan Pendahuluan berisi tentang latar belakang, maksud dan
tujuan, sasaran, ruang lingkup, definisi operasional dan kriteria, referensi
hukum, serta sistematika pembahasan dalam penyusunan RTBL Kota Pusaka
Parakan Kabupaten Temanggung.

BAB II : TANGGAPAN TERHADAP KAK


Bab II Laporan Pendahuluan berisi tentang pemahaman dan tanggapan
konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan RTBL Kota
Pusaka Parakan Kabupaten Temanggung.

BAB III : KAJIAN TEORI DAN PEMAHAMAN TERHADAP RTBL


Bab III Laporan Pendahuluan berisi tentang teori-teori yang terkait
pengembangan kota pusaka, perancanan kota, dan pemahaman terhadap
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

BAB IV : PENDEKATAN, METODOLOGI DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Bab IV Laporan Pendahuluan menjelaskan mengenai pendekatan
perencanaan, metode pelaksanaan kerja, metode pengumpulan data,
metode analisis data, rencana survey, analisis pemilihan lokasi, rencana FGD,
rencana kerja, dan organisasi personil yang dirancang untuk mendukung
penyusunan RTBL Kota Pusaka Parakan Kabupaten Temanggung.

draft Laporan Pendahuluan

I | 20
PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
(RTBL)
KOTA PUSAKA PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB V : GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN


Bab V Laporan Pendahuluan membahas mengenai gambaran kondisi wilayah
perencanaan mulai dari secara makro hingga wilayah mikro kawasan Kota
Pusaka Parakan Kabupaten Temanggung.

BAB VI : VISI AWAL PERENCANAAN KAWASAN


Bab VI Laporan Pendahuluan berisi mengenai rumusan visi awal yang
digunakan dalam pengembangan RTBL Kota Pusaka Parakan Kabupaten
Temanggung.

draft Laporan Pendahuluan

I | 21

Anda mungkin juga menyukai