Anda di halaman 1dari 16

KEBIJAKAN OPERASIONAL

UNIT PROPERTY

PT. WIJAYA KARYA BANGUNAN GEDUNG


JAKARTA
2013
KEBIJAKAN OPERASIONAL UNIT PROPERTY
TAHUN 2013

I. BIRO PROPERTY

1.1. FUNGSI PEMASARAN

1.1.1. Survey & Riset Pasar


a. Survey Pasar dilakukan oleh fungsi pemasaran di masing masing
Unit setiap 3 (tiga) bulan, dimulai pada bulan Januari atas unit
property yang sudah berjalan untuk memperoleh kepastian
informasi tentang besar pasar, persaingan pasar, preferensi pasar
b. Riset pasar untuk mendukung unit property baru sebagai re-
komendasi dilaksanakan oleh bagian pengembangan usaha.
c. Riset pasar dimungkinkan untuk menggunakan konsultan.

1.1.2. Survey Kepuasan Pelanggan (sesuai dengan prosedur )

1.1.3. Promosi
a. Program promosi yang bersifat terpadu untuk seluruh unit
property dilaksanakan oleh Biro Property
b. Launching unit property atau produk baru harus mendapat per-
setujuan dari Direksi.
c. Setiap unit diberi wewenang untuk menyusun dan melaksanakan
program promosi masing-masing unit property disesuaikan
dengan kondisi pasar dan keuangan dari setiap unit property
sejauh sudah diperhitungkan dalam RKAP
d. Materi dan desain promosi yang berhubungan dengan citra
perusahaan harus sesuai dengan prosedur.

1.1.4. Pesanan
a. Surat Pesanan memakai format Sistem Informasi Konsumen
yang berlaku
b. Secara Prinsip Pesanan dapat diakui apabila pembeli telah
membayar uang tanda jadi minimal sebesar Rp. 10.000.000,- jika
atas tuntutan persaingan kondisi nya berbeda dengan hal
tersebut maka pelaksanaanya harus seijin tertulis dari Direksi.
c. Tanda Daftar (Reserved) adalah tanda pengikatan sementara
(misalnya ketika pameran atau canvassing) yang berlaku paling
lama 30 (tiga puluh) hari kalender dan bukan merupakan tanda
pesanan, lebih dari waktu tersebut pembayaran reserved tidak
dapat dikembalikan kecuali dikarenakan proses KPA. Nilai
minimal Reserved Rp. 1.000.000,-.

Page 1 of 15
d. Pembatalan pesanan, atas pembayaran yang telah diterima diatur
sebagai berikut :
1) Pembatalan pesanan karena proses KPA tidak disetujui oleh
Bank maka realisasi pembayaran dikembalikan.
2) Pembatalan pada saat Pembangunan yang belum dimulai
dilapangan maka dikenakan pemotongan :
- Uang tanda jadi
- Pajak Pertambahan Nilai (PPN) secara proporsional
- Uang administrasi sebesar 25% dari pembayaran yang telah
diterima setelah dikurangi Uang Tanda Jadi dan PPN.
3) Pembatalan pada saat Pembangunan sudah dimulai
dilapangan, dikenakan pemotongan :
- Uang tanda jadi
- Pajak Pertambahan Nilai (PPN) secara proporsional
- Uang administrasi sebesar 50% dari pembayaran yang telah
diterima setelah dikurangi Uang Tanda Jadi dan PPN.

1.1.5. Ketetapan Harga Jual (KHJ) dan Daftar Harga :


a. KHJ Tanah diatur dan ditetapkan oleh Direksi dengan
mempertimbangkan Harga Pokok Jual (HPJ) dan tingkat
persaingan pasar yang ditinjau paling lama setiap 6 (enam) bulan.
b. KHJ adalah nilai jual dengan sistem pembayaran tunai (Cash
Keras) dengan masa pelunasan selama maksimal 2 (dua) bulan.
c. Setiap menerbitkan harga / price list baru harus atas persetujuan
Manajer Biro Property yang bertanggung jawab atas fungsi
Pemasaran.
d. Formula Perhitungan HPJ dan KHJ adalah sebagai berikut :
Bangunan
Harga Pokok Produksi (HPP) XX
Kontingensi/Perbaikan XX
Biaya Usaha PPU XX
Biaya Pengelolaan Unit Property XX
Biaya Bunga XX

Harga Pokok Jual (HPJ) XX


Laba yang direncanakan XX
PPh Final 5% XX

KHJ XX
Cadangan Diskon XX
Cadangan Komisi Pemasaran XX

Daftar Harga Jual XX

e. Daftar harga Jual diatur dan ditetapkan oleh Manajer Unit


property dengan berpedoman pada KHJ ditambah cadangan
diskon dan cadangan komisi pemasaran.
f. Pemberian diskon paling besar adalah sebesar KHJ, jika lebih
dari itu harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.

Page 2 of 15
g. Harga jual khusus sehingga dibawah KHJ harus diusulkan oleh
Manajer Unit Property dan disahkan oleh Direksi.

1.1.6. Bonus Konsumen / Diskon


a. Untuk meningkatkan daya saing dapat dimungkinkan untuk
memberikan bonus. Pemberian diskon bonus dapat dilaksanakan
dengan memperhatikan harga jual rata-rata yang telah tercapai
dengan mengacu pada ketentuan 1.1.5.f.
b. Bonus khusus atau gimmick pemasaran pada program-program
tertentu dapat diberikan sepanjang kriteria dan besarnya telah
direncanakan dalam RKAP atau proyeksinya dan telah disetujui
secara tertulis oleh Direksi.

1.1.7. Jasa Pemasaran


a. Untuk meningkatkan pencapaian sasaran pesanan dimungkinkan
untuk menggunakan jasa pemasar baik individu/perorangan
dengan pola Sales Executive (SE) maupun institusi/badan usaha
dengan jangka waktu maksimal 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang atau melalui Sales Agent (SA)
b. SE/ SA harus terdaftar di perusahaan melalui Biro Property.
c. Besarnya jasa/komisi pemasaran diatur sebagai berikut :
 Total fee pemasaran adalah max 2.5 % dari harga jual netto.
 Dalam hal informasi pesanan dari Sales Agent dan closingnya
oleh internal marketing maka fee pemasaran Sales Agent 1 %
dari harga jual netto.
 Dalam hal informasi pesanan dari Sales Agent dan closingnya
oleh Sales Executive maka fee pemasaran Sales Agent dan
Sales Executive 2.5 % dari harga jual netto. Porsi pembagian
atas fee marketing ditentukan sendiri oleh Sales agent dan
sales Executive.
 Dalam hal informasi pesanan dan closingnya oleh Sales
Executive maka fee pemasaran 2.5 % dari harga jual netto.
d. Jasa/Komisi Pemasaran untuk individu/perorangan pembayaran
dapat dilaksanakan setelah PK terbit dari Bank.
e. Pembayaran Jasa/Komisi Pemasaran untuk institusi/badan usaha
diatur dalam surat perjanjian tersendiri.
f. Pengelolaan cash in maupun cash out nya harus resmi tercatat
dan dilaporkan ke pusat.

1.1.8. Penetapan Produk


a. Ukuran Produk /Unit
Penetapan luasan produk unit adalah berdasarkan rekomendasi
dari Unit Property dengan mempertimbangkan aspek serapan
pasar, kemampuan pasar serta kondisi persaingan unit property.
b. Luasan dan zoning Unit Komersial harus melalui persetujuan
Direksi.

Page 3 of 15
1.1.9. Penjualan
a. Pengakuan Penjualan
Pengakuan penjualan berdasarkan pada Perjanjian
Pengikatan Jual Beli (PPJB) yang ditandatangani oleh pihak
PT WIKA Gedung dan konsumen. Jumlah nilai penjualan
adalah sesuai dengan harga netto pesanan.
b. Pelaksanaan Akad Jual Beli (AJB) dapat dilakukan apabila:
1) Pembayaran kewajiban pembeli sudah lunas senilai harga
brutto yang meliputi harga netto, biaya pajak, biaya notaris,
biaya balik nama, surat-surat, BPHTB dan biaya pengelolaan
6 (enam) bulan pertama.
2) HGB Rincik / Pertelaan dan IMB Rincik sudah selesai.
3) Untuk penjualan dengan KPA, AJB dapat dilakukan setelah
mendapat Persetujuan Kredit dari Bank, HOP atau lembaga
keuangan lain.
4) Penjualan dengan program BUM Jamsostek dapat dilaksana-
kan apabila mendapat rekomendasi dari instansi yang ber-
wenang.
5) Surat Kuasa Direksi dimungkinkan untuk diterbitkan bagi unit
property yang lokasinya cukup jauh sehingga memerlukan
waktu yang cukup lama untuk proses AJB.

1.1.9. Serah Terima


a. Untuk bangunan yang telah selesai, serah terima dilaksanakan
setelah pembayaran lunas dan/ atau bersamaan dengan
penandatanganan AJB/PPJB.
b. Untuk bangunan yang belum selesai tetapi sudah lunas dan/atau
telah dilaksanakan AJB/PPJB, maka serah terima dilaksanakan
segera setelah bangunan selesai.
c. Biaya pengelolaan 6 (enam) bulan dimuka dihitung sejak serah
terima.
d. Pembayaran PBB merupakan kewajiban Pembeli setelah serah
terima unit

1.2. Fungsi Komersial


1.2.1. Fungsi Evaluasi Produk
a. Produk
Setiap Produk yang dibangun dibuat evaluasinya secara berkala
untuk setiap Unit untuk acuan harga jual berikutnya
b. Produk Sarana dan Prasarana
Biaya untuk prasarana meliputi pengolahan tanah, jalan dan
saluran dibuat evaluasinya secara berkala termasuk MEP

1.2.2. Fungsi Pengadaan


Setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mempunyai dasar
pelaksanaan terlebih dahulu ( SPK, SP3, SPB, Kontrak ), yang telah
dtandatangan kedua belah pihak.

Page 4 of 15
Kontrak pengadaan barang dan atau jasa dilaksanakan sesuai
prosedur pengadaan dengan batasan nilai kontrak sebagai berikut :
a. Kontrak dengan nilai s/d Rp 500 juta dilakukan dan
ditandatangani oleh Manajer Unit property paling lambat 14 hari
kalender setelah SPK/SPB terbit.
b. Kontrak dengan nilai di atas Rp 500 juta dilakukan oleh Manager
Biro Property dan ditandatangani oleh Direksi, serta harus sudah
ditandatangani oleh Direksi paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kalender setelah SPK/SPB terbit.
c. Kontrak pengadaan barang dan jasa mengikuti prosedur
pengadaan Subkontraktor Konstruksi.

1.3. Fungsi Teknik / Engineering


1.3.1. Penggunaan Jasa Konsultan dan jasa Juru Gambar untuk membantu
pekerjaan disain dapat digunakan, sejauh sudah diperhitungkan di
dalam RKAP Unit Unit property dan menggunakan konsultan yang
telah masuk ke DRM.

1.3.2. Seluruh hasil rancangan standar harus dikeluarkan dan disetujui oleh
Fungsi Teknik dan mendapatkan pengesahan Direksi.

1.3.3. Bila diperlukan value engineering dapat dilakukan pada proyek-


proyek yang akan dilaksanakan maupun dalam pelaksanaan.

1.3..4. Setiap perubahan rancangan standar harus mendapatkan persetuju-


an dari Fungsi Teknik.

1.4. Fungsi Pengembangan Usaha


Bidang usaha yang ditangani adalah Jasa Konstruksi, Jasa
konsultan/perencanaan dan Property

II. BIRO KEUANGAN

2.1. Fungsi Keuangan


2.1.1. Pengusahaan Dana
a. Untuk menunjang operasional perusahaan diupayakan
memperoleh dana murah dari uang muka, percepatan pencairan
piutang, piutang retensi dan memanfaatkan kredit dari rekanan
dengan tetap menjaga citra perusahaan.
b. Untuk memenuhi modal kerja dimungkinkan mendapatkan kredit
Bank atau Lembaga Keuangan non Bank lainnya yang
pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Pusat.
c. Untuk pengendalian cash flow unit dimungkinkan untuk
memanfaatkan penggunaan kredit supplier atau kredit sub
kontraktor dari Bank rekanan yang pelaksanaannya dikoordinir
melalui kantor pusat.

Page 5 of 15
2.1.2. Pengendalian Kas / Bank
a. Setiap Unit Property mempunyai 2 (dua) jenis Rekening Bank
atas nama PT Wika Gedung yaitu untuk rekening Penerimaan
dan rekening Operasional. Semua jenis penerimaan harus
disalurkan melalui rekening Penerimaan, sedangkan semua jenis
pembayaran dilaksanakan melalui rekening operasional yang
sumber dananya berasal dari dropping kantor pusat.
b. Rekening Bank dibuka pada Bank Mandiri. Untuk memenuhi
keperluan perusahaan atas jasa perbankan dimungkinkan untuk
membuka rekening Bank lain
c. Setiap Unit wajib membuat Buku Register Kas dan Buku Register
Bank untuk mencatat pengeluaran maupun penerimaan
Perusahaan.
d. Saldo pada akhir bulan yang tercatat pada buku register Kas
dibatasi maksimum Rp 2 ( dua ) juta dan saldo Bank pada buku
register bank dibatasi maksimum Rp. 10 (Sepuluh) juta.
e. Opname Kas dan Bank dilaksanakan setiap bulan, penetapan
petugas opname berdasarkan surat dari Direktur Keuangan.
f. Cek atau giro ditandatangani bersama-sama oleh Manajer Unit
property dan Kasie Keuangan & Personalia.
g. Pembayaran kepada ekstern minimal Rp 5 (Lima) juta harus
memakai cek atas nama atau giro dan dipastikan diterima oleh
yang berhak.
h. Pembayaran/pemindah bukuan kepada ekstern dilakukan
menggunakan rekening Bank Operasional dengan batasan Rp
200 (dua ratus) juta setiap transaksi atau batasan lain yang
ditetapkan dalam surat kuasa dari direksi berdasarkan
permohonan dari manajer unit.
i. Semua Penerimaan harus dilakukan melalui transfer ke Rekening
Bank Penerimaan, dilarang diterima secara tunai. Dalam hal tidak
terhindarkan menerima pembayaran tunai atas uang reserve atau
tanda jadi maka dalam waktu kurang dari 24 jam atau 1 (satu)
hari kerja harus segera disetor ke Rekening Bank Penerimaan.
Tanda terima diterbitkan oleh fungsi keuangan yang
ditandatangani oleh Manajer Unit property. Mekanisme
pengendalian tanda terima diatur oleh Manajer Unit Property
j. Pembayaran dilaksanakan berdasarkan bukti Kas / Bank yang
telah disahkan oleh Manajer Unit property. Pembayaran dapat
dilaksanakan apabila kelengkapan yang disyaratkan di bukti kas
telah terpenuhi secara sah dan benar.

2.1.3. Pengendalian Piutang


a. Setiap Unit Property melaporkan perkembangan uang muka,
piutang penjualan, piutang retensi kepada fungsi keuangan
Kantor Pusat setiap bulan bersamaan dengan Laporan IHU.
b. Penagihan uang muka, piutang penjualan, piutang retensi yang
jatuh tempo atau telah memenuhi syarat untuk ditagihkan harus
segera diproses penagihannya paling lambat 1 minggu sebelum

Page 6 of 15
tanggal jatuh tempo dan dimonitor hingga terealisasi
pencairannya oleh fungsi keuangan di unit yang bersangkutan.
c. Konfirmasi piutang sekaligus penagihan berkelanjutan kepada
Nasabah wajib dilakukan secara periodik atas nasabah-nasabah
yang umur piutangnya telah mencapai 30 hari atau lebih hingga
mencapai 90 hari. Apabila telah mencapai 90 hari maka
dikategorikan sebagai piutang bermasalah, untuk itu
penanganannya mengikuti ketentuan dalam prosedur piutang
bermasalah.
d. Pengelolaan piutang usaha untuk unit property yang sudah
ditutup dilaksanakan oleh fungsi keuangan kantor pusat,
berdasarkan hasil konfirmasi terakhir yang dilaksanakan oleh unit
sebelum diserahterimakan.
e. Saldo piutang terhadap penjualan maksimal sesuai rasio dalam
KPI yang sudah dibuat dan ditandatangani bersama antara unit
property dan Direksi.

2.1.4. Pengendalian Utang


a. Setiap tagihan yang dikeluarkan oleh Kontraktor, Supplier atau
upah Mandor harus di buku sebagai utang terlebih dahulu
sebelum dibayarkan.
b. Pembayaran atas tagihan kontraktor, supplier atau upah mandor
dilakukan sesuai perjanjian minimal 2 ( dua ) minggu untuk
kontraktor dan supplier dan 1 ( satu ) minggu untuk upah mandor
setelah tagihan lengkap diterima oleh fungsi keuangan.
c. Pembayaran atas tagihan Kontraktor, Supplier atau upah yang
telah direncanakan dalam program kerja RKAP dan telah disetujui
dalam pembahasan MR bulanan dilaksanakan setelah jatuh
tempo utang dan maksimal tidak lebih dari 30 hari.
d. Setiap Unit Property wajib membuat kartu utang Kontraktor,
Suplier dan Upah Mandor dan melaporkan ke fungsi Keuangan
Kantor Pusat setiap bulan.

2.1.5. Pengendalian Pembelanjaan


a. Penggunaan dana harus didasarkan pada rencana yang telah
disetujui oleh pejabat yang berwenang
b. Permohonan Dropping Kebutuhan Dana diajukan oleh Unit Unit
property kepada Biro Keuangan 2 (dua) minggu sekali
berdasarkan pertimbangan tingkat kepentingan/skala prioritas
dan umur utang.
c. Setiap Permohonan Dropping dana harus dilampiri dengan daftar
hutang dan realisasi pembayaran pada periode sebelumnya
berdasarkan dropping yang telah diterima.
d. Pemberian Dropping dana berdasarkan pada pertimbangan Saldo
R/K unit, Jumlah permintaan/ kebutuhan dan kondisi dana yang
tersedia. Dalam kondisi-kondisi tertentu berdasarkan
pertimbangan khusus dapat diberikan Dropping yang
menyimpang dari ketentuan ini berdasarkan persetujuan Direksi.

Page 7 of 15
e. Dropping dana dapat diberikan apabila posisi Cash Flow Unit
Property menunjukkan surplus. Dalam hal posisi arus kas defisit,
masih dapat diberikan dropping dengan ketentuan tidak melebihi
R/K maksimum dalam Cash Flow di RKAP yang telah disahkan
Direksi. Menyimpang dari ketentuan ini harus mendapat
persetujuan dari Direksi

2.1.6. Pengendalian Persekot


a. Pada dasarnya pengambilan Persekot dimungkinkan sepanjang
penggunaannya untuk kegiatan yang tidak ada
Kontrak/SP3/SPK/SPB dimana pembayaran harus dilakukan
secara seketika dan tunai.
b. Persekot pekerjaan hanya dapat diberikan kepada pejabat yang
tidak memiliki persekot dan disetujui oleh pejabat diatasnya, yaitu
: Kasie unit oleh Manajer Unit propertynya dan untuk Manajer
Unit property oleh Manajer Property.
c. Persekot yang diajukan oleh pemohon selain Manajer Unit
Property harus sesuai dengan kegiatan dan fungsi yang menjadi
tanggung jawabnya, yaitu : Kasie KP yang berkaitan dengan
anggaran Biaya Tidak Langsung unit dan Perijinan, sedangkan
yang berkaitan dengan anggaran Biaya Langsung Unit oleh Kasie
Operasional atau Kasie Komersial
d. Batasan jumlah persekot maksimal yang dapat diberikan :
- Manajer Unit Property : Rp. 300 Juta
- Kepala Seksi : Rp. 100 Juta
e. Persekot pekerjaan harus segera dipertanggungjawabkan paling
lambat 1 (satu) bulan.
f. Persekot perjalanan dinas dapat diberikan kepada pegawai yang
akan melakukan perjalanan dinas dengan dilampiri Surat
Perjalanan Dinas dan harus segera dipertanggung jawabkan
paling lambat 2 (dua) minggu setelah perjalanan dinas selesai.
Jumlah persekot yang dapat diberikan sesuai RAB perjalanan
dinas yang disetujui oleh MSDM untuk kantor pusat dan Manajer
Property untuk Unit Unit property.
g. Atas persekot yang akan jatuh tempo, harus dilakukan
pemberitahuan 3 ( tiga ) hari sebelum jatuh tempo persekot,
apabila sampai dengan 7 (tujuh) hari setelah jatuh tempo persekot
belum dikembalikan, maka akan diberikan surat teguran oleh
Pejabat diatasnya yang ditembuskan ke Manajer Keuangan.
Untuk penerima surat teguran tidak diperbolehkan kembali untuk
mengambil persekot, kecuali atas persetujuan direksi.
h. Apabila sampai 30 (tiga puluh) hari setelah jatuh tempo persekot
belum diselesaikan maka akan dikenakan sanksi pemotongan
maksimal 50% penghasilan setiap bulan dan dikembalikan
sampai dengan persekot telah diselesaikan.
i. Pelaksanaan pada point g tersebut diatas yaitu pemberitahuan dan
pengendalian dilakukan oleh Kasie KP termasuk berkoordinasi
dengan biro SDM kantor pusat.

Page 8 of 15
2.1.7. Pengendalian Biaya
a. Pelaksanaan program kerja harus berpedoman pada anggaran
biaya yang sudah ditetapkan dalam RKAP atau RAB Program
khusus yang telah disetujui Direksi.
b. Untuk memulai pelaksanaannya Penanggung jawab program
harus menyampaikan terlebih dahulu kepada Direksi dalam Rapat
MR atau Rapat Direksi atau Rapat lain yang diperlukan.
c. Dalam hal terjadi penyimpangan kegiatan atau anggaran,
penanggung jawab program harus melaporkan kepada pejabat
yang berwenang untuk mendapat persetujuan minimal kepada
Manajer Biro Property dan Manajer Keuangan.

2.1.8. Perencanaan RKAP dan Evaluasi Hasil Usaha


a. RKAP dari Unit Unit property disusun mengacu pada Business
Plan yang direview secara berkala bersamaan dengan
penyusunan RKAP tahun berikutnya .
b. Unit Unit property harus membuat laporan bulanan manajerial (
IHU ) dan disampaikan kepada Kantor Pusat paling lambat
tanggal 7 ( tujuh ) bulan berikutnya.
c. Perhitungan Harga Pokok Penjualan Produk dibuat bersamaan
dengan penyusunan RKAP Unit dan dievaluasi setiap 3 ( tiga )
bulan sekali.

2.2. Fungsi Akuntansi.

2.2.1. Laporan Keuangan


a. Kegiatan Pencatatan dan Pembukuan mengacu pada Pedoman
Akuntansi Wika Gedung
b. Setiap Unit Property harus membuat neraca dan laba rugi
Triwulanan dan dilaporkan ke Kantor Pusat paling lambat tanggal
10 bulan berikutnya.
c. Kantor Pusat menyusun Neraca dan Laba Rugi Triwulan yang
penyelesaiannya paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya.

2.2.2. Perpajakan
a. Pelaporan perpajakan dikoordinasikan oleh Kantor Pusat kecuali
pajak-pajak yang harus dilaporkan secara desentralisasi. Pajak-
Pajak yang dilaporkan oleh unit ke KPP setempat diberi
tembusan ke kantor pusat.
b. Bukti Potong PPh maupun daftar pemotongan PPh harus
dikirim ke Kantor Pusat paling lambat tanggal 5.
c. Faktur Pajak PPN – M yang diterima maupun PPN – K yang
diterbitkan unit harus dikirim ke kantor pusat paling lambat
tanggal 10.
d. Pembayaran Pajak PPN – M kepada rekanan dapat dilaksanakan
setelah dilakukan verifikasi bahwa Faktur Pajak tersebut sah dan
benar. Untuk selanjutnya bukti setoran PPN – M ( SPT ) wajib
diminta dan disertakan pada tagihan berikutnya.

Page 9 of 15
e. Setiap ketentuan perpajakan dilaksanakan sesuai Peraturan yang
berlaku.

2.2.3. Biaya Dibayar Dimuka (BDD)


a. Penggunaan perkiraan BDD baik di Kantor Pusat maupun PPU
harus mendapat ijin tertulis dari Direktur Keuangan.
b. Manfaat BDD dibatasi maksimal 1 (satu) tahun.

2.2.4 Biaya Akan Dibayar (BAD)


a. Pembentukan BAD baik di Kantor Pusat maupun PPU dibuat
Berita Acara Pembentukannya dan harus diketahui oleh Direktur
Keuangan, kecuali untuk BAD pembangunan produk cukup
ditandatangani oleh Manajer Property.
b. Usia BAD dibatasi maksimal 2(dua) tahun, untuk selanjutnya BAD
tersebut akan ditarik dan dikelola oleh kantor pusat.
c. Penyimpangan butir b. dapat dilakukan hanya setelah mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi.

2.2.5. Input Data untuk Laporan Keuangan


Input data Bukti Kas/Bank dan Bukti Memorial kedalam SIMPROP
dilaksanakan secara rutin bulanan dan soft copy jurnalnya dikirim
ke kantor pusat paling lambat setiap tanggal 10 pada bulan
berikutnya.

III. SISTEM MANAJEMEN DAN MUTU

3.1. Fungsi Sistem Informasi Manajemen

3.1.1. Untuk kegiatan pelaporan keuangan setiap unit usaha menggunakan


sistem informasi antara lain : akuntansi , keuangan dan pemasaran
3.1.2 Perangkat lunak pendukung kerja yang digunakan di lingkungan
perusahaan secara bertahap berlisensi resmi minimal untuk
operating system dan pengolahan data.
3.1.3 Perangkat lunak yang digunakan disetiap fungsi disesuaikan dengan
kebutuhan kerja .
3.1.4 Untuk sharing knowledge dan media komunikasi telah disediakan
fasilitas on line :
- Dropbox
- Whatsapp Group
3.1.5. Setiap Unit Unit property harus melaksanakan SIM yang telah
ditentukan secara konsisten.
3.1.6. Untuk komunikasi Internal setiap pegawai termasuk trainee dan
honorer , harus memiliki alamat email wikagedung.co.id.
3.1.7 Bagi pegawai yang keluar dari perusahaan, maka account ID E-mail
akan dihapus.
3.1.8 Perangkat komputer hanya digunakan untuk lingkup kegiatan
pekerjaan.

Page 10 of 15
3.1.9 Untuk kepentingan pengamanan data-data penting setiap unit usaha
PT. Wika Gedung, harus melakukan Back up data setiap periode 3
bulan.

3.2. Fungsi Sistem Manajemen Mutu

3.2.1. Sistem Pengendalian Mutu mengacu pada SMM ISO 9001:2008.


3.2.2. Setiap unit kerja minimal menghasilkan 1 Karya Inovasi, dalam
periode 1 tahun.
3.2.3. Penerapan 5R dan K3 diberlakukan diseluruh lingkungan
perusahaan.
3.2.4. Untuk memastikan penerapan SMM ISO 9001:2008, dilaksanakan
AMI dan AME setiap 6 (enam) bulan.
3.2.5. Untuk memastikan kualitas produk dilakukan penilaian Q-PASS.
3.2.6. Penerapan Manajermen Risiko diberlakukan diseluruh
lingkungan perusahaan.
3.2.7. Penerapan Kontrak Manajemen diberlakukan di seluruh lingkungan
perusahaan.
3.2.9 Untuk memastikan penerapan manajemen mutu pada PPU yang
baru terbentuk, akan dilakukan pembekalan kepada tim PPU tentang
sistem manajemen mutu / mutu produk.
3.2.10 Akan dilakukan penyegaran terkait mutu produk kepada seluruh
fungsi di PPU yang bertanggung jawab terhadap produk minimal 6
bulan sekali.

IV. BIRO SUMBER DAYA MANUSIA DAN UMUM

4.1. Fungsi SDM

4.1.1. Organisasi
a. Organisasi perusahaan (tingkat korporat), sebagaimana Struktur
Organisasi yang telah mendapat persetujuan dari Dewan
Komisaris.
b. Organisasi tingkat PPU ditetapkan oleh Direksi. Atas pertimbangan
efektivitas dan efisiensi, dimungkinkan dalam 1 (satu) SBU dapat
memiliki satu atau lebih jenis struktur organisasi.

4.1.2. Kebutuhan SDM

a. Pemenuhan SDM diluar Pegawai, dapat dipenuhi melalui Rekrut


Tenaga Honorer / Tenaga Unit property / Tenaga Proyek / Mitra
Kerja (Out Sourching).
b. Pengelompokkan SDM diluar pegawai tersebut, didasarkan atas
definisi sebagai berikut :
i. Tenaga Honorer :
SDM diluar pegawai untuk menangani pekerjaan tertentu yang
memerlukan :

Page 11 of 15
- keterampilan / keahlian sesuai dengan bidang pekerjaan yang
dibutuh-kan (dengan sertifikasi keahlian atau pengalaman
yang dimiliki, dan diakui oleh perusahaan)
- Penugasan / penempatan dapat dilaksanakan di seluruh
wilayah operasional perusahaan.
ii. Tenaga Unit property / Proyek :
SDM diluar pegawai untuk menangani jenis pekerjaan yang
bersifat :
- produksi langsung maupun pendukung produksi langsung
- Penugasan / penempatan bersifat lokal, hanya untuk di lokasi
Unit property / Proyek tersebut.
- Perikatan kerja Temporer, maksimal sampai dengan
berakhirnya Unit Property / Proyek.
iii. Mitra Kerja (Out Sourching) :
SDM diluar pegawai untuk menangani pekerjaan yang bersifat :
- Pekerjaan borongan
- waktu pekerjaan relatif tidak lama
c. Pemenuhan kebutuhan SDM diluar yang ditetapkan dalam RKAP
atau Rencana Kerja Proyek, harus mendapatkan persetujuan dari
penanggung jawab fungsi SDM Kantor Pusat.

4.1.3. Rekrut dan Seleksi


a. Rekrut dan seleksi untuk pegawai dan Tenaga Honorer
dilaksanakan secara terpusat.
b. Rekrut dan seleksi Tenaga Unit Property dilakukan oleh masing-
masing unit kerja, namun harus dikoordinasikan dengan fungsi
SDM Kantor Pusat.
4.1.4. Penempatan dan Penugasan SDM
Administrasi penempatan / penugasan Pegawai dan Tenaga Honorer
dilakukan oleh fungsi SDM Kantor Pusat, namun untuk SDM dengan
status kepegawaian lainnya dilakukan oleh masing-masing PPU.

4.1.5. Pelatihan dan Pengembangan

a. Program pelatihan untuk SDM di luar pegawai, harus disusun dan


dilaksanakan oleh masing-masing PPU. Atas perencanan dan
pelaksanaan program pelatihan tersebut, secara periodik triwulan
masing-masing PPU harus melaporkan kepada fungsi SDM Kantor
Pusat.
b. Disamping pelaksanaan program pelatihan, pengembangan SDM
juga diharapkan melalui pembinaan atasan langsung secara efektif
dan konsisten.

Page 12 of 15
c. Perusahaan mendorong pelaksanaan Pendidikan Lanjutan, yang
didasarkan atas manfaat pendidikan lanjutan tersebut bagi yang
bersangkutan dan perusahaan. Sesuai dengan kriteria dan
persyaratan yang telah ditetapkan, perusahaan dapat memberikan
program Tugas belajar atau Ijin Belajar kepada pegawai yang
memenuhi kriteria tersebut.

4.1.6. Remunerasi
a. Pemberian kompensasi dan benefit kepada pegawai diluar
ketentuan yang berlaku, hanya dapat dilakukan atas persetujuan
Direksi.
b. Pemberian kompensasi dan benefit Tenaga Unit Property, harus
mengacu kepada peraturan normatif dan ketentuan standar yang
berlaku di perusahaan, serta memperhatikan azas kesetaraan dan
keseimbangan.

4.1.7. Penghargaan dan Sanksi


a. Program Penghargaan baik secara natura dan innatura, diberikan
secara terpusat (sentralisasi). Penghargaan tersebut diberikan oleh
perusahaan,kepada SDM, atas kinerja / prestasi dan/atau jasa
kepada perusahaan.
b. Disamping program penghargaan, perusahaan secara transparan
dan obyektif menerapkan pula program sanksi. Program sanksi ini
diberikan kepada pegawai yang sengaja atau tidak senagaja
melakukan pelanggaran Kesepakatan Kerja Bersama (PKB) atau
ketentuan perusahaan lainnya.

4.1.8. Hubungan Industrial


Pegawai dapat mempergunakan keberadaan Serikat Karyawan
sebagai fasilitator dan mediator, terkait dengan permasalahan
hubungan industrial.

4.1.9. Pengolahan Data dan Informasi SDM


a. Pemeliharaan data Pegawai dan Tenaga Honorer dilakukan oleh
fungsi SDM Kantor Pusat, sedangkan untuk SDM lainnya
dilakukan oleh Fungsi SDM ditingkat PPU.
b. Keamanan dan kerahasiaan data pegawai menjadi tanggung jawab
Fungsi SDM baik di Kantor Pusat maupun ditingkat PPU

4.1.10.Pemenuhan Standar Kompetensi


Kompetensi pegawai diupayakan sesuai dengan standar yang
disyaratkan. Namun perusahaan menetapkan batas toleransi

Page 13 of 15
pencapaian standar kompetensi untuk masing - masing jabatan
minimal adalah 75% dari standar yang telah ditetapkan.

4.1.11.Pemenuhan Job Spesifikasi Pemegang Jabatan


Semua pegawai diupayakan telah memenuhi job spesifikasi jabatan
yang bersangkutan, bilamana dalam pelaksanaan mutasi atau promosi
ada kesenjangan pemenuhan job spesifikasi, maka diupayakan
melalui program pelatihan dan bentuk pembinaan lainnya.

4.2. Fungsi Umum

4.2.1. Kesekretariatan
a. Pencatatan, pengiriman surat di Kantor Pusat dilakukan di Bagian
yang menangani fungsi Umum sedangkan di PPU dilakukan oleh
Seksi yang menangani fungsi Umum ditingkat PPU.
b. Setiap surat masuk segera langsung diproses dan disampaikan
kepada tujuan pertama serta dimonitor tindaklanjutnya.

4.2.2. Penyimpanan Arsip


Penyimpanan arsip ke Depo arsip dilakukan fungsi Umum, bekerja
sama dengan masing-masing unit kerja pemilik arsip.

4.2.3. Pengadaan Peralatan Kantor (Alat Tulis Kantor, Komputer dan Printer)
a. Pengadaan Alat Tulis Kantor untuk Kantor Pusat dilaksanakan oleh
Biro SDM & Umum.
b. Pengadaan Komputer dan printer untuk seluruh unit kerja,
pelaksanaannya dilakukan oleh Biro SDM & Umum bekerjasama
dengan BSMM atas permohonan yang diajukan oleh unit kerja.
4.2.4. Transportasi dan Akomodasi Dinas
a. Pengadaan kendaraan operasional berikut pengemudi untuk
Kantor Pusat maupun PPU, pelaksanaannya dikoordinasikan oleh
fungsi umum Kantor Pusat melalui sistem sewa.
b. Transportasi perjalanan dinas di Kantor Pusat menggunakan
kendaraan operasional Perusahaan dikoordinasikan oleh fungsi
Umum .
c. Tiket dan akomodasi perjalanan dinas dilakukan oleh fungsi umum

4.2.5. Keanggotaan profesi dan Asosiasi


Pengurusan dan pengelolaan keanggotaan profesi dan asosiasi
dilaksanakan oleh Fungsi Umum Kantor Pusat.

4.2.6. Pengelolaan Peralatan Kantor Unit Property Selesai


Pengelolaan peralatan kantor Unit Property selesai, diserah terima kan
kepada Fungsi Umum Kantor Pusat.

Page 14 of 15
4.3. Fungsi Hukum dan Pertanahan
4.3.1. Penanganan permasalahan dan perkara hukum Non Litigasi
dikonsultasikan dengan fungsi Hukum Kantor Pusat, sedangkan untuk
permasalahan dan perkara hukum Litigasi dilakukan pendampingan atau
diambil alih oleh fungsi Hukum Kantor Pusat.
4.3.2. Terhadap proses penanganan litigasi dimungkinkan untuk menunjuk
pihak ketiga.
4.3.3. Perjanjian-perjanjian yang dibuat dengan pihak eksternal, sebelum
ditandatangani terlebih dahulu harus direview oleh fungsi Hukum Kantor
Pusat.
4.3.4. Pengurusan Perijinan Unit Unit property yang masih berjalan,
dilaksanakan oleh Unit Property yang bersangkutan dan dikoordinasikan
dengan Fungsi Hukum Kantor Pusat.
4.3.5. Penyimpanan dokumen asli yang meliputi Sertifikat tanah, Perjanjian
Kerjasama Operasi dengan mitra kerja, dan Sertifikasi Perusahaan
dilaksanakan oleh fungsi Hukum Kantor Pusat.
4.3.6. Dokumen-dokumen perijinan untuk Unit Property yang telah selesai,
disimpan di Fungsi Hukum Kantor Pusat.

V. KEBIJAKAN UMUM

5.1.1. Untuk unit property KSO membuat kebijakan tersendiri yang disetujui
oleh BOD dengan tetap mengacu pada kebijakan operasional ini.
Sepanjang unit property KSO belum membuat kebijakan sendiri,
maka yang digunakan dan berlaku adalah kebijakan operasional ini.
5.1.2 Unit diperbolehkan membuat kebijakan operasional yang mengatur di
lingkup unitnya sendiri sepanjang tidak bertentangan dengan
Kebijakan Operasional ini.

Page 15 of 15

Anda mungkin juga menyukai